Sinopsis Jodha akbar ANTV Episode 217
Di istana Amer, Menawati dan adik iparnya sedang berdiri diatas balkon. Ketika dengan tertatih-tatih Shaguni bai datang menghampiri mereka. Menawati memberi salam pada shaguni bai dan berkata dengan mata berkaca-kaca, "kamu tau segalanya, shaguni bai. Ramalanmu slalu benar. Kami tidak tahu di mana Jodha berada. Beritahu kami shaguni bai." Shaguni bai mengatakan, "tentu kamu khawatir, kamu adalah ibunya. Dan putri kesayanganmu telah hilang." Menawati menyetujui sambil memangis, "ya, shaguni bai. Kami semua sangat kuatir denganya. Bahkan pagi hari gak memberi kami harapan apapun. Saya sudah memberitahunya, wanita meninggalkan rumah suaminya hanya setelah dia meninggal.
SAya sudah katakan padanya, kalo dia datang kesini setelah bertengkar dengan suaminya, dia tidak akan di terima di sini. -menawati menangis tersedu-sedu- Aku mengatakan itu padanya.." Shaguni menegurnya, "perkataanmu membuat dia merasa tidak di terima di Amer. Menurutmu dia akan pergi kemana jika alami situasi seperti itu? Menawati, dia adalah putrimu. Meski dia salah atau benar sudah jadi tanggung jawabmu untuk melindunginya. Kau tak bisa lupakan tanggung jawab itu." Tangis menawati semakin keras, "ya shaguni bai, kau memang benar. Aku tak sengaja membuat kesalahan yang besar. Putriku yang menerima akibatnya karena kesalahanku. Aku mohon padamu, shaguni bai, -menawati bersimpuh di kaki shaguni- tolong beritahu sesuatu tentang putriku."Shaguni mengatakan kalau Jodha dan suaminya sedang mengalami cobaan. Masalah ini akan menguji cinta mereka, dia harus melewati cobaan ini. Dan setelah masalah ini berakhir, hubungan mereka akan semakin kuat. Menawati mengatakan kalau dirinya tak paham maksud shaguni, "aku hanya ingin tahu satu hal, apakah putriku dalam bahaya?" Shaguni menjawab, "dimanapun putrimu berada, dia akan baik-baik saja. Dia adalah putri Amer. Dia gak akan menyerah." Menawati memengang dadanya dan menarik nafas lega, dia bertanya, "apa yang harus kulakukan sekarang, shaguni bai?" Shaguni menjawab, "tidak ada. Ini sudah takdir, dan takdir tidak bisa di rubah. Bagi yang akan menghasbiskan hidup bersama, tapi sudah tidak bersama, meeka akan bersatu kembali. Dan itu sudah di takdirkan. Saat mereka bersatu, cinta mereka akan semakin mekar. Dewi kali akan memberimu anugerah. Dan dewa juga melindungi dia. Dimanapun dia berada, dewa krishna selalu melindunginya. Hidup dewi kali!" Shaguni meninggalkan menawati yang sudah bisa tersenyum lega meski masih meneteskan air mata. Meski pun panjang lebar petuah shaguni intinya cuma satu, jangan khawatir, Jodha akan baik-baik saja.
Jalal mendatangi banyak tempat untuk mencari Jodha. Jalal tiba di sebuah desa, dimana Jodha dulu pernah singgah disana. Jalal turun dari kuda. Seorang lelaki menghampirinya sambil membawa nampan berisi buah. Pengawal menahan lelaki itu agar tidak mendekati Jalal. Tapi jalal melarang pengawalnya bersikap bergitu. jalal mengatakan, "jangan kuatir, mereka dalah rakyatku, mereka gak akan menyakitiku." Seorang pria yang sepertinya kepala desa, menghampiri jalan dan mengucapkan salam dan mempersilahkan Jalal duduk di dipan yang ada i halam itu. Jalal duduk di sana. Si pembawa nampan buah menawarinya, tapi Jalal menolak dan mengucapkan terima kasih. Jalal melihat penduduk berdiri jauh darinya, di amemanggil mereka, "mengapa kalian menjauh? Kemarilah.." Para penduduk segera bergegas memghampiri Jalal dan duduk teratur di depannya. jalal berkata, "aku ingin bertanya, apakah kalian melihat wanita asing yang melintas? Dia sendirian." Kepala desa memberi tahu Jalal bahwa setiap hari mereka melihat pengembara yang melintas, "Bagaimana kami tahu siapa yang anda maksud?" Jalal memberitahu kalau dia berbeda dari orang lain, "dia sangat cantik dan sangat baik hati." Kepala desa mengatakan kalau beberapa hari yang kalau ada wanita seperti itu yang datang kemari. Jalal langsungtertarik, "kau tahu siapa dia?" Kepala desa menjawab, "maaf yang mulia, kami gak menanyakan namanya. Di aterlihat polos.
