Sinopsis Jodha Akbar Antv Tayang Kamis 9 Juli 2015. Episode 511. Episode dibuka dengan melanjutkan adegan lalu. Jodha tampil mempesona dalam gaun gaya Victorian English. Gaun pink muda yang biasa dipakai kaum bangsawan Inggris dalam pesta dansa Ball Dance. Jodha kali ini adalah Jodha yang lain dari pada yang lain. Jodha yang kita saksikan kali ini lebih memperlihatkan kecantikan seorang Paridhi Sharma. Perempuan muda yang anggun dan memiliki kecantikan yang klasik. Jalal tak mampu berkata-kata. Ia memandangi Jodha dari atas kebawah "tersihir" akan transformasi istrinya itu. Jalal tak mau melepas pandangannya dari sang Istri tercinta. Jodha terlihat tersipu malu dibuat nya dan berkata: "Sudah ya. Kau sudah melihatku dalam gaun ini. Aku berganti pakain dahulu". Jalal protes: "Tunggu. Jangan kau lakukan itu. Kau sudah mengenakannya maka mengapa tak kita sempurnakan penampilan cantik mu dalam gaun ini? Ayo kita berdansa Ball seperti yang sudah diajarkan si orang Inggris tadi" Jodha menjawab salah tingkah dah menjawab: "Shahenshah... hume subh nehi hata. Shahenshah aku tak memahami hal itu (dansa)" Jalal: "Ayo lah kita coba" Jodha masih ragu: "Shahenshah hume subh nehi hoga. Shahensha aku tak ingin" Jodha baru saja akan jalan meninggalkan Jalal tetapi Jalal mencegahnya pergi. Jalal menarik tangan Jodha dan mendekatkan tubuhnya. Jalal meletakan tangan Jodha digenggamannya dan tangan satu lagi diletakkan di bahu Jalal. Setelah itu tangan kiri Jalal memeluk pinggang Jodha. Inilah Posisi standard awal Ball Dance. Jalal dan Jodha saling memadang mesra. Jalal mulai menuntun Jodha melakukan langkah-langkah pertama berdansa. Pada awalnya Jalal tak sengaja menginjak kaki Jodha. Hal ini sempat membuat Jodha mundur karena terkejut. Selanjutnya mereka tampak tertawa-tawa bahagia, menikmati kelucuan dari salah tingkah mereka mencoba dansa gaya Raja-Ratu Inggris. Lagu Meri Dhadkan Dhadkhan Tum Ho mengiringi mereka berdua. Jalal memeluk Jodha sambil saling memandang bagaikan pasangan yang baru jatuh cinta.
Di tempat lain di istana Laboni tampak sedang melakukan ilmu sihirnya. Sepasang kulit kerang dipasangkan dimatanya dan ia pun mampu melihat Jalal yang sedang mesra dengan Jodha. Laboni tampak geram melihat ini. Sepasang kulit kerang lain yang tersembunyi di kamar Jalal terlihat berberak-gerak bersamaan dengan apa yang dilakukan Labonbin dikamarnya sendiri. Kesadaran Jalal terganggu dan tiba-tiba ia memandang marah kearah Jodha: "Perempuan tak tahu adat kau!!! Berani-beraninya kau mengenakan pakaian semacam ini!!!" Jalal lalu menghempaskan Jodha kelantai. Dan Jodha pun terkejut akan ulah Jalal yang mendadak sontak berubah dari mesra menjadi marah. Jodha berdiri dan bertanya: "Ki kya ho ap ko Shahenshah? Ada apa gerangan dengan mu Shahenshah? Jodha mendekat dan perlahan menepuk bahu Jalal. Akan tetapi tak menghiraukannya. Jalal malah lalu naik berdiri ketempat tidur dan berbaring. Wajah Jalal tampak tak sehat. . Jodha menghampiri Jalal namun Jalal malah berkata: "Aku tak tahu kenapa? Aku butuh isitirahat. Aku mau tidur" suara Jalal berubah dari lembut menjadi dalam dan tak bersahabat. Jodha begerak hendak turun namun kakinya terinjak dua kerang sihir dilantai kamar Jalal. Saat bersamaan Laboni merasakan sakit menyerang kedua matanya. Sedangkan tangan Dammu tiba-tiba tersambar api ditempat ia melakukan sihir. Jodha memungut kedua kulit kerang tersebut karena penasaran. Sedangkan tanpa disadarinya gelang benang Tri Dhatu yang melingkar dilengan Jodha, telah bereaksi mengeluarkan energi yang melawan kekuatan kerang sihir Dammu-Labonbin. Jodha bertanya-tanya pada dirinya sendiri:"Kulit kerang ini aneh bentuknya? Mengapa ada disini?" (Catatan: gelang benang Tri Dathu adalah istilah yang saya ambil dari Hindu-Bali. Saya tak tahu apa istilah yang dipakai dalam bahasa Hindi. Biasanya benang 3 warna ini adalah dipilin dan tekah disucikan oleh bacaan ayat-ayat suci. Dipercaya gelang ini membantun menolak bala dana roh jahat).
