Sinopsis Jodha Akbar Mnctv Selasa 26 September - Episode 191 |
Maham menatap Jodha tidak terima, namun gak tahu mau menyangkal apa. Tanpa berkata apa-apa, maham membalikan badan dan meninggalkan tempat itu. Jodha menarik nafas dan melanjutkan ucapannya, "bagi yang gak mau melanjutkan bekerja di harem, tolong selesaikan surat kerja dan formalitas lainnya sebelum pergi. Dan bagi mereka yang masih ingin melanjutkan bekerja di sini silahkan melanjutkannya. Dan jika ingin mengundurkan diri, kapan saja kalian bisa berhenti" Mendengar itu, para pelayan sangat senang dan bersorak sorai untuk Jodha. Jodha tersenyum. Hoshiyar menatap Jodha dengan penuh kekaguman.
Jalal sedang berdiskusi dengan Atgah Shahab tentang persiapan perayaan. Atgah berkata, karena pesta itu di adakan di tempat terbuka, ia akan memperketat penjagaan untuk menjamin keamanan Jalal dan anggota keluarga kerajaan lainnya. Jalal mengangguk setuju. namun Jalal meminta agar Atgah memastikan kalau rakyat dapat menikmati pesta itu. ia ingin rakyat bersenang-senang dan gak kekurangan suatu apa. Maham datang menginterupsi permbicaraan itu. ia memberi salam pada Jalal. Atgah berdiri memberi salam pada Maham. Atgah dan anak buahnya meninggalkan Jalal dan Maham. Maham berdiri di depan Jalal dengan khawatir namun gak berkata apa-apa. Jalal yang melihat itu merasa heran dan bertanya, "ada apa Badi Ami jaan, kau kelihatan khawatir sekali?" Maham dengan tegang berkata, "aku kesini karena ada sesuatu yang membuatku khawatir. Menurutku kau harus lebih memperhatikan masalah harem." Jalal menjawab, "urusan harem sekarang adalah tanggung jawab ratu Jodha." maham menyahut dengan cepat, "kau benar. namun aku ingin memberitahumu tentang perubahan besar yang telah di buat olehnya di harem." Jalal dengan penasaran berkata, "badi Ami, aku mohon katakan terus terang apa yang ingin kau katakan." Maham meminta Jalal pergi ke harem dengannya, "kau akan tahu perubahan apa yang telah dibuatnya selagi kita menuju kesana."
vlcsnap-2014-12-04-17h15m38s31Jodha sedang berjalan didampingi Moti dan diiringi Hoshiyar. Moti berkata, 'bagus sekali, Jodha. Sebagai manusia, para pelayan berhak untuk menjalani hidup mereka sendiri. Mereka berhak untuk mendapatkan kebebasan..." Hoshiyar menyela dan meminta maaf, "ratu Jodha, aku akui jika kau sudah melakukan pekerjaan yang luar biasa. namun maham anga sepertinya gak senang. Mungkin ia akan keberatan dengan keputusanmu." Dari arah berlawan muncul Maham dan Jalal. Hoshiyar dengan cemas berkata, "maham dan kaisar sedang menuju kesini."
Kedua rombongan berpapasan. Jodha segera memberi salam pada Jalal. Jalal menatap maham anga lalu berkata pada Jodha, "Ratu Jodha, Maham anga memberitahuku kalau kau telah membuat peraturan baru di harem. Aku harap kau mengerti jika ada beberapa peraturan telah di buat oleh sesepuh kita dan gak bisa di ubah." Maham menyela dengan sengit, "aku sudah berkata padanya dan aku mengatakannya dengan hormat. Ada beberapa peraturan di harem yang gak bisa di ubah." Jodha tersenyum pada maham anga dan berkata, "terima kasih mahan anga ji, aku senang kau sudah membawa kaisar kesini. Aku ingin meminta pendapatnya." Lalu Jodha menatap Jalal dan berkata, "Yang Mulia, jika sebuah tradisi sudah terlalu kuno dan sepertinya itu gak benar, maka kita harus menggantinya. Peraturan itu di buat menurut keadaan." Jalal menjawab, "Ratu Jodha, aku tahu harem di bawah kekuasaanmu, kau bebas membuat peraturan yang kau suka. namun kau gak bisa membebaskan para pelayan yang telah bekerja dengan kita selama beberapa tahun." Jodha berkata kalau ia merasa kasihan pada para pelayan itu, "tidak pernah ada yang memperhatikan keluhan para pelayan yang telah bekerja untuk kita selama bertahun-tahun."
