Sinopsis Jodha Akbar ANTV Episode 80. Jalal dan Jodha berada di tengah hutan. Jalal telah siaga dengan senapan di tangan. Suara burung yang bekicau risau dan hewan-hewan lain yang tiba-tiba kabur, membuat Jalal sadar akan munculnya bahaya. Benar saja, seekor harimau muncul di depan mereka. Jodha terlihat cemas sekali. Sekilas Jalal melihat nya, tetapi gak curiga apa-apa.Macan semakin dekat, Jodha terpikir untuk membuat api dan dengan mengunakan kayu, Jodha menakut-nakuti harimau itu. Jalal tersenyum, pada jarak tebak, dia menarik pelatuk senapannya. Alangkah terkejutnya Jalal ketika tau kalau senapannya tidak berfungsi. Dengan rasa bersalah, Jodha mengatakan kalau dia telah membuang mesiu dari senapan Jalal. Jalal menatap Jodha dengan marah dan rasa tak percaya. Harimau semakin dekat, Jodha maju ke depan jalal mengusir harimau dengan kayu berapinya. Sesaat harimau enggan untuk mendekat. Tapi begitu api di kayu mati, harimau segera meloncat menyerang Jodha. Tetapi dengan sigap Jalal menghajar harimau terlebih dahulu untuk menyelamatkan Jodha. Jalal bertarung antara hidup mati dengan si harimau. Jalal terluka parah terkena cakar harimau. Tanpa senjata tidak mungkin mengalahkan harimau itu. Jodha berdiri terpaku dengan cemas, takut, khawatir dan tidak tau harus melakukan apa. Jalal melihat pisau belatinya terjatuh direrumputan. Jalal meraih pisau itu. Bersamaan dengan terjangan harimau, jalal juga menerjang kedepan. Keduanya lalau terjatuh ketanah. Harimau mampus terkena tikaman belati Jalal, dan Jalal roboh oleh terkaman harimau. Jodha bergegas menghampiri Jalal dan membantunya. Tapi Jalal sudah sangat lemah, kehabisan tenaga dan terluka parah.
Jodha dan Jalal terdampar di hutan sampai malam menjelang. Hujan yang turun menambah penderitaan mereka berdua. Jodha menidurkan Jalal di atas sebuah batu besar. Jodha membersihkan luka-luka Jalal dengan air hujan. Jalal masih sadar. Jodha minta maaf pada Jalal karena telah mengeluarkan mesiu dari senapannya. Jodha berpikir Jalal akan membunuh rusa, karena itu saat Jalal sedang mencuci muka di sungai Jodha mengeluarkan mesiu itu dan membuangnya ke sungai. Jalal dengan susah payah memberitau Jodha kalau di hutan hanya ada satu peraturan, yaitu siapa yang kuat dia yang berkuasa. Dan untuk dapat berkuasa, mereka harus membunuh lawannya. Jodha mengatakan kalau dia merasa kasihan dengan pemikiran raja yang seperti ini. Kalau raja membunuhi orang yang tidak bersalah, maka tak seorangpun akan ada di sisinya. Jalal mengatakan dengan suara lemah kalau mungkin itulah harga yang harus di bayar untuk menjadi seorang raja. Jodha melarang Jalal banyak bicara dan memintanya untuk tenang agar staminanya tidak menurun terlalu cepat. Merasa sia-sia menanti di tempat itu, dengan susah payah Jodha menarik tubuh Jalal ketempat di mana kuda-kuda mereka berada. Jodha berkeliling mencari sesuatu yang bisa digunakan. Jodha melihat akar panjang yang bisa di gunakan untuk tali, dia segera mengambilnya dan membuatnya menjadi tali yang kokoh. Jodha mengangkat tubuh Jalal ke atas kuda. Dengan tali itu Jodha mengikat tubuh Jalal ke tubuhnya agar tubuh Jalal bisa duduk menyandar di punggung Jodha dan tidak roboh. Dengan satu tangan Jodha mengendalikan tali kekang kuda, dan dengan tangan yang lain dia memegangi Jalal. Dengan cara itu Jodha membawa Jalal kembali ke perkemahan. Jodha berpikir bahwa dia akan melakukan segala cara untuk menyelamatkan Jalal. Di sebuah tempat tiba-tiba tali yang mengikat Jalal ketubuh Jodha putus. Jalal terjatuh dari kuda. Jodha segera turun menolongnya.
Atgah dan pasukannya sedang dalam pencarian, mereka mencari Jalal. Atgah memerintahkan pasukannya untuk menyebar dan menemukan Jalal dan Jodha secepat mungkin.
