Sinopsis Uttaran Episode Terakhir - Episode 1549

Posted by

Sinopsis Uttaran Episode Terakhir - Episode 1549. Ini menceritakan tamat, ending nya Uttaran. Dimulai ketika Tamanna mengatakan pada Meethi untuk tak menangis.  “Segalanya akan baik-baik saja setelah aku pergi dari sini.  Rani Didi tak akan marah dan juga apakah Pari Ma ku akan menangis?”  Meethi terlihat menangis.  Akash duduk disebelahnya.  “Putriku sangat pintar namun kau ingin Pari Ma tersenyum kan?  Siapa yang akan membuatnya tersenyum atau menghapus air matanya jika kau pergi? Pari Ma mu akan bahagia jika kau tetap bersama kami”.  Tamanna mengangguk, melihat Meethi ia tersenyum tipis.  Semua orang tersentuh.  Akash mencium Tamanna.

Maiyya mengatakan pada Meethi dan Akash “Sudah cukup berbuat baik.  Sekarang putuskan hal yang terpenting, siapa yang akan tinggal di rumah ini, Rani atau Tammanna?  Jika keduanya tinggal di sini hanya akan menyebabkan masalah.  Kecemburuan mereka, permusuhan akan berlanjut dan makin meningkat.  Pikirkan apa yang akan terjadi kelak.”  Nani mengatakan “Ini bukan bagaimana caramu memberi keceriaan di masa kecil seseorang.  Aku juga pernah melakukan hal yang sama dengan apa yang kau lakukan ketika ini, beberapa tahun yang lalu! Aku menerimanya hari ini bahwa itu semua adalah kesalahanku.  ketika ini, Meethi berdiri di tempat yang sama dimana Damini dulu berada.  Kau berada ditempatku.  Anak-anak hanya mempelajari apa yang diajarkan kepada mereka atau apapun yang dibentuk oleh orang tua.  Melihat Meethi hari ini aku berharap bagaimana aku mendorong Tappu menuju kemarahan dan kebencian.  Segalanya akan berbeda hari ini”.
 
Sinopsis Uttaran Episode Terakhir Tamat Ending- Episode 1549
Sinopsis Uttaran Episode Terakhir - Episode 1549
Damini melipat tangannya kepada Nani ia berkataa  "Aku tahu betapa sulit  yang Damini lalui dalam hidupnya.  Aku tak pernah melihat kecemburuan di depan mataku sendiri.  Aku hanya melihat kecemburuan dan kebencian di hati Mukku.  Untungnya, anak-anak lebih dewasa dari kita.  Mereka para ibu, Tappu dan Iccha, menangani mereka dengan kedewasaan dan membuat mereka mengerti.  Mungkin, inilah yang membuat Meethi dan Mukta tak saling membenci”.  Maiyya mengatakan “Keduanya tak dalam situasi yang sama” namun Nani menyanggah.  “Hal yang sama terulang hari ini.  Perbedaannya hanya ketika itu aku satu-satunya yang memulai semuanya dan ketika ini kau! Jika hari ini  kau menerima gadis ini, maka Rani tak akan berani melakukan hal yang salah.  Jila kita juga berusaha menghapus perbedaan ini maka semua masalah akan hilang.  Dengan demikian, kisah Uttaran tak terulang di generasi yang baru”.  ia melingkarkan tangannya ke Maiyya, memintanya untuk memahami anak-anak.  “Baki, Ram dan Rakhey!”  Damini juga meminta Maiyya untuk tak membiarkan keluarganya hancur seperti ini.  Masih ada waktu.  Satukan semua pecahan sekarang.  Mayya mengatakan ia mendengar bahwa darah semua orang merah.  ia memanggil Tamanna yang berada di dekatnya dan mengucapkan selamat ulang tahun.  “Kau juga cucuku sekarang.  Tinggallah bersama kami! Semua orang lega mendengar kata itu darinya.  Meethi tersenyum berpikir bahwa mulai ketika ini tak akan sulit untuk membuat Rani mengerti.   
Akash mempunyai ide

