Sinopsis Jodha Akbar ANTV Episode 227. Jodha Sedang duduk termenung di kamarnya ketika pintu di gedor dari luar. Jodha bertanya siapa itu? Shehnaz menyahut kalau itu dirinya. Jodha menyuruhnya masuk. Begitu membuka pintu, Shehnaz mulai mengeluarkan tawa merdunya sambil memanggil nama Jodha. Shehnaz yang tertawa-tawa bahagia membuat Jodha terganggu. Dengan rasa ingin tahu Jodha bertanya, "kenapa kamu tertawa?" Dengan polos shehnaz menjawab kalau dia menertawakan kebodohan Jodha. Jodha dengan sedikit tersinggung berkata, "kau adalah temanku, tapi kenapa kamu menertawakan aku?" Shehnaz duduk di lantai dengan wajah menegadah menatap Jodha, "karena temanmu itulah maka sudah menjadi tugasku untuk menyadarkan mu atas apa yang telah kamu lakukan." Jodha meminta Shehnaz memberitahunya apa yang sudah dia lakukan. Shehnaz berkata, "kekasihmu datang jauh-jauh padamu, tapi kamu menolaknya. Apakah kamu sudah gak mencintainya lagi?" Dnegan tatapan nanar Jodha menjawab, "tidak. Malah sebaliknya, saya rasa saya mencintainya lebih dari sebelumnya." Shehnaz bertanya, "kalau begitu kenapa kamu gak pergi ke Agra bersamanya?" Jodha menjawab, "karena saya gak tahan dengan semua itu," Shehnaz menyela, "apa maksudmu?" Jodha berdiri, "saya telah melihat sisi baik yang mulia. Di adalah pria yang lembut dan baik hati. Dia juga pemberani. Kami sering bertengkar dulu. Tapi setiap kali itu terjadi, dia selalu mencoba mencari kebenarannya, baru setelah itu dia membuat keputusan. Tapi kali ini, tanpa mencoba mencari tahu kebenarannya, dia menuduhku gak setia dan mengusirku dari Agra. saya tak sanggup menghadapi penghinaan seperti itu lagi." Shehnaz menghampiri Jodha, "bunga mawar selalu memberikan wanginya, walau durinya kadang menyakiti kita. Tapi bukan berarti kita berhenti menghargai keindahannya." Shehnaz menyodorkan selembar kain hijau kearah Jodha. Jodha menatap kain itu dengan heran dan bertanya, "apa ini?" Shehnaz sambil tersenyum mengamati kain di tangannya dan menjawab, "ini milik hatimu, milik cintamu, milik yang muliamu. Dia lupa membawa ini. Atau mungkin dia meninggalkan kain ini di sini dengan sengaja agar kamu selalu ingat padanya." Jodha mengambil kain itu dari tangan Shehnaz. Shehnaz sambil tersenyum meninggalkan Jodha. Jodha menatap kain itu dan mendekapnya di dada.
Atgah khan duduk dengan gelisah di kamarnya. Jiji anga melihat itu dan bertanya, "ada apa? Yang mulia sudah kembali ke istana dengan selamat. lalu kenapa kamu terlihat khawatir? Tolong katakan sesuatu." Atgah dengan sedikit emosi berkata, "untuk pertama kalinya dalam hidupku saya merasa gak pantas duduk di posisi ini." Jiji anga bertanya apa yang membuat atgah meragukan kemampuannya sendiri? Atgah kemudian memberi tahu jiji anga semua yang di ketahuinya tentang Maham, dilawar khan, Sujamal dan konspirasi yang terjadi. Setelah bercerita atgah berkata, "saya gak mengerti harus bagaimana. Yang mulia sudah sangat stress, jika saya beritahu dia tentang hal ini, dia akan semakin stress. Tapi jika saya gak mengatakannya, saya merasa telah mengkhianatinya. Yang mulia sangat menghormati Mahan anga." Jiji anga menyahut, "kau benar. Setiap orang tahu bahwa yang mulia sangat menyayangi Maham anga. Dia adalah pengasuh Yang Mulia. Tapi maham bisa melakukan apapun untuk mendapatkan apa yang dia inginkan. Semua orang tahu itu." Atgah mengatakan kalau itulah yang gak dia mengerti, apa motif maham melakukan semua ini, pasti bukan untuk menyakiti yang mulia. Jiji menduga kalau maham melakukan itu semua untuk menyakiti Jodha, karena maham gak pernah suka pada Jodha. Tujuannya pasti untuk merusak hubungan Jalal dan Jodha, "dan mungkin karena itu Ratu Jodha menolak untuk kembali ke Agra."
