Sinopsis Uttaran Senin 12 September 2016 - Episode 408. Nandini masuk ke kamar Meethi dan mengambil patung Dewa milik Meethi diam2.
Nandini : Kukira kau langsung masuk rumah sakit jiwa. Jika kejadian seperti itu terjadi 1 atau 2 kali lagi, semua orang akan benar-benar yakin kalau kau sudah kehilangan akal. Ada apa? Apa kau fikir aku adalah orang dibalik ini semua? Dewa menginginkan ini terjadi agar aku bisa mendapatkan hak ku kembali. Jangan fikirkan apapun saat kau dikirim ke rumah sakit jiwa. Aku ada disini untuk menjaga mereka semua. Sekarang kau hanya perlu menjaga dirimu sendiri.
Nandini berjalan keluar membawa patung dewa Ganpati milik Meethi.
Akash menelfon Damini.
Damini : Kau baru memberitahuku sekarang?
Sinopsis Uttaran Senin 12 September 2016 - Episode 408 |
Akash : Kukira Meethi hanya bermimpi buruk. Tapi kami baru sadar keesokan harinya, saat Meethi menyerang ibu. Aku berusaha membuatnya setuju untuk memeriksanya ke dokter, tapi ia gak mau mendengarkanku. Apa yang harus aku lakukan?
Damini : Antar Meethi kemari.
Akash : Meethi gak mau pergi kemanapun tanpa Rani. Kumohon nenek datanglah ke rumah. Hanya nenek yang bisa membuat Meethi mengerti. Aku benar-benar mencemaskannya.
Damini : Baiklah. Aku akan membuatnya setuju untuk pergi ke dokter.
Akash : Terimakasih banyak nek.
Vishnu sedang bicara dengan Akash melalui telfon kantor.
Vishnu : Untuk saat ini aku belum mendapat info apapun. Tapi jangan khawatir, aku akan mengawasinya setiap saat. Aku akan langsung menelfonmu kalau dapat info.
Khana masuk ke ruangan Vishnu, Vishnu berpura-pura sedang menelfon Mukhta.
Vishnu : Ya Mukhta, nanti aku telfon lagi.
Vishnu menutup telfonnya.
Vishnu : Istriku yang menelfon.
Khana : Carilah kehidupan lain diluar rumah, nikmati hidupmu.
Vishnu keluar karena seseorang ingin menemuinya. Khana menekan tombol dial pada telfon, ia ingin mencari tau siapa yang baru saja Vishnu telfon. Akash mengangkat ponselnya.
Akash : Ya Vishnu?
Khana shock dan mematikan telfon.
Khana : Aku benar. Vishnu yang memberikan semua informasi tentang diriku kepada Akash. Ini adalah penipuan. Vishnu gak tau dengan siapa ia berurusan. Sekarang aku akan menghabisi mereka berdua.
Vishnu kembali, Khana menjebak Vishnu dengan berpura-pura menelfon seseorang.
Khana : Kubur jasad Aslam Khan di pemakaman umum.
Meethi menghiasi kuil dengan bunga-bunga segar, ia meminta pelayan untuk membawakan buah2an dari dapur.
Meethi : Kita membutuhkannya untuk ritual pooja.
Bel rumah berbunyi, Meethi membukakan pintu, ia tersenyum bahagia melihat kedatangan Damini.
Meethi : Nenek? Apa kabar? Pasti Akash yang meminta nenek datang kemari hari ini. Jangan dengarkan dia. Aku baik-baik saja. Oh ya, nenek datang diwaktu yang tepat. Ibu ingin mengadakan ritual pooja untukku.
Damini : Kalau begitu nenek baru bisa pulang setelah ritual pooja berakhir.
Meethi mengajak Damini ke kuil, mereka berdua shock melihat kuil dihiasi dengan bunga-bunga layu.
Meethi : Bagaimana bisa? Aku baru saja menghiasi kuil dengan bunga-bunga segar tepat sebelum nenek menekan tombol bel. Ibu sebentar lagi datang, apa yang harus kukatakan padanya?
Baru saja Meethi berkata seperti itu, Ekadish sudah berjalan mendekati kuil, sama seperti Meethi, Ekadish pun terkejut.
