Sinopsis Mohabbatein Antv Episode 93, Ketika Ishita mengeluhkan kondisi keluarganya pada Bala, kakak iparnya, Bala mencoba menjelaskan pada Ishita kalau buah mangga yang dipetik dari pohon yang sama maka rasanya tetap akan berbeda “Raman itu seperti mangga yang masih mentah yang akan matang dalam beberapa hari kemudian, lama kelamaan sikapnya pasti akan berubah menjadi baik dan manis tapi ia butuh waktu untuk itu tapi ngomong ngomong kenapa Raman meminta kamu untuk meminta maaf ?”, “Adi adalah titik kelemahan Raman” Bala mulai memahami “Jadi ini masalahnya, kamu tahu kan masalahnya, suatu saat Raman akan menyadari kalau Adi yang membuatnya menjadi lemah dan tak berdaya” jelas Bala
“Hal ini akan mempengaruhi Ruhi, kak” ujar Ishita sedih “Kamu harus sedikit bersabar, Ishita ,,, suatu hari aku yakin Raman pasti akan baik denganmu, tunggulah beberapa saat, ingatkan padanya kenapa kamu mau menikahinya, kamu harus bisa memberinya ruang, biarkan ia melakukan apa yang ia inginkan” Ishita menganggukkan kepalanya tanda mengerti “Ya sudah, aku harus pulang sekarang, kakakmu sudah menunggu” kemudian Bala pulang ke rumahnya sendiri dan Ishita juga kembali ke rumah keluarga Bhalla
Sinopsis Mohabbatein Antv Episode 93 |
“Apakah ayah tak mencintai ibu ?” Ruhi kemudian menceritakan pada Ishita tentang temannya yang kedua orangtuanya sering sekali bertengkar, kemudian ibunya pergi meninggalkannya dan ayahnya “Ibu tak akan meninggalkan kamu sayang ,,, Ruhi, ibu sangat menyayangimu dan kadang kadang ibu juga marah padamu kan kalau kamu berbuat salah, hal ini sama halnya dengan hubungan suami dan istri yang saling mencintai satu sama lain”, “Tapi aku tak melihat cinta di ibu dan ayah ?” Ishita tersenyum dan berkata “Ada di dalam dirimu, kami berdua melihat cinta di dalam diri Ruhi” Ishita lalu memeluk Ruhi erat dan penuh haru, sedari tadi rupanya Raman mendengar semua pembicaraan mereka berdua, Raman pun jadi sedih
Raman melihat ke arah Ishita dan Ruhi, Raman teringat pada ucapan Ishita yang meminta maaf pada Adi dan orangtuanya, Raman juga teringat pada ucapan Ruhi, nyonya Bhalla melihat Raman masih terjaga malam itu, nyonya Bhalla menghampirinya dan bertanya “Raman, kenapa kamu duduk didalam kegelapan ? Ada apa, Raman ?”, “Aku hanya tak bisa tidur, ibu” nyonya Bhalla merasa heran dengan sikap putra sulungnya ini “Raman, ibu ingin bicara denganmu, bagaimana kabarmu ?”, “Aku baik baik saja” ujar Raman bingung “Apakah kamu berfikir kamu ini sudah dewasa ? Aku ini ibumu dan ibu tahu betul tentang dirimu” Raman langsung memeluk ibunya dan menangis sedih “Ada masalah apa, nak ? Ibumu masih hidup, katakan pada ibu” pinta nyonya Bhalla
“Ibu, kenapa semua penderitaan ini adalah takdirku ? Kenapa ini semua terjadi padaku ? Apa yang harus aku lakukan ? Aku mencintainya, apakah itu salah ? Aku ingin cinta dari anak anakku, apakah itu salah ?” nyonya Bhalla mendengarkan keluh kesah anaknya ini “Shagun telah meninggalkan aku dan sekarang Adi juga menjauh dariku” nyonya Bhalla mulai menangis “Aku ingin bertemu dan memeluk Adi, aku ingin mengajarkan padanya hal hal yang baik dan menegurnya ketika ia berbuat salah, ini bukan kesalahannya, ia itu anak yang baik tapi Shagun dan Ashok meracuni hati dan pikirannya” ujar Raman dengan derai airmata “Aku marah pada diriku sendiri yang menjadi sangat tak berdaya, aku telah sangat terpuruk karena aku telah membuat sebuah kesalahan, tadi aku mengajak Ishita keluar dan bertemu dengan Adi direstaurant, aku meminta Ishita meminta maaf pada Adi dan Shagun karena aku merasa Adi akan menerima aku karena aku ini ayahnya” ujar Raman sedih
