Sinopsis Mohabbatein Season 2 - Raman Vs Mani. Aaliya menelfon Adi dan meminta maaf atas nama Mani (suaminya Shagun / ayahnya Aaliya) “Tidak perlu meminta maaf, Aaliya ,,, ayah kita memang sangat emosional, kita harus meyakinan kalau pertengkaran mereka tak semakin menjadi jadi” ujar Adi diujung sana “Hal terbaiknya adalah kita masih berteman”, “Aku malah khawatir kalau kamu marah sama aku” ujar Adi cemas “Aku percaya sama kamu, Adi” sahut Aaliya
Keesokan harinya, Simmi memberikan bekal makanan untuk Ananya dan memintanya untuk memberikan pada Pihu juga (Pihu anak kandung Ishita & Raman yang hak asuhnya jatuh ke tangan Shagun), sementara itu Raman sedang menunggu seseorang, kebetulan Raman mendapatkan paket parcel dari Amazon, sedangkan dirumah Shagun, Shagun memberikan sejumlah uang ke Pihu “Ibu Shagun, aku hanya butuh uang yang sedikit”, “Pihu sayang, kamu kan bisa mentraktir teman teman kamu di sekolah” Shagun berusaha memanjakan Pihu dengan uang sama seperti dulu yang ia lakukan pada Adi waktu Adi masih bersamanya “Ini kan bukan hari ulang tahunku ?”, “Itu tak penting sayang, jika kamu mentraktir temanmu dan memberikan hadiah pada mereka, maka mereka akan menjadi teman dekatmu” Shagun berusaha meyakinkan Pihu “Tapi kata ayah, kita seharusnya bisa memenangkan hati mereka”, “Ayahmu itu tak tahu apa apa, ibu mengatakan hal ini padamu agar kamu bisa memperlakukan teman temanmu dengan baik dengan mentraktir mereka” ujar Shagun
Sinopsis Mohabbatein Season 2 - Raman Vs Mani |
Ditempat Shagun, Shagun melihat Raman menelfonnya, Shagun langsung menyuruh Pihu cepat cepat berangkat ke sekolah “Ibu Shagun, itu telfon dari siapa ?”, “Bukan dari siapa siapa, salah sambung sayang” Shagun berbohong ke Pihu dan meminta Pihu untuk bersiap siap, begitu Pihu pergi, Shagun segera mengangkat telfon Raman “Kenapa kamu menelfon ? Aku sudah bilang kan sama kamu untuk tak bicara dengan Pihu !”, “Shagun, biar aku bicara dengan Pihu sebentar” pinta Raman “Dia mau berangkat sekolah !” saat itu Pihu menghampiri Shagun dan berkata “Ibu Shagun, aku sudah siap”, “Okee, kita pergi sekarang” Raman yang masih menelfon Shagun, mendengar suara Pihu “Apa Pihu ada disana, Shagun ?”, “Apa urusanmu ?” ujar Shagun sinis “Dia ada disana kan, aku mendengar suaranya tadi”, “Lalu kenapa ? Jangan telfon kesini lagi ! Apa masalahmu dan Ishita ? Pertama kalian melakukan kesalahan kemudian meminta maaf, Ishita kemarin datang kesini meminta maaf pada Mani !” Raman kaget “Apa ? Ishita datang kesana ?”, “Iyaa ! Mani tak tertarik dengan permintaan maafmu, sudah tak usah menelfon lagi !” Raman teringat pada ucapan Ishita tadi yang berbohong padanya, Raman bertanya tanya “Kenapa ia berbohong padaku ?” gumam Raman heran
Mani sangat gelisah dan berkata “Aku tadi menelfon Abhishek untuk mencari tahu tindakan apa yang harus aku ambil untuk melawan Raman” dalam hati Shagun berfikir “Jika Mani menyelidiki kasus ini lebih jauh lagi maka ia akan tahu kalau yang melakukan semua ini adalah aku dan Ashok bukan Raman” bathin Shagun “Kenapa Abhishek menelfon ? ia kan teman baiknya Raman, sudah tenang saja dan lupakan ini semua”, “Tidak mungkin, Shagun ! Raman telah menyalahkan aku habis habisan dan aku tak bisa begitu saja melupakannya” ujar Mani kesal “Maaf, aku kira hanya aku saja yang muak dengan sandiwara mereka”, “Tapi aku belum merasa lelah !” saat itu Mani mendapat telfon dari seseorang “Aku tadi menelfon kamu, apa ? Tapi ,,,” telfonpun terputus “Dia bilang apa, Mani ? Kenapa kamu marah ?” Shagun penasaran