Laboni terlihat bergegas menghampiri Dammu dan bertanya:,"Ma ki kya ho kya? Bu apa yang sedang terjadi?" Dammu menjawab kelihatannya seseorang telah menemukan kulit kerang kita dan mengalahkan mantra sihir kita.
Kamera kemudian memperlihatkan Ruqaiya yang sedang mematut diri di depan cermin kamarnya. Ada setumpukan baju yang sedang dicoba-cobanya. Ruqaiya terdengar memanggil-manggil Hoshiyar beberapa kali tetapi ia tak mendapat jawaban. Hoshiyar berdiri dibalik tirai pintu kamar Ruks. Kelihatannya ia gemetar ketakutan. Ruqaiya memanggil sekali lagi sambil berteriak memaki nama Hoshiyar. Hoshiyar pun datang berlari. Rupanya Ruks ingin meminta pendapat Hoshiyar memilih baju yang cocok untuk dikenakannnya? Ruqaiya: "HOSHIYAR!!! HOSHIYAR KHAN!!! Kemana saja kamu?!!! Tak kah kau dengar aku? Kau sudah tuli rupanya!!!? Awas ya kau!!!! Ayo bantu aku memilih baju yang mana yang terlihat cantik bagi ku. Cepat!!!" Sementara itu diluar pintu Dammu yang tadi sedang lewat pun berhenti mengintip mereka. Hoshiyar ternyata masih dalam pengaruh sihir Dammu. Dengan cuek bebek ia mengatakan kepada Ruqaiya apa yang sebenarnya ia pikir tentangnya. Hoshiyar memgambil yang hijau dan dicocokan didepan cermin, tetapi Ruks bilang tak karena tak terlihat istimewa baginya. Hoshiyar lalu mengambil yang kuning dan ditolak juga oleh Ruqaiya. Kemudian Ruks ambil yang merah dan bertanya: "Apakah yang ini cantik? Merah ini cantik menurut menurut mu?? Sedari tadi Hoshiyar diam seribu basa karena takut keceplosan bicara apa adanya dan menyingung hati Ruqaiya. Tetapi Ruqaiya malah jadi kesal karena tak mendapat jawaban dari Hoshiyar. Ruks berkata: "Hampar lagega. Ayo berikan pendapat mu!" Hoshiyar buru-buru ambil beberapa baju dan menyerocos seenaknya dan sekali-sekali ia bahkan heran sendiri atas ucapan-ucapan gila yang keluar dari mulut ya itu. Hoshiyar berkata: "Yang putih ini cocok dengan uban-uban yang bertebaran memenuhi rambut mu itu! Paham kan kau! Jika kau memilih yang kuning ini cocok jika kau ingin kulit mu tampak tambah kusam. Apapun yang kau kenakan tak akan kelihatan cantik. Dasar kau burung Gagak!!! Kau akan selamanya hitam kelam" Tak heran lagi Ruqaiya langsung naik pitam dan memukuli Hoshiyar sampai ia terjatuh kelantai karena ketakutan. Dammu yang sedari tadi mengintip tersenyum puas berhasil mengetahui bahwa kekuatan sihirnya masih berpengaruh pada Hoshiyar. (OMG Ruks punya unresolved anger issue. Sayang jadul belum ada Anger Management Class ya hehehehe. Hoshiyar mempergunakan perumpamaan Burung Gagak Hitam bukan dari segi warnanya, akan tetapi lebih karena mitos pembawa berita buruk entah kematian atau musibah. Burung Gagak juga sering diasosiakan dengan sifat jahat-licik)
