Sinopsis Jodha Akbar Mnctv Senin 18 September - Episode 185

Posted by

Sinopsis Jodha Akbar Mnctv Senin 18 September - Episode 185
Sinopsis Jodha Akbar Mnctv Senin 18 September - Episode 185
Sinopsis Jodha Akbar Mnctv Senin 18 September - Episode 185. Jodha menemui Hamida yang sedang berdiri menatap potret Humayun sambil berdoa. Melihat Hamida berdoa, Jodha ikut berdoa. Selesai berdoa hamida membalikan badan dan melihat Jodha. Hamida segera menghampiri Jodha dan menarik tangannya agar duduk di sisinya. Jodha menatap Hamida dengan cemas, "ibu, apa yang harus aku lakukan sekarang?" Hamida meminta Jodha agar yakin pada dirinya sendiri, "lakukan apa yang menurutmu benar, maka semuanya akan baik-baik saja. Lihatlah itu, Potret raja humayun. Ketika ia kalah perang, ia memintaku untuk meninggalkannya. namun aku memjutuskan untuk selalu berada di dekatnya. Itu karena aku sangat mencintainya. Ketahuilah Jodha, orang yang gak mengambil keputusan akan menjadi sejarah. namun orang yang mengambil keputusan akan menulis sejarah mereka sendiri. Dan aku yakin, kau akan menulis sejarahmu sendiri Jodha. Kau jangan takut, kami semua akan selalu bersamamu. Terlebih lagi, Jalal juga akan selalu bersamamu. Aku yakin, kalau ia akan selalu mendukungmu, meskipun kau masih membencinya." Jodha terharu mendengarnya, "tapi ibu, aku masih gak yakin pada diriku sendiri. Aku bingung menghadapi masalah yang rumit ini. Aku harap aku bisa melewati semua ini. Kalau aku mengalami kesulitan, aku harap engkau akan membantuku, ibu. ~Jodha menggenggam tangan Hamida~ Doakan aku ibu, supaya aku bisa menjalankan tugas ini dengan baik. Dan gak mengecewakan orang lain. Aku permisi. Salam." Hamida mengangguk dan mengelus kepala Jodha sambil tersenyum tulus.

Phuphi Jaan (gulbadan begum) menemui Ruq yang sedang marah. Gulbadan coba menenangkan ruq dengan berkata, "jangan pikirkan apa yang di katakan Jalal, Ruqaiya. Sekarang saatnya untuk mengambil keputusan yang tepat. Posisimu di harem sudah gak aman. Ratu Jodha sudah siap untuk mengambil alih." Ruq berkata kalau dirinya mengerti, "tapi aku gak rela dan gak akan menyerahkan harem begitu saja ke tangan orang lain. Meskipun ratu Jodha akan berusaha, aku gak akan pernah membiarkannya. Aku gak rela harem jatuh ke tangannya. Aku gak peduli siapa dirinya, ia gak boleh menang dariku." Gulbadan berkata kalau keadaanya sekarang berbeda, dulu Jodha gak mau, namun sekarang ia ingin mengambil alih harem. ia punya kekuatan untuk melakukannya, "kau gak akan bisa menghalanginya. ia seorang Rajvanshi dan ia memiliki kemampuan. Kau harus memikirkan sebuah siasat dan gak bisa menggunakan cara yang  biasa-biasa saja. Ruqaiya, kau harus menunggu saat yang tepat untuk bertindak. Kalau kau ceroboh, itu akan membahayakan dirimu sendiri. Kau harus membujuk semua orang untuk memilihmu. Hanya itu satu-satunya cara." Dengan kesal dan tanpa berpamitan, Ruq meninggalkan Phuphi Jaan.