Jalal sedang berdiri di depan timbangan besar. Atgah menemuinya dan memberi salam. Jalal membalas salam atgah dan bertanya, "saya gak memanggilmu, kenapa kamu ada di sini di malam seperti ini. Apakah ada sesuatu yang penting? Katakan padaku!" Atgah khan memberitahu jalal kalau Athemad dan Dilawar yang asli datang menemuinya dan memberitau sesuatu yang aneh tentang Maham anga. Atgah menceritakan semua yang diketahuinya. Jalal telihat tegang dan marah. Atgah berkata, "berdasarkan informasi ini, sudah jelas bahwa Maham anga tahu kalau seorang Rajput datang ke istana menyamar sebagai kasim. Mungkin dia juga tau kalau orang itu adalah Sujamal dan mengizinkan dia bekerja di harem." Jalal menghunus pedangnya dan berteriak, "Atgah shahab!" Atgah menundukan kepalanya di depan Jalal siap menerima hukuman darinya. Jalal berkata, "kau adalah penasehat kepercayaanku, tapi orang yang kamu tuduh melakukan kejahatan ini bukan hanya perdana menteri kerajaan ini tapi juga ibu angkatku." Atgah dengan tenang menjawab, "saya tahu, Yang Mulia. Tapi jika informasi yang saya berikan padamu terbukti palsu, kamu bisa menghukum mati aku." Jalal membuang pedangnya dengan geram dan berkata, "panggilkan maham anga dan beritahu dia saya ingin segera menemuinya di ruang sidang."
Jalal di temani Atgah menunggu maham di ruang sidang. Jalal hilir mudik dengan gelisah. Maham datang dan memberi salam pada Jalal. Dia bertanya, "kau memanggilku ke persidangan sekarang, apa ada sesuatu yang penting?" Jalal menyuruh Atgah khan pergi, karena dia ingin bicara berdua dengan maham. Atgah memberi salam lalu pergi. Maham menatap Jalal dengan khawatir. Jalal dengan wajah tanpa kompromi mendekati maham dan berkata, "Maham anga, perdana menteri, kamu di panggil ke sini untuk di tanyai tentang msalah yang penting." Maham dengan khawatir dan heran berkata, "kau gak pernah memanggilku seperti ini. Ada apa? Apa ada yang gak beres?" Jalal berkata kalau hari ini, dia berada di depan maham gak sebagai anak asuhnya, tetapi sebagai Kaisar yang ingin menanyakan beberapa pertanyaan, "dan kamu akan menjawab pertanyaan itu dengan jujur." Maham menyahut, "seperti yang kamu perintahkan Yang Mulia." Jalal bertanya apakah Maham tahu kalau kasim yang menyamar sebagai dilawar adalah seorang Rajput? Maham dengan senyum ragu-ragu mengelak, "bagaimana saya bisa tahu itu?" Jalal mengamati Maham sebentar lalu memanggil Atgah khan agar membawa dilawar masuk kedalam. Dilawar masuk keruang sidang di dampingi seoarang pengawal. Jalal melihat kearah Dilawar, begitu pula maham anga, maham terlihat kaget, rasa was-was mulai terlihat nyata di wajahnya. Jalal menunjuk dilawar dan bertanya pada Maham, "apakah kamu kenal dia? Apa kamu pernah bertemu dengannya?" Maham menjawab, "tidak.-Maham menatap Dilawar lagi-kalau di pikir-pikir, saya pernah melihatnya. Yang saya ingat, saya rasa, dia adalah...-maham mncoba berbohong-saya ...saya mengirimnya kembali karena merasa dia gak cocok bekerja di sini. Kenapa?" Jalal berkata, "bagaimana kalau saya memberitahu mu kalau dia adalah Dilawar khan yang asli yang datang mengeluh padamu kalau dilawar khan yang berkerja di istana adalah seorang penipu. Ngomong-ngomong, saya siap percaya jika kamu lupa tentang masalah ini. Tapi apa kamu menyangkal kalau merekrut kasim adalah tanggung jawabmu dan adalah tugasmu untuk memeriksa latar belakang mereka?" Maham mengakui kalau itu adalah tanggung jawabnya, "tapi, maafkan aku, yang mulia. saya gak bisa memeriksa latar belakang semua kasim. saya mempekerjakan orang lain untuk melakukan itu. Mereka bisa saja membuat kesalahan. Tapi sekarang kita sudah tahu