Sinopsis Jodha Akbar Antv Episode 478. Adegan dimulai dengan Salim. Seperti biasanya kalau galau dia pasti dalam keadaan mabuk dan sekarang muncul di tempat hiburan Raqasas. Salah seorang wanita disana mengucapkan salam selamat datang. Dan siapa lagi kalau bukan Anarkali yang tiba-tiba datang. Salim menarik lengan Anarkali dan mendekatkan dirinya. Salim bilang ia datang kesana untuk bicara kepadanya. Hemm curcol lagi nih. Kemudian Salim menyuruh wanita yang tadi agar segera meninggalkan ruangan. Salim hampir kehilangan keseimbangan karena dia mabuk dan Anarkali menahannya. Anar bertanya apa yang telah Salim lakukan? Salim berkata dia bahagia bisa dipeluk Anarkali. Anarkali kesal karena Salim minum-minum lagi. Salim berdalih dia harus minum agar bisa melupakan apa yang diperbuat orangtuanya. Salim telah dipermalukan oleh Jalal. Padahal dirinya memiliki mimpi-mimpi besar tentang bagaimana dia bisa menolong rakyatnya jika ia jadi Raja nanti. Posisi Raja akan memberikannya kekuasaan besar yang akan mampu mewujudkan mimpi-mimpi itu. Jika ia menjadi Raja maka Anarkali akan menjadi Ratu Hindustan. Salim memeluk Anarkali dan mengatakan ia merasa damai dalam pelukannya. Anarkali kaget (hem kaget apa kaget?) dan tiba-tiba Murad dan Daniyal masuk ke ruangan. Salim memandang Murad dengan gaya melecehkan. “Oh lihat siapa yang datang. Adik-adik tiri ku. Sang Calon Raja Shah Shah Murad. Mari membungkuk hormat untuk Shah Shah Murad. Murad kesal dan berkata: “Apa yang kamu katakan Kakak? Apa-apaan kamu Kakak kenapa kau seperti ini?” Murad dan Daniyal tampak kesal melihat kelakuan Salim. Daniyal: “Anarkali kau sebaiknya pergi dari sini” Salim marah dan melarang Anarkali pergi. Katanya Anarkali lebih mengerti dirinya dibanding kedua adiknya ini. Adik yang mengkhianatinya. Murad kesal: “Kendalikan diri mu sendiri Kakak”. Salim menantangnya: “Memang kau bisa berbuat apa jika aku tidak menurut? Mau menghukum ku?” Daniyal yang sedari tadi diam mengajak Murad pergi saja meninggalkan Salim yang mabuk. Anarkali kesal dengan kelakuan Salim. Salim pergi meninggalkan tempat hibur
an.
Jalal tampak sedang berbincang serius dengan para menterinya sambil memperhatikan sebuah peta besar. Tampak beberapa negara-negara di semenanjung Arab, Hindustan, dan Asia Tengah. Jalal berkata: “Dengan menobatkan Murad sebagai Putra Mahkota kita berhasil menangani Iran untuk sementara waktu. Akan tetapi kita harus berusaha lebih keras lagi melepaskan diri sepenuhnya dari pengaruh Iran. Baru nanti saya bisa merubah keputusan ku” Jalal memperhatikan peta itu. Jalal mempersilah Rahim Khan-e-Khana menerangkan wilayah-wilayah kekuasaan yang ada dipeta itu. Rahim menerangkan sambil menunjuk ke peta: “Ini adalah wilayah Abdullah Khan Uzbek Raja di Turan. Yang sebelah ini adalah wilayah Badakhshan dengan Rajanya Suleiman Mirza, Kesultanan Turki dengan Raja Sulaiman I (Khalifah Islam), Kesultanan Yaman, dan Sharief Mekah di Arab Saudi, dan yang terakhir adalah wilayah Iran. Mann Singh mengatakan Abdulah Khan dari Uzbekistan berseteru dengan Shah Iran begitu pun juga hal nya dengan negara-negar tetangga lainya. Jalal kemudian berkata berarti inilah titik kelemahan Iran. .Kembang Tanjoeng. Jalal meminta kepada Sheikh Mubarak: “Sheikh Mubarak aku ingin kan merancang dan menuliskan surat yang tertuju kepada kerajaan-kerajaan yang bersetru dengan Iran. Sampaikan bahwa kita berkeinginan untuk menjalin hubungan dagang dengan mereka” Sheikh Mubarak: “Baik Shahenshah aku akan segera melaksanakannya”. Jalal lanjut berkata: “Aku ingin Mughal menjadi semakin berdaya dan bersamaan dengan itu menjadikan Iran semakin tanpa daya. Sheikh Mubarak bagaiamana dengan surat yang ku tujukan kepada Saudi Arabia?” Sheikh Mubarak: “Ya Shahenshah surat itu sudah dikirimkan”. Kemudian Jalal berkata kepada para menterinya: “Nah sekarang permainan politik ku ini akan semakin menarik. Terutama setelah aku menerima dukungan dari Saudi Arabia".