Dia memakai pakaian biasa, tapi wajahnya sangat cantik." Istri kepala desa menambahkan kalau wanita itu membawa patung dewa krishna. Jalal langsung menebak kalau itu Jodha. Dia berdiri dengan antusias dan bertanya, "dia pergi kearah mana?" Penduduk desa saling pandang dan menatap Jalal. Jalal terlihat cemas, "jangan menatapku. Aku perlu bantuan kalian, dia pergi kearah mana?" Kepala desa mengatakan kalau wanita itu pergi keesokan harinya tanpa memberitahu siapapun. Dan mereka tidak tahu dia pergi kemana. Jalal terlihat tak bergairah lagi. Dalam hati dia berkata, "kamu pergi kemana ratu Jodha? Setidaknya aku punya sedikit harapan. Aku akan menemukanmu!" Jalal berkata pada kepala desa dan penduduk, "terima kasih atas bantuan kalian. Aku akan pergi sekarang." Jalal kemudian naik keatas kudanya dan melanjutkan pencarian.
Di istana Agra, Resham sedang mengendap-endap di depan kama Hamida sambil tersenyum-senyum memberi tanda pada seseorang yang gak kelihatan. Resham mendekati pelayan hamida, si pelayan bertanya, "Kau mau apa? Apa yang kau lakukan di sini Resham khan?" Resham menjawab kalau dia ingin melihat korden di kamar ratu. Setelah itu dia berbalik pergi. Belum jauh reseham berjalan, Hamida keluar dan mengajak pelayan pergi. Melihat Hamida pergi dari ruangannya, Resham segera membalikan badan dan melangkah menuju kamar hamida. Di tengah jalan dia memberi isyarat pada orang yang tak kelihatan agar mengikutinya. Maham segera berlari menghamoiri Resham. Keduanya lalau masuk kekamar Hamida. Resham berjaga di depan pintu sedangkan Maham mengeledah kamar hamida mencari sesuatu. Maham membuka setiap kota yang ada di kamar itu. Dari sebuah peti besar, maham menemukan kotak kecil yang di carinya, tapi kotak itu terkunci. Maham memgeledah kotak di samping tempat tidur hamida dan menemukan kuncinya. Setelah terbuka, ternyata isinya hanya perhiasan. Maham kesal, dia berkata, "dimana dia menyembunyikan surat itu?" Resham menyuruh maham cepat-cepat, takut kalau hamida datang. Maham ngomel, sejak Jodha pergi, hamida lebih banyak menghabiskan waktu di kamarnya. Maham masih mencari. Resham sudah panik karena hamida sedang menuju kemarai. Akhirnya Maham meninggalkan kamar hamida tanpa hasil.
Jalal masih terus mencari. DI persimpangan Jalal dia bertemu dengan rombongan pengembara. Jalal menghentikan kudanya. Orang-orang dalam rombongan itu sepertinya pernag bertemu Jalal. Mereka menyapa Jalal dan berkata, "kami gak menyangka bertemu anda di sini." Jalal bertanya apakah mereka melihat wanita yang membawa patung krishna? Seorang wanita dalam rombongan itu menjawab, "tidak yang mulia. Kami tidak melihat wanita seperti itu." Jalal terlihat kecewa, dia bertanya lagi, "kalian mau kemana?" Si pria yang mungkin adalah kepala rombongan berkata kalau mereka akan pergi ke Mathura untuk berdoa. Mereka pamitan pada Jalal sebelum melanjutkan perjalanan. Jalal memgangguk dan melanjutkan kearah berlawanan. Tapi baru beberapa langkah dia berhenti. Dia terpikir sesuatu. Pengawal bertanya, "ada apa yang mulia?" Jalal berkata, "aku mengenal Jodha. Dia pasti akan pergi ke mathura." Pengawal mengatakan kalau mata-mata memberitahu kalau abul mali ada di sana, sangat berbahaya kalau Jalal pergi kesana. jalal berkata kalau saat ini yang paling penting menemukan Jodha. Jalal segera memutar arah menuju mathura. Prajurit mengikutinya.