bahwa pria itu bukan dilawar khan, dia adalah Sujamal." Jalal dengan menahan geram, menyuruh Dilawar khan pergi dan bertanya, "apa mungkin kamu sudah tahu kalau penipu itu adalah sujamal tapi kamu tetap membiarkannya masuk ke istana?" Merasa Maham tersudut denga pertanyaan jalal, maham balik bertanya, "apa maksud mu dengan berkata begitu, Yang mulia? saya seperti ibumu sendiri." jalal berteriak, "tidak, perdana menteri! Saat ini, saya di sini sebagai seorang kaisar dan kamu di sini sebagai seorang tersangka. Jadi tolong jangan bicarakan tentang masalah hubungan pribadi di sini. Jadi pikir sebelum kamu menjawab, perdana menteri, karena satu saja jawaban salah, bisa merubah posisimu dari tersangka menjadi terdakwa." Maham mengatakan kalau jawabannya masih sama, dia gak tahu Sujamal menyamar sebagai seorang kasim. Jalal berkata, "mungkin kamu benar. Karena Sujamal sudah telihat di Badawar, benarkan?" Mendengar itu maham tertawa, dan kekhawatirannya hilang, "benar. Informan itu bilang semuanya di hadapanmu, saya harap kamu ingat siapa dia." Dengan nada ironis, Jalal juga tertawa senang dan berkata kalau dia masih ingat semua itu, "saya masih ingat informasinya dan saya ingat siapa informannya." Maham kembali terlihat khawatir tapi masih mencoba untuk tersenyum. Jalal menepuk tanganya, seorang pria di bawah menghadap jalal oleh pengawal. Maham melihat orang itu dan terkejut. Dia teringat bagaimana dia menemui orang itu dan menyuruhnya berkata bohong tentang Sujamal. Lelaki itu memberi Jalal salam. Dia terlihat ketakutan. Maham memberinya tatapan yang mengintimidasi. Lelaki itu tertunduk takut. Pada lelaki itu Jalal bertanya, "apa benar bahwa Sujamal terlihat di Badawar?" Lelaki itu menatap Maham, Maham memberinya isyarat, melijhat itu Jalal mencabut pedangnya dan menghunusnya dileher lelaki itu sambil berkata, "kau seharusnya takut padaku, bukan pada perdana menteri. Jika kamu berkata bohong, saya akan memenggalmu sekarang juga." Lelaki itu kemudain bersimpuh di depan Jalal sambil memohon ampun, "ampuni saya yang mulia. saya gak melakukan kesalahan apapun! Seseorang memintsaya untuk mengatakan kebohongan tentang Sujamal kalau gak saya akan di bunuh. Ampuni aku, yang mulia." Jalal bertanya, "siapa yang menyuruhmu memberikan informasi palsu padaku?" Lelaki itu terlihat ragu-ragu untuk mengatakannya. Maham dengan bibir gemetar memberi isyarat dengan menggelengkan kepala. Jalal mendekatkan pedangnya keleher lelaki itu, dengan cepat lelaki itu menjawab kalau yang menyuruhnya adalah perdana menteri. Jalal terlihat sangat terpukul. Jalal menyuruh pengawal membawa lelaki itu keluar.
Jalal mengabaikan Maham yang berdiri di belakangnya dan melangkah ke singasana dan terduduk di sana dengan wajah kecewa dan terluka. Jalal berguman, "saya gak bisa percaya bahwa orang yang melukaiku adalah orang yang selalu meindungi saya sepanjang hidupku. Ibu asuhku." Maham dengan ragu-ragu berkata, "Jalal anakku..." Jalal mengangkat tangannya sebagai isyarat kalau dia tak mau mendengarnya. Maham langsung diam. Jalal berkata, "kau tau kebenarannya...-Jalal menatap maham dengan geram lalu berdiri mengampirinya dengan amarah yang meluap-luap- Selain tahu kalau penipu itu adalah Sujamal, kamu juga membiarkan dia masuk ke istana! Bahkan saat saya mencurigainya, kamu tau bahwa dia adalah Sujamal. Dan kamu biarkan saya berpikir kalau ratu Joda punya hubungan dengan pria itu. kamu menipuku dan menghasutku untuk mencurigainya dan mengikutinya. kamu tau semuanya. ~jalal menunjuk Maham dengan marah-kau... orang yang paling saya percaya! saya menghormatimu melebihi ibuku sendiri. Tapi kau...kau