Sinopsis Jodha Akbar ANTV Episode 357
Malam itu setelah mereka bertemu kembali setelah sekian lamanya mereka dalam keheningan dan gak saling bertegur sapa, Jodha dan Jalal merasa bersalah satu sama lain, Jodha menghampiri Jalal yang sedang duduk bersimpuh dilantai. “Yang Mulia, maafkan semua kesalahanku. Aku mohon maaf. Maafkan aku yang telah membuatmu menderita “ , ujar Jodha setelah duduk disebelah Jalal dilantai, Jalal menatap Jodha sambil berlinangan airmata, perasaan Jalal berkecamuk, antara sedih, haru dan merasa bersalah dengan istri yang dicintainya, Jodha juga membalas tatapan Jalal dengan pandangan yang sama, air mata Jodha tidak dapat tertahan, Jodha langsung merengkuh Jalal dalam pelukannya, Jalal juga langsung merebahkan kepalanya dibahu Jodha dan mereka berdua menangis bersama, menangisi semua peristiwa yang terjadi diantara mereka berdua, sesaat kemudian Jodha memegangi wajah Jalal, suaminya … lalu diusapnya dengan lembut air mata yang menetes dipipi Jalal
Diluar halaman Syeh Salim Chisti berkata pada Tuhan : “Selama ini Jalal telah kehilangan arahnya, Ya Allah. dia telah berbuat yang tidak benar, tolong berikanlah arah yang benar padanya, Ya Allah ... ” ujar Syeh salim Chisti. Didalam kamar, Jalal memandang Jodha, cintanya pada Jodha tidak akan pernah berubah, begitupun Jodha, walaupun selama ini Jalal telah berubah kembali menjadi Jalal yang dulu tapi cintanya tetap untuk Jalal sampai kapanpun dan saat ini Jodha telah menemukan kembali Jalal yang telah menjadi Akbar. Jalal menyentuh pipi Jodha, dan tangan mereka bersatu kembali seperti enggan dipisahkan, wajah merekapun saling dekat satu sama lain, Jodha menutup matanya dan lagu in ankhoon main kembali terdengar dengan nada yang sedih.
Pagi harinya, tampak Jodha sedang memberikan air untuk Jalal mencuci tangannya, lalu Syeh Salim Chisti datang dan berkata : “Kalian berdua telah kehilangan sesuatu dan itu tidak akan bisa kembali lagi, aku pikir lebih baik kalian berdua seharusnya tinggal disini dan menjadi orang biasa, layani mereka, tolong mereka, dengan begitu kalian akan mendapatkan kedamaian tetapi kalian berdua harus meninggalkan atribut kerajaan disini, jadilah rakyat biasa dan bantulah orang lain, menolong orang lain bisa mengurangi rasa bersalah kalian” lalu Syeh Salim Chisti berkata ke Jalal : “Seberapa banyak nyawa yang telah kau ambil, Jalal. kamu harus melayani sebanyak orang orang yang telah meninggal itu, kamu harus bertobat atas semua kesalahan kesalahanmu” ujar Syeh Salim Chisti , “Ya Syeh. saya akan melakukan seperti yang anda katakan” jawab Jalal. kemudian Syeh Salim Chisti memberikan restu pada mereka berdua.
Jiwa Jalal mengatakan: “Sangatlah mudah bagi seorang Raja yang telah merenggut banyak nyawa akan tetapi menjadi seorang rakyat biasa dan menolong orang orang disekitarnya itu sangatlah sulit tapi aku harus bisa melakukannya dan Marium Uz Zamani (sebutan utk Jodha setelah punya anak) ada disana bersamaku, kami melakukannya bersama sama melewati hari demi hari .
Suatu hari dipagi hari yang indah, matahari bersinar sangat cerah, tampak Jalal sedang menyirami bunga, dan Jodha membantunya dengan mengambilkannya air, Jodha memandangi Jalal dengan penuh haru, tak pernah dibayangkannya kalau Jalal bisa menjadi seorang rakyat biasa.
