Sinopsis Jodha Akbar ANTV Episode 355. Pasukan Jalal terus mengelu elu kan nama Jalal. Jalal menatap pada benteng orang orang Rajvanshies dengan tatapan yang sangat marah, sebelum perang Jalal berkata : “Saya akan memberi mereka sebuah pesan” , “Mereka bisa membunuh anda, Yang Mulia” ujar Todar Mal, “Sampai hari ini, gak ada senjata apapun yang bisa membahayakan nyawsaya, tak ada seorangpun yang akan menyerangku dari belakang” kata Jalal. Jalal mengendarai kudanya melewati benteng Rajvanshies.
Tentara tentara dan pengawal pengawal yang sedang berjaga didalam benteng melihat seorang Mughal datang, lalu mereka berkata : “Kamu bisa saja dibunuh !” mereka langsung bersiap siap untuk membunuh Jalal, mereka melancarkan panah panahnya untuk menyerang Jalal, tapi tak satupun anak panah yang mengenai tubuh Jalal, salah satu tentara itu berkata : “Mungkin dia adalah Jalal !” , tentara yang lain berucap : “gak mungkin, para menterinya pasti gak mungkin mengijinkannya untuk datang kesini” , “Hei. Dimana Uday Pratap dan Kunwar Pratap ?” teriak Jalal kepada tentara tentara tsb “Apa yang terjadi pada kalian, saya disini didepanmu ! kenapa kamu gak membunuhku ? saya adalah Jallaludin, saya akan memberikan kalian satu kesempatan, saat ini saya gak membawa senjata apapun, ayooo , bunuh saya !” teriak Jalal, Jalal menyuruh mereka untuk menyerangnya. “Kamu mempunyai kesempatan untuk membunuhku saat ini dan kamu malah berada didalam benteng ! kamu ingin membunuh saya kan ? ayoo bunuh saya didepanku sekarang, jangan bersembunyi !” teriak Jalal.
Tentara tentara dan pengawal pengawal yang sedang berjaga didalam benteng melihat seorang Mughal datang, lalu mereka berkata : “Kamu bisa saja dibunuh !” mereka langsung bersiap siap untuk membunuh Jalal, mereka melancarkan panah panahnya untuk menyerang Jalal, tapi tak satupun anak panah yang mengenai tubuh Jalal, salah satu tentara itu berkata : “Mungkin dia adalah Jalal !” , tentara yang lain berucap : “gak mungkin, para menterinya pasti gak mungkin mengijinkannya untuk datang kesini” , “Hei. Dimana Uday Pratap dan Kunwar Pratap ?” teriak Jalal kepada tentara tentara tsb “Apa yang terjadi pada kalian, saya disini didepanmu ! kenapa kamu gak membunuhku ? saya adalah Jallaludin, saya akan memberikan kalian satu kesempatan, saat ini saya gak membawa senjata apapun, ayooo , bunuh saya !” teriak Jalal, Jalal menyuruh mereka untuk menyerangnya. “Kamu mempunyai kesempatan untuk membunuhku saat ini dan kamu malah berada didalam benteng ! kamu ingin membunuh saya kan ? ayoo bunuh saya didepanku sekarang, jangan bersembunyi !” teriak Jalal.
Salah seorang tentara mengatakan : “Kami adalah orang Rajvanshies dan kami gak akan membunuh seperti seorang pengecut ! kamu kesini gak membawa senjata jadi kami gak akan menyerangmu, itu melanggar peraturan yang ada, kami akan membunuhmu hanya di medan pertempuran !” , “saya sudah memberikan kamu kesempatan dan kamu gak memanfaatkannya, baiklah … saya akan segera bertemu dengan kalian semua di medan pertempuran !” teriak Jalal. Salah seorang tentara mengatakan : “Kami akan menghancurkan mimpimu !” . “Ini peringatan dariku bahwa saya akan membersihkan medan pertempuran dan saya akan meletakkan bendersaya disana !” ujar Jalal “saya akan melihat sampai kapan kalian akan menyembunyikan Maharana Uday dan Kunwar Pratap !” kata Jalal sambil berlalu dari sana.