Akash mendatangi kamar Rani.  ia duduk di lantai disamping Rani.  “Ada telepon untukmu”.  ia menolak untuk bicara kepada siapapun namun ia mengatakan mungkin kau mau bicara dengan si penelepon.  “Coba lihat dulu” Rani mengambil telepon itu.  Nandini mengucapkan selamat ulang tahun pada Rani.  Rani senang mendengar suara Chameli.  Nandini mengatakan “Meethi Ma kamu telah membuat banyak persiapan untuk ulang tahunmu dan kau menangis”.  Rani mengatakan “Kau tak tahu apapun.  Orang-orang ini sama sekali tak baik.  Meethi Ma telah berubah banyak.  ia membawa gadis bernama Tamanna.  ia tak mencintaiku lagi.  ia hanya menyukai Tamanna”.  Meethi mendengar mereka dari balik pintu.  Nandini memberitahu Rani bahwa ia tak percaya bahwa Rani berkata seperti itu.  Rani mengatakan “Aku tak salah.  Meethi Ma hanya mencintai Tamanna.  ia tak mencintaiku.  tak tahu darimana ia membawa si Tamanna!”  Nandini mengatakan pada Rani bahwa Meethi Ma tak hanya membawa dari sembarang tempat.  “Aku hanya memintanya untk menjaga Tamanna.  Kau bicara melawan Meethi Ma? Tidakkah kau lupa bahwa ia menerimamu, memberimu cinta dan rumah? Kau merasa cemburu hari ini ketika ia memberikan cinta yang sama pada Tamanna? Tamanna tak memiliki siapapun untuk menjaganya.  Orangtuanya sudah meninggal.  Apa yang salah jika Meethi berusaha menerimanya untuk dirinya?”  Rani menyadari Meethi di depan pintu sedang mendengarkan dengan seksama apa yang dikatakan Nandini.  Jadilah seperti Meethi Ma mu.  Jadilah orang yang baik.  Kau tak akan bahagia jiak kau menjadi seperti Chameli mu.  Hidupmu akan berubah menjadi baik jika kau menjadi seperti Methi Ma.  Semua terserah padamu, kau ingin menjadi seperti siapa!”  Rani mengatakan “Aku telah mengerti apa yang harus kulakukan.”  ia menutup telepon sementara Meethi menghapus air matanya.

Meethi memberitahu mereka bahwa ia akan menyiapkan makan malam untuk mereka.  “Datanglah untuk makan malam”.  Rani memanggil Meethi Ma.  “Maafkan aku.  Aku tak akan mengulangi kesalahanku lagi.  Aku baru saja menyadari bahwa kau sangat baik.  Aku ingin seperti dirimu, kau terlalu baik.  Aku minta maaf, tolong maafkan aku”.  Rani menyentuh kaki Meethi namun Meethi menghentikannya.  “Kau adalah putriku.  Kau tak perlu menyentuh kakiku lagi.  Dan kau tak perlu meminta maaf.  Sudah cukup kau menyadari kesalahanmu”.  Rani setuju dan mengatakan maaf kepada tamanna juga.  Datanglah kami akan pergi untuk bicara padanya.  Meethi mengangguk.

Rani melihat Tamanna tengah duduk di halaman dan menangis.  Rani memberikan kartu maaf untuk Tamanna namun Tamanna tak mengambilnya.  Kemudian Rani membuka kartu untuknya.  Di dalam kartu ia meminta Tamanna untuk memaafkan dirinya Rani Didi.  Senyum tersungging ari wajah Tamanna.  Rani mengatakan maaf kepadanya.  Tamanna juga mengatakan maaf kepadanya karena telah merusak  acara ulang tahunnya.  “Aku harus pergi dari sini”  Rani menggelengkan kepalanya.  “Mengapa kau harus pergi? ini adalah kesalahanku.  Ditambah lagi aku yang lebih tua darimu jadi kau harus mendengarkan apapun yang akan kukatakan ya?”  Tamanna mengangguk.  Rani bertanya apakah Tamanna bersedia memaafkan atas kesalahannya.  “Satu saudara perempuan sepertiku dan saudara lain sepertimu, terlalu bagus!”  Semua anggota keluarga datang melihat.  Rani mengulurkan tangan merangkul Tamanna.  “Tolong maafkan aku adikku”.  Tamanna bertanya apakah Rani berpikir kalau ia adalah adiknya? Rani mengiyakan.  Rani membantu Tamanna berdiri dan dua bersaudara saling berpelukan.  Nani dan Damini juga saling memeluk.  Tamanna melihat Meethi.  Rani Di, melihat bagaimana Pari Ma menangis.  Meethi menggoyangkan kepala membenturkannya mengatakan bahwa ia baik-baik saja.  Rani mengatakan “Aku tahu bagaimana kita dapat membuatnya tersenyum”.  ia membisikkan sesuatu ke telinga Tamanna.