Dikamarnya Jodha yang selalu berbaik sangka sedang memperlihatkan kulit kerang itu kepada Moti Bai. Mereka berdua sama-sama tak mengerti kenapa kulit kerang itu bisa ada dikamar Jalal? Dan untuk apa gerangan kulit kerang itu? Tak lama kemudian si kepo Labonbin ooops maksudnya Laboni datang mengintip. Dalam hatinya Laboni berkata: "Jodha! Jodha! Jodha! Lagi-lagi kau selalu menghalangi jalan ku!!!" Ia lalu masuk dan bepura-pura ingin membantu. Labonbin eh tuh salah lagi maksudnya Laboni bilang: "Jhijisa apa itu? Jodha bilang ia menemukanya di kamar Jalal. Labonbin:"Oh itu pasti mainan milik Aram Banu. Tentu ia yang tak sengaja meninggalkannya disana. Mari aku tolong kalian. Biar aku yang mengembalikan pada Aram Banu" Tanpa curiga sedikitpun Jodha memberikannya kepada Laboni yang langsung pergi dengan senyum lega. Dikamarnya Labonbin menggenggam kedua kulit kerang itu dan berkata: "Ini semua gara-gara ulah mu Jodha. Kau harus membayarnya!"
Sementara itu diluar istana tampak Salim dan Rahim sedang berada ditengah-tengah pasukannya. Salim memberi arahan dan semangat kepada mereka. Katanya mereka harus mengalahkan dan menangkap Pratap segera. Bahwa dirinya dan Kakak nya Rahim akan bertempur bersama pasukan dan memenangkannya. Tak ada yang sadar bahwa diantara pasukan ada mata-mata menyusup mendengarkan strategi perang mereka. Selesai mendengarkan maka mata-mata itu bersiap hendak pergi. Ia menyempatkan untuk membasuh tangannya dan Salim kebetulan memperhatikan nya. Si Mata-mata melakukan satu kesalahan fatal, yaitu ia mencuci tanganya dengan cara yang tak lazim dilakukan bangsa Munghal. Salim menyadari hal itu dan segera mengejar dan meringkusnya. (Tampaknya team kreatif CVS mempergunakan trik yang sama seperti saat Jalal mencurigai Sujamal saat menyamar jadi pelayan di Harem)
Adegan berpindah ke kamar Jalal. Terlihat beberapa orang menteri melaporkan perkembangan politik. Jalal tampak sedang mendengarkan sambil berbaring istirahat. Wajahnya terlihat tak begitu sehat. Jodha datang dan para menteri pamit. Jodha memandang Jalal dan berkata dalam hati : "Kesehatan Shahenshah kelihatan tak baik" Jodha ngomel: "Kau tak sehat sebaiknya kau banyak beristirahat dan tidur. Aku membawakan mu ramuan obat untuk diminum. Ayo diminum" Jalal merajuk: "Ngak ah. Ngak mau. Aku tak perlu minum ramuan obat" Jodha membujuk dan memaksa Jalal minum obat bagaikan merayu anak kecil. Jodha lalu memencet hidung Jalal dan memaksakan ramuan itu agar diminum nya. :"Ayo buka mulut mu. Ayo diminum sampai habis" Jalal merengek dan hanya meminum sebagian karena katanya obat itu pahit sekali. Jodha meledeknya: "Shahenshah biasanya kau menyukai dan memuji semua hal yang dibuat oleh ku" Jalal berusaha menghindar dengan merayu: "Kemarilah" Jalal menarik Jodha dan