mengkhianati aku! Abul mali menyerang dan melukai aku. Tapi luka yang kamu buat akan membekas dihatiku selamanya. Kenapa kamu melakukan ini padaku? Kenapa kamu melukai aku? Kenapa kamu berkonspirasi melawan ratu Jodha? saya tahu kadang wanita saling iri, tapi bukan berarti bisa berbuat hal serendah ini. Untuk balas dendam dan menyakiti wanita lain. Bahkan ratu Ruqaiya gak begitu membenci ratu Jodha. kamu pengasuhku! saya mencintaimu seperti seorang ibu. saya memperlakukanmu dengan hormat. saya menjadikanmu perdana menteri, apalagi yang kamu inginkan?" Maham dengan suara tenang menjawab, "kau belum melakukan apapun untukku. kamu gak memberikan saya apapun. ~Jalal menatap Maham dengan tatapan tak percaya-Jangan tatap saya seperti itu. Mengingat apa yang saya lakukan padamu, kamu gak pernah membalas jasaku! saya yang melakukan banyak hal untukmu! saya alasan kamu hidup sampai saat ini! Bukan hanya aku, bahkan Bairam Kan melakukan hal yang sama untukmu. kamu hanya anak berumur empat belas tahun. kamu menjadi kaisar hanya karena saya dan Bairam Kan. Bairam Khan dan saya yang melindungimu dari semua bahaya! Hari ini kamu ada di posisi ini karena saya dan Bairam kan. Katakan padaku, apa kamu ingat siapa kamu sebelum kami melatihmu? Bairam khan dan saya yang melatihmu menjadi seperti kamu hari ini. kamu mewarisi tahta hanya karena kamu punya darah bangsawan. Dan saya gak bisa menjadi ratu karena di darahku mengalir darah pelayan. Satu-satunya yang bisa saya lakukan adalah mengikuti perintah dari bangsawan sepertimu. saya sudah melayanimu bertahun-tahun. saya mencintaimu dan merawatmu seperi putrsaya sendiri. "
Maham takbisa lagi menahan air matanya, denganhisteri sdia berkata, "Bairam khan dan saya mengajarkanmu bagaimana menjadi pemimpin, mengajarimu politik dan strategi peperangan. Tapi apa yang kamu berikan padsaya sebagai balasannya? kamu memperlakukan saya sebagai ibumu, itu saja. kamu katakan kamu mengangkatku sebagai perdana menteri? Maafkan saya yang mulia, kamu gak memberikan saya posisi perdana menteri sebagai sebuah hadiah. kamu tahu saya bijaksana, pemberani dan bisa diandalkan. Itulah alasannya kenapa kamu menjadikan saya seorang perdana menteri. Jika saya gak punya kemampuan itu, kamu gak akan menjadikan saya perdana menteri. Posisiku akan sama saja seperti pengasuh yang lain. Koreksi saya jika salah. saya mencintaimu seperti putrsaya dari dulu hingga sekarang dan sampai nanti. Tapi saya gak bisa terima jika ratu Rajput yang kamu anggap menawan itu mengambil apa yang seharusnya menjadi milikku. saya mendapatkan posisi dan reputasi ini setelah mengabdi di kerajaan mughal selama bertahu-tahun. saya gak akan membiarkan wanita rajvanshi itu mengambil semua itu dariku hanya karena dia beruntung menikahi seorang kaisar. Hanya beberapa bulan sejak dia datang dalam hidupmu, kamu mulai mempercayainya. Ya, saya yang berkonspirasi melawan ratu Jodha. Hari ini saya akan mengakui semuanya di depanmu. Bukan hanya sekali ini, saya sudah sering melakukannya untuk membuat ratu Jodha jatuh. saya ingin kamu melupakan dia. saya ingin dia meninggalkan mu, pergi dari istana ini dan gak pernah kembali ke Agra. Itu karena kamu mulai mencintainya. kamu percaya dengan semua perkataan Ratu Jodha. Tapi kamu menolak untuk mempercayaiku. Seluruh perhatianmu hanya untuk Ratu Jodha. Selama hidupku saya lebih memperhatikanmu melebihi putrsaya sendiri, Adham Khan. saya gak terima kamu lebih mencintinya ketimbang aku. saya akan melayanimu sampai mati, tapi ada satu hal yang harus kamu ketahui Jalal, kamu hanya anak-anak ketika saya dan Bairam menyelamatkanmu. Bairam bahkan