Maham meminta maaf karena telah memotong pembicaraan Jodha dan Jalal, "pelayan dan budak itu di pekerjakan agar mereja bekerja untuk kita. Mereka gak dipekerjakan untuk di dengar keluhannya. Jika kita mengizinkan pelayan dan budak itu pergi, lalau siapa yang akan melayani kita?" Jodha menyahut, "mereka mungkin pelayan namun mereka juga manusia." Jalal menyela, "aku gak mengerti maksudmu, Ratu Jodha." Jodha dengan penuh harap bertanya, "Yang Mulia, apa kau bisa meluangkan waktumu bersamaku?" Jalal menjawab cepat, "tentu." Lalu Jodha beralih pada Maham, "Maham anga, jika kau izinkan aku, aku ingin membawa kaisar untuk melihat-lihat harem." Maham terlihat kaget dan bingung. Jodha menegaskan kembali, "bolehkan aku mengajak kaisar, Maham Anga?" Maham sambil tersenyum menjawab, "tentu saja. Kenapa aku harus melarangmu?" Jodha mengajak jalal ikut denganya. Maham menatap kepergian Jalal dan Jodha dengan marah.
Sinopsis Jodha Akbar episode 191. Sharif duduk santai di sofa sambil minum-minum. ia terbayang lukisan Jodha dan saat ia menyentuh lukisan itu denganvlcsnap-2014-12-04-17h15m56s206 gairah. Juga saat ia dan bakshi mengucapkan terima kasih waktu baru keluar dari penjara. Sharif membayangkan kecantikan Jodha dengan bibirnya yang bak kelopak bunga mawar merah. Baru membayangkan saja, sharif sudah gak dapat menahan gairahnya. Tiba-tiba bakshi bano datang, ia menatap sharif dengan heran. Bakshi bertanya, "apa yang kau pikirkan?" Sharif tersentak, menatap bakshi dan dengan sedikit terbata-bata menjawab, "tidak ada. Aku sedang memikirkan masa depan kita. Sini, apakah kau mau minum denganku?" Bakshi tersenyum, "tidak. Oh ya, apa yang kau lakukan di sini? Aku pikir kau sedang sibuk membuat persiapan untuk perayaan." Sharif dengan senyum masam menjawab, "tidak. Kaisar sudah membebaskan aku dari penjara namun ia gak mempercayai aku. ia gak memberikan tangung jawab atau jabatan apapun padaku." Bakshi berkata, "untuk mendapatkan kepercayaanya kau harus membuktikan kalau kau setia padanya, pada rakyatnya dan juga padaku."
Sharif setuju, "sama seperti kaisar yang setia pada Ratu Jodha." Bakshi langsung terperanjat. Sharif melanjutkan, "terkadang aku merasa kagum dengan nasib baik Ratu Jodha. Kaisar membuat perayaan karena ia telah sembuh dari racun benazir. ia juga sangat beruntung karena mempunyai istri secantik Jodha. Siapapun yang menikahi Ratu Jodha, orang itu sangat beruntung sekali." Bakshi di liputi dengan rasa cemburu mendengar Sharif memuji Jodha. Dengan sedikit kesal ia berkata, "lupakan itu semua dan bantu aku menyiapkan perayaan." Sharif setuju, ia segera duduk, meneguk habis minumannya dan berkata, "kita harus menjadi baggian dalam perayaan itu, maksudku perayaan untuk Ratu Jodha." Mendengar itu, bakshi semakin dongkol.
Sementara itu, Jodha membawa Jalal berkeliling di harem, menunjukan tempat-tempat yang belum pernah dilihatnya dan orang-orang yang belum pernah di temuinya. Jodha mengajak Jalal menemui pelayan yang sakit. Pelayan itu duduk di tangga istana sambil terbatuk-batuk dan memijit-mijit keningnya. Melihat kedatangan Jodha dan Jalal, ia segera berdiri dan memberi salam, "salam yang mulia, salam ratu Jodha." Jodha memberitahu Jalal, "pelayan ini sedang sakit, namun ia dipaksa bekerja dengan kondisinya itu. Padahal seharusnya ia di rawat dan di suruh istirahat. Apakah ini pantas?" Jalal gak menjawab. Pada pelayan itu, Jodha bertanya, "apakah kau sudah pergi menemui dokter?" Pelayan itu menjawab, "sudah, Ratu Jodha. Terima kasih atas kebaikanmu."