“Apa yang Raman pikir ? Aku tak akan mengampuni ia !” Mani bergegas pergi dari sana, Shagun segera mencegahnya “Hentikan, Mani ! Memangnya apa yang telah ia lakukan ?” tanya Shagun penuh dengan tanda tanya, saat itu Aaliya melihat kearah ayahnya “Kenapa ayah sangat marah ? Aku harus memberitahu Adi” bathin Aaliya, Aaliya berusaha menelfon Adi tapi Adi sangat sibuk “Kenapa Adi tak menjawab telfonku ?” bathin Aaliya cemas, kemudian Aaliya menelfon Ishita, saat itu nyonya Bhalla meminta Ishita segera pergi ke kantor karena Neelu yang akan memasak makanan untuk seluruh keluarga, Ishita bergegas mengecek siapa yang datang dan meminta Neelu untuk menerima telfon di ponselnya, ternyata Aaliya yang menelfon Ishita “Neelu, tolong berikan telfonnya ke ibu Ishi, ini dari aku Aaliya, penting !” Neelu bergegas memberitahu Ishita kalau Aaliya menelfon “Neelu, bilang sama Aaliya kalau aku akan menelfonnya lima menit lagi” ujar Ishita
Di rumah dokter Mani, Aaliya merasa cemas dan mencoba bertanya ke Shagun tentang ayahnya “Ayahmu sedang gelisah saat ini, aku tak tahu, tadi ayahmu dapat telfon dari pihak bank dan mereka bilang kalau Raman tak mau memberikan garansi untuk pinjaman uang ayahmu, aku tak tahu kenapa Raman melakukan hal ini ?” ujar Shagun cemas “Ayahmu bahkan tak membiarkan aku ikut bersamanya, aku yakin kalau ia pergi ke rumah keluarga Bhalla, lebih baik kamu dirumah saja, kalau Pihu pulang nanti, harus ada yang ada dirumah untuk mengurusinya” Aaliya jadi semakin cemas “Memangnya apa yang terjadi ? Kenapa ibu Ishi juga tak menelfon aku lagi ?” bathin Aaliya cemas
Di rumah keluarga Bhalla, Simmi memberikan hadiah ke Ishita sebuah frame foto, Ishita sangat menyukainya dan berterima kasih padanya, saat itu Raman datang, Ishita langsung menunjukkan foto mereka berdua pada Raman, Raman segera mengajaknya masuk ke dalam kamar dan bertanya “Kemana kamu pergi kemarin malam ?” tanya Raman dengan nada marah dan merusak frame foto tersebut lalu membakar fotonya “Raman, apa yang kamu lakukan ?”, “Siapa nama pasienmu ? Apakah ia baik baik saja ?” bentak Raman marah “Raman, apa yang kamu lakukan ?”, “Kamu seharusnya tak berbohong padaku ! Kamu tak pergi untuk urusan darurat kan ? Kamu pergi untuk menemui Mani untuk meminta maaf !” semua orang datang menghampiri mereka dan melihat kemarahan Raman “Iya ! Aku memang kesana tapi tak untuk meminta maaf ! Aku memang tak mengatakannya padamu karena kamu pasti akan bereaksi seperti ini !” sahut Ishita,
Raman mulai memarahi Ishita karena menyembunyikan semua ini darinya “Apakah ini yang namanya kejujuran dan transparansimu ?”, “Bagaimana bisa bicara tentang kepercayaan kalau kamu memata matai aku ? Siapa yang mengatakannya padamu ?”, “Kamu sendiri katakan padaku, apakah kamu pergi atau tak ?” bentak Raman “Shagun kan yang mengatakannya padamu ? Kamu lebih percaya padaku atau Shagun ?”, “Aku juga bisa mengatakan seperti itu ! Kamu lebih percaya pada Mani daripada aku ! Apakah kamu pergi kesana atau tak ? Aku kehilangan Pihu gara gara Mani !” bentak Raman “Ini sangat penting, Raman ,,, ada seorang perempuan yang menyalahkan Mani atas upaya pemerkosaan dan perempuan itu bilang kalau ia di suruh oleh kamu” Raman kaget “Apa ? Aku tak perlu melakukan semua ini, Ishu !”, “Aku tahu ! Aku tahu itu ! Untuk itulah aku pergi kerumah Mani untuk mengatakan padanya kalau kamu tak mungkin melakukan hal semacam itu” ujar Ishita cemas