Jodha dan Moti sedang menghibur babu yang menanyakan ibunya. Babu bertanya apakah ia akan bisa bertemu dengan ibunya lagi? ia sangat merindukannya. Jodha memeluk babu dan berkata begitu ia mendapat kabar tentang ibunya babu, ia akan segera mengirim babu kesana. Pelayan masuk tergopoh-gopoh memberitahu kalau Jalal sedang dalam perjalanan. Jodha segera menyuruh Moti membawa babu pergi. Jodha dengan was-was berdiri menunggu Jalal. Jalal datang dan sebelum masuk ia mencopot sepatunya di depan pintu, melihat itu Jodha terlihat senang. Sambil melangkah masuk, Jalal berkata, "apa yang kau lakukan, Ratu Jodha?" Jodha terlihat gugup dan menatap kesana kemari dengan binggung, Jalal ikut menatap kearah yang di lihat Jodha dengan tatapan curiga. namun kemudian Jalal tersenyum dan berkata, "kau selalu melakukan hal yang berlawanan. Kau bilang gak akan berkompetisi dengan ratu Ruqaiya, namun kau sekarang sedang berebut kekuasaan dengannya." Jodha menyahut, "aku gak mengincar kekuasaan, yang mulia. Aku anya melakukan apa yang di katakan timbangan padaku dan yang kau katakan padaku." Jalal dengan nada mengoda berkata, "wah.. kau sudah mendapatkan jawabannya. namun ingatlah, yang kau hadapi bukanlah perempuan biasa, namun Ratu Ruqaiya. Kau harus tau, Ratu Jodha, ia memiliki keahlian berpolitik yang tinggi." Jodha dengan penuh percaya diri berkata, "yang mulia, aku sudah siap menghadapi apapun resiko yang akan aku hadapi." Jalal menatap Jodha dengan rasa kagum, "subhanallah. Luar biasa, Ratu Jodha. Kau benar-benar mengaggumkan. Aku tahu ketika kau mengambil keputusan, kau pasti yakin kalau kau akan menang." Pelayan datang memberi tahu Jalal kalau Atgah ingin bertemu. Jalal mengganguk dan menyuruh pelayan itu pergi. Jalal berkata, "tampaknya aku harus pergi dari sini. Sampai jumpa, "tapi sebelum pergi, Jalal menyempatkan diri berkata, "oh ya ratu Jodha, kuharap kau akan keluar sebagai pemenang." Jodha tersenyum. Setelah Jalal pergi, Jodha bergegas menemui moti.

