Sinopsis Jodha Akbar ANTV Episode 247
Sinopsis Jodha Akbar ANTV Episode 247. Malam semakin larut, Jalal mencumbu Jodha, Baba Chisti berdoa dan Ruq berpesta ria. Baba berdoa agar waktu berhenti saat ini juga, karena saat-saat ini ada banyak limpahan kebahagiaan. Cinta akhirnya menempatkan Jalal dan Jodha pada posisi di mana seharusnya mereka berada. Ruq berpesta dengan para istri. Dia berteriak pada semua penghuni istana wanita agar menikmati minuman yang disediakan sepuas-puasnya. Meski dia tahu para istri di larang untuk minum, kecuali dalam acara-acara tertentu. Ruqaiya sekali lagi bermimpi ingin menjadi Mariam Zamani. Dia merasa dia adalah ratu dalam hidup Jalal, dan hari ini adalah kemenangannya. Karena dia merasa sebentar lagi dia akan melahirkan anak yang akan menjadi pewaris tahta kesultanan Mughal.
dhan Khan dan Sharifudin minum-minum sambil ngobrol. Sharif berkata hari ini jalal dan jodha merayakan ulang tahun perkawinan dan mendapat kabar baik akan menjadi ayah. Sungguh hari yang bahagia untuk dia. Adham tertawa dalam ketidakbahagiaanya. Dia melempar gelas dan menyuruh pelayan pergi. Sharif berkata padanya, maham angga berkata betul,"kemarahan adalah musuh terbesar mu." Adham berkata, " aku terluka demi Jalal. Aku menyelamatkannya dan mendapat luka karena dirinya. Sekarang ahli warisnya akan datang dan kita harus mengucapkan selamat padanya juga." Sharif meminta Adham agar adham berpikir dengan sehat. Adham menjawab dia sekarang bersama pikiran sehatnya, "kini aku akan mendapatkan hak ku dan tahta." Sharif mengatakan kemarahan membakar seseorang, dia menyuruh adham duduk dan menenangkan diri. Adham berkata, "api dalam diriku akan padam dengan sendirinya begitu akau mendapatkan tahta.Kalau tidak maka akan membakar semuanya." Sharif bertanya, "dengan siapa kau akan merayakan kemenanganmu? apakah kau akan memerintah di kuburan? Bersabarlah, ini bukan kandang kuda tapi pemerintahan mughal." Adham menjawab, "mungkin itu anak perempuan, tapi kalau laki-laki, sampai saat dia mengerti tahta, kita akan mendepat kesempatan." Sharif menyuruh adham menunggu. Adham menjawab, sampai kapan dia harus menunggu, dia tidak bisa menunggu lagi. Sharif berkata pada diri sendiri, dia harus memberi adham pengertian, kalau tidak dia akan membakar kesultanan. "bagaimana jika Jodha ku terbakar di dalamnya?" Sepertinya Sharif menaruh hati pada Jodha.
Pagi sudah menjelang. Hoshiyar masuk ketempat dimana semalam Ruq mengadakan pesta. Dia melihat para istri tergeletak di mana-mana dalam keadaan tidur. Ruq sendiri tertidur di sofa. Hoshiyar segera membangunkannya. tapi Ruq menepis tanganya. Hoshiyar tidak menyerah, dia tetap berusaha membangunkan Ruq dan berkata, "ini bukan kamar anda, bagaimana kalau ada yang meliihat anda tidur seperti ini?" Ruq segera bangun mendengar kata-kata Hoshiyar. Dia berkata dia tidak sadar dan tidak tahu kapan dia tertidur. Ruq mengatakan pestanya semalam sangat meriah. Dan dia ingin bertemu Jalal. Hosiyar mengatakan dia akan memberitahu Jalal kalau Ruq ingin bertemu dengannya. Ruq bilang tidak perlu, dia akan pergi kesana sendiri. Dia biasa pergi ke kamar Jalal tanpa izin. Ruq merasa dia ratu Jalal yang paling spesial saat ini, karena sebentar lagi dia akan menjadi Mariam Zamani, ibu dari pewaris tahat, dan dia akan selalu dekat dengan Jalal. Hoshiyar berkata kalau dia akan menyisirkan rambutnya dulu. Ruq menolak dan mengatakan kalau Jalal yang akan melakukan itu untuknya. Hoshiyar bertanya, "bagaimana itu bisa terjadi?" Ruq berkata, kalau seseorang kesakitan, bersedih maka sangat mudah mebujuknya.
