Sinopsis Jodha Akbar ANTV Episode 122
Jalal, Salima, dan Jodha berdiri dalam diam. Mereka menanti kedatangan Ruqaiya. Kening Jalal sudah berkerut. Tapi ia gak mengeluh atau berkata apa-apa. Akhirnya Maham dan Ruq muncul juga. Keduanya memberi salam pada Jalal yang membalasnya dengan anggukan kepala. Maham berkata, "Maaf, Yang Mulia. Kami terlambat. Seperti yang anda perintahkan, ketiga istri spesial anda telah hadir di sini." Maham memberi tekanan pada kata Ketiga untuk membuat Ruq merasa terganggu. Dan dengan gestur serupa, ia mempersilahkan Ruq berdiri di antara para Ratu.
Setelah ketiga istri spesialnya lengkap, Jalal berkata, "aku memanggil kalian karena alasan tertentu. Masalah Adham Khan gak hanya menyangkut politik, tapi juga harga diri seorang wanita. Menurut hematku, kalian selalu mempunyai pendapat yang bagus jika menyangkut kebaikan kerajaan. saya ingin mendengar pendapat kalian sebelum saya membuat keputusan. Silahkan beri pendapat kalian tentang masalah ini, agar saya bisa membuat keputusan yang adil." Jalal menatap Jodha dan berkata padanya, "Ratu Jodha, kau ingin memberitahuku sesuatu saat sidang sedang berlangsung tapi ibu menghentikanmu. Saat sidang berlangsung kau adalah pihak pengadu dan saya hakim. Disini, kita gak terikat dengan kedudukan itu. Kau boleh terus terang dan utarakan pendapatmu." Jodha merasa senang mendapat kesempatan itu, kata Jodha, "pertama saya ingin berterima kasih padamu, yang mulia, karena telah memberi kesempatan padaku untuk membahas masalah ini dan karena telah menganggapku sebagai anggota keluarga terdekat." Jalan mengangguk, Maham melirik dengan perasaan gak senang, Ruq merasa terganggu. Tapi Jodha gak perduli ia melanjutkan, "aku ingin meluruskan kalau saya gak menentang kesimpulan yang di buat Maham Anga. ia membuat kesimpulan berdasarkan hukum kerajaan. saya juga gak menentang Adham Khan. saya hanya keberatan dengan sistem yang ada. saya menentang kebijakan yang merendahkan harga diri wanita. Dan saya menentang kebijakan yang mengabaikan perasaan dan keinginan seorang wanita. Kebijakan ini sudah berlangsung selama berabad-abad. Masalah ini terjadi di semua bangsa dan diantara penganut agama berbeda. Wanita hanya objek untuk mendapatkan kepuasan. Orang tua menjual putrinya demi kekayaan dan kekuasaan. Wanita di perlakukan seperti benda untuk di tukar. ia di perlakukan seperti hadiah dan cindera mata. ia juga di perlakukan sebagai kompensasi karena kalah perang. saya sangat murka dengan sistem ini. Wanita bukanlah objek. ia bisa menjadi ibu, puteri dan istri. ia adalah akar dari semua makhluk hidup di muka bumi ini. Tapi sebagai balasannya, dunia telah membuat wanita sebagai objek. Kita harus merubah sistem ini, Yang Mulia. vlcsnap-2014-11-23-18h29m06s182Kita harus memperbaharui sistem ini." Jalal dengan tatapan prihatin berkata kalau ia mengerti kemarahan Jodha, "Tapi sudah menjadi adat bagi wanita untuk mematuhi orang tuanya, lalu mematuhi suaminya. Tapi untuk merubah adat itu, saya harus membuat hukum yang baru dan itu sulit di lakukan." Maham menatap Jodha dengan sinis. Jalal lalu beralih pada Salima dan meminta pendapatnya. Salima berkata, "Yang Mulia, soal hukum yang berlaku saya setuju dengan kesimpulan yang di buat Maham Anga." Maham angga terlihat senang mendapat dukungan Salima, ia mengangkat dagunya dengan bangga. Kata Salima, "sudah sejak lama, seperti inilah pernikahan di laksanakan dalam budaya kita. Tapi menyangkut harga diri seorang wanita, saya setuju dengan Ratu Jodha." Jalal lalu menanyakan pendapat Ruqaiya. Tapi Maham yang menyahut dengan penuh percaya diri, "ratu Ruqaiya sangat paham dengan persoalan politik, Yang Mulia. saya yakin, ia setuju dengan kesimpulanku." Ruq menyela dengan cepat, "tidak, Maham Anga. ~Maham terkejut, dan terlihat gak senang~ saya setuju dengan Ratu Jodha dalam masalah ini. Ratu Jodha berusaha