Sinopsis Jodha Akbar Mnctv Episode 500 |
JA logo 100Sementara itu dirumah Anarkali, Anarkali sedang duduk dilantai sambil menyalakan lampu Diya “Aku sangat bahagia karena Yang Mulia memenangkan perang dan Salim akan menjadi raja penerusnya, aku berdoa untuk ini”, “Kamu tak mengerti tentang hal ini, Anarkali” ujar Zil Bahar sambil mendekati anaknya itu “Salim itu seperti sebuah mimpi buat kamu, jangan pikirkan dia, hal itu hanya akan menyakiti hatimu saja, jangan lupa mereka telah memberikan kita sebuah tempat untuk tinggal, jangan lupa bahwa kamu adalah seorang penari, kamu hanya bisa mempunyai gelang dikakimu bukan sebuah mahkota, kita ini orang biasa, Anarkali ... kita hanya bisa bermimpi tapi tak bisa memenuhinya” Zil Bahar mencoba menyadarkan Anarkali agar tak berharap lebih pada hubungannya dengan Salim “Menyalakan lampu Diya memang untuk kebahagiaan tapi hati hati lampu itu juga bisa membakar tangan kamu” ujar Zil Bahar kemudian meninggalkan Anarkali, Anarkali sangat terluka dengan ucapan ibunya “Aku telah kehilangan kekasihku” Anarkali kemudian mematikan lampu Diya tersebut
Di Hareem, ketika semua ratu para istri Jalal sedang bercengkrama disebuah ruangan bersama Hamida, tiba tiba Jalal masuk kesana dengan tatapan marahnya “Ketika aku pergi keluar istana, sebuah dosa telah terjadi disini, aku telah memberikan kebebasan untuk semua orang akan tetapi otoritas dan perintahku ditantang hanya oleh istriku sendiri, hari ini aku akan mengambil keputusan yang tegas !” Jalal terlihat murka, semua yang ada disana tak percaya dengan ucapan Jalal termasuk Jodha dan Salima sementara Rukayah tersenyum senang melihatnya “Mariam Uz Zamani telah menentang keputusanku, aku tahu kalau ia memiliki kekuasaan tapi ia akan dihukum ! Aku akan memberikan hukuman padanya dimana tak ada seorangpun yang akan pernah bisa menantang perintahku ! Aku pergi berperang tapi itu tak ada hubungannya dengan agama Ratu Jodha ! Itu adalah perang untuk keyakinan, jika seseorang menerima agama Islam dengan kemauannya sendiri maka aku akan sangat bahagia tapi hal ini sangat menghina agamaku ketika menerimanya dengan keadaan terpaksa !” semua yang hadir disana hanya diam saja mendengarkan ucapan Jalal “Ratu Jodha, kamu telah mempermainkan hubungan kita, janji kita dan aku akan menghukum kamu untuk hal ini ! Aku telah membuat keputusan untuk menjatuhkan talak padamu ! Aku menceraikan kamu, Ratu Jodha !” semua yang hadir disana terkejut mendengar ucapan Jalal termasuk Jodha dan Hamida, sementara Rukayah semakin tersenyum senang “Yang Mulia, ini adalah sebuah dosa dengan menceraikan Ratu Jodha tanpa kamu mencari tahu apa yang sebenarnya terjadi dari sisi Ratu Jodha !” Salima mencoba membela Jodha didepan Jalal “Ratu Jodha telah melakukan dosa dan ia akan dihukum ! tak ada seorangpun yang boleh mendukung dia, aku akan menceraikan ia didepan semua orang !” Jalal murka sambil menatap Jodha dengan ketus, orang yang selama ini telah dipercayainya kemudian Jalal meninggalkan ruangan itu, semua masih shock dengan keputusan Jalal termasuk Hamida, sementara Jodha juga merasa marah dan terluka dengan perlakuan Jalal lalu meninggalkan ruangan tersebut juga.