Sinopsis Jodha Akbar episode 185 bag 2. Sharif terpesona dengan kecantikan Jodha. Sambil menikmati minumannya ia membayangkan Jodha, "dia cantik...sangat cantik. Sungguh-sungguh cantik. Sempurna." Sharif meneguk minumannya lagi. Seorang pelukis wanita sedang melukis apa yang di gambarkan sharif padanya. Pelukis berkata, "bisakan kau berkata seperti apakah dia?" Sharif menyahut, "rambutnya sangatlah indah. Hitam dan berkilau. Tubuhnya seperti ular betina." Pelukis bertanya, " apalagi? Bagaimana dengan bibirnya?" Sharif menyentuh bibirnya sendiri dan menjawab, "bibirnya merekah seperti kelopak bunga mawar..merah merona."  Setelah lukisannya jadi, sang pelukis tertegun melihat hasil lukisannya, "astaga, ini...." Sharif beranjak dari duduknya, "apa kau sudah selesai melukisnya?" Pelukis dengan tatapan curiga berkata, "sudah selesai, namun aku sepertinya mengenali orang ini...lihatlah sendiri." Sharif segera mendekat dan melihat hasil lukisan si pelukis. Tiba-tiba bakshi Bano datang. Pada Bakshi, Sharif berkata kalau ia meminta pelukis membuat lukisannya. Bakshi senang mendengarnya, ia ingin melihat lukisan itu. Sharif menunjukan lukisannya. Dan alangkah terkejutnya baksi ketika melihat kalau itu adalah lukisan Jodha. Sharif memarahi pelukis, "....mengapa kau melukis orang ini? Beraninya kau! Aku mendeskripsikan istriku padamu." Pelukis membela diri, "..aku melukis sesuai dengan apa yang kau bayangkan." Sharif dengan kesal berkata, "oh, jadi menurutmu aku tadi membayangkan ratu Jodha di dalam pikiranku? Tidak. Aku tadi sedang membayangkan wajah istriku, baksi bano ini. Lihatlah dia, wajahnya sangat cantik. ~Bakhsi tersenyum senang di puji Sharif~ Rambutnya yang indah, dan bibirnya...." Pelukis masih tetap kukuh dengan pendapatnya kalau dirinya gak mungkin salah, "hanya ratu Jodha yang memiliki sosok seperti yang ada dalam banyanganmu. Kalau aku salah, maafkanlah aku!" Baksi tanpa rasa marah atau curiga berkata, "pelukis, kau gak perlu minta maaf, wajar bagi seorang manusia untuk melakukan kesalahan." Pelukis mengangguk dan minta diri. Setelah kepergian pelukis, Sharif ngomel di depan baksi, "aku gak percaya dengan semua ini. Beraninya ia melukis orang lain." Dengan polos Baksi menyahut, "tidak apa-apa. Aku tau kalau hanya aku yang ada di dalam pikiranmu. gak mungkin kalau kau menbayangkan orang lain. Sama seperti aku yang mencintau dirimu." Mendengar kata-kata baksi, pelukis yang belum jauh pergi, membalikan badan menatap pasangan suami istri itu sambil berkata dalam hati, "tidak mungkin aku salah, aku gak pernah salah melukis wajah seseorang. namun mengapa ia membayangkan wanita yang bukan istrinya?" Sharif yang berdiri di samping Bakshi Bano menatap lukisan Jodha sambil berkata dalam hati, "kau akan menjadi milikku, ratu Jodha. ~Sharif memeluk Baksi dengan mesra, namun ia membayangkan Jodha~ Tunggu saja waktu yang tepat. Aku akan mendapatkanmu."

Ruq dan Hoshiyar sedang bergegas. Hoshiyar berkata pada Ruq, "semua ratu akan berkumpul di harem untuk memilih Ratu Jodha. Aku khawatir akan posisimu di harem. Bagaimana kalau kau kehilangan posisimu?" Ruq mneyuruh Hoshiyar diam. Hoshiyar melanjutkan, "maafkan aku, namun bagaimana kalau Ratu Jodha mengambil alih posisimu di harem? Apa yang akan kau lakukan?" Ruq dengan percaya diri bertanya, "apa menurutmu, aku akan kalah dari dia? Hah? Kau meragukan diriku? Kau pikir aku selemah itu?" Hoshiyar menyahut, "tidak ratu, namun aku hanya khawatir tentang dirimu." Lalu tanpa berkata apa-apa, Ruq menampar Hoshiyar, beberapa ratu melihatnya. Ruq membentak Hosiyar, "beraninya kau melampaui batasanmu." Hoshiyar sambil menangis meminta maaf, "maafkan aku." Ruq histeris, "maaf?!" Para ratu saling berbisik, "apa yang sedang terjadi?"

Ruq masih dengan setengah berteriak, berkata, "beraninya kau berteriak kepada seorang ratu!" Hoshiyar menangis. Sekali lagi Ruq menamparnya dengan keras lalu berkata, "sebagai seorang pelayan, seharusnya kau jangan pernah mempertanyakan majikanmu!" namun Hoshiyar sepertinya sudah kehilangan rasa takutnya, ia membalas bentakan Ruq, "ya! Aku mengerti. AKu mengerti ratu Ruqaiya!" Ruq berteiak lagi, "kau akan lihat sendiri! Kalau aku gak akan kalah dari siapapun di dalam mempertahankan kedudukanku! Dan juga, gak akan ada ratu manapun yang berani merebut posisiku!" Hoshiyar dengan sedih protes, "aku selalu melayanimu, Ratu Ruqaiya, namun kau selalu menghinaku!" Mendengar kata-kata Hoshiyar, para Ratu saling pandang. Hosh mengatakan, "mengapa kau gak pernah menghargaiku sebagai seorang manusia? AKu memang hanya seorang pelayan. namun aku juga adalah seorang manusia! Manusia!" Ruq menatap Hosiyar dengan tatapan yang sukar untuk di katakan, tanpa berkata apa-apa lagi, Ruq meninggalkan Hosiyar yang menangis sedih.