Dengan cemas dan sedih jodha mengatakan kalau dia tidak akan membiarkan sesuatu terjadi pada Jalal. Jalal mengatakan dengan terbata-bata, "saya tau aku tidak bisa hidup lagi. Aku tidak ingin ibu, bibi dan ruq melihatku seperti ini. Aku tidak bisa melihat mereka sedih. Aku tidak ingin melihat ruq memakai baju putih." Jodha mengatakan kalau tidak akan terjadi apa-apa pada Jalal. Jalal bertanya, "bagaimana kau tau? Aku tidak takut mati. Tapi cara aku mati ini salah. Sebagai raja aku ingin mati di medan perang, berjuang untuk kerajaanku." Jalal sudah terlihat sangat lemah. Dengan susah payah dia menyebut nama Jodha lalu tak sadarkan diri. Jodha menjerit histeris dan terpaku menatap Jalal yang tak bergerak.
Jodha berdiri di pintu gerbang istana sendirian. Para wanita menyambutnya. Ruq bertanya pada Jodha, Jalal kemana? Jodha tidak mampu menjawab. Ruq mengoncang tubuh Jodha dan berteriak menanyakan Jalal. Dengan suara gemetar dan terbata-bata Jodha menjawab kalau Jalal sudah wafat. Mendengar itu hamida pingsan. Ruq terjatuh di tanah dan berteriak histeri memanggil nama Jalal. Tapi ternyata itu semua cuma bayangan Jodha saja. Jodha melihat jalal tergeletak di depannya. Jodha mengoncang-goncang tubuh Jalal agar sadar. Tapi Jalal tetap diam. Jodha mengatakan kalau dia datang kesini untuk mendoakan agar Jalal panjang umur. Jalal tak boleh meninggalkan dirinya seperti ini. Jodha kembali berusaha mengangkat tubuh Jalal keatas kuda dengan susah payah. Saat menarik tubuh Jalal, kepala Jodha beradu dengan kepala Jalal, sehingga darah di wajah Jalal membasahi kepalanya. Jodha menyentuh keningnya yang basah oleh darah jalal. Jodha terbayang ketika Jalal memasangkan Sindor didahinya saat mereka menikah dulu. Jodha menjadi sedih dan putus asa. Untung saja Atgah shah dan pasukannya datang. Melihat kondisi Jalal, atgah sangat terkejut dan segera membawa Jalal kembali ke istana.
Pagi menjelang. Atgah yang menuntun kuda Jalal tiba di gerbang istana. Melihat kondisi Jalal, seisi istana menjadi panik. Maham yang berlari paling depan menyambut jalal. Dia sedikit histeri tapi tidak kehilangan akal. Maham bertanya bagaiman Jalal bisa seperti ini. Atgah menjelaskan secara singkat padanya. Atgah kemudian membawa Jalal masuk keistana. Maham menatap Jodha dengan tatapan menyalahkan. Jalal di baringkan di tempat tidurnya, semua dokter di panggil. Tapi luka Jalal sangat parah. Atgah menyuruh pelayan memanggil tabib terbaik diseluruh negeri. Hamida datang melihat Jalal. Melihat kondisi Jalal yang seperti itu, hamida tak kuat menahan diri, dia pingsan. Maham memnyuruh salima mengurus Hamida, dan dirinya sendiri menemui Atgah dan memberitaunya bahwa sebagai perdana menteri dia akan mengambil alih tanggung jawab kerajaan untuk sementara. Dan berbicara dengan rakyat akan kondisi raja mereka. Seaeb kalau sampai musuh mendengar kondisi Jalal, mereka dapat menyerang mereka. Atgah setuju.
Mendengar hamida pingsan, Jodha segera datang menjenguknya. Jodha teringat kata-kata Jalal yang tidak ingin melihat hamida seperti ini. Hamida sadar dan memanggil Jalal. Dia melihat Jodha. Dia bertanya napa Jalal bisa seperti itu. Mereka berdua pergi ke Ajmer, lalu bagaimana hal seperti ini bisa terjadi. Jodha menceritakan apa yang sebenarnya terjadi. Bagaimana mereka pergi berburu, dia membuang peluru senapan, lalu harimau menyerang. Mendengar itu Hamida memarahi Jodha, "demi hewan kau menempatkan hidup Jalal dalam bahaya?" lalu hamida memerintahkan semua orang yang mendengar cerita Jodha tidak menyebarkannya. Tidak boleh ada yang tau kalau Jodha yang bertanggung jawab untuk kondisi Jalal yang seperti ini, terutama Ruq. Karna Ruq tidak akan sanggup melihat jalal seperti ini. Hamida menyuruh semua orang berdoa agar tidak terjadi apap-apa pada Jalal, karena kalau tidak, kerajaan bisa dalam bahaya. Jodha terlihat tegang dan menyesal, bercampur sedih dan juga rasa bersalah yang amat sangat.Sinopsis Jodha Akbar episode 81
Atgah dan pasukannya sedang dalam pencarian, mereka mencari Jalal. Atgah memerintahkan pasukannya untuk menyebar dan menemukan Jalal dan Jodha secepat mungkin.