Saat itu Mani datang dengan rasa marah yang memuncak dan langsung berteriak ke Raman “Berani beraninya kamu, Raman !” Mani langsung menampar Raman dengan sangat keras, Raman yang tak terima langsung menghajar Mani, mereka berdua pun berkelahi satu sama lain, Shagun, Ishita dan semua orang yang ada dirumah itu berusaha menghentikan perkelahian mereka “Aku tahu kamu yang melakukan hal ini, Raman ! Untuk menghancurkan namaku !” Shagun segera membawa Mani sementara Romi memegangi Raman, sedangkan Ishita hanya bisa menangis dan bergumam “Kegilaan apa lagi ini ? Apa yang terjadi pada Raman ?” Ishita merasa tak berdaya
Di sekolah, Pihu sedang mentraktir teman temannya, ia juga bertemu dengan Ananya “Ananya, bagaimana liburanmu ?”, “Menyenangkan” teman teman Pihu mengajak Ananya untuk bergabung dengan mereka “Pihu, apa yang kamu lakukan ?”, “Aku hanya mentraktir teman temanku saja, ayooo ikut dengan kami” ajak Pihu
Sementara itu Amma merasa sedih dan berkata “Kenapa Ishu melakukan semua ini ? Raman itu sedang mengkhawatirkan Pihu, ia malah pergi ke rumah Mani, suamiku jelaskan sama Ishu kalau kesalahpahaman antara suami istri itu tak baik, ia seharusnya mengatakannya pada Raman yang sejujurnya, Raman jadi marah hanya karena hal yang sepele” ujar Amma sedih “Bibi, jika kak Ishita melakukan hal ini, ia pasti punya alasannya” sela Mihika, sedangkan Adi memberitahu Romi kalau Raman saat itu sedang dalam keadaan tak baik kalau Ishita mengajaknya kesana, karena Raman sedang mabuk “Ibu Ishi pergi ke rumah paman Mani untuk mengatakan padanya kalau apa yang dipikirkan oleh paman Mani itu salah, aku yakin pasti ada seseorang yang memanfaatkan pertengkarang mereka, ibu Ishi tak ingin membuat masalah dengan siapapun, itulah mengapa ibu Ishi tak mengatakan apa apa” ujar Adi sedih, Amma dan Appa sangat khawatir kalau kesalahpahaman ini akan semakin jauh, Adi berharap Aaliya bisa menjelaskannya pada Mani
Di rumah dokter Mani, Shagun dan Aaliya sedang mengobati lukanya Mani, Mani berteriak marah “Aku akan mendapatkan krisis keuangan setelah apa yang telah diperbuat oleh Raman ! Aku tak akan pernah memaafkan Raman !”, “Iyaaa, dan mengirimkan perempuan itu juga salah” Aaliya langsung menegur Shagun “Ibu Shagun, jangan menghasut ayah ! karena paman Raman tak melakukan apa apa ! Adi yang mengatakannya padaku !”, “Apakah kita ini bodoh ? Lalu begini caramu bicara dengan ibu Shagun ? Adi pasti telah mencuci otakmu ! Ayah tahu apa yang harus ayah lakukan, ponsel ini adalah akar dari segalanya ! Kamu ini menjadi mata matanya Adi kan ? Ayah akan menyimpan ponsel ini !” Aaliya kaget “Ayaah ! Jangan kembalikan ponselku !”, “Kembali ke kamarmu ! Cepat pergi !” bentak Mani dengan nada tinggi, dalam hati Shagun bersorak sorai “Ini sempurna buatku, kalau Mani lebih membenci Raman maka Pihu akan aman berada ditanganku” bathin Shagun senang