Sinopsis Jodha Akbar episode 185 bag 2. Jalal berdoa di depan mayat prajurit, "semoga mereka beristirahat dengan tenang!" jalal menatap mayat-mayat itu lagi dan dengan prihatin berkata, "teganya orang yang melakukan ini pada mereka. Siapa yang melakukan ini Atgah khan?" Atgah menjawab kalau siapapun orangnya, ia pasti seorang yang kejam. Jalal menyuruh Atgah menyebutkan namanya. Atgah dengan ragu-ragu menyebut nama Sujamal. Raut wajah Jalal langsung berubah. Atgah berkata, "aku rasa sekarang kita harus melindungi ratu Jodha. Aku takut ia akan menjadi sasaran selanjutnya. Aku akan memperketat penjagaan di sekitar istana." Jalal terlihat sangat marah dan geram.

Di harem, para ratu sedang bergosip dan membicarakan siapa yang akan mereka pilih dalam pemilihan  kepala permaisuri nanti.  Ruksar bertanya pada Ratu fatimah, siapa yang akan ia pilih. Fatima balik bertanya pada Ruksar siapa pilihannya, karena menurut ia Ratu Jodha gak cocok untuk menjadi pemimpin. Ruksar bertanya, "kenapa kau berkata begitu? Ratu Jodha itu kompeten, layak, dan memiliki kemampuan." Ratu yang lain menimpali, "benar! ia seorang Rajvanshi dan memiliki semua hal yang di butuhkan untuk menjadi seorang pemimpin. Yang mulia pasti tahu itu sebelum menikahinya." Ruksar menyahut, "Tidak ada lagi yang lebih pantas selain dirinya. Aku ingin yang memimpin harem adalah seseorang yang mempunyai rasa kemanusiaan dan mengerti orang lain, gak peduli apakah ia Rajvanshi ataupun Mughal." Ratu lain setuju dengan pendapat Ruksar. Yang lain-lain akhirnya sepakat untuk memilih Ratu Jodha.