Ekadish : Siapa yang menaruh bunga layu di kuil? Sudah kubilang bawakan bunga segar untuk menghias kuil.
Meethi : Aku juga gak tau. Aku sendiri yang menghiasnya tadi. Aku gak tau kenapa ini bisa terjadi.
Gomti membaca beberapa mantra penangkal.
Meethi : Biar aku hias dengan bunga yang baru. Beri aku waktu 5 menit.
Ekadish : Berhenti menantu! Jangan dekati kuil. Ini menandakan bahwa roh jahat sudah merasukimu.
Nandini tersenyum melihat mereka dari jauh.
Ekadish : Kau gak boleh mendekati kuil, kau bisa mengotori kesuciannya.
Meethi terkejut mendengar ucapan Ekadish dan berlari meninggalkan kuil, Damini menyusul Meethi.
Ekadish : Gomti, percikan air suci ke kuil, bersihkan semuanya.
Akash sudah berada di pemakaman, ia menelfon Vishnu.
Akash : Aku sudah di pemakaman bersama polisi, kami gak bisa menemukan jasadnya disini.
Vishnu : Apa?
Vishnu merasa bingung, ia mendengar dengan jelas saat Khana menelfon anak buahnya meminta mereka mengubur jasad Aslam Khan disana. Akash pun mematikan telfon saat Inspektur menghampirinya.
Inspektur : Kau selalu memberi info yang salah pada kami. Dimana jasad Aslam Khan? Kita gak bisa menuduh orang sembarangan tanpa bukti yang pasti. Kami sedang mencari Aslam Khan. Tolong biarkan kami melakukan pekerjaan kami. Jangan buang-buang waktu kami.
Akash : Maafkan aku.
Inspektur meninggalkan pemakaman itu diikuti oleh Akash, Akash gak menyadari kehadiran Khana.
Khana bicara sendiri, "Sekarang aku sudah yakin, Akash dan Vishnu bekerjasama untuk melawanku. Vishnu bekerja di kantor ku dan membocorkan informasi dari dalam. Mereka gak tau siapa aku".
Damini sedang menemani Meethi tidur di kamarnya, ia teringat ucapan Ekadish. Hanya sesaat Damini mengalihkan pandangan dari Meethi, tiba-tiba Meethi sudah gak ada diatas tempat tidur. Damini panik, ia berlari keluar untuk mencari Meethi.
Guru Ma sedang membaca mantra untuk mengirim sihir hitamnya kepada Meethi. Pada saat yang bersamaan, Meethi berdiri didapur sambil memegang kalung bunga. Meethi membakar kalung bunga tersebut diatas kompor. Damini melihat Meethi berdiri di dapur.
Damini : Meethi? Apa yang sedang kau lakukan? Lepaskan kalung bunga itu!
Ketika Damini tengah berusaha melepaskan kalung bunga tersebut dari tangan Meethi, Meethi mulai tertawa seperti orang yang gak waras. Damini kesulitan melepaskan kalung bunga yang dipegang Meethi karena tenaga Meethi sudah gak seperti wanita normal.
Guru Ma mengambil pisau dan menggores pergelangan tangannya, Meethi pun melakukan hal yang sama.
Damini : Meethi!!!
Damini berusaha melepaskan pisau dari tangan Meethi tapi Meethi mendorongnya hingga terbanting ke pintu. Damini menahan rasa sakit dilengannya, ia semakin panik melihat Meethi hendak melukai pergelangan tangan sekali lagi.
Damini dan Meethi tarik menarik pisau, Damini lalu menampar Meethi untuk menyadarkannya. Meethi akhirnya lepas dari sihir hitam Guru Ma, ia melihat kedua telapak tangannya dan jatuh pingsan.
Tuan Takhur, Akash dan Damini memandangi Meethi yang sedang tidur. Rani masuk kedalam kamar menatap sedih kearah Meethi.
Rani : Ayah, ada apa dengan ibu Meethi? apakah ibu Meethi akan baik-baik saja?
Akash : Ibu Meethi mu akan segera sembuh, ayah ada disini bersamanya.