Di Istana Agra, Moti meminta Jodha untuk memakan makanannya, tapi Jodha hanya duduk dan termangu menatap langit dan berkata : “Lihatlah, Moti. Langit saat ini berubah warnanya, lihat. itu menunjukkan warna dari kobaran api, darah . Jalal pasti sudah membunuh orang orang Rajvanshies, saya sudah memberikan tilak (restu) pada pedang Jalal bukan hanya untuk kemenangannya tapi saya juga memberikan darah pertama dari orang Rajvanshies yang telah dia bunuh” kata Jodha sedih. “Yang Mulia akan segera kembali, Jodha” ujar Moti. “Uday dan Kuwar Pratap adalah seorang ksatria sejati, saya khawatir sama Yang Mulia, Moti ” kata Jodha lagi. “Yang Mulia juga seorang ksatria sejati, Jodha“ jawab Moti, “Masalahnya saat ini mereka semua adalah petarung yang terbaik dan mereka saling harus darah satu sama lain, saya gak ingin tahu apa yang terjadi di medan pertempuran, langit saat ini mengubah warnanya menjadi merah yang menunjukkan warna darah” ujar Jodha.
Peperanganpun akhirnya terjadi, ini adalah perang panah dan mesiu dimana kedua kubu saling melemparkan anak panah dan tembakannya satu sama lain, pasukan Jalal melemparkan anak panahnya kearah benteng Rajvanshies, “Kalau sampai mereka gak membuka pintu gerbang benteng itu, hujani panah terus ke arah benteng Rajvanshies !” perintah Jalal. Pada malam harinya, Todar Mal berkata ke Jalal : “Pasukan pasti merasa kelaparan setibanya di benteng Rajvanshies, jadi lebih baik kita tunda dulu menyerang gerbangnya, Yang Mulia” , “saya kesini bukan untuk menunggu dan percaya pada takdirku, saya datang kesini untuk membunuh mereka semua, saya akan menghabisi mereka semua dengan kekuatanku bukan karena rasa lapar para pasukanku ! saya akan membunuh Uday dan Kunwar Pratap, saya gak ingin mereka membuka gerbang tapi saya akan mendobrak dinding dinding benteng itu dan menyerang mereka semua !” ujar Jalal dengan marah.
Narator : Keesokan harinya, perang panah dan mesiupun berlanjut kembali, perang ini gak hanya terjadi selama 2 hari, ini adalah perang terbesar seperti kebencian Jalal yang terbesar, banyak tentara yang tewas di medan pertempuran.
Di Istana Rajvanshies. para tentara saling berdiskusi bahwa mereka akan membunuh tentara tentara Mughal dan akan memenangkan peperangan. Ketika salah satu tentara Rajvanshies berhasil membunuh tentara Mughal, Jalal langsung marah dan melayangkan anak panahnya kearah tentara Rajvanshies tersebut, dia membunuh salah satu prajurit Rajvanshies. Para prajurit Rajvanshies berdiskusi bahwa pertahanan mereka bisa jebol kapan saja, “Ini waktunya untuk menunjukkan kekuatan kita pada para prajurit Mughal !” kata Pemimpin benteng Rajvanshies kepada para tentaranya , “Kita akan menangkan Mewar dari tentara Mughal, kalian harus memenangkan peperangan ini dan jangan biarkan seorangpun tentara Mughal yang masuk ke tempat kita ! kita akan memenangkan Mewar dari Mughal, tempatkan para wanita dan anak anak ditempat yang aman” ujar Pemimpin tersebut.
Di sisi lain, para perempuan Rajvanshies juga sedang berdiskusi, mereka gak akan membiarkan tentara Mughal menyerang Mewar mereka, mereka gak akan memberikannya pada tentara Mughal, mereka akan melsayakan ‘jauhur’ (semacam aksi bunuh diri) dan gak akan membiarkan para prajurit Mughal menyentuh Mewar dan tubuh mereka.