gak peduli kalau orang-orang yang memburumu dapat saja membunuhnya terlebih dahulu. Tapi apa yang kamu berikan sebagai balasan? kamu mengusirnya dan memintanya pergi ke Mekkah dan dia mati dalam perjalanannya, dia bahkan gak mendapatkan air ketika sedang sekarat. kamu bisa memanggilnya kembali kalau kamu mau, tapi gak kamu lakukan. gak Jalal, tidak! saya gak akan terima perlakuan seperti itu, terutama untuk ratu Rajvansi yang kamu cintai itu. Sejak kapan kamu menjadi begitu emosional? kamu menganggapku sebagai ibumu, bukan? kamu katakan kamu sangat mencintai aku, dan kamu menghormati saya lebih dari kamu menghormati ibumu sendiri. Jika begitu, mengapa sikapmu berubah padsaya sejak kedatangan ratu Jodha? Kenapa kamu menjauh dariku, jalal? Hanya kamu yang bisa menjawab pertanyaan itu. Katakan sesuatu, kenapa hal seperti ini terjadi setelah seorang pria menikah, dia menjauhkan diri dari ibunya? Kenapa seorang anak gak bisa melihat cinta ibunya di hadapan istrinya? Seorang ibu memberikan banyak pengorbanan, jalal. Tapi anak tidak." tangis Maham semakin menjadi-jadi. Jalal pun menangis dan menatap Maham dengan tatapan sangat terluka. Maham melanjutkan, "saya tak mau kamu membalas bantuanku, pengorbananku dengan memintsaya pergi ke mekkah sharif saya tak mau mengalami nasib yang sama seperti bairam khan. saya gak bisa menerima itu! Karena itulah saya melakukan konspirasi ini! Dan saya bersumpah pada tuhan, bahwa saya gak menyesal melakukan apa yang saya telah lakukan. Bairam khan dan saya mengajarimu bahwa kata-kata kaisar adalah hukum. Jika setelah apa yang saya katakan hari ini, kamu memutuskan untuk memenggalku, saya akan berdiri di sini dengan kepala tegak. Ayo pengallah kepalaku! kamu bisa melupakan semua kesetiaanku, pengorbanan dan bantuanku. Tapi saya akan tetap teguh pada perkataanku. saya gak menyesal melakukan apa yang saya lakukan!" Jalal sambil menahan tangis berkata, "saya gak akan mengambil posisimu atau menghukum mati dirimu. Tapi saya ingin memberitahumu bahwa hari ini, kamu kehilangan sesuatu yang pernah dekat dengan hatimu. Hari ini kamu telah kehilangan anakmu!" Maham terpsaya tak percaya...bahkan setelah apa yang dia lakukan, dia katakan dan diakuinya, dia tak bisa percaya kalau jalal akan menghukumnya dengan gak lagi menganggapnya sebagai ibu.... SELANJUTNYA Sinopsis Jodha Akbar episode 228
Jalal sedang berdiri di depan timbangan besar. Atgah menemuinya dan memberi salam. Jalal membalas salam atgah dan bertanya, "saya gak memanggilmu, kenapa kamu ada di sini di malam seperti ini. Apakah ada sesuatu yang penting? Katakan padaku!" Atgah khan memberitahu jalal kalau Athemad dan Dilawar yang asli datang menemuinya dan memberitau sesuatu yang aneh tentang Maham anga. Atgah menceritakan semua yang diketahuinya. Jalal telihat tegang dan marah. Atgah berkata, "berdasarkan informasi ini, sudah jelas bahwa Maham anga tahu kalau seorang Rajput datang ke istana menyamar sebagai kasim. Mungkin dia juga tau kalau orang itu adalah Sujamal dan mengizinkan dia bekerja di harem." Jalal menghunus pedangnya dan berteriak, "Atgah shahab!" Atgah menundukan kepalanya di depan Jalal siap menerima hukuman darinya. Jalal berkata, "kau adalah penasehat kepercayaanku, tapi orang yang kamu tuduh melakukan kejahatan ini bukan hanya perdana menteri kerajaan ini tapi juga ibu angkatku." Atgah dengan tenang menjawab, "saya tahu, Yang Mulia. Tapi jika informasi yang saya berikan padamu terbukti palsu, kamu bisa menghukum mati aku." Jalal membuang pedangnya dengan geram dan berkata, "panggilkan maham anga dan beritahu dia saya ingin segera menemuinya di ruang sidang."