memeluk Jodha. Jodha tetap ingin Jalal menghabiskan ramuan obat itu. Sambil memandangi istrinya Jalal membelai tangan Jodha dan berkata: "Kau selalu cantik dalam baju apa saja yang kau kenakan. Aku amat menyukai saat kau mengenakan gaun dari Ratu Inggris itu. Kau sangat cantik mempesona saat memakainya. Aku ingin kau mengenakannya lagi disaat-saat lain nanti" Jodha menjawab: "Kau ini. Mulai deh nakal lagi. Merayu dan lalu bertingkah aneh" Jodha yang mempergunakan kesempatan ini untuk memaksa Jalal menghabiskan ramuan obatnya. Jalal merajuk bagaikan anak kecil lagi dan menolak disuruh minum obat. (How adorable Jalal looking at Jodha just like love sick puppy. Jalal bertingkah lucu banget mirip remaja jatuh cinta)
Mata-mata yang ditangkap Salim dibawa kehadapan sidang Divan-i-Khas. Salim melaporkan bahwa orang ini adalah mata-mata Maharana Pratap yang tertangkap saat menyusup diantara pasukan. Jalal berkata pada orang itu ia akan dihukum pancung jika tak mau bekerja sama. Akan tetapi jika orang itu mau membuka rahasia dimana Maharana Pratap bersembunyi, maka ia akan selamat. Bahkan akan diberi hadiah besar dan diperbolehkan hidup nyaman di,imh,ungan istana. Mata-mata itu menjawab: "Kalian tak akan bisa menemukan Maharana Pratap. Aku ini adalah rakyat biasa yang berdarah Rajvanshi. Aku melakukan ini demi cinta tanah air ku.. Aku tak akan mengkhianati tanah air ku. Aku rela mati demi itu". Birbal mengingatkan jika orang tersebut ingin selamat maka ia harus mengikuti perintah Jalal. Tetapi orang itu tetap menolak. Katanya: "Saat dahulu serangan ke Mewar, Jalal banyak membunuh dengan keji bangsa Rajput, baik itu perempuan maupun anak-anak. Sudah saat nya bagi kami membalas dendam itu".
Kamera memperlihatkan Maharana Pratap mendapat kabar tentang tertangkapnya si Mata-mata. Penasihat nya menyarankan agar Pratap pergi meninggalkan daerah ini. Kembali ke istana. Jalal mengatakan bahwa ia kagum atas kesetiaan si Mata-mata dan menyuruh pengawal melepaskannya saja. Tapi orang itu berkata: "Aku tahu kenapa kau melepaskan ku. Pasti kau ingin menyuruh orang membuntuti ku dan melapor dimana Maharana Pratap bersembunyi. Aku lebih baik mati" Si Mata-mata lalu menelan racun dan ia pun mati dalam sekejap mata. Semua yang hadir terkejut dibuatnya. Jalal memerintahkan pengawal memperlakukan jasad orang itu dengan hormat. Walaupun orang itu adalah musuh tetapi ia seseorang yang amat setia pada Tuannya. Jalal bertanya tentang kesiapan perang kepada Salim. Menurut Salim semua sudah siap berangkat. Jalal tampak terbatuk-batuk dan Salim kuatir akan kesehatan ayahnya. Tetapi Jalal mengelak katanya ia hanya batuk biasa. Durinya amat kuat. Jalal bilang ia yakin Salim akan berhasil menagkap Maharana Pratap hidup atau mati.
