Sinopsis Bunga Yang Terluka Episode 175

Baca Juga:

Sinopsis Bunga Yang Terluka Episode 175. Meral sedang di depan minimarket menunggu pedagang Koran. Tak lama pedagang Koran pun datang dia pun langsung membelinya. Sepertinya Meral ingin sekali tahu berita tentagnya paska wartawan kemarin mewancarainya. dia kemudian membuka Koran itu. Apa yang terjadi saudara saudari, lha kok wajah meral malah murung, sepertinya itu bukan berita yang dia harapkan.

Lalu di rumah Serkan. Pagi-pagi sekali Serkan sudah mau pergi padahal ini hari libur. Defne menanyai kembarannya itu. Serkan tetap mau pergi katanya dia mau mencari pekerjaan. Defne jelas sewot, apa kau mau mempermalukan kita, kamu mau semua orang tahu sepeninggal ayah kita jadi kurang uang.

Serkan malas menanggapi defne, dia pun membuka pintu. Saat mau pergi,  ternyata ada mesude diluar. Kemudian Nazan muncul dan memberitahu mesude apa yang harus dilakukannya. Sepertinya mesude bakal jadi pembantu untuk melunasi hutang eylul.

Sinopsis Bunga Yang Terluka Episode 175

Lalu di panti anak-anak lagi makan pagi, datanglah meral sembari mewek. Ada apa meral kok kamu sedih gitu. Meral kemudian memberikan Koran pada anak-anak. Songul pun membacanya, sepertinya isi berita juga membahas pribadi meral, yakni tentang ibunya yang bukan wanita baik-baik. Meral uring-uringan sendiri… (ini semua gara-gara defne yang memberikan info buruk pada wartawan)

Meral menangis dan masuk kamar, dia berpapasan dengan feride. Feride pun kemudian membaca Koran itu. dia juga jadi ikut sedih, dia paham kenapa meral yang selama ini selalu gacor tiba-tiba jadi mewek gitu.

Dan di rumah Serkan. Serkan tak jadi pergi, dia menemui mesude yang kini jadi babu di rumahnya. Mesude membersihkan dapur rumah Serkan. Serkan bilang sudah bu jangan lakukan ini namun mesude bilang, tak apa-apa Serkan aku sudah biasa seperti ini. Nazan kembali datang menemui mereka. Lalu Serkan pergi keluar.

Serkan berjalan keluar rumah. Tiba-tiba dari belakang semak munculnya wajah bengis nan njelehi.. si kemal. Kemal perlahan mengikuti Serkan. Emang mau ngapain Serkan ni si pak kemal busuk ini.

Kembali ke meral. dia memilih duduk di luar dan menangis. Lalu Feride datang membawakan teh untuk meral. Kemudian feride bilang bolehkan aku duduk, meral mengusap air matanya dan kemudian mempersilahkan feride duduk disampingnya.

Lalu Feride pun berusaha menghibur meral, mereka kemudian saling bercerita. Meral meski sedang bersedih namun dia gampang tersenyum dalam sekejap dia tampak ceria kembali meski air matanya masih ada di pipinya.
Baca Selanjutnya Sinopsis Bunga Yang Terluka Episode 176