Sinopsis Jodha Akbar Antv Episode 501. Suara Narator berkata: “Berita tentang Shahenshah yang akan menceraikan Malika Hindustan telah tersebar keseluruh Agra. Hampir semua orang di bazaar memperbincangkannya. Birbal sedang berbincang dengan Todar Mal tentang hal ini juga. Birbal berkata: “Aku berharap bahwa Jodha akan mampu menghadapi semua cobaan ini” Sedangkan Todar Mal berkata: “Sepertinya Shahenshah bukan lah diri nya yang dulu lagi. Ia telah berubah” Sedangkan Abu Fazl berkata bahwa mereka hanya bisa menunggu keputusan Shaheshah selanjutnya. Waktu akan memperlihatkan apakah keputusan yang diambil Shahenshah benar atau salah. Birbal menambahkan: “Hama tō īśvara prāthanā karēṅgē. Aku berdoa kepada Tuhan. Semoga Jodha diberikan kekuatan”
Sementara itu di gerbang istana terlihat Salim, Daniyal, Murad telah kembali dari tugas mereka. Mereka bertiga tampak baik-baik saja. Seisi istana terlihat bahagia menyambut kedatangan mereka. Jodha berdiri dihalam menyambut mereka. Jalal pun ada disana. Salim kali ini langsung menghampiri Jodha dan Jodha melaksanakan ritual Arti menyambut kedatangan Salim, Murad dan Daniyal. Jodha berkata kepada Salim: “Aku selalu berdoa demi keselamatan jiwa kalian bertiga” Salim pun menyentuh kaki Ibunya sebagai tanda hormat. Lalu ia pergi mendatangi Hamida: “Dadijan ada apa dengan mu? Kau terlihat tak sehat?” Hamida mencium kening Salim dan berkata: “Kau telah kembali aku akan baik-baik saja” Sementara itu Murad menhampiri Ibunya Salima dan memeluknya. Salima berkata: “Aku teramat bangga pada mu Murad” Salim kemudian terlihat mendekati Ruqaiya dan Ruks mencium kening Salim. Hamida berkata bahwa dirinya amat bangga atas kegagah beranian mereka bertiga. Salim memperhatikan bahwa tak seperti biasanya Shahenshah berdiri jauh dari Jodha. Dan terlihat Jalal tak memandang menuh kasih kepada Jodha dan keduanya tampak tegang. Jalal berkata kepada Birbal agar mengajak semua masuk ke ruang sidang istana.
Kamera indah memperlihatkan mereka semua berada di dalam Divan-i-Khas. Jalal sedang duduk. Ia berkata: “Sebagai seorang ayah diri ku merasakan bahwa ketiga putra ku ini adalah sumber kekuatan bagi ku. Dan ketiga putra ku kalian telah membuktikannya. Seseorang telah mencoba menantang diri ku. Akan tapi putra-putra ku tanpa ragu langsung pergi berperang bersama ku dan mereka memenagkan nya. Mereka telah memperlihatkan contoh perilaku yang terpuji. Aku amat bangga akan diri mereka bertiga.” Salim, Daniyal dan Murad tampak senang mendengar pujian Jalal itu. Akan tapi Jalal kemudian lanjut berkata: “Setelah semua yang aku lalui bersama mereka maka hari ini aku akan mengumumkan bahwa adalah sebuah kepastian Salim lah Putra Mahkota calon pengganti ku nanti. Salim adalah putra tertua ku. Ia akan menjadi Raja nanti” Todar Mal langsung menengok kearah Birbal terheran. Jodha dan semua yang hadir tersenyum bahagia akan tapi tak dengan Murad dan Daniyal. Raut wajah mereka berdua langsung berubah kesal. Jalal selanjutnya berkata bahwa hari Salim akan dinobatkan menjadi wakil Raja di saat Poonam (malam bulan purnama). Semua orang kemudian meneriakkan “Hidup Shah Shah Salim” Kemudian Jalal berdiri dan memeluk erat Salim. Birbal dan Todar Mal tersenyum memandangi Mann Singh yang sedang tersenyum lebar memandangi Salim dan Jalal. Kata Birbal: “Mann Singh bangga sekali kelihatannya” Todar Mal berbisik kepada Birbal bagaimana dengan pengumuman tentang Talaq? Sementara Jodha berkata dalam hati: “Aku bersyukur kepada Tuhan. Setidaknya Salim dan Jalal sekarang memiliki hubungan yang baik”
Malam itu Mariam Makani dan Gulbadan sedang duduk di halaman istana dan Abu Fazl datang menghampiri mereka. Abu Fazl memberi salam hormatnya. Kemudian dia langsung menyampaikan kekuatirannya: “Mariam Makani ada sebuah masalah yang tak dapat ku sampaikan kepada Shahenshah. Itulah sebabnya aku datang kehadapan mu” Hamida bertanya: "Kaisē kyā masalaah hai? Ada masalah apakah? Abu Fazl: “Anda tahu bahwa aku sedang menulis buku biografi Shahenshah. Sulit bagi ku untuk menuliskan buku ini lebih lanjut” Hamida: Aise muśkila hai? Apa yang menjadi kesulitannya bagi mu?" Abu Fazl: “Akan tapi sepanjang yang ku ketahui tak pernah ada dalam sejarah Mughal tentang Raja yang menceraikan Ratunya. tak pada Raja Babur dan tak juga pada Raja Humayun. Maaf kan aku tak dapat melanjutkan menulis biografi ini” Hamida Abu Fazl memberikan buku itu kepada Hamida dan kemudian paimit pergi. Hamida memandangi buku itu dengan wajah gundah.