Sinopsis Jodha Akbar episode 185 bag 2. Jodha sedang berbincang dengan moti ketika pelayan memberitahunya kalau Hoshiyar ingin bertemu. Jodha menyuruhnya masuk. Jodha bertanya-tanya kenapa Hoshiyar ingin menemuinya? Moti menjawab, "karena ia telah membuat Ratu Ruqaiya marah. ia di tampar oleh Ratu Ruqaiya. Mungkin karena itu ia ingin bertemu denganmu." Hoshiyar datang menghampiri Jodha, duduk di kakinya dan sambil menangis berkata, "tolonglah aku ratu, aku membutuhkan pertolonganmu. Lindungi aku, Ratu, lindungi aku!" Jodha mengangkat Hoshiyar dari kakinya dan berkata, "Hoshiyar, jangan mencium kakiku, aku gak suka. Katakan padaku, ada apa?" Hoshiyar mengadu kalau ia telah di tampar oleh ratu Ruqaiya dan Ruq selalu merendahkan dirinya, "meskipun aku melayaninya dengan setia, ia gak pernah menghargai usahaku. Ratu Ruqaiya gak pernah menganggapku sebagai seorang manusia. Terimalah akau sebagai pelayanmu, terimalah aku!" Hoshiyar bersujud di kaki Jodha.  Moti melarangnya melakukan itu. Hoshiyar bertanya, "lalu apa yang harus aku lakukan, ratu? Aku gak tahan di perlakukan seperti ini. Aku hanya ingin usahaku di hargai. Aku gak ingin di sia-siakan. Kerja kerasku gak pernah di hargai. ia gak pernah bersikap baik kepadaku. Terimalah aku sebagai pelayanmu." Jodha dengan lembut berkata, "Hoshiyar, aku turut bersedih atas apa yang kau alami. namun aku sudah memiliki seorang pelayan. Suatu saat ratu Ruqaiya pasti akan mengubah perlakuannya terhadap dirimu. Bersabarlah, kau pasti kuat menjalani semua ini. Jangan bersedih Hoshiyar, tabahlah. Semoga semua masalah ini segera berlalu." Hosiyar mengeluh, "tapi Ratu Ruqaiya gak pernah memperlakukanku seperti kau memperlakukan moti.  AKu hanya ingin disayangi seperti kau menyayangi Moti. Tolong bebaskan aku dari penderitaan ini. Tolong bebaskan aku!" Jodha menjawab kalau itu gak mungkin, "..atau, nanti aku akan berbicara kepada ratu Ruqaiya. gak mungkin ia terus menerus berbuat jahat kepadamu. ia pasti juga pernah berbuat baik kepadamu." Hoshiyar dengan kecewa meminta maaf pada Jodha, "...karena telah lancang mendatangimu dan meminta pertolongan. Maafkan aku, ratu Jodha, aku hanya ingin bebas dari penderitaan. Aku ini seorang manusia, aku hanya ingin di perlakukan layaknya serorang manusia. Aku harap, kau mengerti apa yang aku rasakan. Kalau aku gak bisa bebas dari penderitaan ini, lebih baik aku mati saja, Ratu Jodha. Lebih baik aku mati saja..!" Hoshiyar kemudian berdiri hendak beranjak pergi. namun Jodha menahannya, "meskipun setelah apa yang di lakukan ratu Ruqaiya kepadamu, kau gak boleh putus asa seperti ini. Kau harus menghargai nyawamu, jangan menyia-nyiakannya. Baiklah, kau  boleh tinggal di sini bersama dengan Moti bai." Hoshiyar sangat senang  dan mengucapkan terima kasih pada Jodha karena telah begitu baik padanya. Hoshiyar kemudian memberi salam pada Jodha dan pergi meninggalkannya. Sepeningal Hoshiyar, moti berkata, "aku gak mengerti mengapa ia mengalami hal seprti itu, Jodha. namun seharusnya Hoshiyar gak menderita seperti itu." Jodha setuju dengan moti kalau Hoshiyar seharusnya di perlakukan dengan baik, meskipun ia hanya seorang pelayan.  Tiba-tiba seorang pelayan datang memberi tahu Jodha kalau jalal ingin bertemu dengannya di kamar senjata. Jodha heran dan sedikit tengang.


