Sinopsis Jodha Akbar Antv Episode 519. Adegan dimulai dengan suasana di ruang makan di istana. Jalal dan anggota keluarga kerajaan tampak sedang disuguhi makanan. Jalal duduk di tengah dan dikanan kiri nya ada Murad, Daniyal dan Hamida. Sementara itu terlihat Ruqaiya menyajikan makanan masakannya dipiring Jalal. Kemudian giliran Salima yang juga menyuguhkan masakannya di piring Jalal. Mereka tampak bahagia. Jodha memperhatikan dari jauh dengan raut wajah penuh rasa was-was. Sambil tersenyum Hamida berkata kepada Jalal: “Aj har begam ne tumhari liye kuch na kuch khās bana Jalal. Hari ini istri-istri mu menghidangkan sesuatu yang istimewa untuk mu Jalal” Kemudian Hamida memandang Jodha sambil bertanya: “Jodha beta tumne Jalal kuch nehi banaya? Jodha anak ku apakah kau tak membuat sesuatu untuk Jalal?” Jodha menjawab: “Tentu Amijan aku membuat sesuatu” Jodha berjalan kesamping Jalal dan membawakan semangkuk nasi. Jalal sedari tadi tampak tersenyum bahagia memandangi Jodha. Ruqaiya dengan sinis melihat nasi yang dibawakan Jodha dan menyeletuk: “Apa-apan ini? Apa yan istimewa? Kau hanya memasak nasi biasa saja!” Jalal menyela perkataan Ruqaiya: “Kis ne kaha ki caval kisi kam nehi. Tak ada yang salah menyuguhkan nasi” Jalal lanjut berkata: “Apne humari liye sabji kurm banaya hei. Kau telah memasak Sabji Kurm (semacam kari sayuran). Salima humari liye Shahi Korma banaya hua hei. Salima telah memasak Shahi Kurma (sejenis kari khas kerajaan). Aku yakin semua masakan ini sedap rasanya. Tentunya aku butuh nasi untuk mendampingi semua masakan itu bukan kah begitu?” Semua tersenyum tanda setuju mendengar perkataan Jalal itu.
Kemudian Jalal meminta Ruqaiya mengambilkan nasi untuknya dan mempersilahkan Hamida dan yang lain mulai makan. Jodha tetap terlihat was-was. Jalal mulai memakan nasi dan lauk-pauk lainnya. Jodha terus memperhatikan dengan seksama. Ia tampak berdoa dalam hati: “Ya Tuhan semoga saja semua tak terbukti benar” Jodha berdoa agar apa yang dikatakan Yogi Udeynaath tak terjadi. Jalal terlihat amat menikmati makanannya dan makan dengan lahap. Selesai makan Jalal mencuci tangannya dan mengucapkan terimakasih atas semua masakan yang lezat ini. Wajah Jodha terlihat sedikit lega karena Jalal tak bereaksi muntah setelah makan nasi yang telah dicampur bumbu masak Masala dari Yogi Udeynaath. Pikir Jodha berarti tak ada ilmu sihir hitam yang mempengaruhi Jalal. Kemudian Jalal mohon pamit untuk pergi beristirahat. Jodha tersenyum lega dan berkata dalam hati : “Shahenshah kali jadu shekar nehi hai. Raja ternyata tak dalam pengaruh ilmu sihir hitam”
Kamera memperlihatkan Jalal tidur disebelah Jodha. Tak lama kemudian Jalal mulai gelisah dan terbangun. Ia tampak memegang-megang kepala karena pusing. Ia pun beranjak dari tempat tidur. Jalal berjalan terhuyung-huyung menabrak sebuah guci. Kemudian ia pun terjatuh. Jodha terbangun kager dan segera menghampirinya. “Ada apa? Kenapa kau?” teriak Jodha panik. Jalal berkata ia tak tahu kenapa. Jodha bergegas mengambilkan minum. Sementara Jalal tersengal-sengal panik. Jodha memberinya minum. Jodha bilang ia akan segera memangil Tabib. Jalal kemudian tampak muntah. Jodha kaget dan kembali menolong Jalal yang sedang muntah-muntah. Jodha lalu flash back dan teringat semua perkataan Yogi Udeynaath tentang Jalal yang akan muntah-muntah jika ia memang dalam pengaruh imu hitam.