“Kenapa begitu, Raman ?” tanya nyonya Bhalla heran “Aku mempunyai sebuah alasan yang tak bisa dimengerti oleh siapapun, Adi adalah anak pertamaku, dialah yang pertama kali yang menjadikan aku seorang ayah, aku mencintai Shagun, ketika Adi lahir, aku percaya pada cinta” nyonya Bhalla masih terdiam mendengarkan “Aku masih mengingat semuanya, ibu ,,, ketika ia membuka matanya untuk pertama kali, ketika ia memanggilku ayah untuk kali yang pertama, Adi memberikan aku kebahagiaan, aku mengutuk diri sendiri, aku telah mengabaikan Ruhi untuk Adi” Raman masih terus berkeluh kesah pada ibunya “Ketika Ruhi datang, Adi pergi, aku lupa kalai Ruhi juga pantas menerima cintaku, aku telah membuat banyak kesalahan, ibu ,,, aku selalu bertengkar dengan diriku sendiri setiap harinya, aku ini bukan Raman tapi aku adalah seorang ayah yang tak berdaya hatinya dan tak beruntung yang mencintai Adi dan tak bisa memberikan cintanya ke Ruhi” Raman menyalahkan dirinya sendiri
“Bagaimana bisa aku melakukan kesalahan ini ? Dan kenapa aku tak bisa memperbaikinya, ibu ? Kenapa aku tak bisa menjelaskannya, mungkin karena Adi telah mengambil semua cintaku” ujar Raman sedih “Ketika Ruhi lahir, cintaku telah berubah menjadi benci, aku seharusnya mengajari mereka dengan menjadi ayah mereka tapi hari ini Ruhi telah mengajari aku kalau kebencian bisa dimenangkan hanya dengan cinta, aku tahu kalau aku telah berbuat salah dengan Ishita tapi aku terlalu egois dengan cintaku pada Adi” nyonya Bhalla benar benar sedih mendengarnya “Aku telah menghukum Ruhi karena tak mendapatkan Adi, Ruhi melihat aku melakukan kesalahan ini dan harga diriku langsung jatuh dimata Ruhi” nyonya Bhalla langsung menyela “Seorang ayah adalah pahlawan bagi putrinya, Ruhi tahu segalanya, ia hanya ingin cinta darimu, Raman”, “Ibu, aku akan menjadi seorang ayah yang baik yang diinginkan oleh Ruhi, aku akan meminta maaf pada Ishita, aku tak ingin harga diriku jatuh dimata Ruhi” nyonya Bhalla menyetujui pendapat Raman
Keesokan harinya, Amma dan Appa baru saja pulang dari jalan jalan pagi, nyonya Bhalla melihat mereka dari atas balkon, ketika Amma jatuh, nyonya Bhalla merasa senang “Appa, aku rasa kakiku terkilir” Appa lalu mengangkat Amma dalam pelukkannya, saat itu Simmi menemui ibunya dan bertanya “Ibu, ada apa ?” nyonya Bhalla lalu menceritakan tentang Appa yang menggendong Amma, mereka berdua tertawa bersama sama “Lihat betapa romantisnya mereka berdua, ibu pasti cemburu kan ? Karena ayah tak bisa mengangkat ibu seperti itu, sebab punggung ayah bisa patah nanti”, “Sudah sana pergi ! Siapkan sarapan pagi untuk Parmeet sana !” Simmi pun berlalu dari sana,nyonya Bhalla kemudian berencana untuk melakukan program diet agar tubuhnya menjadi langsing, dengan begitu tuan Bhalla bisa mengangkatnya nanti
Sementara itu Raman datang menemui Ruhi, dilihatnya Ruhi masih tertidur, Raman mencoba mengatakan padanya “Ruhi, ayah telah mengecewakan kamu tapi ayah janji kalau ayah pasti akan membawa kembali senyum di wajahmu, ayah pasti akan melakukan apapun untuk kamu dan juga meminta maaf pada ibu Ishimu tapi rasanya sangat sulit untuk membuat Ishita bahagia, apa yang harus aku lakukan ?” baca selanjutnya Sinopsis Mohabbatein Antv Episode 94
Ramalan Zodiak September 2016
Kumpulan Sinopsis Anak Jalanan RCTI
Kumpulan Sinopsis Abad Kejayaan 2 Kosem
Kumpulan Sinopsis Cansu Hazal Season 2
Kumpulan Sinopsis Putri Biru Antv
Kumpulan Sinopsis Fatmagul Antv
Kumpulan Sinopsis Ranveer dan Ishani
Kumpulan Sinopsis Thapki Antv
Kumpulan Sinopsis Anandhi Antv
Kumpulan Sinopsis Veera
Kumpulan Sinopsis Kaali dan Gauri
Kumpulan Sinopsis Ashoka