Di tempat lain di istana Laboni tampak sedang melakukan ilmu sihirnya. Sepasang kulit kerang dipasangkan dimatanya dan ia pun mampu melihat Jalal yang sedang mesra dengan Jodha. Laboni tampak geram melihat ini. Sepasang kulit kerang lain yang tersembunyi di kamar Jalal terlihat berberak-gerak bersamaan dengan apa yang dilakukan Labonbin dikamarnya sendiri. Kesadaran Jalal terganggu dan tiba-tiba ia memandang marah kearah Jodha: "Perempuan tak tahu adat kau!!! Berani-beraninya kau mengenakan pakaian semacam ini!!!" Jalal lalu menghempaskan Jodha kelantai. Dan Jodha pun terkejut akan ulah Jalal yang mendadak sontak berubah dari mesra menjadi marah. Jodha berdiri dan bertanya: "Ki kya ho ap ko Shahenshah? Ada apa gerangan dengan mu Shahenshah? Jodha mendekat dan perlahan menepuk bahu Jalal. Akan tetapi tak menghiraukannya. Jalal malah lalu naik berdiri ketempat tidur dan berbaring. Wajah Jalal tampak tak sehat. . Jodha menghampiri Jalal namun Jalal malah berkata: "Aku tak tahu kenapa? Aku butuh isitirahat. Aku mau tidur" suara Jalal berubah dari lembut menjadi dalam dan tak bersahabat. Jodha begerak hendak turun namun kakinya terinjak dua kerang sihir dilantai kamar Jalal. Saat bersamaan Laboni merasakan sakit menyerang kedua matanya. Sedangkan tangan Dammu tiba-tiba tersambar api ditempat ia melakukan sihir. Jodha memungut kedua kulit kerang tersebut karena penasaran. Sedangkan tanpa disadarinya gelang benang Tri Dhatu yang melingkar dilengan Jodha, telah bereaksi mengeluarkan energi yang melawan kekuatan kerang sihir Dammu-Labonbin. Jodha bertanya-tanya pada dirinya sendiri:"Kulit kerang ini aneh bentuknya? Mengapa ada disini?" (Catatan: gelang benang Tri Dathu adalah istilah yang saya ambil dari Hindu-Bali. Saya tak tahu apa istilah yang dipakai dalam bahasa Hindi. Biasanya benang 3 warna ini adalah dipilin dan tekah disucikan oleh bacaan ayat-ayat suci. Dipercaya gelang ini membantun menolak bala dana roh jahat).
Laboni terlihat bergegas menghampiri Dammu dan bertanya:,"Ma ki kya ho kya? Bu apa yang sedang terjadi?" Dammu menjawab kelihatannya seseorang telah menemukan kulit kerang kita dan mengalahkan mantra sihir kita.
Kamera kemudian memperlihatkan Ruqaiya yang sedang mematut diri di depan cermin kamarnya. Ada setumpukan baju yang sedang dicoba-cobanya. Ruqaiya terdengar memanggil-manggil Hoshiyar beberapa kali tetapi ia tak mendapat jawaban. Hoshiyar berdiri dibalik tirai pintu kamar Ruks. Kelihatannya ia gemetar ketakutan. Ruqaiya memanggil sekali lagi sambil berteriak memaki nama Hoshiyar. Hoshiyar pun datang berlari. Rupanya Ruks ingin meminta pendapat Hoshiyar memilih baju yang cocok untuk dikenakannnya? Ruqaiya: "HOSHIYAR!!! HOSHIYAR KHAN!!! Kemana saja kamu?!!! Tak kah kau dengar aku? Kau sudah tuli rupanya!!!? Awas ya kau!!!! Ayo bantu aku memilih baju yang mana yang terlihat cantik bagi ku. Cepat!!!" Sementara itu diluar pintu Dammu yang tadi sedang lewat pun berhenti mengintip mereka. Hoshiyar ternyata masih dalam pengaruh sihir Dammu. Dengan cuek bebek ia mengatakan kepada Ruqaiya apa yang sebenarnya ia pikir tentangnya. Hoshiyar memgambil yang hijau dan dicocokan didepan cermin, tetapi Ruks bilang tak karena tak terlihat istimewa baginya. Hoshiyar lalu mengambil yang kuning dan ditolak juga oleh Ruqaiya. Kemudian Ruks ambil yang merah dan bertanya: "Apakah yang ini cantik? Merah ini cantik menurut menurut