Ruqaiya menghisap hokaah di kamarnya. Hoshiyar memijiti kakinya. Entah apa sebabnya tiba-tiba memarahi Hoshiyar. Ruq menuduh Hoshiyar sepertinya juga kesal karna Jodha tidak ada di sini karena itu dia tidak melakukan pekerjaanya dengan baik, "apakah kau tidak tahu caranya memijat?" Hoshiyar berkata kalau itu tidak benar. Dia bertanya kenapa Ruq terlihat kesal? Ruq terlihat bingung dan gelisah, "entahlah Hoshiyar. hari-hari sudah berlalu sejak Jalal pergi, Jalal masih sibuk mengejar ratu Jodha. Di abahkan tak merindukanku. Kadang aku ingin tau apa istimewanya ratu Jodha hingga Jalal sampai mementingkan dirinya. Kalu mau, Jalal bisa mengutus prajurit untuk mencarinya, tidak perlu pergi sendiri." Hoshiyar mengatakan kalau dirinya juga tidak paham, "maksudku anda juga sangat cantik, dan anda berasal dari keluarga kerajaan. namun beliau menyukai ratu Jodha." Ruq mendengar seseorang datang. Dia menyangka itu hamida. Ruq segera menyuruh Hoshiyar membawa pergi hookahnya.
Ternyata yang muncul Rahim. Rahim memberi salam pada Ruq yang membalasnya. Pelayan datang di belakang rahim memberitahu Ruq kalau dia sedang mencoba menidurkan Rahim, tapi Rahim pergi dari ranjangnya dan langsung ke ruangan Ruq. Ruq bilang tak apa dan menyuruh pelayan pergi. Rahim duduk di pangkuan Ruq. Ruq menyuruh Rahim hati-hati karena gaunnya terbuat dari sutera asli. Ruq berkata kalau Rahim bisa merusak gaunnya dan menyuruhnya bangun dari pangkuannya. Tapi Rahim berkata kalau dia ingin duduk di pangkuan Ruq. Akhirnya dengan terpaksa, Ruq membiarkan rahim duduk di pangkuannya. Ruq bertanya, "apa yang kau inginkan?" Rahim berkata, "semenjak ibu Jodha pergi aku tidak suka apapun. Ibu jodha biasanya menceritakan kisah yang seru padaku. Dia biasa bermain denganku, sangat menyenangkan. -Ruq memasang wajah tidak suka mendengarnya- Apakah kau tahu dia biasa menyanyikan sebuah lagu sebelum aku tidur. Kemana dia pergi? Kapan dia kembali? Bagaimana kalau kau ceritakan kisah padaku, aku tak bisa tidur." Ruq berkata kalau dia tidak bisa bercerita, tapi akan mencobanya, "cerita apa yang ingin kau dengar?" Rahim menjawab kalau dia ingin mendengar semua kisah yang Jodha ceritakan. Ruq dengan kesal berkata kalau dirnya bukan ratu Jodha. Rahim menatapnya tak mengerti.
Di asilum, Jodha duduk di luar sambil menatap langit. Jodha teringat pada rahim. Jodha berkata dalam hati, "saya meninggalkan istana, tetapi saya tidak bisa meninggalkan kenangan terhadap orang-orang yang kusayang." Mata Jodha berkaca-kaca.