Perbincangan Jalal dengan para Navarathan tentang peta kekuatan politik.
Pagi hari itu Jodha terlihat memasuki kamar Salim. Jodha seperti biasanya membawa nampan yang persembahan untuk Pooja. Salim yang masih “hang over” alias kena efek setelah mabuk terbangun dari tidurnya karena matahari terang menyinari wajahnya. .Jodha sengaja membuka tirai agar Salim bangun. Salim bangun dan membasuh wajahnya denga air. Jodha berkata dia ingin bicara dengan Salim. Belum apa-apa Salim sudah marah: “Aku tahu apa yang ingin kau bicarakan Malika Hindustan. Untuk apa kalian berdua bicara kepadaku. Bukan kah kalian berdua tetap saja melakukan apa yang kalian inginkan. Bukan apa yang aku inginkan! Jodha menampik asumsi Salim itu. .Kembang Tanjoeng. Salim menjawab ketus: “Tentu saja aku yang salah. Kalian tidak menobatkan ku karena Shah Iran menyatakan bahwa aku ini bukan anak sah mu. Shahenshah sendiri yang menuruti keinginan mereka dan berarti aku ini anak tidak sah nya!!! Aku! Aku telah menjadi korban dari permainan politik kalian ini. Sedangkan kau Malika Hindustan. Kau tak pernah sekalipun diminta pindah agama bahkan kau tak pernah ingin pindah agama! Aku amat memghormati mu Malika Hindustan. Jangan mendesak ku hingga aku bisa lupa batas. Biarkan aku sendiri. Jodha sempat marah menyebut nama Salim dengan nada keras. Dengan wajah sedih Jodha meninggalkan Salim.
Jodha ingin berbicara baik-baik tetapi Salim yang kurang ajar membuat hatinya terluka.
Murad sedang berjalan bersama Daniyal di istana. Ia berkata bahwa dia tidak menyangka Salim akan memperlakukan dirinya semacam itu tadi. Aku datang kepadanya untuk mengatakan bahwa aku sama sekali tidak miliki niat merebut apa pun dari nya. Tetapi apa yang dia lakukan? Ia menghina ku di depan seorang wanita penari. Daniyal menambahkan: “Bahkan Salim menyebut kita adik tirinya. ia berpelukan dengan penari itu padahal dirinya sudah bertungan dengan Maan Bai. Ini kelakuan yang tidak bisa diterima!!” Shahbudin paman Haider tiba menghampiri mereka: “Salam hormat Shah Shah Murad. Aku butuh persetujuan mu pada daftar nama pekerja ini”. Murad bilang kenapa tidak diberikan ke Salim saja? Shahbudin menjawab bukan kah Murad yang sekarang menjadi calon Raja? .Kembang Tanjoeng. Daniyal membenarkan dan meminta Murad agar mulai mengerjakan tugas-tugasnya sebagai Putra Mahkota. Murad setuju: “Chikey Humare Abujan hei humare jukum hei. Baiklah aku akan melaksanakan tugas-tugas dan kewajiban baru ku. . Jika itu yang diinginkan ayah". Salim yang baru bangun dan keluar kamarnya memperhatikan semua ini dari atas. Salim tampak kesal dan bergegas pergi. Shahbudin mulai mencari muka dengan memuji Murad: ”Kau akan menjadi seorang raja yang baik suatu saat” Daniyal hanya menggangguk. Dalam hati Shahbudin berkata bahwa: “Aku akan membuat mu tergila-gila akan kekuasaan nantinya. Kau akan sangat mengidamkan posisi Raja itu sehingga kau bahkan akan rela melawan Salim kakak mu”
Salim memperhatikan Murad yang mulai mengambil tanggung jawabnya sebagai Shah Shah.