menyelamatkan harga diri seorang gadis. Adalah sebuah pelanggaran menikahkan gadis di bawah umur dengan pria yang jauh lebih tua dan tanpa persetujuan darinya. Hanya Tasneem yang bisa memberitahu kita apakah ia di perlakukan adil atau tidak." Ruq menyarankan Jalal agar berbicara dengan Tasneem untuk mengetahui apakah Tasnem setuju menikah dengan Adham atau tidak. Maham benar-benar terlihat Marah, tapi di depan Jalal ia gak bisa berkata apa-apa. Ruq melanjutkan, "biarkan Tasneem yang memutuskannya." Jalal mengangguk setuju dan berkata, "terima kasih, kalian bertiga sudah mau memberikan pendapat. saya akan memikirkan masalah ini." Ketiga istri merasa puas dengan tanggapan jalal. Tapi Maham terlihat kecewa.. Kata Jalal pada Maham, "Badi Ami, ~mendengar Jalal memanggilnya, Maham langsung tersenyum~ saya ingin bicara dengan Tasneem saat sidang besok."
Sinopsis Jodha Akbar episode 122. Jodha duduk di kamarnya memikirkan ucapan Salima yang merasa senang karena Jalal menganggap Jodha sebagai istri khas/ istri kepala. Jodha berpikir, "aku gak mengerti apa yang di pikirkan Yang mulia. Terkadang ia marah padaku, kadang-kadang ia memperlakukan saya dengan sangat baik. Hari ini ia telah menjadikan saya istri spesialnya (Khass Begum)." Moti datang sambil berlari dengan wajah cemas. ia menatap sekeliling kamar Jodha dan bertanya, "Jodha, ada apa? Kau baik-baik saja? Mengapa kau malam-malam memanggilku?" Jodha menyahut, "ya..ya, saya baik-baik saja. Mengapa nafasmu terengah-engah? ~Jodha menatap heran pada Moti yang terlihat cemas dan terengah-engah~ Tenanglah!" Moti terlihat lega dan mengucap syukur pada ambe ma, "syukurlah, kau baik-naik saja. saya sangat kuatir padamu." Jodha tersenyum, "aku memanggilmu karena ingin bicara denganmu." Moti menghampiri Jodha, "aku tahu, itu sebabnya saya datang." Moti berjongkok di depan Jodha dan menatapnya dengan rasa sayang, "aku pelayanmu, tapi kau perlakukan saya seperti teman dan kau selalu berbagi cerita padaku. Katakan, ada apa?" Jodha berkata, "Moti, hari ini Yang Mulia memanggilku bersama ratu Ruqaiya dan ratu salima. ia ingin membahas kasus Adham Khan." Moti menyahut, "baiklah. Lalu apa yang ia katakan hingga membuatmu gelisah?" Jodha berkata kalau ia gak gelisah soal kasus Adham Khan, "aku terkejut, Yang Mulia menganggapku sebagai salah satu istri spesialnya." Moti dengan mata berkaca-kaca memeluk Jodha, "banarkah, Jodha? ~Moti melepas pelukannya~ saya turut senang. Kau mendapat kedudukan yang layak di istana ini." Jodha pun terlihat bahagia, "aku gak mempercayainya. Apa yang membuat ia menjadikan saya sebagai istri spesialnya." Moti heran mendengarnya, "lho?, Jodha, kau ini kenapa? ~moti bangkit dan berdiri didepan Jodha~ Kau bingung saat ia gak mempercayaimu. Sekarang kau binggung saat ia percaya padamu. Katakan, apakah kau gak mau menjadi istri spesial?" Jodha ikut-ikutan berdiri, "entahlah Moti, itulah sebabnya saya ingin bertemu denganmu." Moti menyahut cepat, "kau gak perlu kuatirkan apapun, Jodha. saya yakin kegembiraan ini yang membuatmu gak bisa tidur. Itu yang terjadi saat hal biasa menjadi luar biasa. saya akan meninggalkanmu agar kau bisa memahami kabar ini. Oh ya, kau harus memahami kenyataan yang ada bahwa yang mulia gak mengambil keputusan ini dari pikirnnya, tapi dari hatinya. ~Jodha menatap Moti~ ia mulai menyukaimu, Jodha. Kau juga harus mengambil langkah kedepan. saya pergi dulu." Moti hendak pergi, tapi Jodha menahanya, "Moti, tunggu sebentar, saya ingin bicara denganmu tentang Tasneem." Moti berkata, "Jodha, yang mulia menuduh Adham Khan setelah mempercayai perkataanmu. ia memanggilmu untuk meminta pendapatmu. Kurasa beliau mempercayaimu. Kau juga harus percaya keputusannya menyangkut masalah ini." Jodha tersenyum, Moti juga tersenyum, sebelum pergi Moti mengelus rambut Jodha penuh kasih. Pertemanan selalu indah jika saling memahami.