Jalal di temani Atgah menunggu maham di ruang sidang. Jalal hilir mudik dengan gelisah. Maham datang dan memberi salam pada Jalal. Dia bertanya, "kau memanggilku ke persidangan sekarang, apa ada sesuatu yang penting?" Jalal menyuruh Atgah khan pergi, karena dia ingin bicara berdua dengan maham. Atgah memberi salam lalu pergi. Maham menatap Jalal dengan khawatir. Jalal dengan wajah tanpa kompromi mendekati maham dan berkata, "Maham anga, perdana menteri, kamu di panggil ke sini untuk di tanyai tentang msalah yang penting." Maham dengan khawatir dan heran berkata, "kau gak pernah memanggilku seperti ini. Ada apa? Apa ada yang gak beres?" Jalal berkata kalau hari ini, dia berada di depan maham gak sebagai anak asuhnya, tetapi sebagai Kaisar yang ingin menanyakan beberapa pertanyaan, "dan kamu akan menjawab pertanyaan itu dengan jujur." Maham menyahut, "seperti yang kamu perintahkan Yang Mulia." Jalal bertanya apakah Maham tahu kalau kasim yang menyamar sebagai dilawar adalah seorang Rajput? Maham dengan senyum ragu-ragu mengelak, "bagaimana saya bisa tahu itu?" Jalal mengamati Maham sebentar lalu memanggil Atgah khan agar membawa dilawar masuk kedalam. Dilawar masuk keruang sidang di dampingi seoarang pengawal. Jalal melihat kearah Dilawar, begitu pula maham anga, maham terlihat kaget, rasa was-was mulai terlihat nyata di wajahnya. Jalal menunjuk dilawar dan bertanya pada Maham, "apakah kamu kenal dia? Apa kamu pernah bertemu dengannya?" Maham menjawab, "tidak.-Maham menatap Dilawar lagi-kalau di pikir-pikir, saya pernah melihatnya. Yang saya ingat, saya rasa, dia adalah...-maham mncoba berbohong-saya ...saya mengirimnya kembali karena merasa dia gak cocok bekerja di sini. Kenapa?" Jalal berkata, "bagaimana kalau saya memberitahu mu kalau dia adalah Dilawar khan yang asli yang datang mengeluh padamu kalau dilawar khan yang berkerja di istana adalah seorang penipu. Ngomong-ngomong, saya siap percaya jika kamu lupa tentang masalah ini. Tapi apa kamu menyangkal kalau merekrut kasim adalah tanggung jawabmu dan adalah tugasmu untuk memeriksa latar belakang mereka?" Maham mengakui kalau itu adalah tanggung jawabnya, "tapi, maafkan aku, yang mulia. saya gak bisa memeriksa latar belakang semua kasim. saya mempekerjakan orang lain untuk melakukan itu. Mereka bisa saja membuat kesalahan. Tapi sekarang kita sudah tahu bahwa pria itu bukan dilawar khan, dia adalah Sujamal." Jalal dengan menahan geram, menyuruh Dilawar khan pergi dan bertanya, "apa mungkin kamu sudah tahu kalau penipu itu adalah sujamal tapi kamu tetap membiarkannya masuk ke istana?" Merasa Maham tersudut denga pertanyaan jalal, maham balik bertanya, "apa maksud mu dengan berkata begitu, Yang mulia? saya seperti ibumu sendiri." jalal berteriak, "tidak, perdana menteri! Saat ini, saya di sini sebagai seorang kaisar dan kamu di sini sebagai seorang tersangka. Jadi tolong jangan bicarakan tentang masalah hubungan pribadi di sini. Jadi pikir sebelum kamu menjawab, perdana menteri, karena satu saja jawaban salah, bisa merubah posisimu dari tersangka menjadi terdakwa." Maham mengatakan kalau jawabannya masih sama, dia gak tahu Sujamal menyamar sebagai seorang kasim. Jalal berkata, "mungkin kamu benar. Karena Sujamal sudah telihat di Badawar, benarkan?" Mendengar itu maham tertawa, dan kekhawatirannya hilang, "benar. Informan itu bilang semuanya di hadapanmu, saya harap kamu ingat siapa dia." Dengan nada ironis, Jalal juga tertawa senang dan berkata kalau dia masih ingat semua itu, "saya masih ingat informasinya dan saya ingat siapa informannya." Maham kembali terlihat khawatir tapi masih mencoba untuk tersenyum. Jalal menepuk tanganya, seorang pria di bawah menghadap jalal oleh pengawal. Maham melihat orang itu dan terkejut. Dia teringat bagaimana dia menemui orang itu dan menyuruhnya berkata bohong tentang Sujamal. Lelaki itu memberi Jalal salam. Dia terlihat ketakutan. Maham memberinya tatapan yang mengintimidasi. Lelaki itu tertunduk takut. Pada lelaki itu Jalal bertanya, "apa benar bahwa Sujamal terlihat di Badawar?" Lelaki itu menatap Maham, Maham memberinya isyarat, melijhat itu Jalal mencabut pedangnya dan menghunusnya dileher lelaki itu sambil berkata, "kau seharusnya takut padaku, bukan pada perdana menteri. Jika kamu berkata bohong, saya akan memenggalmu sekarang juga." Lelaki itu kemudain bersimpuh di depan Jalal sambil memohon ampun, "ampuni saya yang mulia. saya gak melakukan kesalahan apapun! Seseorang memintsaya untuk mengatakan kebohongan tentang Sujamal kalau gak saya akan di bunuh. Ampuni aku, yang mulia." Jalal bertanya, "siapa yang menyuruhmu memberikan informasi palsu padaku?" Lelaki itu terlihat ragu-ragu untuk mengatakannya. Maham dengan bibir gemetar memberi isyarat dengan menggelengkan kepala. Jalal mendekatkan pedangnya keleher lelaki itu, dengan cepat lelaki itu menjawab kalau yang menyuruhnya adalah perdana menteri. Jalal terlihat sangat terpukul. Jalal menyuruh pengawal membawa lelaki itu keluar.