Kumpulan Sinopsis di Informasi Diary – Blog Sinopsis

Jalal duduk di ruang senjata dengan sebilah pedang di tanganya. Jodha datang menghampirinya. Jodha memberi salam pada Jalal. Jalal mengangkat wajahnya menatap Jodha. Jodha bertanya, "apa yang ingin kau bicarakan?" Jalal menyuruh para pengawal pergi. Jodha dengan rasa ingin tau bertanya, "apa yang sudah terjadi?" Jalal memberitahu Jodha kalau prajuritnya di bunuh dengan kejam dan tanpa alasan, tangan mereka di potong, "aku gak tahu mengapa mereka mengalami hal ini." Jodha dengan prihatin bertanya, "lalu apa yang bisa aku lakukan? Apakah ini ada hubungannya denganku?" Jalal menjawab, "aku khawatir ini ada hubungannya denganmu, ratu Jodha. Jadi aku ingin berhati-hati." Jodha gak mengerti maksud Jalal. Jalal menjelaskan, "Ratu Jodha aku akan memberitahumu apa yang sebenarnya terjadi. Kau harus mengetahuinya." Jalal mengelus bilah pedang yang tajam hingga jarinya tergores dan berdarah. Jodha berteriak panik, "apa kau gak apa-apa yang mulia? kau berdarah!" Jalal menenangkan Jodha, "tidak apa-apa. Ini hanyalah darah. Buatku, darah ini gak ada apa-apanya di bandingkan dengan tentaraku yang di bunuh dengan kejam." Joda menyahut, "tapi kau pernah menjadi seorang tentara, bukankah kemenangan dan kekalahan itu adalah hal biasa? Lalu mengapa kau memanggilku ke sini?" Jodha menatap Jalal dengan tatapan gak mengerti, Jalal balas menatapnya dan meminta maaf, "tapi kami mughal gak seperti Rajvanshi. Ratu Jodha, apa menurutmu orang Rajvan berbuat curang di dalam perang?" Dengan tegas dan penuh keyakinan Jodha menjawab, "Rajvanshi...orang Rajvanshi gak pernah curang di dalam peperangan. Kami selalu jujur di dalam peperangan." Jalal menyela, " Lalu bagaimana kalau ada orang Rajvan yang berbuat curang?" Jodha dengan pasti menjawab, "kalau ada yang curang, mereka pasti akan di hukum. Karena kami gak bisa mentolerir orang-orang yang berbuat curang." Jalal berkata. "aku juga akan berbuat seperti itu." Jalal menatap Jodha dengan tajam,  "Ratu Jodha, tentaraku yang mati di bunuh, di bunuh dari belakang. Yang artinya itu adalah sebuah perbuatan yang curang. Apakah kau akan membiarkan orang yang berbuat curang? Menurutku mereka dibunuh oleh rajvanshi." Jodha terlihat bingung dan gak percaya, "tidak mungkin. Mereka gak mungkin berbuat seperti itu, mereka gak punya alasan untuk melakukan itu." Jalal masih dengan tatapan tajam dan meyelidik berkata, "lalu apa yang harus aku lakukan? Karena yang mnelakukan ini adalah saudaramu, Sujamal?" Jodha terkejut dan gak percaya, tubunya mendadak terasa lemas. Jodha teringat bagaimana ia berlatih pedang dengan Sujamal dan mengangkat Sujamal sebagai guru pedangnya. Satu persatu kenangan tentang sujamal mengalir dalam benaknya. Jodha menelan ludah dan dengan suara bergetar berkata, "tidak mungkin! Kalau ia memang melakukannya, kau bisa memberikan hukuman yang layak ia dapatkan." Jalal mengatakan, "Sujamal ingin merebut tahta Amer, karena itu ia melawan Raja Bharmal. ia bersekongkol dengan Sharifudin dan sekarang ia membunuh tentara mughal. Baiklah, terima kasih karena telah melepaskan aku dari dilema ini, dan aku akan melakukan apa yang harus aku lalukan. Aku akan memastikan keadilan ditegakkan, Ratu Jodha. Aku pasti akan mencari sujamal dan memastikan kalau ia akan membayar untuk semua yang dilakukannya. Terima kasih." Jodha membalas ucapan terima kasih Jalal dengan melipat tangannya di dada. Jalal berkata, "kau boleh pergi." Dengan air mata menggenang di pelupuk mata, Jodha melangkah gontai meninggalkan jalal.Baca Selanjutnya Sinopsis Jodha Akbar Mnctv Selasa 19 September - Episode 186


Tags: Jodha Akbar, Jodha Akbar Mnctv, Sinopsis

Terima Kasih sudah Membaca Sinopsis Jodha Akbar Mnctv Senin 18 September - Episode 185. Please share...!

Blog, Updated at: 15:01