Sementara itu pelayan mengumumkan kedatangan Mann Singh ingin menghadap Jalal. Maan Sing menghampiri Jalal dan memberi salam hormat. Jalal bertanya: “Batāyē māriyā kaisē hama hu'ā? Katakan pada ku ada apa gerangan Mann Singh?” Raja Maan Singh menjawab: “Aku tak suka dengan keputusan mu itu Shahenshah. Kau tak berlaku adil terhadap Buasa ku (Bibi). Maka jika Buasa ku pergi dari kerajaan Mughal aku pun akan pergi bersamanya!” Jalal berkata: “Ini adalah keputusan ku. Kau adalah menteri ku. Kau hanya perlu menuruti perintah ku” Maan Singh menjawab: “Shahenshah pertama aku ini adalah keponakan Buasa ku Jodha. Aku datang kemari karenanya. Maka aku hanya akan kembali bersamanya!. Aku selalu setia kepada kerajaan Mughal akan tapi yang terutama aku adalah kerabat dekat Buasa ku. Aku menyampaikan hal ini kepada mu Paman ku dan bukan kau sebagai Raja Mughal. Kau boleh menghukum ku jika kau merasa perlu” Maan Singh memberi salam hormat dan pergi meninggalkan Jalal yang tertegun sedih.
Keseosokan pagi nya kamera menampakan suasana ruang sidang Divan-I-Khas. Semua tekah hadir disana. Jalal terdengar memerintahkan agar proses perceraiannya dimulai. Jalal berdiri. Hamida tampak tegang dan Jodha menahan amarah. Tampak Sheikh Mubarak, ayahnya Abu Fazl berkata: “Shahenshah Jalaluddin Muhammad Akbar telah memutuskan untuk menjatuhkan talaq kepada Jodha” Jalal memandang kearah Jodha selama Sheikh Mubarak membacakan pengumuman ini tapi Jodha sama sekali tak melihat kearahnya. Salima dan Ruks tampak sedih. Dan Salim wajahnya dipenuhi rasa marah yang terpendam. Murad terlihat kesal. Sheikh Mubarak lanjut berkata: “Perceraian ini adalah bersifat resmi. Maka sesuai hukum Islam Shahenshah akan memberikan emas, perhiasan, coin mas dll.” Jodha tiba-tiba berkata: “Stop. Hanya sebegitu kah Mahar yang diberikan kepada ku? Jika begitu aku menolak semua ini. Aku ingin lebih dari itu!!!” Jodha mengatakan ini dengan wajah geram. Dan semua yang hadir kaget atas perkataan Jodha yang diluar karakternya ini.
Adegan memperlihatkan Anarkali yang sedang duduk diluar membakar daun-daun kering. Dan siapa lagi kalau bukan Salim yang datang menghampiri. Salim berkata tak perlu lagi dia membakar daun-daun itu karena dirinya sudah kembali. Anarkali terlihat gembira dan memeluk erat Salim. Dia berkata sangat merindukan Salim dan selalu berdioa siang dan malam untuknya. Dia bertanya kenapa begitu lama baru kembali? Akan tapi Anar kemudian teringat nasihat Ibunya. Bahwa Salim hanyalah sebuah mimpi bagi nya. Anar melepaskan pelukannya dan menjauh. Anarkali mengkoreksi perkataannya dia bilang doanya adalah untuk semua prajurit yang berangkat perang. Salim tersenyum dan memintanya mengakui bahwa Anarkali mencintainya. Agar Anakali tak usah ragu mengakuinya. Anarkali berkilah katanya dia tak mencintai Salim. tapi Salim bilang bahwa Anarkjali berbohong. Bahwa Anarkali sebenarnya mencintai dirinya sebesar dirinya mencintai Anarkali. Salim memohon agar Anarkali mengutarakannya sekali ini saja. Bahwa Salim dapat melihatnya semua dalam setiap nafas dan padangan mata Anarkali mencintai dirinya. Anarkali menangis dan tetap mengelak bahwa dirinya tak seperti yang digambarkan Salim itu. Salim lanjut berkata jika tak begitu lalu mengapa Anatkali membakar daun-daun itu? Untuk apa dia menangis? Akhirnya Anarkali memandang salim dan mengakui dirinya mencintai Salim. Salim kaget. Anarkali berkata bahwa cinta nya hanya akan membawa bencana bagi Salim. Itulah mengapa ia tak pernah berani mengungkapkannya. Bahwa ia merasa sedih sekali tiap kali Salim pergi jauh dari nya. Anarkali memeluk erat Salim. Salim berkata ia amat bahagia sekarang ini. Kini mereka akhirnya bisa bersama dan Salim ingin menyampaikan hal ini kepada Malika Hindustan. Salim yakin Ibunya akan mampu membuat Shahenshah memahami semua ini. Anarkali tampak ragu apakah Shahenshah bisa menerima pendapat Malika Hindustan? Salim heran dan bertanya: “Kyu bataye hume? mengapa memangnya? Ayo katakan kenapa?” Anarkali terdiam sejenak. Ia ragu untuk mengatakannya. Akhirnya dia bercerita bahwa ketika Shahenshah pergi perang Malika Hindustan berniat pindah agama. Suara Anarkali bercerita tak diperdengarkan. tapi pastinya dia akan menceritakan semua yang terjadi belakangan ini. Karena setelah itu Salim terlihat kaget dan berkata: “Ya Tuhan!”