Jodha mengajak Jodha ke tempat lain di harem. Sambil berjalan Jodha berkata, "aku akan menunjukan sesuatu padamu yang belum pernah kau saksikan sebelumnya. Aku harap setelah kau melihatnya kau akan mengerti alasan kenapa aku membuat peraturan baru. Ayo yang Mulia, kita langsung ke dapur kerajaan." Jodha mengajak Jalal ke dapur kerajaan. Di mana para pelayan berbagai usia sedang melaksanakan tugasnya diawasi oleh seorang pelayan kepala yang selalu berteriak mengingatkan agar mereka bekerja cepat dan gak bermalas-malasan.
Melihat Jodha dan Jalal datang, para pelayan itu segera menghentikan pekerjaanya dan memberi salam. Jalal memberi isyarat agar mereka melanjutkan kerjanya. Jodha bertanya, "apa kau melihat mereka, yang mulia? Inilah yang harus mereka dapatkan setelah kau memenangkan perang. Mereka di bawah kesini sebagai pelayan dan budak. Sejak saat itu mereka harus bekerja di dapur ini seperti tawanan. ~Jodha menunjuk seorang pelayan tua yang sedang menggerus bumbu~ Apa kau lihat wanita tua itu? Dalam usianya itu seharusnya ia menghabiskan waktu bersama cucu-cucunya dan pensium dari pekerjaanya. namun ia masih bekerja di sini sebagai pembantu. Dan itupun sudah 35 tahun ia bekerja di dapur istana, bahkan sebelum kau lahir. ia bekerja dengan gak sungguh-sungguh karena di paksa bekerja. Kau bahkan gak pernah datang kesini sejak ia bekerja di dapur kerajaan. Apa menurutmu ia gak merindukan keluarganya? Apa ia gak ingin menghabiskan waktu bersama keluarganya? ~dengan tatapan menerwang Jodha berkata~ namun mungkin sekarang keluarganya sudah gak rindu lagi padanya. dan..dia gak punya waktu untuk mengingat keluarganya. Katakan Yang Mulia, apa ini yang harus di banggakan dari kerajaan Mughal? Bukankah ia itu bagian dari kerajaanmu? Ini membuktikan kalau kau gak memperhatikan kesejahteraan rakyatmu. ~Maham mengintip dari balik tiang, Jodha dan Jalal gak menyadarinya~ Banyak pembantu yang menderita seperti dia. Aku ingin menolong mereka semua. Itulah kenapa aku mengambil tanggungjawab mengurus harem ini." Jalal semakin gak tahu harus berkata apa. Jodha mengajaknya meninggalkan dapur istana. Maham terlihat binggung, melihat upayanya gagal.
vlcsnap-2014-12-04-17h16m43s157Sinopsis Jodha Akbar episode 191. Kali ini Jodha mengajak Jalal menemui Babu. Pelayan sedang membujuk babu agar mau makan, namun babu menolak. Jodha duduk di depan babu.. Melihat babu, jalal bertanya, "siapa anak ini, Ratu Jodha? Apa yang sedang ia lakukan di harem?" Jodha mendongak menatap Jalal, "maafkan aku, Yang mulia. Aku sudah menyuruhnya tinggal di harem tanpa seizinmu." Jodha menatap babu dan berkata, "Babu, kau ingin berkata sesuatu pada yang Mulia? Lihatlah, kaisar sudah ada di depanmu. Apa yang ingin kau katakan?" Babu tanpa takut menatap Jalal dan berkata, "kau sudah gak adil, Yang Mulia." Jalal terkejut mendengarnya, "apa yang ia maksudkan, ratu Jodha?" Jodha menjawab, "dia itu hanya anak kecil, ia berkata apa yang ada di dalam hatinya. Saat aku kembali dari kuil, ia bersembunyi ditanduku setelah ia kabur dari pengawal. Saat itu ia kelaparan dan gak berdaya. ia ingin menemukan ibunya. Parjuritmu sudah menjual ibunya di pasar untuk menjadi pembantu. Yang mulia, ini adalah kenyataan yang pahit. ia seharusnya menghabiskan waktu bersama ibunya. Hari ini, ia sudah memutuskan jika kaulah yang bersalah atas hidupnya. Jika ia menghabiskan hidupnya tanpa bimbingan yang tepat, ia mungkin akan melawanmu setelah ia dewasa nanti." Jalal menatap Babu, babu balas menatap Jalal. Jodha melanjutkan, "cinta seorang ibu sangat penting untuk anaknya, untuk hidupnya dan untuk perkembanganya kelak." Mendegar kata-kata Jodha, Jalal teringat masa kecilnya. ~Saat itu ia menangis, para pelayan gak bisa menghiburnya. Maham anga memarahi pelayan itu karena gak bisa membuat Jalal berhenti menangis. Lalu dengan penuh kasih sayang dan kesabaran, Maham menghibur dan membujuk Jalal. Maham bertanya apa yang diinginkan Jalal, Jalal menjawab, "aku ingin bertemu ibuku."~ kenangan itu lenyap. Jalal menatap babu dengan sedih. Jalal kemudian menyentuh kepala Babu sambil berkata,"ya. Aku yang bersalah. Aku berjanji padamu jika aku akan mendukung janji ratu Jodha. Aku akan mencari di mana ibumu berada." Babu dengan polosnya berkata, "kau sangat baik sekali, Yang Mulia." Jodha menatap Jalal dengan mata berkaca-kaca. Jalal balas menatapnya, lalu tanpa berkata apa-apa ia pergi. Jodha menatap babu dan tersenyum tulus.