Seperti kata Moti, Jodha gak akan bisa tidur. Dan memang benar, Jodha susah tidur, ia sibuk memikirkan Jalal. ia terbayang semua moment spesial yang dialaminya bersama jalal. Seperti ketika ia melihat Jalal menangis setelah memutuskan hubungan dengan Bakshi Bano, atau ketika Jalal menganggap hadiah Jodha yang terbaik di antara semua hadiah yang di terimanya saat ulang tahun dan memintanya untuk duduk di sampingnya. Atau saat Jalal secara pribadi mengunjunginya di tengah malam karena gak sabar menunggu esok hari hanya untuk menggucapkan terima kasih dan berharap sepanjang hidupnya ia akan mendapat hadiah spesial dari Jodha. Jodha membayangkan peristiwa-peristiwa itu dan memikirkannya.
Pagi harinya di pengadilan, Tasneem hadir di dampingi ibunya. Tasneem dan ibunya segera berdiri di depan Jalal yang sedari tadi sudah berdiri menunggu kedatangannya. Ruq berkata pada Tasneem, "Tasneem, gak perlu takut. Yang mulia ingin bicara denganmu, katakan dengan jujur dan jawab pertanyaanya." Dengan polos Tasneem bertanya, "bukankah orang tuaku sudah bicara dengan Yang Mulia?" Jalal dengan lembut dan ramah menjawab, "benar. Tapi saya ingin bicara denganmu." Maham angga juga berkata pada Tasneem, "Tasneem, Yang Mulia ada di sini, kau gak perlu takut. Jawab pertanyaannya dan jangan ragu." Jalal tersenyum dan bertanya apa arti dari sebuah pernikahan menurut Tasneem. Tasneem menjawab, "ketika penghulu bertanya pada kita, kita mengatakan "ya / setuju' itulah pernikahan." Semua yang hadir agak tercengang mendengar jawaban polos Tasneem. Jalal terlihat sedikit memutar bola matanya, gak percaya dengan jawaban polos tasneem. Tanya Jalal lagi, "apalagi?" Tasneem menjawab, "kita memakai gaun yang baru dan kita makan hidangan yang disajikan di pernikahan." lagi-lagi semua tercengang akan pemikiran tasneem. Kali ini, Maham yang memutar bola matanya dengan gak percaya. Jalal terlihat binggung sendiri, tapi ia tetap bertanya, "apakah kau ingin menikah?" Mahan menjadi cemas, yang lain menunggu dengan rasa ingin tahu. Tasneem menjawab, "ya." Maham tersenyum senang. Yang lain menjadi heran dan penasaran, Jodha berkata, "kau bicara tentang perayaan pernikahan, Tasneem. Kau tahu apa yang terjadi setelah kau menikah?" Tasneem menjawab, "seorang istri akan memakai gaun yang bagus setelah ia menikah. Dan saya akan tinggal di istana yang besar." Ruq dan Jodha terlihat prihatin dengan pemikiran Tasneem. Jalal tersenyum, "apakah menurutmu pernikahan seperti itu?" Tasnem menjawab, "ya." Jalal gak berkata apa-apa lagi, ia mengizinkan Tasneem untuk pergi. Tasneem dan ibunya memberi salam lalu pergi meninggalkan ruang sidang. Ruq berkata pada Jalal, "semoga anda mendapat jawaban, Yang Mulia. saya harap anda paham mengapa ia ingin menikah." Jalal terdiam.