Kedua bersaudara memeluk Ibu mereka bersama-sama.  Semua orang tersentuh melihatnya.  Rani dan Tamanna memanggilnya ibu.  Meethi tersenyum sambil menangis.  ia berlutut dan memeluk kedua gadis serta mencium kening mereka bergantian.  Semua orang terlihat senang melihat mereka bersama.  Meethi meminta anak-anak untuk selalu bersama.

Damini mengatakan pada Meethi bahwa ia merasa bangga padanya.  “Hari ini, kau telah melakukan apa yang tak dapat dilakukan generasi kami! Kau sangat kuat, kau telah belajar banyak dari hidup kami dan hidupmu sendiri.  Lihatlah, putrimu telah memberi pengertian baru ke Uttaran hari ini.  Jika aku kembali melihat hari ini, aku melihat perjalanan panjang.  Generasi baru ketika ini berdiri di tempat yang sama dengan kami dulu.  Esok aka nada generasi selanjutnya.  Kami akan melihat mereka tumbuh dari kejauhan.  Setiap hidup menghajari kita sesuatu yang abru.  Aku sangat miskin, aku bekerja di rumah keluarga kaya.  Meski ada perbedaan antara si kaya dan si miskin namnu cinta berada diatasnya.  Aku telah mendengar banyak kisah di dalam hidupku ketika aku tinggal di Uttaran, bahwa anakku dibesarkan Uttaran.  Hal itu sangat menyakitkan dan menyedihkanku.  Apakah Uttaran hanya memiliki arti demikian? Kapanpun bayi Ji biasa memberi sesuatu kepada putriku dengan cinta, apakah itu Uttara? Bukan, itu cinta! Cinta diterima seseorang sebagai miliknya.  ketika kata-kata yang sama menggema di kehidupan putrimu aku menjadi takut.  Aku takut memikirkan bahwwa Ekadish Ji akan mengulangi apa yang Mata ji (nani) lakukan di masa lalu.  Aku telah berpikir di setiap malam dan dapat melihat segala yang bersama memiiki cahaya yang berbeda.  Matahari tenggelam bukanlah malam untuk Uttaran.  Bulan membuat malam kita lebih indah.  Apakah kau pernah mendengar bulan mengeluh bahwa ia hidup dengan matahari di Uttaran? Udara, bumi, gunung, samudra, laut mereka memberi kita sesuatu.  Tetapi apakah mereka pernah mengeluh mereka tinggal di Uttaran? Mengapa kita manusia tak bisa berpikir demikian?  Apa yang kita miliki apakah bisa diberikan kepada yang lainnya?  Kita datang dan pergi dari dunia ini dengan tanagan kosong.  Di perjalanan hidup, jika kita memberikan sesuatu kepada seseorang dengan cinta maka bisakah kita memanggilnya Uttaran? Apa yang tetap bersama dengan kita dalam hidup adalah pengalaman dan pelajaran.  Setelah beberapa lama kita akhirnya mengerti apakah Uttaran sebenarnya!”

Sinopsis Uttaran Episode Terakhir - Episode 1549

Baca Juga :


Tags: Sinopsis, Uttaran

Terima Kasih sudah Membaca Sinopsis Uttaran Episode Terakhir - Episode 1549. Please share...!

Blog, Updated at: 01:06