Narator : Waktupun berganti, hari demi hari tahun demi tahun semuanya berubah, saat ini anak perempuan Bakshi Banu (adik Jalal) dan Syarifudin telah besar berusia 7th, dia tuli (tidak bisa mendengar) tetapi Bakshi sangat mencintainya, dia bahagia dengan anaknya, dia adalah seorang ibu yang tangguh,
Dilain pihak Javeda (menantu Mahamanga) istri Adham Khan almarhum, tampak sedang bermain main dengan anak laki lakinya. Sementara itu Rukayah dengan berlalunya waktu diapun telah melupakan kesedihannya ditinggal Hussain, dia kembali mengambil tanggung jawab mengurusi istana para wanita tapi dia tidak lembut lagi, dia menjadi seorang wanita yang temperamental (sukanya marah marah). Seperti pada suatu hari, Rukayah memanggil salah satu pelayan dan menamparnya dengan keras hanya karna memasang tirai yang warnanya tidak disukainya dikamarnya.
Sedangkan Jalal, setiap hari dia selalu berusaha untuk menolong orang orang disekitarnya dan tinggal di rumah Syeh Salim Chisti bersama Jodha, istrinya. Jalal juga selalu membuat gerabah dari tanah liat pada malam hari, dan Jodha selalu membantunya. Mereka juga melakukan sholat bersama sama, pada malam hari Jalal sering memijat kaki Syeh Salim Chisti, Syeh Salim Chisti selalu mendoakannya. mendoakan yang terbaik untuk Jalal dan Jodha. Suatu pagi, Jalal sedang berdiskusi dengan Maan Shing dan Todar Mal bahwa banyak musibah yang terjadi karena perang, oleh karena itu Jalal ingin memberikan orang orang Rajvanshies sedekah khususnya buat mereka yang terimbas karena perang, Jalal meminta pada orang orang kepercayaannya itu untuk membantu korban perang tersebut dalam segala hal. Suatu hari ketika Jalal sedang berjalan jalan, dia menemukan ada seorang anak kecil yang menangis, Jalal membantunya dan memberikannya ke ibunya, suatu ketika Jalal dan Jodha memberikan banyak hadiah ke fakir miskin, seperti pakaian, uang dan lain sebagainya.
Beberapa tentara mendatangi rumah salah seorang perempuan yang terkena dampak perang, tentara itu mengatakan bahwa Raja Jalalludin Muhammad Akbar memberi beberapa koin emas untuk perempuan itu dan orang orang disekitar sini tapi perempuan itu menolaknya karena koin koin emas itu gak bisa mengembalikan apa yang telah Raja Jalal lakukan padanya, dia gak mau menerima koin koin emas itu dan tentarapun berlalu dari sana.
Jalal dan Jodha sedang berada didalam kamar, tiba tiba saja Jodha limbung dan berasa ingin muntah, melihat istrinya seperti itu Jalal langsung menghampiri dan memegangnya dengan lembut dan bertanya
“Kamu baik saja saja, Ratu Jodha ?” tanya Jalal dan tak berapa lama kemudian dokter datang, memeriksa Jodha .
“Dia telah bekerja sepanjang hari, mungkin karena itulah dia jadi kurang sehat” kata Jalal
“Ratu Jodha memang harus banyak istirahat sekarang , selamat Yang Mulia, anda sebentar lagi akan menjadi seorang ayah” kata dokter, mendengar hal itu Jalal langsung tersenyum bahagia dan menghampiri Jodha yang sedang terbaring dikasur, lalu di ciumnya kening Jodha dengan lembut, Jodha sangat bahagia sekali karena akhirnya dia bisa memberikan anak untuk Jalal. Suatu hari, Jalal sedang menyuapi Jodha dengan mesra, tiba tiba Syeh Salim Chisti datang dan melihat kearah mereka dan bertanya : “Apakah kalian berdua baik baik saja ?”