Sinopsis Jodha Akbar episode 122. Jalal berdiri di depan kisi-kisi jendela, ia terlihat sedang berpikir keras. Jawaban Tasneem di pernikahan tentang arti pernikahan menggangu pikiran Jalal. Terutama saat jalal bertanya apakah Tasneem ingin menikah, dan Tasneem menjawab 'ya'.
Di kamarnya, Jodha sedang uring-uringan di depan Moti. Jodha sama sekali gak mengerti kenapa Tasneem setuju untuk menikah, "aku yakin ia dipaksa oleh orang tuanya. Kau ingat tempo hari? ia sembunyi di belakangku saat melihat Adham khan. Lalu sekarang kenapa ia memberikan persetujuan atas pernikahan ini? Apa ia takut dengan adham khan? saya yakin ia telah di manipulasi"
DI kamarnya, Jalal masih berpikir keras. Di depan Jodha , Moti berkata, "apapun alasanya Jodha, Tasneem sudah setuju untuk menikah dengan Adham Khan di depan Yang Mulia. Kurasa sekarang kita gak bisa menghentikan pernikahan ini." Jodha berkata kalau dirinya juga menkhawatirkan hal yang sama, "pernikahan ini bisa merusak masa depan seorang gadis kecil yang gak berdosa. Sekarang masa depannya tergantung pada keputusan Yang Mulia. saya harap ia mempertimbangkan fakta yang ada dengan baik, kemudian membuat kesimpulan."
Di kampungnya, Tasneem sedang berjalan ketika temannya yang sedang bermain dengan anak-anak sebaya memanggil Tasneem dan mengajaknya bermain. Tapi Tasneem menolak, "tidak Resma, saya gak bisa." Resma menhampiri Tasneem dari balik pagar dan bertanya, "kenapa? Ayo kita bermain. ~Resma melihat air mata dipipi Tasneem.~ Mengapa kau menangis? Ibu bilang, anak gadis menangis jika ia akan berpisah dengan keluarganya setelah ia menikah, tapi gak sebelum itu." Tasnem dengan sedih berkata, "aku akan tambah menangis jika kau menyinggung soal pernikahan." Resma berkata, "ibumu berjanji padaku akan memberikan gaun baru saat pernikahanmu." Mendengar kata-kata Resma, Tasneem semakin sedih. Tiba-tiba terdengar suara penjual gelang menawarkan dagangannya, "gelang..gelang, jual gelang!" Resma memanggil penjual gelang itu. Penjual gelang yang tampan dan ramah itupun mendekat. Taukah anda siapa pejual gelang itu? Yup! ia adalah Kaisar kita, Jalaluddin Muhammad. Jalal dengan ramah bertanya pada Resma, "apa yang kau inginkan?" Resma menjawab kalau temannya akan menikah, "boleh kau tunjukkan gelang untuknya?" Resma mnunjuk Tasneem. Tapi Tasneem yang sedang menangis sedih, tanpa berkata apa-apa langsung pergi dari depan Resma. Jalal mengawasi Tasnem. Tapi kemudian pada Resma jalal berkata, "ya, saya sudah dengar seseorang dari desamu akan menikah. Itulah sebabnya saya datang kesini membawa gelang yang penuh warna."