Tuan Takhur : Rani, Ibu Meethi mu akan baik-baik saja karena kau ada bersamanya. Aku tau kata-kata yang biasa ia ucapkan untuk menyemangati semua orang. Kau akan merasa tegar.
Rani : Mau kah kakek mengajariku?
Tuan Takhur : Baiklah, tapi berjanjilah kau akan pergi tidur setelah mendengarkannya.
Tuan Takhur mengucapkan puisi tentang kehidupan yang menjadi motto hidup Ichcha semasa hidupnya.
Tuan Takhur : Siapa yang berusaha. . .
Rani : gak akan pernah gagal.
Rani tersenyum.
Rani : Selamat malam. Ibu Meethi, kau harus cepat sembuh. Nanti kita bermain lagi, menggambar lagi. . Ok? Selamat malam.
Setelah Rani keluar, Meethi sedikit menggerakkan kepala.
Akash : Meethi? Nenek Damini, aku harus membawa Meethi ke psikiater. Percayalah padaku. Aku gak akan membiarkan sesuatu terjadi padanya.
Damini : Baiklah, lakukanlah seperti yang kau fikirkan. Nenek gak tau apa yang sebenarnya terjadi pada Meethi. Kenapa dewa selalu menguji orang-orang yang baik? Pertama Ichcha, sekarang Meethi.
Tuan Takhur : Damini, Ichcha gak pernah menyerah. ia gak pernah menyalahkan Dewa ataupun keadaan. ia selalu menerima takdirnya dan berjuang dengan waktu.
Damini : Tuan benar. Aku juga gak akan menyerah. Aku pun akan berjuang dengan takdir.
Damini meninggalkan rumah Bundela bersama Tuan Takhur.
Damini mengunjungi nenek Anjum dan menceritakan tentang kondisi Meethi kepadanya.
Nenek Anjum : Temuilah Manthan Mai.
Damini : Manthan Mai?
Nenek Anjum : Ya. gak ada yang tau kapan ia mau menemui orang yang datang kepadanya. Banyak orang yang jauh-jauh datang hanya untuk menemuinya, tapi ia hanya mau menemui orang-orang yang sudah ditakdirkan oleh dewa. Harapan orang-orang yang datang kepadanya selalu dikabulkan.
Damini : Baiklah, tunggu sampai Meethi pulih dan setuju untuk datang menemuinya. Dewa akan memberkati Meethi bukan?
Nenek Anjum : Ya, tentu saja.
Meethi gak ada ditempat tidurnya saat Akash bangun, Akash pun menjadi panik.
Akash : Meethi? !
Meethi : Selamat pagi.
Meethi baru saja selesai mandi, ia membawa secangkir teh hangat untuk Akash.
Akash : Meethi, kau harus istirahat.
Meethi : Aku baik-baik saja.
Nandini mengintip mereka dari balik pintu. Akash melihat pergelangan tangan Meethi yang terluka.
Akash : Lukanya pasti sakit.
Meethi : Ck!Tdk.
Akash : Aku merasa tersiksa melihatmu begini.
Meethi : Aku juga merasakan hal yang sama. Aku tau terkadang aku bukanlah diriku lagi, tapi aku gak tau apa yang sebenarnya terjadi. Ngomong2, aku gak ingin membicarakannya lagi. Aku ingin hidup seperti manusia biasa. Hidup bahagia. Kumohon jangan halangi keinginanku.
Meethi memberikan teh ke Akash.
Meethi : Teh hangat utkmu. Aku akan membuatkanmu makan siang. Aku akan membawakan bekal ke kantormu. Kita akan makan siang sama2.
Vishnu sedang berjalan di koridor kantor membawa koper.
Khana : Tunggu Vishnu.
Khana memberikan uang 5 ruppee kepada Vishnu.
Khana : Ini akan membuatnya lebih mudah mengenalimu (sebagai anak buah Khana)
Vishnu : Apa yang ada didalam koper ini?
Khana : Tdk perlu memikirkannya. Aku gak percaya pada siapapun, jgn beritahu apapun pada orang lain.
Khana tersenyum melihat Vishnu berjalan meninggalkan kantor.
Khana : ia sudah menipuku, ia harus dihukum.