Perang resmipun dimulai, para prajurit dari kedua belah pihak saling mengejar satu sama lain, mereka saling menyerang satu sama lain dan saling membunuh sebanyak yang bisa mereka lsayakan. Beberapa tentara Mughal berhasil menuju ke gerbang benteng dan mendobraknya, para prajurit berhasil masuk ke benteng Rajvanshies, perang ini penuh dengan ayunan dan suara pedang yang saling beradu. Maan Shing, Todar Mal dan semua saling berkelahi dengan tentara tentara Rajvanshies, mereka saling membunuh, Jalal datang ke medan pertempuran dengan mengendarai kudanya, pedangnya penuh dengan darah, dia sangat marah melihat prajurit Rajvanshies yang sedang bertempur, dan Jalalpun mulai membunuh mereka satu per satu.
Di dalam benteng, semua perempuan Rajvanshies menuju ke sumur yang didalamnya terdapat kobaran api, mereka berdoa untuk Mewar. Di sekitar taman benteng, perkelahian masih terus berlanjut, Jalal melihat salah seorang Rajvanshies yang bertarung dengan tangguh, dia adalah pemimpin pasukan Rajvanshies. Semua perempuan melompat ke dalam sumur yang penuh dengan api yang langsung membunuh mereka satu per satu, mereka melsayakan ‘jauhur’ (aksi bunuh diri), Jalal melihatnya tapi mengabaikannya. Jalal membunuh salah satu pemimpin pasukan Rajvanshies. Salah seorang tentara datang menemui Jalal dan berkata : “Kami akan memberikan nyawa kami tapi kami gak akan mengatakan padamu dimana Uday dan Kunwar Pratap berada, mereka gak ada disini, kami gak akan memberitahukannya padamu” , Jalal langsung membunuh mereka. Jalal mengatakan pada semua prajuritnya yang tersisa : “Bunuh semua prajurit Rajvanshies ! tak seorangpun boleh hidup !” tak berapa lama kemudian Jalal mendengar tangisan seorang anak kecil, dalam hatinya berkata sambil menatap ke langit : “Tuhan telah mengambil semua anak anakku tapi Dia gak bisa mengambil kekuatanku ! saya gak akan meninggalkan anak ini “
CERITA SELANJUTNYA
Sinopsis jodha Akbar Episode 356
Di Istana Agra, Moti meminta Jodha untuk memakan makanannya, tapi Jodha hanya duduk dan termangu menatap langit dan berkata : “Lihatlah, Moti. Langit saat ini berubah warnanya, lihat. itu menunjukkan warna dari kobaran api, darah . Jalal pasti sudah membunuh orang orang Rajvanshies, saya sudah memberikan tilak (restu) pada pedang Jalal bukan hanya untuk kemenangannya tapi saya juga memberikan darah pertama dari orang Rajvanshies yang telah dia bunuh” kata Jodha sedih. “Yang Mulia akan segera kembali, Jodha” ujar Moti. “Uday dan Kuwar Pratap adalah seorang ksatria sejati, saya khawatir sama Yang Mulia, Moti ” kata Jodha lagi. “Yang Mulia juga seorang ksatria sejati, Jodha“ jawab Moti, “Masalahnya saat ini mereka semua adalah petarung yang terbaik dan mereka saling harus darah satu sama lain, saya gak ingin tahu apa yang terjadi di medan pertempuran, langit saat ini mengubah warnanya menjadi merah yang menunjukkan warna darah” ujar Jodha.
Peperanganpun akhirnya terjadi, ini adalah perang panah dan mesiu dimana kedua kubu saling melemparkan anak panah dan tembakannya satu sama lain, pasukan Jalal melemparkan anak panahnya kearah benteng Rajvanshies, “Kalau sampai mereka gak membuka pintu gerbang benteng itu, hujani panah terus ke arah benteng Rajvanshies !” perintah Jalal. Pada malam harinya, Todar Mal berkata ke Jalal : “Pasukan pasti merasa kelaparan setibanya di benteng Rajvanshies, jadi lebih baik kita tunda dulu menyerang gerbangnya, Yang Mulia” , “saya kesini bukan untuk menunggu dan percaya pada takdirku, saya datang kesini untuk membunuh mereka semua, saya akan menghabisi mereka semua dengan kekuatanku bukan karena rasa lapar para pasukanku ! saya akan membunuh Uday dan Kunwar Pratap, saya gak ingin mereka membuka gerbang tapi saya akan mendobrak dinding dinding benteng itu dan menyerang mereka semua !” ujar Jalal dengan marah.