Ibunya sedang menunggu Tasneem di depan rumahnya. Melihat Tasnem, ibunya menegur, "Tasneem, kau dari mana? Kenapa kau terlambat?" Penjual gelang tiba di rumah Tasneem. Ibunya Tasneem memanggilnya. Jalal dengan senang hati datang ke rumah Tasneem. Ibunya tasneem membawa Jalal masuk kerumahnya. Jalal segera mengelar dagangannya dengan senang hati. Ibunya Tasneem bertanya berapa harganya. Jalal menjawab dengan ramah, "tak usah kuatir soal harga, pilih saja." Ibunya tasneem menanyakan gelang untuk pernikahan. Jalal menunjukannya tapi dengan terlebih dahulu memberitahu ibunya tasneem kalau harganya mahal. Ibunya tasneem berkata kalau ia gak peduli dengan harganya, "jangan berpikir kalau kami miskin. Sebentar lagi kami akan menjadi kerabat Adham khan. Tunjukkan gelangnya meski itu mahal." Jalal menujukan gelang mahal yang di pajang di tempat terpisah. Mata ibunya Tasneem berbinar melihat gelang-gelang itu."walaaah, indah sekali. Seperti yang di pakai para ratu." Jalal menyahut, "ya. Bahkan ratu menyukai rancanganku." Ibunya Tasneem menyela, "cukup! Cukup! Behentilah membohongi kami. Dan tunjukan gelang yang bagus untuk putriku." Ayahnya Tasneem yang pemabuk, bangkit dari berbaringya dan berkata dengan setengah mabuk, "Aku akan menjadi penjaga benteng setelah tasneem menikah. Dan saya akan mendapatkan minuman sebanyak mungkin, semua berkat Adham Khan. Panjang umur Adham Khan!" Jalal terpana mendengar kata-kata ayah Tasnem. Ibunya Tasneem menegur Jalal yang bengong, menyuruhnya mengeluarkan gelangnya. Tasnem berteriak sambil memangis, "aku gak ingin gelangnya, saya gak ingin menikah. Adham khan orang jahat!" Ibunya Tasneem membujuk Tasneem, "diamlah nak, dan coba gelangnya." Tasnem menolak, "kubilang saya gak mau menikah!" Ayahnya Tasneem berdiri dan menampar Tasneem. Jalal sampai berdiri karena kaget melihat perlakukan ayah Tasneem. Tasneem menangis sambil memegang pipinya yang bekas di tampar ayahnya. Ayahnya tasnem berkata, "diam! Beraninya kau menolak untuk menikah. Kau mau merusak hidup kami? Kau harus mematuhi perintah kami. Adham Khan sudah menjanjikanku sebagai penjaga benteng." Ibunya Tasneem menimpali, "kita sudah setuju untuk menikah di depan yang mulia. Kami gak peduli dengan keinginanmu. Kau harus ingat itu!" Tasneem di sela-sela tangisnya menyahut, "aku setuju karena ibu memaksaku." Ibunya Tasneem membentak, menyuruh Tasneem diam. Melihat itu Jalal menegur, "mengapa kau memukul anak keci? Mengapa kau memaksanya menikah menentang keinginannya?" Ayahnya Tasneem segera menghampiri Jalal dan mencengkeram leher bajunya, "siapa kau berani ikut campur? Kau gak kenal aku? ~Jalal sangat marah, tapi karena gak ingin penyamarannya terbongkar. ia melampiaskan emosinya dengan meremas gelang yang masih terpegang di tangannya~ Lakukan saja pekerjaanmu dan pergi dari sini." Jalal menjawab kalau ia gak mau menjual gelang pada ayah tasneem. Ayah tasneem berkata, "masih banyak penjual gelang di desa ini. Jika saya melihatmu lagi, saya akan menghajarmu. saya yang putuskan putriku menikah atau tidak. Kau bukan ulama yang berhak komentar soal pernikahan putriku. Keluar! Ambil barang daganganmu dan keluar dari sini. Kau pikir siapa dirimu!" Dengan kemarahan yang di tahan, Jalal mengambil dagangannya dan keluar dari rumah Tasneem.
Sinopsis Jodha Akbar episode 122. Jalal dalam perjalanan kembali ke istana ketika ia melihat iring-iringan tandu pengantin lewat di depannya. Jalal berhenti. Alangkah terkejutnya ia ketika melihat seorang lelaki setengah baya menikahi gadis kecil yang masih sangat di bawah umur. Bahkan Jalal mendengar ketika si anak sambil memangis mengatakan kalau mainannya tertinggal di rumahnya. Si ayah malah membentak anaknya dan menyuruhnya diam. Si anak protes dengan mengatakan kalau ia gak ingin menikah. Si ayah membentak agar anaknya menurut saja dan jangan keras kepala. Jalal dengan geram campur prihatin berpikir, "apakah seperti ini keadaan di kerajaanku? Gadis di bawah umur di paksa untuk menikah dengan lelaki tua? Mereka masih terlalu polos untuk memahami pernikahan. Ratu Jodha benar. saya harus bertindak! Hukum di buat demi kesejahteraan rakyat. Dan hukum gak boleh merusak masa depan seseorang. Ini keputusan yang sulit. Satu sisi ada harga diri wanita, di sisi lain adalah adat lama. saya harus buat keputusan yang tepat."