Sementara itu dikamarnya Laboni dan Dammu sedang berbincang. Dammu berkata sambil tertawa jahat: “Laboni efek mantra-mantra ilmu sihir kita telah bekerja dengan sempurna. Jalal Tab tak tumhare Laboni. Jalal menjadi milik mu sekarang Laboni. Jalal telah tunduk kepada perintah kita” Laboni dengan senyum She Devil nya berkata: “Apa yang aku inginkan maka akan ku dapatkan” Tak lama kemudian pelayan mengumumkan kedatangan Malika Hindustan di kamar Laboni. Dammu dan Laboni terkejut. Ia langsung pura-pura menyambut kedatangan Jodha dan mempersilahkan masuk. Jodha datang bersama Moti Bai dan terlihat beberap pelayan lainnya membawa kotak-kotak hadiah. Laboni bertanya: “Yeh sab. Kya hai Jhijisa? Semua ini. Ada apa Kakak?” Jodha tampak tersenyum aneh tak seperti biasanya. Tampaknya is sudah curiga. Jodha teringat penjelasan Yogi Udeynaath dan ia pun terlihat berhati-hati ingin membuktikan kebenarannya. Yogi Udeynaath berkata jika ia bimbang akan adiknya maka Jodha harus mengambil barang milik Leela Palsu alias Laboni dan sembunyi-sembunyi membawa kepadanya. Jodha berkata kepada Leela Palsu alias Labonbin: “Leela aku baru sadar sejak datang ke istana aku belum memberikan mu hadiah apapun. Aku kan kakak mu” Labonbin menjawab: “Kau tak perlu repot-repot Kakak” Jodha tak kalah ia pun pandai bersandiwara dan berkata: “Hadiah-hadiah ini adalah tanda perhatian ku pada mu. Sebagai tanda betapa aku menyangi mu” Jodha kemudian menyuruh Moti Bai memperlihatkan isi kotak-kotak hadiah dari nya tersebut. Semua berisi perhiasan yang indah. Jodha bilang ini semua adalah perhiasan miliknya. Laboni dipersilahkan memilih. Wajah Laboni terkagum-kagum melihat semuanya dan berkata ia bingun harus pilih yang mana? Jodha memperhatikan perhiasan di lengan Labonbin. Jodha bilang: “Ayo aku bantu pilihkan” Jodha menarik tangan Laboni dan mengajaknya duduk di meja rias dan membantu mematut didepan cermin. Jodha dan Moti Bai membantu melepaskan perhiasan yang dikenakan Laboni dan memasangkan 1 set perhiasan dari salah satu kotak hadiah. Jodha bertanya: “Lihat lah bukan kalung indah sekali?” Laboni tersenyum bahagia dan menjawab: “Ya Kakak kalung ini sanga cantik sekali” Jodha menyuruh Moti Bai memasangkan anting-anting pasangannya. Lalu secara diam-diam Jodha mengambil anting-anting Laboni dan memberikannya kepada Moti Bai. Jodha memuji betapa cantiknya anting-anting ini dikenakan oleh Leela Palsu alias Labonbin. Terpesona akan keindahannya Labonbin pun bilang ia setuju dengan Jodha dan sangat menyukainya. Jodha melarang Labonbin melepaskannya. Katanya biarkan langsung dipakai karena tampak sesuai untuk Labonbin. Tanpa disadari Labonbin telah tertipu oleh Jodha. Labonbin terus tersenyum bahagia memandang ke cermin. Jodha pun pamit pergi dan Leela Palsu tersenyum mengucapkan salam hormatnya. Jodha berjalan keluar sambil berkata dalam hati: “Ap hume jhumke lekar. Aku mengambil anting-anting mu. Tu hume us tantra kaha paat jana hoga. Aku akan memastikan ilmu sihir itu musnah jika memang ada”
Yogi Udeynaat tampak sedang duduk bersemedi di gua ditemani Burung Kakak Tuanya Jothak. Ia berkata: “Pata hai. Pata hai Jothak. Aku mengerti. Aku paham Jothak. Hua gay hei. Us hein to ana hit ka. Sudah. Yang dinanti telah tiba” Baru saja sang Yogi bicara maka muncul lah Jodha berjalan dari arah belakang. Ia tampak ragu-ragu. Tiba-tiba sang Yogi berkata kepada Jodha: “Aise hairan hoga na deke Jodha begum. Jangan kau kaget Jodha. Tenanglah dan silahkan kau masuk. Jothak lah yang telah memberitahu aku akan kedatangan mu” Jodha masih terheran akan tetapi sang Yogi lanjut berkata yang membuat Jodha semakin heran: “Baiklah ternyata Shahenshah telah memakannya dan bereaksi muntah bukankah begitu?” Jodha maju mendekat dan berkata: “Apne bilkul thikey. Dugaan mu tepat sekali” Jodha mendekat dan berkata: “Aku datang membawa sebuah barang milik adik ku itu. Dapatkah kau menolong ku?” Jodha menyerahkan anting milik Leela Palsu alias Labonbin kepada Yogi Udeynaat. Sang Yogi berkata bagus sekali. Ia menggenggam anting itu. Kamera memperlihatkan apa yang sedang dilakukan Labonbin.