Adegan berpindah ke Jalal yang sedang duduk minum-minum dikamarnya sambil memandangi lukisan diri Jodha. Pelayan mengumumkan bahwa Shah Shah Salim datang menghadap. Salim terlihat berjalan di selasar menuju kamar Jalal. Ia berjalan cepat tanpa menengok sedikitpun. Salim masuk ke
kamar dan Jalal menyambutnya. Jalal mengajak Salim minum bersama. Salim langsung menolaknya: “Shahenshah aku kesini bukan untuk bercengkrama dengan mu!!!” Salim terus berdiri dan memandang Jalal dengan geram. Sementara Jalal tetap duduk. Salim dengan tegas berkata: “Aku kesini karena ada yang penting ku tanyakan” Jalal berkata: “ Apa yang ingin kau ketahu?” Salim langsung bertaya: “Āpa hamārī mām̐ kō kyōṁ talāqa dē hai? Aku ingin jawaban mu kenapa kau mau menceraikan Ibu ku!!!” Jalal tetap duduk tenang dan menjawab cuek: “Karena aku berpendapat hal itu adalah keputusan yang tepat” Salim langsung memotong perkataan Jalal: “Hanya karena kau merasa itu tepat!?!? Ibu ku yang telah mengabdikan seluruh hidup bagi mu Shahenshah!!! Ibu ku yang selama ini selalu setia disisi mu. Mencintai mu sepenuh hatinya. Begini kah cara kau membalasnya?” Jalal berdiri berjalan membelakangi Salim lalu berkata: “Seseorang yang mencintai mu tak akan melakukan seperti apa yang dilakukan Amijan mu” Salim semakin kesal: “Hume jante humari massa or nahi kuch galat sakti hai Shahenshah. Aku mengenal baik Ibu ku dan ia tak mungkin berbuat kesalahan fatal. Ibu ku selalu mengikuti apa perintah mu. Lalu kenapa kau memutuskan hal ini?!?!” Jalal tetap menjawab dengan tenang: “Tahu kah kau Sheikhkoo dia telah melanggar perintah ku. Ia akan mengganti agamanya” Salim berkata: “Aku tahu itu. Akan tapi pasti ada alasan kuat dibalik ini yang memaksa Ibu ku memutuskan hal itu. Ibu ku selalu mengutamakan dan memikirkan kepentingan orang lain. Tak mungkin Ibu ku pindah agama begitu saja hanya karena ingin melawan mu Shahenshah!!!” Jalal berkata: “Aku telah mengingatkannya untuk tak perlu pindah agama. Lalu kenapa justru dia melakukannya saat aku tak ada disini? Aku akan memberikannya hukuman. Itu sudah menjadi keputusan ku” Salim menjawab geram: “Baiklah kalau begitu Shahenshah. Akan tapi camkan lah hal ini. Kau telah melakukan kesalahan besar. Jika Ini adalah keputusan akhir mu untuk menceraikan Ibu ku. Maka aku pun terpaksa harus membuat keputusan ku sendiri. Aku memutuskan untuk tak mau dinobatkan menjadi Calon Raja nanti” Salim kemudian dengan cuek pamit dan langsung pergi meniggalkan Jalal yang masih tercengang mendengar keputusan Salim. Baca Selanjutnya Sinopsis Jodha Akbar Antv Episode 502
Sinopsis Jodha Akbar Antv Episode 501
Posted by Putri Viona
Tags:
Jodha Akbar,
Sinopsis
Terima Kasih sudah Membaca Sinopsis Jodha Akbar Antv Episode 501. Please share...!
Blog, Updated at: 01:19