, “Ya. tapi Ratu Jodha sangat keras kepala, dia tidak mau istirahat dan bekerja terus dari tadi” ujar Jalal. “Yang Mulia tidak mengijinkan aku bekerja, katanya dia akan melakukan semuanya sendiri , sementara saya disuruh istirahat terus dari tadi, tolong katakan padaku Syeh Salim bagaimana seorang istri bisa beristirahat ketika suaminya sibuk bekerja” rajut Jodha. “Kalian berdua benar semua tapi aku punya satu solusi buat kalian berdua” kata Syeh Salim … lalu datanglah seorang perempuan masuk menemui mereka , “Kenalkan ini adalah Shamshad, dia nantinya yang akan mengurus Ratu Jodha, sekarang kalian berdua bahagia bukan ?” ujar Syeh Salim lagi, Jalal dan Jodha pun mengangguk, kemudian Shamshad duduk disebelah Jodha dan memberinya salam.
Di Kerajaan Mughal, Agra. Tampak para Ratu sedang bercengkrama di teras depan, lalu ibu ratu Hamida berkata ke Salima : “Tahun telah berganti … tapi kita masih belum bertemu dengan Jalal dan Jodha” tiba tiba Todar Mal datang kehadapan mereka. “Maafkan hamba, ibu Ratu Hamida, hamba membawa berita baik. “ ujar Todar Mal “Apa? kabar apa itu ??? apakah Jalal akan kembali ??” tanya Rukayah dengan menggebu-gebu . “Tidak … Yang Mulia tidak akan kembali untuk saat ini tapi suatu saat beliau pasti kembali, kabar baik yang hamba bawa adalah saat ini Ratu Jodha sedang hamil dan dia segera akan melahirkan pewaris tahta kerajaan Mughal” kata Todar Mal. Mendengar kabar tersebut Ruqayah langsung terkejut sementara yang lain mengucap syukur dan bahagia. “Terima kasih Ya Allah. “ ujar ibu ratu Hamida
“Saya seperti serasa mau terbang dan pergi ke tempat Jodha. “ kata Ratu Salima. Hamida langsung menyuruh Todar Mal untuk menyiapkan segala sesuatunya untuk perjalanan mereka ke tempat Jodha
“Saya gak akan ikut !” ujar Ruqayah ketus “Maksudku aku menyiapkan semuanya disini, kalian pergilah dan bawalah mereka kembali, aku akan menyambut kedatangan mereka” lanjut Ruqayah
Suatu malam dikamar Syeh Salim Chisti, Syeh Salim berkata ke Jalal : “Jalal … ketika anakmu lahir nanti, kamu tidak boleh berada disini, aku mendapat petunjuk bahwa gak akan baik jadinya untuk anakmu dan Jodha kalo kamu ada didekat mereka, kamu baru boleh melihatnya setelah anakmu berusia satu bulan … ini semua adalah kehendak dari Tuhan, aku tahu kamu sangat mendambakan seorang anak tapi kamu harus menjauh darinya terlebih dahulu selama 1 bulan” . “Terus terang . Saya ingin selalu berada didekat Jodha dan anakku, tetapi demi keselamatan istri dan anakku, aku akan pergi” kata Jalal
Kemudian Jalal mendatangi Jodha yang sedang terbaring di kasur. “saya harus pergi, Ratu Jodha … “ ujar Jalal. “Yang Mulia, kau mau pergi kemana?” tanya Jodha . “Ini adalah perjalanan terakhirku dalam membantu semua orang, ada seorang perempuan yang belum saya bantu, saya tau dia dan anaknya sedang dalam masalah jadi aku harus pergi dan membantunya, saya ingin membuat kehidupan mereka jauh lebih baik, jadi aku harus pergi sekarang. “ kata Jalal. “Yang Mulia. kau telah membantu semua orang tanpa bayaran sepeserpun, kamu bekerja tanpa pamrih, sekarang saatnya orang orang akan membayar semua jerih payahmu selama ini, lalu sekarang kamu mau pergi. kapan kamu kembal, Yang Mulia ? bukti cinta kita sebentar lagi akan lahir di dunia ini” kata Jodha. “Kau akan baik baik saja, jaga dirimu baik baik dan anak kita, aku harus pergi . “ kata Jalal sambil mengusap perut Jodha dan berlalu dari sana.
CERITA SELANJUTNYA
Sinopsis Jodha Akbar episode 358