Di agra, Ruq meralat kata-katanya, "maksudku, katakan cerita apa yang ingin kau dengar? Aku akan mencobanya." Rahim bertanya menagaskan apakah Ruq akan menceritakan kisah yang ingin dia dengar? Ruq mengangguk. Rahim berkata kalau ibu Jodha menceritakan kisah yang mulia. Ruq mengatakan baiklah akan saya ceritakan. Ruq mulai berceritakan kisah yang sangat seru katanya. yaitu kisah tentang dirinya sendiri. Kata Ruq, "ini kisah tentang harem terbesar di dunia, tentang ratu yang menguasai semuanya. Dia menghadapi banyak rintangan..." Ruq bercerita dengan bersemangat.
Di asilum, Jodha duduk dengan meletakan kepalanya diatas lutut. Shehnaz menyentuh pundaknya. Jodha mengangkat wajahnya menatap Shehnaz. Air mata mengalir deras di pipi Jodha. Shehnaz menatapnya tertegun. Shehnaz kemudian menyentuh airmata di pipi Jodha dan menatapnya dengan heran. Jodha mengusap air matanya. Shehnaz mengerakan tangan dengan lucu dan tersenyum, Jodha ikut tersenyum. Sehhnaz duduk di sampingnya dan berntanya, "siapa yang paling kau rindukan?" Jodha menatap Shehnaz dan berkata kalau dia merindukan semuanya, tapi saat ini dia sangat merindukan Rahim, "aku biasa menceritakan kisah padanya sebelum tidur." Shehnaz menatap Jodha dengan heran, "Rahim? siapa dia? shehnaz mengamai penampilan Jodha kau ini Rajvanshi atau Mughal?" Jodha menjawab kalau dia rajvanshi, "Rahim adalah anak yang tinggal di lingkunganku." Shehnaz tertawa mengerti dan bertanya kisah apa yang Jodha ceritakan pada rahim? Jodha menjawab kisahnya sendiri, "aku juga sering menceritakan kisah tentang yang mulia. shehnaz terlihat bingung Raja kerajaan mughal." Shehnaz bertanya bagaimana Jodha bis tahu banyak tentang yang mulia? Jodha dengan sedikit gugup berkata kalau dia tidak tahu apapun, dia mengarang ceritanya sendiri.
Shehnaz tertawa mengiayakan. Jodha menatap shehnaz dan berkata, "boleh kuberitahu sesuatu? Orang yang menganggapmu gila itu orang yang bodoh. Kau sangat cerdas." Shehnaz tak percaya mendengarnya, "menurutmu begitu?" Jodha mengedipkan mata menegaskan. Shehnaz tertawa bahagia, "kau baik sekali." Lalu shehnaz memeluk Jodha dan menyandarkan kepala di bahunya.
Rahim tiba-tiba turun dari pangkuan Ruqaiya. Ruq bertanya, "kenapa Rahim?" Rahim berkata kalau dia tidak suka dengan ceritanya, dia lebih sukan cerita ibu Jodha, "ceritamu tidak sebagus cerita ibu jodha." Dengan sedikit sedih Ruq berkata kalau dia sudah berusaha. Rahim berkata, "ibu jodha selalu menceritakan kisah yang seru tentang yang mulia. Aku permisi dulu. Sampai jumpa." Rahim berlari meninggalkan Ruq yang menatap kepergiannya dengan kesal campur kecewa. Ruq berteriak histeri, "jodha! jodha! jodha! Cukup aku sudah muak. Mengapa dia menggangguku? Mengapa semua orang menyukainya?" Ruq terduduk dengan kesal. Hoshiyar segera berlari mengambil hookah untuknya. Ruq segera menghisapnya untuk menenangkan diri.