Jalal mengabaikan Maham yang berdiri di belakangnya dan melangkah ke singasana dan terduduk di sana dengan wajah kecewa dan terluka. Jalal berguman, "saya gak bisa percaya bahwa orang yang melukaiku adalah orang yang selalu meindungi saya sepanjang hidupku. Ibu asuhku." Maham dengan ragu-ragu berkata, "Jalal anakku..." Jalal mengangkat tangannya sebagai isyarat kalau dia tak mau mendengarnya. Maham langsung diam. Jalal berkata, "kau tau kebenarannya...-Jalal menatap maham dengan geram lalu berdiri mengampirinya dengan amarah yang meluap-luap- Selain tahu kalau penipu itu adalah Sujamal, kamu juga membiarkan dia masuk ke istana! Bahkan saat saya mencurigainya, kamu tau bahwa dia adalah Sujamal. Dan kamu biarkan saya berpikir kalau ratu Joda punya hubungan dengan pria itu. kamu menipuku dan menghasutku untuk mencurigainya dan mengikutinya. kamu tau semuanya. ~jalal menunjuk Maham dengan marah-kau... orang yang paling saya percaya! saya menghormatimu melebihi ibuku sendiri. Tapi kau...kau mengkhianati aku! Abul mali menyerang dan melukai aku. Tapi luka yang kamu buat akan membekas dihatiku selamanya. Kenapa kamu melakukan ini padaku? Kenapa kamu melukai aku? Kenapa kamu berkonspirasi melawan ratu Jodha? saya tahu kadang wanita saling iri, tapi bukan berarti bisa berbuat hal serendah ini. Untuk balas dendam dan menyakiti wanita lain. Bahkan ratu Ruqaiya gak begitu membenci ratu Jodha. kamu pengasuhku! saya mencintaimu seperti seorang ibu. saya memperlakukanmu dengan hormat. saya menjadikanmu perdana menteri, apalagi yang kamu inginkan?" Maham dengan suara tenang menjawab, "kau belum melakukan apapun untukku. kamu gak memberikan saya apapun. ~Jalal menatap Maham dengan tatapan tak percaya-Jangan tatap saya seperti itu. Mengingat apa yang saya lakukan padamu, kamu gak pernah membalas jasaku! saya yang melakukan banyak hal untukmu! saya alasan kamu hidup sampai saat ini! Bukan hanya aku, bahkan Bairam Kan melakukan hal yang sama untukmu. kamu hanya anak berumur empat belas tahun. kamu menjadi kaisar hanya karena saya dan Bairam Kan. Bairam Khan dan saya yang melindungimu dari semua bahaya! Hari ini kamu ada di posisi ini karena saya dan Bairam kan. Katakan padaku, apa kamu ingat siapa kamu sebelum kami melatihmu? Bairam khan dan saya yang melatihmu menjadi seperti kamu hari ini. kamu mewarisi tahta hanya karena kamu punya darah bangsawan. Dan saya gak bisa menjadi ratu karena di darahku mengalir darah pelayan. Satu-satunya yang bisa saya lakukan adalah mengikuti perintah dari bangsawan sepertimu. saya sudah melayanimu bertahun-tahun. saya mencintaimu dan merawatmu seperi putrsaya sendiri. "
Maham takbisa lagi menahan air matanya, denganhisteri sdia berkata, "Bairam khan dan saya mengajarkanmu bagaimana menjadi pemimpin, mengajarimu politik dan strategi peperangan. Tapi apa yang kamu berikan padsaya sebagai balasannya? kamu memperlakukan saya sebagai ibumu, itu saja. kamu katakan kamu mengangkatku sebagai perdana menteri? Maafkan saya yang mulia, kamu gak memberikan saya posisi perdana menteri sebagai sebuah hadiah. kamu tahu saya bijaksana, pemberani dan bisa diandalkan. Itulah alasannya kenapa kamu menjadikan saya seorang perdana menteri. Jika saya gak punya kemampuan itu, kamu gak akan menjadikan saya perdana menteri. Posisiku akan sama saja seperti pengasuh yang lain. Koreksi saya jika salah. saya mencintaimu seperti putrsaya dari dulu hingga sekarang dan sampai nanti. Tapi saya gak bisa terima jika ratu Rajput yang kamu