vlcsnap-2014-12-04-17h17m38s196Sujamal sampai di tepi hutan. ia melihat tempat di mana benazir di kubur hidup-hidup. Diatasnya ada monunem. Sujamal membaca prasasti itu. Di situ tertulis kalau di dalam sumur itu telah dikubur hidup-hidup pengkhianat Benazir yang berencana ingin membunuh kaisar. Di prasasti itu tertulis peringatan agar gak ada yang mendekatinya. Sujamal berpikir kalau ini adalah tempat yang bagus untuk beristirahat. Orang gak akan menemukan dirinya di sini. Banyak parajurit yang sedang patroli gak jauh darinya. Semula Sujamal berniat tidur dibawah pohon, namun setelah di pikir-pikir ia melihat kalau pohon itu sangat besar dan banyak cabangnya. ia kemudian memutuskan untuk istirahat di atas pohon itu. Hampir saja Sujamal terlelap, ketika ia di kagetkan dengan kemunculan dua orang. ia adalah Mali dan anak buahnya.
Mali melihat kuburan benazir dan berkata, "Benazir, kau menggorbankan nyawamu untuk melaksanakan tugasmu. Aku gak akan membiarkan pengorbananmu sia-sia. Aku akan membalas dendam atas pengorbananmu itu. Inilah janji abu mali padamu." Sujamal mendengarkan apa yang dikatakan abu mali. Tiba-tiba muncul orang ketiga dengan pedang terhunus. Abu mali terlihat kaget dan segera bersiaga. Orang itu meminta agar mali gak kaget, karena ia adalah shariifudin.
vlcsnap-2014-12-04-17h18m14s56Mali tersenyum melihat Sharifudin dan bertanya, "berita apa yang kau bawakan untukku?" Sharif menjawab kalau ia punya berita bagus, "Jalal sedang merencanakan sebuah perayaan bersama para rakyatnya secara terbuka besok malam. Kita gak akan punya kesempatan yang lebih baggus untuk membunuh Jalal seperti saat itu. ~Sujamal mendengar kata-kata Sharif, ia berpikir~ Aku akan memberikanmu tanda jika saatnya sudah tepat dan kau akan membunuh Jalal saat perayaan itu." Mali berkata kalau dirinya sangat senang karena Sharif sudah melakukan tugasnya. Sharif menjawab, "aku sudah melakukan tugasku. Dan kau harus memenuhi janjimu setelah kau membunuh jalal." Sujamal terkejut mendengarnya. Mali tertawa dan menjawab, "tentu saja." Lalu sambil tertawa bahagia, Sharif memasang kembali tutup wajahnya dan berbalik pergi. Sujamal mencoba mengamati wajah sekutu Abu Mali, namun ia gak bisa mengenalinya. Setelah kepergian Abu Mali, Sujamal berpikir, "Abu mali dan sekutunya ingin menyerang Kaisar." Sujamal terlihat cemas.