mu?? Sedari tadi Hoshiyar diam seribu basa karena takut keceplosan bicara apa adanya dan menyingung hati Ruqaiya. Tetapi Ruqaiya malah jadi kesal karena tak mendapat jawaban dari Hoshiyar. Ruks berkata: "Hampar lagega. Ayo berikan pendapat mu!" Hoshiyar buru-buru ambil beberapa baju dan menyerocos seenaknya dan sekali-sekali ia bahkan heran sendiri atas ucapan-ucapan gila yang keluar dari mulut ya itu. Hoshiyar berkata: "Yang putih ini cocok dengan uban-uban yang bertebaran memenuhi rambut mu itu! Paham kan kau! Jika kau memilih yang kuning ini cocok jika kau ingin kulit mu tampak tambah kusam. Apapun yang kau kenakan tak akan kelihatan cantik. Dasar kau burung Gagak!!! Kau akan selamanya hitam kelam" Tak heran lagi Ruqaiya langsung naik pitam dan memukuli Hoshiyar sampai ia terjatuh kelantai karena ketakutan. Dammu yang sedari tadi mengintip tersenyum puas berhasil mengetahui bahwa kekuatan sihirnya masih berpengaruh pada Hoshiyar. (OMG Ruks punya unresolved anger issue. Sayang jadul belum ada Anger Management Class ya hehehehe. Hoshiyar mempergunakan perumpamaan Burung Gagak Hitam bukan dari segi warnanya, akan tetapi lebih karena mitos pembawa berita buruk entah kematian atau musibah. Burung Gagak juga sering diasosiakan dengan sifat jahat-licik)
Dikamarnya Jodha yang selalu berbaik sangka sedang memperlihatkan kulit kerang itu kepada Moti Bai. Mereka berdua sama-sama tak mengerti kenapa kulit kerang itu bisa ada dikamar Jalal? Dan untuk apa gerangan kulit kerang itu? Tak lama kemudian si kepo Labonbin ooops maksudnya Laboni datang mengintip. Dalam hatinya Laboni berkata: "Jodha! Jodha! Jodha! Lagi-lagi kau selalu menghalangi jalan ku!!!" Ia lalu masuk dan bepura-pura ingin membantu. Labonbin eh tuh salah lagi maksudnya Laboni bilang: "Jhijisa apa itu? Jodha bilang ia menemukanya di kamar Jalal. Labonbin:"Oh itu pasti mainan milik Aram Banu. Tentu ia yang tak sengaja meninggalkannya disana. Mari aku tolong kalian. Biar aku yang mengembalikan pada Aram Banu" Tanpa curiga sedikitpun Jodha memberikannya kepada Laboni yang langsung pergi dengan senyum lega. Dikamarnya Labonbin menggenggam kedua kulit kerang itu dan berkata: "Ini semua gara-gara ulah mu Jodha. Kau harus membayarnya!"
Sementara itu diluar istana tampak Salim dan Rahim sedang berada ditengah-tengah pasukannya. Salim memberi arahan dan semangat kepada mereka. Katanya mereka harus mengalahkan dan menangkap Pratap segera. Bahwa dirinya dan Kakak nya Rahim akan bertempur bersama pasukan dan memenangkannya. Tak ada yang sadar bahwa diantara pasukan ada mata-mata menyusup mendengarkan strategi perang mereka. Selesai mendengarkan maka mata-mata itu bersiap hendak pergi. Ia menyempatkan untuk membasuh tangannya dan Salim kebetulan memperhatikan nya. Si Mata-mata melakukan satu kesalahan fatal, yaitu ia mencuci tanganya dengan cara yang tak lazim dilakukan bangsa Munghal. Salim menyadari hal itu dan segera mengejar dan meringkusnya. (Tampaknya team kreatif CVS mempergunakan trik yang sama seperti saat Jalal mencurigai Sujamal saat menyamar jadi pelayan di Harem)