Jalal kembali ke istana dan telah berpakaian rapi layaknya seorang kaisar. Saat melewati taman, ia mendengar dua orang tukang kebun sedang berdebat. Tukang kebun mengatakan kalau seorang ratu memerintahkan dirinya untuk memindahkan bunga itu. Tukang kebun lain berkata, "ini adalah tumbuhan, salah satu makhluk hidup. Ini bukan benda yang dapat kupindahkan seenaknya. Jika kau pindahkan sebelum tumbuh, akarnya akan sayup, dan tumbuhan itu takkan bisa bertahan di manapun. saya bisa memindahkannya setelah tumbuhan ini tumbuh." Karena terlalu asyik berdebat, kedua tukang kebun itu gak melihat Jalal berdiri di belakang mereka. Begitu tahu ada Jalal, keduanya segera bergegas berdiri dan memberi salam dan meminta maaf karena gak menyadari keberadaan Jalal. Jalal hanya mengangguk. Kedua tukang kebun kemudian pergi. Jalal masih berdiri di tempatnya memikirkan kata-kata tukang kebun tadi. ia menatap tanaman mawar yang baru tumbuh itu, mendekatinya dan jongkok di sampingnya. ia memadang tanaman itu dengan rasa tertarik. Atgah yang datang menemuinya merasa heran dengan apa yang dilakukan Jalal tapi gak bertanya, ia hanya memberi salam. Melihat Atgah, Jalal segera berdiri dan bertanya, "apakah ada yang menyadari kalau saya gak ada di istana?" Atgah menjawab, "tidak, tuan. Anda kembali tepat pada waktunya." Jalal memberitahu Atgah kalau kerajaan harus segera di selamatkan. Atgah berkata kalau ia gak mengerti. Jalal melangkah pergi, atgah mengikutinya.
Sambil berjalan Jalal berkata, "Atgah shahab, saya mendengar tukang kebun mengatakan kalau tanaman akan mati jika di cabut akarnya dan memindahkannya sebelum pohon itu tumbuh." Atgah membenarkan, "dia benar. Semua butuh waktu. Segala sesuatu yang tumbuh secara prematur gak akan menguntungkan." Jalal berkata, "inilah bagian yang menyedihkan. Kita membicarakan tanaman, bukan manusia. Bagaimana dengan gadis kecil itu yang menikah sebelum mereka dewasa? Peristiwa di pasar itu mengejutkan aku, saat saya kembali dari rumah Tasneem, ada upacara pernikahan yang terjadi pada anak kecil. Suaminya bahkan lebih tua dariku." Atgah menyahut, "aku mengerti maksud anda. Pernikahan dini itu gak baik bagi umat manusia. Tapi ini adalah sebuah tradisi. Orang menganggap seorang gadis bisa beradaptasi di rumah suaminya jika ia melakukan pernikahan dini. Tradisi ini sudah lama di ikuti. Seringkali, anak-anak ini sulit untuk memahami arti dari sebuah pernikahan. Mereka hanya mengikuti tradisi." Jalal berkata, "hukum seharusnya adil. Tradisi ini gak adil, tradisi ini harus berubah. Apakah belum ada yang berniat untuk merubah hukumnya?" Atgah menyahut, "benar, tuan. Banyak raja pendahulu yang membuat hukum baru. Contohnya Allaudin Khilji dan Shershan Suri." Jalal bertanya, "apakah hukum itu di terapkan?" Atgah menjawab, "rakyat mentaati hukum jika mereka mempercayai pemimpinnya. Mereka akan menjalaninya." Jalal dengan bersemangat memberitahu Atgah, kalau dirinya akan membuat hukum baru mengenai masalah ini." Adham keluar dari balik tiang. Ternyata ia menguping pembicaraan Jalal dan Atgah. Dalam hati Adham berkata, "oh..aku gak menyangka kalau masalah ini sampai sejauh ini. Akan ada larangan menikahi anak di bawah umur. saya adalah putra Maham Anga, Adham Khan. saya gak akan tenang sampai saya mendapat apa yang saya inginkan." selanjutnya Sinopsis Jodha Akbar episode 123.