Meethi datang ke kantor Akash membawakan bekal, ia memaksa Akash berhenti bicara lewat telfon dan meletakkan ponsel Akash di meja kecil disamping tempat duduknya.
Meethi : Sdh waktunya makan siang.
Meethi membuka semua bekal dan terkejut melihat isinya. Semua makanan yang dibawa Meethi basi. Akash pun ikut bingung, ia gak mengerti apa yang terjadi pada Meethi, ia memaksa Meethi utk pergi ke dokter bersamanya.
Vishnu berusaha menelfon Akash saat diperjalanan.
Vishnu : Akash gak mengangkat telfonku. Apa yang harus aku lakukan?
Nandini kembali mengunjungi Guru Ma bersama Khana, Guru Ma memberikannya boneka Voodoo yang sdh diberi mantra.
Damini berinisiatif mengunjungi Manthan Mai sendirian, ia menunjukkan foto Meethi.
Damini : Ini cucuku, Meethi.
Manthan Mai : Seseorang sedang mengirim sihir hitam kepada cucumu, orang itu ada di rumahnya, ia akan terluka jika sihirnya gagal.
Manthan Mai memberikan segenggam biji2an & gelang suci kepada Damini.
Rani melihat patung Dewa Ganpati didalam laci meja kamar Nandini, Rani mengambilnya sambil bertanya2.
Rani : Ini kan patung dewa Ganpati milik ibu Meethi. Knp ada disini?
Nandini masuk kedalam kamarnya, ia terkejut melihat Rani memegang patung dewa tersebut.
Nandini : Rani!Apa yang sedang kau lakukan?
Rani : Patung dewa Ganpati milik ibu Meethi knp bisa ada disini?
Nandini : Berikan padaku. Ibu Meethi mu sudah memberikannya padaku.
Nandini diam-diam mengubur patung dewa Ganpati milik Meethi di taman depan rumah. Rani gak sengaja melihatnya, ia pun terkejut.
Damini datang ke rumah Bundela mencari Meethi, Ekadish memberitahu bahwa Meethi dan Akash sedang pergi ke dokter.
Vishnu menyerahkan koper kepada rekan Khana, ia terkejut mengetahui bahwa koper yang ia bawa ternyata penuh dengan uang. Polisi tiba-tiba datang utk menangkap Vishnu, Vishnu dimanfaatkan Khana menjadi kurir penggelapan uang & sengaja menghubungi polisi utk menjebak Vishnu.
Meethi & Akash pulang ke rumah, mereka sedikit berdebat karena dokter menyatakan bahwa Meethi baik-baik saja. Damini menghampiri Meethi.
Damini : Meethi, kau sedang terkena sihir hitam.
Damini menjelaskan tentang kunjungannya ke Manthan Mai tp Meethi gak percaya dengan hal-hal seperti itu.
Nandini sdh mempersiapkan alat-alat sihir hitam & boneka voodoo, Meethi merasakan sakit tak tertahankan saat Nandini mulai membaca mantra. Damini berusaha mengikatkan gelang suci ditangan Meethi.
Damini : Biarkan nenek mengikatkan gelang suci ini ditanganmu!
Ekadish : Menantu!Biarkan nenekmu melakukannya!
Damini : Nenek gak akan sanggup menemui Ichcha jika sesuatu terjadi padamu. Nenek mohon.
Setelah gelang dipasang, Meethi berlari ke kamar mandi lalu muntah2. Meethi keluar dari kamar mandi, ia terus menahan rasa sakit & duduk diatas tempat tidur.
Sihir hitam Nandini lenyap saat Akash membacakan mantra penangkal. Lilin Nandini padam karena tertiup angin, ia terluka saat berusaha menutup jendela. Meethi jatuh pingsan, kamar Meethi dipenuhi aroma bau busuk.
Damini : Seseorang pasti sedang mengirim sihir hitam kepada Meethi. Manthan Mai bilang, orang yang melakukan sihir hitam pada Meethi akan terluka jika sihir hitamnya gagal.
Ekadish : Tapi siapa orgnya?
Akash : Nandini. Tdk ada yang bisa melakukannya selain dia.
Akash & Damini berlari kearah kamar Nandini.
Baca Selanjutnya Sinopsis Uttaran Selasa 13 September 2016 - Episode 409