anggap menawan itu mengambil apa yang seharusnya menjadi milikku. saya mendapatkan posisi dan reputasi ini setelah mengabdi di kerajaan mughal selama bertahu-tahun. saya gak akan membiarkan wanita rajvanshi itu mengambil semua itu dariku hanya karena dia beruntung menikahi seorang kaisar. Hanya beberapa bulan sejak dia datang dalam hidupmu, kamu mulai mempercayainya. Ya, saya yang berkonspirasi melawan ratu Jodha. Hari ini saya akan mengakui semuanya di depanmu. Bukan hanya sekali ini, saya sudah sering melakukannya untuk membuat ratu Jodha jatuh. saya ingin kamu melupakan dia. saya ingin dia meninggalkan mu, pergi dari istana ini dan gak pernah kembali ke Agra. Itu karena kamu mulai mencintainya. kamu percaya dengan semua perkataan Ratu Jodha. Tapi kamu menolak untuk mempercayaiku. Seluruh perhatianmu hanya untuk Ratu Jodha. Selama hidupku saya lebih memperhatikanmu melebihi putrsaya sendiri, Adham Khan. saya gak terima kamu lebih mencintinya ketimbang aku. saya akan melayanimu sampai mati, tapi ada satu hal yang harus kamu ketahui Jalal, kamu hanya anak-anak ketika saya dan Bairam menyelamatkanmu. Bairam bahkan gak peduli kalau orang-orang yang memburumu dapat saja membunuhnya terlebih dahulu. Tapi apa yang kamu berikan sebagai balasan? kamu mengusirnya dan memintanya pergi ke Mekkah dan dia mati dalam perjalanannya, dia bahkan gak mendapatkan air ketika sedang sekarat. kamu bisa memanggilnya kembali kalau kamu mau, tapi gak kamu lakukan. gak Jalal, tidak! saya gak akan terima perlakuan seperti itu, terutama untuk ratu Rajvansi yang kamu cintai itu. Sejak kapan kamu menjadi begitu emosional? kamu menganggapku sebagai ibumu, bukan? kamu katakan kamu sangat mencintai aku, dan kamu menghormati saya lebih dari kamu menghormati ibumu sendiri. Jika begitu, mengapa sikapmu berubah padsaya sejak kedatangan ratu Jodha? Kenapa kamu menjauh dariku, jalal? Hanya kamu yang bisa menjawab pertanyaan itu. Katakan sesuatu, kenapa hal seperti ini terjadi setelah seorang pria menikah, dia menjauhkan diri dari ibunya? Kenapa seorang anak gak bisa melihat cinta ibunya di hadapan istrinya? Seorang ibu memberikan banyak pengorbanan, jalal. Tapi anak tidak." tangis Maham semakin menjadi-jadi. Jalal pun menangis dan menatap Maham dengan tatapan sangat terluka. Maham melanjutkan, "saya tak mau kamu membalas bantuanku, pengorbananku dengan memintsaya pergi ke mekkah sharif saya tak mau mengalami nasib yang sama seperti bairam khan. saya gak bisa menerima itu! Karena itulah saya melakukan konspirasi ini! Dan saya bersumpah pada tuhan, bahwa saya gak menyesal melakukan apa yang saya telah lakukan. Bairam khan dan saya mengajarimu bahwa kata-kata kaisar adalah hukum. Jika setelah apa yang saya katakan hari ini, kamu memutuskan untuk memenggalku, saya akan berdiri di sini dengan kepala tegak. Ayo pengallah kepalaku! kamu bisa melupakan semua kesetiaanku, pengorbanan dan bantuanku. Tapi saya akan tetap teguh pada perkataanku. saya gak menyesal melakukan apa yang saya lakukan!" Jalal sambil menahan tangis berkata, "saya gak akan mengambil posisimu atau menghukum mati dirimu. Tapi saya ingin memberitahumu bahwa hari ini, kamu kehilangan sesuatu yang pernah dekat dengan hatimu. Hari ini kamu telah kehilangan anakmu!" Maham terpsaya tak percaya...bahkan setelah apa yang dia lakukan, dia katakan dan diakuinya, dia tak bisa percaya kalau jalal akan menghukumnya dengan gak lagi menganggapnya sebagai ibu.... SELANJUTNYA Sinopsis Jodha Akbar episode 228