Tampak Leela palsu sedang mengagumi anting -anting dan kalung itu di depan cermin dan tiba-tiba Jalal datang. Wajah Jalal tampak tak sehat dan pandangannya kosong. Buru-buru Labonbin menghampiri Jalal dan berkata bahwa ia telah menantikan kedatangan Jalal. Labonbin menarik lengan Jalal dan menuntunnya masuk. Ia menyuruh Jalal duduk dan Laboni mulai membelai-belai wajah Jalal. Labonbin dengan centil berkata mendayu-dayu kepada Jalal: “Kau adalah Raja. Oleh karena nya aku menyiapkan sesuatu istimewa untuk mu. Aku tahu kau menyukai lagu dan tarian. Aku akan melakukannyanya khusus demi diri mu” Laboni mulai menari sambil menyanyi dihadapan Jalal. Sementara Jalal lagi-lagi tetap hanya memandang kosong dan terdiam.
Di dalam gua Yogi Udeynaat mendapat penglihatan bagaimana Laboni membunuh Leela dihutan. Sang Yogi kaget lalu melempar anting itu ke tanah dan marah: “Bukan kah aku sudah bilang agar kau membawakan barang milik adik mu?” Jodha menjawab heran. Ia bilang bukankah ia sudah membawakan anting milik adiknya? Yogi Udeynaath berkata: “Bukan! Anting ini bukan milik adik mu. Adik mu Leela sudah meninggal!” Jodha terhentak kaget mendengar penjelasan sang Yogi. Jodha terus ngotot berkata: “Apa-apaan ini? Apa maksud mu? Adik ku Leela dan tunangannya Sanggram sekarang ada di istana. Dan Sangram pun mengenali nya bahwa ia memang Leela” Kamera memperlihatkan kembali Labonbin yang sedang menari merayu dihadapan Jalal yang masih bengong. Laboni mendekat dan memeluk Jalal. Adegan kembali ke gua Sang Yogi berkata: “Ap nehi janti Jodha begum. Kau tak mengetahuinya Jodha. Kekuatan besar Kali Jadu (sihir hitam) telah menguasai istana. Sangram juga telah berada dalam kuasa mantra persis seperti suami Jalal. Coba kau ingat kembali apa yang perubahan yang terjadi saat adik mu itu datang ke istana?” Jodha terlihat amat kaget dan berusaha mengingat kembali: “Sejak pertama Leela datang ke istana Jalal berubah. Ia sedang bermain dengan Aram Banu tiba-tiba saja ia menjatuhkannya.” Kamera kembali memperlihatkan Lanbonbin menari dan begitu selesai ia duduk bersimpuh dihadapan Jalal sambil memandang mesra ke arahnya. Yogi Udeynaat kemudian menambahkan bahwa: “Bukankah ia juga memaksa Shahenshah makan Khir buatannya? Hal ini berarti Kali Jaudnya telah sampai pada tahapan kedua. Shahenshah telah berada di dalam kuasanya. Tanda-tandanya akan tampak. Ia sering lupa dan tak tahu kemana serta apa yang telah diperbuatnya. Merasa selalu lelah. Bahkan ia berlaku dan