Dengan cemas dan sedih jodha mengatakan kalau dia tidak akan membiarkan sesuatu terjadi pada Jalal. Jalal mengatakan dengan terbata-bata, "saya tau aku tidak bisa hidup lagi. Aku tidak ingin ibu, bibi dan ruq melihatku seperti ini. Aku tidak bisa melihat mereka sedih. Aku tidak ingin melihat ruq memakai baju putih." Jodha mengatakan kalau tidak akan terjadi apa-apa pada Jalal. Jalal bertanya, "bagaimana kau tau? Aku tidak takut mati. Tapi cara aku mati ini salah. Sebagai raja aku ingin mati di medan perang, berjuang untuk kerajaanku." Jalal sudah terlihat sangat lemah. Dengan susah payah dia menyebut nama Jodha lalu tak sadarkan diri. Jodha menjerit histeris dan terpaku menatap Jalal yang tak bergerak.
Jodha berdiri di pintu gerbang istana sendirian. Para wanita menyambutnya. Ruq bertanya pada Jodha, Jalal kemana? Jodha tidak mampu menjawab. Ruq mengoncang tubuh Jodha dan berteriak menanyakan Jalal. Dengan suara gemetar dan terbata-bata Jodha menjawab kalau Jalal sudah wafat. Mendengar itu hamida pingsan. Ruq terjatuh di tanah dan berteriak histeri memanggil nama Jalal. Tapi ternyata itu semua cuma bayangan Jodha saja. Jodha melihat jalal tergeletak di depannya. Jodha mengoncang-goncang tubuh Jalal agar sadar. Tapi Jalal tetap diam. Jodha mengatakan kalau dia datang kesini untuk mendoakan agar Jalal panjang umur. Jalal tak boleh meninggalkan dirinya seperti ini. Jodha kembali berusaha mengangkat tubuh Jalal keatas kuda dengan susah payah. Saat menarik tubuh Jalal, kepala Jodha beradu dengan kepala Jalal, sehingga darah di wajah Jalal membasahi kepalanya. Jodha menyentuh keningnya yang basah oleh darah jalal. Jodha terbayang ketika Jalal memasangkan Sindor didahinya saat mereka menikah dulu. Jodha menjadi sedih dan putus asa. Untung saja Atgah shah dan pasukannya datang. Melihat kondisi Jalal, atgah sangat terkejut dan segera membawa Jalal kembali ke istana.
Pagi menjelang. Atgah yang menuntun kuda Jalal tiba di gerbang istana. Melihat kondisi Jalal, seisi istana menjadi panik. Maham yang berlari paling depan menyambut jalal. Dia sedikit histeri tapi tidak kehilangan akal. Maham bertanya bagaiman Jalal bisa seperti ini. Atgah menjelaskan secara singkat padanya. Atgah kemudian membawa Jalal masuk keistana. Maham menatap Jodha dengan tatapan menyalahkan. Jalal di baringkan di tempat tidurnya, semua dokter di panggil. Tapi luka Jalal sangat parah. Atgah menyuruh pelayan memanggil tabib terbaik diseluruh negeri. Hamida datang melihat Jalal. Melihat kondisi Jalal yang seperti itu, hamida tak kuat menahan diri, dia pingsan. Maham memnyuruh salima mengurus Hamida, dan dirinya sendiri menemui Atgah dan memberitaunya bahwa sebagai perdana menteri dia akan mengambil alih tanggung jawab kerajaan untuk sementara. Dan berbicara dengan rakyat akan kondisi raja mereka. Seaeb kalau sampai musuh mendengar kondisi Jalal, mereka dapat menyerang mereka. Atgah setuju.
Mendengar hamida pingsan, Jodha segera datang menjenguknya. Jodha teringat kata-kata Jalal yang tidak ingin melihat hamida seperti ini. Hamida sadar dan memanggil Jalal. Dia melihat Jodha. Dia bertanya napa Jalal bisa seperti itu. Mereka berdua pergi ke Ajmer, lalu bagaimana hal seperti ini bisa terjadi. Jodha menceritakan apa yang sebenarnya terjadi. Bagaimana mereka pergi berburu, dia membuang peluru senapan, lalu harimau menyerang. Mendengar itu Hamida memarahi Jodha, "demi hewan kau menempatkan hidup Jalal dalam bahaya?" lalu hamida memerintahkan semua orang yang mendengar cerita Jodha tidak menyebarkannya. Tidak boleh ada yang tau kalau Jodha yang bertanggung jawab untuk kondisi Jalal yang seperti ini, terutama Ruq. Karna Ruq tidak akan sanggup melihat jalal seperti ini. Hamida menyuruh semua orang berdoa agar tidak terjadi apap-apa pada Jalal, karena kalau tidak, kerajaan bisa dalam bahaya. Jodha terlihat tegang dan menyesal, bercampur sedih dan juga rasa bersalah yang amat sangat.Sinopsis Jodha Akbar episode 81