Narator : Keesokan harinya, perang panah dan mesiupun berlanjut kembali, perang ini gak hanya terjadi selama 2 hari, ini adalah perang terbesar seperti kebencian Jalal yang terbesar, banyak tentara yang tewas di medan pertempuran.
Di Istana Rajvanshies. para tentara saling berdiskusi bahwa mereka akan membunuh tentara tentara Mughal dan akan memenangkan peperangan. Ketika salah satu tentara Rajvanshies berhasil membunuh tentara Mughal, Jalal langsung marah dan melayangkan anak panahnya kearah tentara Rajvanshies tersebut, dia membunuh salah satu prajurit Rajvanshies. Para prajurit Rajvanshies berdiskusi bahwa pertahanan mereka bisa jebol kapan saja, “Ini waktunya untuk menunjukkan kekuatan kita pada para prajurit Mughal !” kata Pemimpin benteng Rajvanshies kepada para tentaranya , “Kita akan menangkan Mewar dari tentara Mughal, kalian harus memenangkan peperangan ini dan jangan biarkan seorangpun tentara Mughal yang masuk ke tempat kita ! kita akan memenangkan Mewar dari Mughal, tempatkan para wanita dan anak anak ditempat yang aman” ujar Pemimpin tersebut.
Di sisi lain, para perempuan Rajvanshies juga sedang berdiskusi, mereka gak akan membiarkan tentara Mughal menyerang Mewar mereka, mereka gak akan memberikannya pada tentara Mughal, mereka akan melsayakan ‘jauhur’ (semacam aksi bunuh diri) dan gak akan membiarkan para prajurit Mughal menyentuh Mewar dan tubuh mereka.
Perang resmipun dimulai, para prajurit dari kedua belah pihak saling mengejar satu sama lain, mereka saling menyerang satu sama lain dan saling membunuh sebanyak yang bisa mereka lsayakan. Beberapa tentara Mughal berhasil menuju ke gerbang benteng dan mendobraknya, para prajurit berhasil masuk ke benteng Rajvanshies, perang ini penuh dengan ayunan dan suara pedang yang saling beradu. Maan Shing, Todar Mal dan semua saling berkelahi dengan tentara tentara Rajvanshies, mereka saling membunuh, Jalal datang ke medan pertempuran dengan mengendarai kudanya, pedangnya penuh dengan darah, dia sangat marah melihat prajurit Rajvanshies yang sedang bertempur, dan Jalalpun mulai membunuh mereka satu per satu.
Di dalam benteng, semua perempuan Rajvanshies menuju ke sumur yang didalamnya terdapat kobaran api, mereka berdoa untuk Mewar. Di sekitar taman benteng, perkelahian masih terus berlanjut, Jalal melihat salah seorang Rajvanshies yang bertarung dengan tangguh, dia adalah pemimpin pasukan Rajvanshies. Semua perempuan melompat ke dalam sumur yang penuh dengan api yang langsung membunuh mereka satu per satu, mereka melsayakan ‘jauhur’ (aksi bunuh diri), Jalal melihatnya tapi mengabaikannya. Jalal membunuh salah satu pemimpin pasukan Rajvanshies. Salah seorang tentara datang menemui Jalal dan berkata : “Kami akan memberikan nyawa kami tapi kami gak akan mengatakan padamu dimana Uday dan Kunwar Pratap berada, mereka gak ada disini, kami gak akan memberitahukannya padamu” , Jalal langsung membunuh mereka. Jalal mengatakan pada semua prajuritnya yang tersisa : “Bunuh semua prajurit Rajvanshies ! tak seorangpun boleh hidup !” tak berapa lama kemudian Jalal mendengar tangisan seorang anak kecil, dalam hatinya berkata sambil menatap ke langit : “Tuhan telah mengambil semua anak anakku tapi Dia gak bisa mengambil kekuatanku ! saya gak akan meninggalkan anak ini “
CERITA SELANJUTNYA
Sinopsis jodha Akbar Episode 356