berkata kasar!” Jodha semakin cemas dan menjawab: “Kau benar sekali. Shahenshah memang sering bertingkah laku seperti itu” Yogi Udeynaat berkata: “Kita tak memiliki waktu lagi. ia akan segera meningkat ke tahap ke tiga. Dan jika hal itu sampai terjadi maka Shahenshah sepenuhnya dalam kuasa sihir nya!!!” Jodha memohon agar Yogi Udeynaat untuk membantu. Sang Yogi berkata: “Kekuatan mantra mereka itu sangat hebat. Aku harus mengumpulkan segenap tenaga ku untuk bisa melawannya” Sang Yogi kemudian mengepalkan tangan kanannya dan ketika ia membukanya ada sebuah gelang benang suci di dalam nya. Ia pun memberikannya kepada Jodha: “Ambil lah benang suci ini ini dan ikatkan dilengan Shahenshah. Kekuatan cinta mu lah yang akan menjadi sumber perlawanan ini. Kau harus selalu mendampingi Shahenshah dan lindungilah dirinya akan tetapi jangan secara terbuka kau memperlihatkan bahwa menantang Kali Jadu itu. Karena jika mereka tahu bahwa kau tahu akan apa yang mereka lakukan maka mereka dengan mudah akan menyerang mu. Aku harus pergi ke suatu tempat untuk mengumpulkan tenaga dalam untuk melawan mereka. Selama aku tak berada disini maka tetaplah kau berada di sisi Shahenshah. Jadilah kau bayangannya. Kemana ia pergi kau harus mengamatinya” Jodha bertanya: “Akan tetapi bagaimana jika sebelum kau kembali mereka telah beranjak ke tahap ke tiga?” Yogi Udeynaat menjawab: “Tidak mungkin. Mereka tak bisa meningkatkan kekuatan semudah itu. Mereka butuh tenaga dari malam dimana bulan penuh. Aku akan kembali sebelum itu. Ku ingatkan kau jangan menantang mereka. Kau harus berusaha sebaik mungkin menjauhan Shahenshah dari mereka. Aku akan membantu mu tetapi semua bergantung kepada mu untuk menyelamatkan suami mu” Jodha mengiyakan dan memohon diri. Yogi Udeynaat berdoa: “Ya Tuhan berikanlah kekuatan kepadanya”
Jalal tampak berdiri didepan jendela kamarnya. Ia pandangan matanya seperti orang bingung. Dari belakang tampak Jodha datang memasuki kamar. Jodha bertanya kepada Jalal: “Shahenshah sudah kah kau minum Khada? (ramuan obat herbal) Mengapa kau tak menjawab?” Jalal menjawab marah: “Berani nya kau!!! Aku adakah Raja! Aku berhak melakukan apa saja! Aku akan menyiramkan Khada itu ke wajah mu jika kau berani memberikannya pada ku!!!” Jalal pindah dan duduk di tepi tempat tidurnya. Awalnya Jodha tampak kaget dan kesal mendengar tanggapan Jalal itu. Kemudian ia teringat pesan Yogi Udeynaat, bahwa kekuatan cinta Jodha lah satu-satunya yang dapat menyembuhkan Jalal.