Ruk pergi kekamar Jalal, tapi pengawal melarangnya masuk. Ruq menegur pengawal itu dengan mengatakan bahwa dia istri spesial Jalal dan akan segera menjadi Mariam Zamani, apakah dia berani menghentikannya? Pengawal berkata bahwa jalal..... belum selesai pengawal itu bicara, Ruq sudah menampar dan mengancam akan menghukumnya. Tanpa membuang waktu Tuq segera berjalan ke kamar Jalal, sedang seorang pengawal masih mencoba berteriak melarangnya.Tapi tidak di dengar Ruq. Ruk memasuki kamar Jalal, dia melihat tirai pembaringan masih tertutup rapat. Ruq mendekat dan mengintip kedalamnya. Dia melihat Jalal dan Jodha tidur bersama, kepala Jodha ada di bahu Jalal. Ruq terlihat shock dan terpana tak tahu harus berbuat apa. Lama dia menatapi pasangan bahagia kita dengan tatapan cemburu dan terluka. Dengan berderai air mata, ruk keluar dari kamar Jalal. Tubuhnya gemertar dan dia merasa mual ingin muntah. Beberapa orang istri berpapasan dengannya dan berkata bahwa tampaknya Ruq habis menemui Jalal. Mereka menanyakan apa kata Jalal pada Ruq. Ruq berbohong dengan mengatakan bahwa Jalal sangat senang. Mereka bertanya apa hadiah yang di berikannya pada Ruq. Ruq bilang jalal memberinya hadiah yang sangat unik, indah dan tak terduga yang tak seorang pun pernah diberinya. Mereka ingin melihat hadiah itu. Tapi Ruq bilang tidak ingin menunjukan pada mereka karena itu hadiah spesial. ruq berkata dia sangat bahagia, sampai menitikan airmata. Mereka berkata, Jalal bahkan tidak terpikir untuk memberi Jodha hadiah, Jalal memberikannya pada Ruq. Ruq menjawab, "Iya. Aku berharap Jalal juga memberi jodha hadiah yang sama." Lalu bergegas pergi meninggalkan para ratu.
Ruq kembali kekamarnya dengan diselimuti amarah. Dia terbayang lagi apa yang di lihatnya di kamar Jalal, Jalal dan Jodha tidur bersama dengan posisi yang begitu mesra. Ruq murka. Dia melempar barang dan menangis tersedu-sedu sampai jatuh ke lantai. Masih dengan menangis, Ruq duduk di depan meja dan menghantukkan kepalanya. Dia berkata..."mengapa Jalal...mengapa? mengapa memberi kehangatan pada Jodha ketika aku memberimu kebahagiaan?" Terngiang kembali kata-kata Jodha ketika pertama tiba di Agra. Ketika Jodha berkata dia akan membungkuk di depan Ruq dan sebagai imbalannya, ruq harus membuat Jalal tidak memandangnya. Ruq juga teringat kata-kata maham angga yang mengatakan kalau Ruq harus takut pada Jodha karena dia akan merebut Jalal dari sisinya. Ruqaiya menangis dan tertawa seperti orang gila. Ruq menyeka air matanya lalu dia terbahak-bahak... sendiri. Dia memanggil pelayan dan mengatakan agar menyuruh Jodha datang padanya sekarang juga. Pelayan pergi. Dan Ruq menyerigai puas.
Jodha dan Jalal tidur berpelukan. Jodha berbaring membelakangi Jalal dan jalal memeluknya dari belakang. Hari sudah terang ketika Jodha membuka matanya. Jodha mengerakan tubuhnya dan sadar kalau dia tidak tidur sendirian. Jodha melihat tangan jalal yang memeluk tubuhnya. Dia ingat apa yang sudah telah terjadi semalam, dan tersenyum. Perlahan dia memindahkan tangan jalal dan beranjak duduk. Jodha hendak meninggalkan tempat tidur, tapi Jalal memegangi tanganya. Dengan mata masih tertutup Jalal mengatakan agar jangan pernah berpikir bahwa seorang raja tidurnya nyenyak. Jalal menarik tangan Jodha dan mendekapnya di dada. "Seorang raja tidurnya lemah dan mudah terbangun." Jodha tersenyum dan berkata, "tapi istrimu ini ingin kembali kekamarnya." Jalal bangun dan mencium pundak Jodha dan berkata, raja tidak suka seseorang pergi dari kamarnya tanpa izin. Jodha melirik jalal dengan sudut matanya lalu bangkit dari tempat tidur. Jalal tersenyum. Jodha duduk didepan cermin, memakai perhiasannya dan merapikan rambutnya. Jalal berkata, jodha telah mengabaikan perintahnya. Jodha menjawab dengan mengatakan seorang suami tidak memberi perintah pada istri untuk melakukan sesuatu, tapi memintanya melakukan sesuatu. sinopsis jodha akbar 247
Jalal tersenyum dan menghampiri Jodha. Dia berkata, "aku telah menjadi tahanan mu." lalu jongkok di depan Jodha yang sedang duduk. Jodha menarik lengan Jalal agar berdiri sambil berkata, "kau telah menghapus perbudakan dari negeri ini, tempatmu bukan di kakiku, tapi di hatiku." Jalal menjawab, "aku menjadi budakmu karena kau mencintai hatiku bukan posisiku." Jodha meminta agar di biarkan pergi. Jalal bilang dia ingin Jodha tinggal. Jodha menjawab dia menerima permintaan Jalal. Jalal tersenyum dan mendekati Jodha, sangat dekat... jodha tersipu malu. Pengawal menginformasikan kalau moti ingin bertemu Jodha. Jalal menarik diri dari Jodha dengan sedikit rasa kecewa.
Jodha menemui moti dan berkata, "apa yang kau lakukan. Kau tahu, tidak baik menganggu waktu luang raja." Moti bilang dia tahu, tapi Ruq ingin bertemu Jodha, ruq kini sedang hamil. Jodha berkata, "baiklah, aku akan datang." Jodha segera kembali ke kamar Jalal dan memakai semua perhiasannya. Jalal yang berbaring menyender di ranjang bertanya apa yang di katakan moti. Jodha menjawab, "aku harus pergi." Jalal mengalihkan tatapannya dengan sedih dan kecewa. Jodha melihat itu. Dia mendekatinya dan berbisik di telinga Jalal, "Ruq memanggil, aku akan segera kembali." Mendengar itu Jalal tersenyum lebar.