Jodha menyusul Jalal yang berada dikamar Jalal, Jalal hendak menghindari Jodha dengan berusaha tak melihat, Jodha segera mendekatinya dan menjulurkan tangannya untuk menghalanginya “Mengapa kamu melakukan ini semua, Yang Mulia ? Apakah kamu sudah tak mencintai aku lagi ? Bagaimana bisa kamu menceraikan aku ?” Jodha menatap Jalal dengan ketus “Kamu telah menentangku, Ratu Jodha ... itu sudah cukup untuk menceraikan kamu dan cinta itu telah pergi !”, “Aku tak melakukan apapun ! Aku melakukan ini hanya untuk bangsaku, aku harus menjawab pertanyaan mereka, aku menghargai kamu, kamu selalu melayani bangsamu, aku juga mempunyai tugas ini juga !” Jodha mencoba menjelaskan ke Jalal “Tugasmu itu sangatlah berat, Ratu Jodha bahwa kamu menentang suamimu sendiri !”, “Ini bukan menentang kamu, Yang Mulia tapi itu adalah keputusan untuk bangsaku dari seorang Ratu, kita semua biasanya tidur setiap malam disini, ketika kamu sedang perang, kami semua gelisah, itu bukan perang antara kamu dan Iran tapi diantara para pangeran kita, dua bersaudara saling bertengkar dan apa yang kamu lakukan ? Suatu hari kamu telah memberikan gelar pada seorang anak kemudian memberikan gelar itu pada anak yang lain dilain hari” Jalal hanya memandang Jodha dengan amarahnya “Saudara yang biasanya saling menyayangi satu sama lain tapi sekarang mereka saling membunuh satu sama lain, mengapa ? Itu semua karena aku tak mengubah agamaku, aku prihatin terhadap para prajurit, aku tak ingin mereka mati maka aku harus mengambil keputusan ini untuk bangsaku dan jika aku tak mengambil keputusan ini untuk mereka maka kenapa kamu menjadikan aku seorang Ratu India ? Katakan padaku apa yang harus aku katakan pada Tuhan bahwa karena agamaku banyak orang mati terbunuh ? Mana yang lebih penting ? berperang demi agama atau bertarung melawan agama ?” Jalal menatap Jodha dengan tatapan nanar sementara Jodha berusaha tegar didepan Jalal “Jika kamu marah padaku karena keputusanku ini maka aku bisa menerimanya”, “Kamu telah menentangku bukan sekali, Ratu Jodha tapi dua kali ! Itu membuktikan bahwa kamu tak menganggap aku ini penting dan ini adalah sebuah dosa dengan mengubah agamamu secara terpaksa !” Jodha kali ini marah ke Jalal dan berkata “Apa itu agama ? Agama selalu membuat kedamaian bukan pertengkaran, apa yang kamu pikirkan itu adalah bertarung bertarung dan bertarung, saling membenci satu sama lain, pelajaran seperti apa yang akan kamu ajarkan pada anak anakmu ? Mungkin kali ini memang benar dengan menggunakan kekerasan, kamu tak akan mengerti hari ini tapi suatu hari nanti kamu akan mengerti bahwa keputusanku tak benar benar salah !” Jodha menatap ketus kearah Jalal dan pergi meninggalkannya
Sementara itu dikamar Rukayah, Rukayah sedang berdiri didepan jendela kamarnya sambil tersenyum senang “Aku pikir, anda akan merasa senang ketika akhirnya Yang Mulia Raja menceraikan Ratu Jodha” Hoshiyar penasaran dengan perasaan Rukayah “Apakah kamu pernah bermimpi, Hoshiyar ?”, “Ya, Ratu Rukayah” Rukayah membalikkan badannya kemudian berbaring miring ditempat tidurnya “Kapan ?”, “Ketika saya sedang tidur” Rukayah tersenyum sinis “Mimpi tak bisa terlihat dengan mata tertutup, Hoshiyar”, “Apa ? Maksudmu ?” Hoshiyar semakin penasaran “Mimpi tak akan terlihat