Sementara itu Ruqaiya, si konsprirator, sedang mandi di Hamam (kolam mandi), tampak Zubaida seorang penari dari Raqasas datang melapor. .Kembang Tanjoeng. Rupanya dia wanita yang tadi menyambut Salim di tempat hiburan. Ruqaiya: “Kau pasti mengerti kenapa aku memanggil mu. Kya khabar hei! Ayo lekas sampaikan berita nya kepada ku!” Zubaida: “Salim sering sekali datang ke tempat hiburan. Ada satu perempuan yang selalu ditemuinya disana. Salim kelihatan menyukainya. Perempuan itu bernama Anarkali. Bahkan semakin hari semakin dekat kelihatannya” Ruqaiya terlihat senang dengan laporan Zubaida. Ia memberikan sekantung uang koin kepadanya. Ruqaiya: “Ini ambilah untuk mu. Kamu harus terus melaporkan pada ku setiap perkembangan yang terjadi diantara keduanya” Zubaida mengucapkan terimakasih dan mengatakan bahwa adalah suatu kehormatan terbesar bagi nya untuk dapat membantu Ruqaiya. Ia pun kemudian pamit pergi. .Hoshiyar yang sedari tadi kepo menunggu dipintu sambil mendengarkan bertanya kepada Ruqaiya: “Apa gerangan yang anda sedang rencanakan? Ruqaiya: “Aku sedang menikmati permainan dari dua sisi sekaligus. Kau bisa menikmatinya sebagai penonton atau kau bisa aktif menjadi pemainnya. Pada awalnya aku hanya memperhatikannya dari luar. Akan tetapi aku akan masuk dalam laga permaianan ini. Jodha membuat permainan ini lebih menarik. Jika aku menjadi Jodha, pasti aku akan segera mengganti agama ku agar Salim bisa menjadi calon Raja. Tetapi kan Salim bukan anak ku. Hehehehe kasihan Salim. Pertikaian antara Anak dan ayahnya telah terjadi. Angin mulai berhembus dan tak lama lagi awan akan semakin hitam pertanda tak lama lagi badai akan mengamuk. Pertikaian antara Jalal dan Salim akan bergejolak hebat dan Jodha tidak akan mampu mengatasinya. Ia akan hancur diterjepit ditengah-tengah. Dan Aku hahahaha! Aku akan memastikan kehancuran Jodha itu!
Seperti biasa Ruqaiya bermain api dengan konspirasi. Memperkeruh hubungan Jalal-Salim-Jodha.
Jalal dan Jodha bertemu di kamar. Jalal berkata:” Jodha aku datang menemui mu karena aku menginginkan pendapat mu tentang bagaimana caranya memberi tahu Murad soal hal ini” Akan tapi Jodha tampaknya sedang sedih.
Wajahnya muram dan tertunduk selama Jalal berbicara. Jalal menyadari hal ini. Ia terlihat kuatir dan memegang lengan Jodha: “Apakah kau baik baik saja?” Jodha menjawab: “ Saya baik saja akan tetapi rasanya jalinan hubungan keluarga kita mulai merenggang menuju kehancuran”. Jalal terheran-heran atas pernyataan ini:” Hum sameje nehi. Aku tak memahami maksud mu”. Jodha: “Katakanlah kepada ku Shahenshah. Apakah tugas-tugas ku sebagai seorang Malika Hindustan?” Jalal menjawab: “Memikirkan dan membuat rakyat mu hidup sejahtera” Jodha kemudian bertanya lagi: “Katakan lah apa kewajiban ku sebagai seorang istri? Jalal menjawab lagi: “Seorang istri harus menjaga keutuhan keluarganya” Jalal tampak semakin bingung: “ Kenapa kamu mempertanyakan hal ini? Jodha menjawab lirih : “Aku telah gagal melaksanakan keduanya. Rakyat kita tidak bahagia karena mereka terhalangi unutk menunaikan ajaran agamanya dan keluarga ku terpecah belah” Jalal semakin kuatir:” Apa maksud mu? .Kembang Tanjoeng. Jodha mulai terlihat menahan air matanya dan menjawab: “Karena agama yang ku anut, maka rakyat ku terhalangi pergi menunaikan ibadah haji. Anak ku Salim tak akan bisa menggantikan mu menjadi Raja” Mata Jodha semakin berkaca-kaca dan nada bicaranya semakin lirih. Dia pun menarik nafas dalam-dalam dan berkata: “Aku mohon ijin mu agar dapat mengganti agama ku. Aku ingin berpindah agama memeluk Islam” Jalal yang sedari tadi memandangi istrinya itu terhentak kaget dan reflex menyatakan keberatannya dengan melantangkan nama: “Jodha Begum!
Jodha memohon ijin Jalakl untuk pindah agama demi rakyat dan Salim.
Cuplikan episode 479 Jodha terlihat dikamarnya bersama Moti Bai. Dia berkata: “Salim sangat terluka hati nya. Ia sangat menderita. Shahenshah tidak memperbolehkan aku pindah agama. Akan tetapi demi anak ku Salim aku rela berbuat apa saja. Aku bahkan rela mengorbankan keimanan ku kepada agam yang selama ini ku yakini. Sampaikan kepada Pundit-ji Bardinath aku tak akan pergi melaksanakan Pooja kesana lagi”.
Baca Episode Selanjutnya SINOPSIS JODHA AKBAR ANTV EPISODE 479
Sinopsis Jodha Akbar Antv Episode 478
Posted by Putri Viona
Tags:
Jodha Akbar,
Sinopsis
Terima Kasih sudah Membaca Sinopsis Jodha Akbar Antv Episode 478. Please share...!
Blog, Updated at: 16:21