Sinopsis Jodha Akbar episode 191. Ruq sedang mendapat pelayana dari para pelayan. Ada yang merawat rambutnya dan ada juga yang memijat tangannya. Ruq terlihat sangat menikmatinya. Tiba-tiba Maham anga datang menganggunya. Ruq menoleh menatap Maham. Maham memberi salam dan berkata, "ratu Ruqaiya, apa yang kau lakukan?" Ruq gak menjawab. Maham kembali berkata, "ratu Ruqaiya, aku kesini untuk bicara denganmu dan kau..." melihat Ruqaiya gak mengubrisnya maham jadi kesal dan menyuruh semua pelayan bubar. Ruq memandang Maham dengan Tajam dan merasa tertagnggu, "maham anga, apa masalahmu?" Maham menjawab, "ratu Ruqaiya, aku sangat terkejut. Mengetahui kalau kau mulai tertarik membicarakan yang lain nya selain politik. Apa ini hobi barumu? Di mana hasratmu untuk mengendalikan kerajaan Mughal? ~Ruq tersenyum malas~ Dan sekarang..kau bahkan gak tahu apa yang telah terjadi di harem." Ruq bangkit duduk dan berkata, "Maham anga, sekarang harem sudah menjadi tugas ratu Jodha untuk mengurusnya. Dan aku akan menghabiskan waktuku bersama kaisar." Maham kesal mendengarnya, "tapi kau itu pernah menjadi kepala harem, ratu Ruqaiya. Ratu jodha sudah memberikan kebebasan pada para pelayan di harem untuk berhenti bekerja."
Ruq menyahut, "itu bagus. Saat Jalal tahu keputusan ini, Ratu Jodha akan mendapat masalah." Maham berkata lantang, "kau salah. Aku memberitahu kaisar apa yang telah terjadi. namun kaisar memberikan kebebasan pada Ratu Jodha untuk mengambil keputusan dan membuat aturan baru di harem." Ruq tersentak berdiri dan bertanya dengan kaget, "apa?" Maham dengan mengejek menjawab, "ya, itu benar. Kau pikir Ratu Jodha sibuk mengatur harem, dan kau ingin menghabiskan waktumu bersama Jalal. namun ada satu hal yang ingin aku katakan padamu, Ratu Jodha telah melibatkan Jalal dalam mengurus harem. Ratu Jodha telah berhasil memenangkan hati Yang Mulia. Aku selalu memberimu peringatan. Aku telah memberimu peringatan pertama saat ratu Jodha datang ke harem. Aku memberitahumu jika akan sangat sulit untukmu membuat ratu Jodha jauh dari Jalal. namun kau gak mendengarkan saranku. Sekarang bahkan ratu Jodha telah merebut posisimu. ia mengambil semuanya yang tadinya milikmu. Sekarang ia menjadi kepala harem dan menjadi kesayangan kaisar. Dan kau..." Maham tetawa melihat Ruq. Ruq dengan rasa ingin tahu bertanya, "apa yang kau tertawakan?" Maham gak menjawab, ia masih tertawa. Ruq dengan marah berteriak, "katakan padaku, kenapa kau menertawakan aku?"
Maham masih dengan tertawa menjawab, "apalagi yang harus aku lakukan? Jalal suka dengan orang yang suka bermain pikiran denganya. Dan dulu aku kagum dengan kenyataan di mana kau telah benar-benar menguasai pikirannya Jalal. namun hari ini, Ratu Jodha membuktikan kalau ia telah menguasai pikirannya Jalal. Ratu Jodha telah memainkan pikirannya Jalal. Dan ia juga telah berhasil menguasai hati Jalal. namun kau... kau lebih tertarik untuk membuat dirimu sendiri terlihat lebih cantik. namun semua itu gak ada gunanya sekarang. Mungkin kau sudah mengerti jika kau sudah gak punya kesempatan lagi untuk mengendalikan pikirannya Jalal." Mendengar itu Ruq marah dan menyela, "cukup, Maham anga. Jangan kurang ajar."
Kumpulan Sinopsis di Informasi
Diary – Blog Sinopsis
Dengan nada mengejek, maham berkata, "maafkan aku, nyonya. Aku gak berniat untuk menyakitimu. Aku selalu ingin melihatmu bahagia. Itulah kenapa aku kesini untuk membuatmu mengerti. Hari ini Ratu Jodha mempunyai semuanya. ia sudah menjadi istri utama, kepala harem, dan juga menjadi kesayangan Jalal. Dan kau? ~Maham menatap Ruq dengan iba~ kau sudah gak punya apa-apa lagi yang tersisa, ratu Ruqaiya." Ruq menatap Maham dengan perasaan terluka. Maham melanjutkan, "baiklah... aku minta izin dulu, ratu Ruqaiya. Ssampai jumpa."
Ruq menjadi gusar, marah dan binggung. gak tahu harus bagaimana. Satu-satunya yang bisa ia lakukan adalah marah-marah dan membanting barang seperti biasanya.Baca Selanjutnya Sinopsis Jodha Akbar Mnctv Rabu 27 September - Episode 192