Adegan berpindah ke kamar Jalal. Terlihat beberapa orang menteri melaporkan perkembangan politik. Jalal tampak sedang mendengarkan sambil berbaring istirahat. Wajahnya terlihat tak begitu sehat. Jodha datang dan para menteri pamit. Jodha memandang Jalal dan berkata dalam hati : "Kesehatan Shahenshah kelihatan tak baik" Jodha ngomel: "Kau tak sehat sebaiknya kau banyak beristirahat dan tidur. Aku membawakan mu ramuan obat untuk diminum. Ayo diminum" Jalal merajuk: "Ngak ah. Ngak mau. Aku tak perlu minum ramuan obat" Jodha membujuk dan memaksa Jalal minum obat bagaikan merayu anak kecil. Jodha lalu memencet hidung Jalal dan memaksakan ramuan itu agar diminum nya. :"Ayo buka mulut mu. Ayo diminum sampai habis" Jalal merengek dan hanya meminum sebagian karena katanya obat itu pahit sekali. Jodha meledeknya: "Shahenshah biasanya kau menyukai dan memuji semua hal yang dibuat oleh ku" Jalal berusaha menghindar dengan merayu: "Kemarilah" Jalal menarik Jodha dan memeluk Jodha. Jodha tetap ingin Jalal menghabiskan ramuan obat itu. Sambil memandangi istrinya Jalal membelai tangan Jodha dan berkata: "Kau selalu cantik dalam baju apa saja yang kau kenakan. Aku amat menyukai saat kau mengenakan gaun dari Ratu Inggris itu. Kau sangat cantik mempesona saat memakainya. Aku ingin kau mengenakannya lagi disaat-saat lain nanti" Jodha menjawab: "Kau ini. Mulai deh nakal lagi. Merayu dan lalu bertingkah aneh" Jodha yang mempergunakan kesempatan ini untuk memaksa Jalal menghabiskan ramuan obatnya. Jalal merajuk bagaikan anak kecil lagi dan menolak disuruh minum obat. (How adorable Jalal looking at Jodha just like love sick puppy. Jalal bertingkah lucu banget mirip remaja jatuh cinta)
Mata-mata yang ditangkap Salim dibawa kehadapan sidang Divan-i-Khas. Salim melaporkan bahwa orang ini adalah mata-mata Maharana Pratap yang tertangkap saat menyusup diantara pasukan. Jalal berkata pada orang itu ia akan dihukum pancung jika tak mau bekerja sama. Akan tetapi jika orang itu mau membuka rahasia dimana Maharana Pratap bersembunyi, maka ia akan selamat. Bahkan akan diberi hadiah besar dan diperbolehkan hidup nyaman di,imh,ungan istana. Mata-mata itu menjawab: "Kalian tak akan bisa menemukan Maharana Pratap. Aku ini adalah rakyat biasa yang berdarah Rajvanshi. Aku melakukan ini demi cinta tanah air ku.. Aku tak akan mengkhianati tanah air ku. Aku rela mati demi itu". Birbal mengingatkan jika orang tersebut ingin selamat maka ia harus mengikuti perintah Jalal. Tetapi orang itu tetap menolak. Katanya: "Saat dahulu serangan ke Mewar, Jalal banyak membunuh dengan keji bangsa Rajput, baik itu perempuan maupun anak-anak. Sudah saat nya bagi kami membalas dendam itu".
Kamera memperlihatkan Maharana Pratap mendapat kabar tentang tertangkapnya si Mata-mata. Penasihat nya menyarankan agar Pratap pergi meninggalkan daerah ini. Kembali ke istana. Jalal mengatakan bahwa ia kagum atas kesetiaan si Mata-mata dan menyuruh pengawal melepaskannya saja. Tapi orang itu berkata: "Aku tahu kenapa kau melepaskan ku. Pasti kau ingin menyuruh orang membuntuti ku dan melapor dimana Maharana Pratap bersembunyi. Aku lebih baik mati" Si Mata-mata lalu menelan racun dan ia pun mati dalam sekejap mata. Semua yang hadir terkejut dibuatnya. Jalal memerintahkan pengawal memperlakukan jasad orang itu dengan hormat. Walaupun orang itu adalah musuh tetapi ia seseorang yang amat setia pada Tuannya. Jalal bertanya tentang kesiapan perang kepada Salim. Menurut Salim semua sudah siap berangkat. Jalal tampak terbatuk-batuk dan Salim kuatir akan kesehatan ayahnya. Tetapi Jalal mengelak katanya ia hanya batuk biasa. Durinya amat kuat. Jalal bilang ia yakin Salim akan berhasil menagkap Maharana Pratap hidup atau mati.