Jalal sampai di mathura. Pengawal meminta agar Jalala tidak pergi terlalu jauh dan sebaiknya menunggu prajurit yang lain. Pengawal itu memint agar Jalal beristirahat dulu. Tapi jalal menolaknya, "aku tidak perlu istirahat. Jangan kuatirkan keselamatanku, ini adalah kota krishna. Orang kesini untuk berdoa, nyawaku tidak akan terancam bahaya. Aku dengar jika seseorang berdoa dengan tulus di sini, semua keinginannya akan terkabul. Kuharap keinginanku juga terkabul."Jalal turun dari kudanya dan berjalan memasuki kuil Krishna. Ada pasar di sekitar kuil. jalal berkeliling di pasar tersebutsambil mencari-cari sosok Jodha, "ratu Jodha, semoga aku menemukanmu di kota krishna." Jalal terus berjalan mencari-cari. Pengawal juga berusaha bertanya pada setiap orangyang ditemui. Jalal lewat di depan sebuah kios. Jodha sedang berdiri di depan kios itu bersama shehnaz dan para wanita dari asilum. Jalal tidak melihat Jodha dan terus berjalan. Jodha dan rombongan meninggalkan kios dan berjala di belakang Jalal. Ketika Jalal menoleh kebelakang, Jodha jug asedang menoleh mencari Shehnaz, jadi keduanya tidak saling melihat meskipun berdekatan. jalal melanjutkan langkahnya. Seorang wanita dari rombongan Jodha mengajak untuk pergi ke sungai yamuna untuk berdoa. Jodha setuju.
Jalal juga sampai di tepi sungai yamuna. Dia melihat banyak orang mandi di sana. Jalal teringat pada pembicaraanya dengan Jodha beberap waktu lalau, ketika mereka berkunjung kesini. Saat itu Jodha memberitahunya bahwa orang hindu percaya jika seseroang mandi di sungai yamuna di saat Bhai Dooj keinginannya akan terkabul, "aku selalu pergi bersama sauadaraku setiap tahun untuk mandi di sungai yamuna. Jika saudara kandung bersama-sama datang kesini mereka akan mempunyai umur panjang. Jika seseroang datang sendiri dan mandi di sungai Yamuna, semua dosanya akan terhapus dan doanya terkabul." jalal tertawa. Jodha tersinggung dan bertanya, "kenapa kau tertawa, yang mulia?" Jalal menjawab bahwa terkadang dia tidak mengerti apa yang di katakan Jodha. Jodha sewot dan mengatakan kalau dia tidak akan memberitahu Jalal apa-apa lagi. Jalal sambil tersenyum berkata kalau Jodha tidak pernah melewatkan kesempatan untuk bertengkar dengannya. Jodha balas mengatakan kalau Jalal selalu mengoloknya, "ini tentang kepercayaan dan aku mempercayainya. Meski kau tertawa, kau tak kan bisa mengubah agamaku. Saya percaya pada dewa krishna dan sungai suci ini. Aku beritahu, yang mulia. hanya orang yang beruntung saja yang bisa mandi di sungai ini. Jalal tersenyum, Jodha sewot lagi. tapi kau tak akan mengerti, kau boleh tertawa sesukamu " Setelah berkata begitu, Jodh asegera berkelebat pergi meningglkan Jalal yang berteriak memanggilnya dan mengatakan kalau dia hanya bercanda.
Menginggat semua itu Jalal terlihat sedih. Dia melepas surbannya dan berkata pada pengawal kalau dirinya akan mandi di sungai yamuna. Pengawal menyiapkan kain basahan untuk Jalal. Jalal masuk kedalan sungai dan berjalan agak ketengah. Di akembali teringat pada kata-kata Jodha yang mengatakan kalau mandi di sungai Yamuna dosany akan terhapus dan doanya akan terkabul. Jalal menengelamkan kepalanya di sungai Yamuna. Saat kepala Jalal terendam di dalam air, tak jauh darinya, kepala Jodha muncul. Saat kepala Jalal mucul lagi, kepala Jodha masuk kembali ke air, begitu beberapa kali. Bahkan ketika suatu saat kepala keduanya ada diatas air, mereka tetap tidak saling melihat. Bahkan Jodha sempat memutar tubuhnya, tetap saja gak terlihat oleh Jalal. Mungkin mereka belum di takdirkan untuk bertemu di sungai itu . Jalal beroda, "ya allah, dia bilang jika aku mandi di sungai yamuna doaku akan terkabul. Aku hanya punya satu keinginan, kembalikan ratu Jodha padaku. Aku tak bisa hidup tanpa dirinya. Kumohon, persatukan kami kembali.."
SELANJUTNYA
Sinopsis Jodha Akbar episode 218