Jodha menenang kan diri dan menghampiri Shahenshah. Ia duduk disampingnya. Sambil tersenyum ia berkata dengan lembut: “Shahenshah mengapa tak kau katakan pada ku bahwa kau tak menyukainya? Aku tentu tak akan memaksa mu meminumnya lagi” Lalu Jodha mengeluarkan gelang tali suci dari kantungnya. Ia berkata: “Aku membawakan kau sesuatu dari Mandir tadi. Aku akan mengikatkan gelang benang suci untuk mu” Jodha berdiri duduk ke sisi kanan dan meminta Jalal merentangkan tangannya. Jalal menurutinya dan perlahan Jodha mengikatkan benang suci itu dilengan kanan Jalal. Jodha lalu lanjut berkata: “Aku telah berdoa disana agar kau segera sehat kembali” Tiba-tiba wajah Jalal yang sedari tadi merengut berubah jadi lembut memandang Jodha. Ia pun membelai wajah Jodha. Jalal berkata: “Aku tak dapat membayangkan bagaimana jika kau tak ada di dalam hidup ku. Kau telah merawat ku dengan penuh dedikasi” Jodha pun memandang Jalal penuh rasa cinta dan menggenggam tangannya Jalal. Jodha berkata: “Aku akan bersama mu selalu. Ayo lah sebaiknya kau istirahat dan berbaring dahulu” Jodha membimbing Jalal untuk rebahan di tempat tidur dan menyelimutinya. Jodha duduk disamping Jalal dan membelai kepala Jalal dengan penuh kasih sayang. Jalal menggenggam erat tangan Jodha di dadanya kemudian berkata: “Janganlah kau meninggalkan diri ku. Kau harus selalu berada dekat dengan ku” Jodha menjawab lembut: “Aku akan selalu bersama mu Shahenshah. Ayo kau istirahat dan tidur lah” Jalal memejamkan mata dan terlelap. Jodha tampak cemas. Baca Episode Selanjutnya Sinopsis Jodha Akbar Antv Episode 520
Kemudian Jalal meminta Ruqaiya mengambilkan nasi untuknya dan mempersilahkan Hamida dan yang lain mulai makan. Jodha tetap terlihat was-was. Jalal mulai memakan nasi dan lauk-pauk lainnya. Jodha terus memperhatikan dengan seksama. Ia tampak berdoa dalam hati: “Ya Tuhan semoga saja semua tak terbukti benar” Jodha berdoa agar apa yang dikatakan Yogi Udeynaath tak terjadi. Jalal terlihat amat menikmati makanannya dan makan dengan lahap. Selesai makan Jalal mencuci tangannya dan mengucapkan terimakasih atas semua masakan yang lezat ini. Wajah Jodha terlihat sedikit lega karena Jalal tak bereaksi muntah setelah makan nasi yang telah dicampur bumbu masak Masala dari Yogi Udeynaath. Pikir Jodha berarti tak ada ilmu sihir hitam yang mempengaruhi Jalal. Kemudian Jalal mohon pamit untuk pergi beristirahat. Jodha tersenyum lega dan berkata dalam hati : “Shahenshah kali jadu shekar nehi hai. Raja ternyata tak dalam pengaruh ilmu sihir hitam”
Kamera memperlihatkan Jalal tidur disebelah Jodha. Tak lama kemudian Jalal mulai gelisah dan terbangun. Ia tampak memegang-megang kepala karena pusing. Ia pun beranjak dari tempat tidur. Jalal berjalan terhuyung-huyung menabrak sebuah guci. Kemudian ia pun terjatuh. Jodha terbangun kager dan segera menghampirinya. “Ada apa? Kenapa kau?” teriak Jodha panik. Jalal berkata ia tak tahu kenapa. Jodha bergegas mengambilkan minum. Sementara Jalal tersengal-sengal panik. Jodha memberinya minum. Jodha bilang ia akan segera memangil Tabib. Jalal kemudian tampak muntah. Jodha kaget dan kembali menolong Jalal yang sedang muntah-muntah. Jodha lalu flash back dan teringat semua perkataan Yogi Udeynaath tentang Jalal yang akan muntah-muntah jika ia memang dalam pengaruh imu hitam.