ketika tertidur, Hoshiyar tapi mimpi tak akan membiarkan kamu tidur, jika kamu ingin membuat mimpimu sendiri juga maka kamu harus tetap terjaga seperti biasa dan katakan padaku bahwa apa yang telah aku lihat ini adalah tak benar, aku sangat kenal Jalal dengan baik, ia selalu memikirkannya terlebih dahulu sebelum memutuskannya ! Itu mengapa aku tak merayakannya, Hoshiyar ... aku ingin tahu apa yang sedang dipikirkan Jalal saat ini !” Rukayah tersenyum sinis kemudian menghisap hookahnya sementara Hoshiyar pergi meninggalkan Rukayah
Jodha memasuki kamarnya sendiri, Jodha segera duduk didepan meja riasnya kemudian melepas semua perhiasannya yang menempel ditubuhnya, sesaat Jodha terdiam sambil memperhatikan dirinya didepan cermin rias kemudian menangis pilu membayangkan kejadian barusan, dilihatnya wadah sindor dimeja riasnya kemudian diambilnya wadah tersebut, tiba tiba dari arah belakang Jalal mendekatinya, memandangnya sekilas kemudian mengambil sindor tersebut dan ditaruhnya diatas rambut Jodha, Jodha sangat senang melihat kedatangan Jalal kemudian Jodha berusaha memegang tangan Jalal yang memegangi kepalanya dan Jodha memejamkan kepalanya sambil teringat moment indah bersama Jalal ketika Jalal menggodanya.
Saat itu Jodha ada didepan meja riasnya, Jalal mendekatinya kemudian memegang bahunya “Ketika aku memandangmu, aku lihat, kamulah yang paling cantik”, “Kamu selalu menggodaku, Yang Mulia” Jalal kemudian mendekatkan pipinya ke pipi Jodha sambil berkata “Tidak ada yang bisa memisahkan kita berdua, Ratu Jodha ... hubungan kita berdua adalah sebuah hubungan yang aneh, dimulai dari saling tak mengenal satu sama lain kemudian saling membenci namun sekarang kita malah saling mencintai yang teramat dalam, aku sangat bersyukur pada Tuhan karena telah mengirimkan kamu untukku” Jalal berusaha hendak mencium pipi Jodha tapi Jodha melengos kemudian berdiri hendak meninggalkan Jalal, Jalal segera menyambar lengannya “Ratu Jodha, apakah kamu sudah berdoa pada Kahnaa ? Apa yang kamu minta dalam doamu ?”, “Aku memohon untuk hubungan kita, Yang Mulia ... aku ingin akulah yang terlebih dahulu meninggal sebelum dirimu karena dengan begitu aku akan selama lamanya menjadi milikmu sampai akhir hayatku” Jalal bingung dan mengernyitkan dahinya “Doa macam apa itu ?”, “Semua wanita mendambakan hal ini, Yang Mulia ... semua wanita ingin agar suaminya berada disisinya saat ajal datang menjemputnya, kamu tahu kan bahwa hanya kematianlah yang bisa memisahkan kita berdua” Jalal langsung menutupi mulut Jodha dengan jemarinya “Tidak ada yang bisa memisahkan kita, Ratu Jodha !” ujar Jalal dengan tatapannya yang penuh cinta kemudian mereka saling berpelukkan
Kumpulan Sinopsis di Informasi
Diary – Blog Sinopsis
Ketika Jodha membuka matanya dilihatnya Jalal tak ada lagi berdiri dibelakangnya, Jodha menatap kesekeliling kamarnya, kamarnya sepi tak ada siapa siapa disana, Jodha baru menyadari bahwa barusan hanyalah khalayannya belaka, Jodha segera mengambil sindoor tersebut dan ditaruhnya diatas dahinya sendiri dan berkata “Selama aku masih hidup, aku tak akan membiarkan Yang Mulia pergi menjauh dari aku, aku tak akan menceraikan kamu dalam keadaan apapun, Yang Mulia !”Baca selanjutnya Sinopsis Jodha Akbar Mnctv Episode 501