Sementara itu dikamarnya Laboni dan Dammu sedang berbincang. Dammu berkata sambil tertawa jahat: “Laboni efek mantra-mantra ilmu sihir kita telah bekerja dengan sempurna. Jalal Tab tak tumhare Laboni. Jalal menjadi milik mu sekarang Laboni. Jalal telah tunduk kepada perintah kita” Laboni dengan senyum She Devil nya berkata: “Apa yang aku inginkan maka akan ku dapatkan” Tak lama kemudian pelayan mengumumkan kedatangan Malika Hindustan di kamar Laboni. Dammu dan Laboni terkejut. Ia langsung pura-pura menyambut kedatangan Jodha dan mempersilahkan masuk. Jodha datang bersama Moti Bai dan terlihat beberap pelayan lainnya membawa kotak-kotak hadiah. Laboni bertanya: “Yeh sab. Kya hai Jhijisa? Semua ini. Ada apa Kakak?” Jodha tampak tersenyum aneh tak seperti biasanya. Tampaknya is sudah curiga. Jodha teringat penjelasan Yogi Udeynaath dan ia pun terlihat berhati-hati ingin membuktikan kebenarannya. Yogi Udeynaath berkata jika ia bimbang akan adiknya maka Jodha harus mengambil barang milik Leela Palsu alias Laboni dan sembunyi-sembunyi membawa kepadanya. Jodha berkata kepada Leela Palsu alias Labonbin: “Leela aku baru sadar sejak datang ke istana aku belum memberikan mu hadiah apapun. Aku kan kakak mu” Labonbin menjawab: “Kau tak perlu repot-repot Kakak” Jodha tak kalah ia pun pandai bersandiwara dan berkata: “Hadiah-hadiah ini adalah tanda perhatian ku pada mu. Sebagai tanda betapa aku menyangi mu” Jodha kemudian menyuruh Moti Bai memperlihatkan isi kotak-kotak hadiah dari nya tersebut. Semua berisi perhiasan yang indah. Jodha bilang ini semua adalah perhiasan miliknya. Laboni dipersilahkan memilih. Wajah Laboni terkagum-kagum melihat semuanya dan berkata ia bingun harus pilih yang mana? Jodha memperhatikan perhiasan di lengan Labonbin. Jodha bilang: “Ayo aku bantu pilihkan” Jodha menarik tangan Laboni dan mengajaknya duduk di meja rias dan membantu mematut didepan cermin. Jodha dan Moti Bai membantu melepaskan perhiasan yang dikenakan Laboni dan memasangkan 1 set perhiasan dari salah satu kotak hadiah. Jodha bertanya: “Lihat lah bukan kalung indah sekali?” Laboni tersenyum bahagia dan menjawab: “Ya Kakak kalung ini sanga cantik sekali” Jodha menyuruh Moti Bai memasangkan anting-anting pasangannya. Lalu secara diam-diam Jodha mengambil anting-anting Laboni dan memberikannya kepada Moti Bai. Jodha memuji betapa cantiknya anting-anting ini dikenakan oleh Leela Palsu alias Labonbin. Terpesona akan keindahannya Labonbin pun bilang ia setuju dengan Jodha dan sangat menyukainya. Jodha melarang Labonbin melepaskannya. Katanya biarkan langsung dipakai karena tampak sesuai untuk Labonbin. Tanpa disadari Labonbin telah tertipu oleh Jodha. Labonbin terus tersenyum bahagia memandang ke cermin. Jodha pun pamit pergi dan Leela Palsu tersenyum mengucapkan salam hormatnya. Jodha berjalan keluar sambil berkata dalam hati: “Ap hume jhumke lekar. Aku mengambil anting-anting mu. Tu hume us tantra kaha paat jana hoga. Aku akan memastikan ilmu sihir itu musnah jika memang ada”
Yogi Udeynaat tampak sedang duduk bersemedi di gua ditemani Burung Kakak Tuanya Jothak. Ia berkata: “Pata hai. Pata hai Jothak. Aku mengerti. Aku paham Jothak. Hua gay hei. Us hein to ana hit ka. Sudah. Yang dinanti telah tiba” Baru saja sang Yogi bicara maka muncul lah Jodha berjalan dari arah belakang. Ia tampak ragu-ragu. Tiba-tiba sang Yogi berkata kepada Jodha: “Aise hairan hoga na deke Jodha begum. Jangan kau kaget Jodha. Tenanglah dan silahkan kau masuk. Jothak lah yang telah memberitahu aku akan kedatangan mu” Jodha masih terheran akan tetapi sang Yogi lanjut berkata yang membuat Jodha semakin heran: “Baiklah ternyata Shahenshah telah memakannya dan bereaksi muntah bukankah begitu?” Jodha maju mendekat dan berkata: “Apne bilkul thikey. Dugaan mu tepat sekali” Jodha mendekat dan berkata: “Aku datang membawa sebuah barang milik adik ku itu. Dapatkah kau menolong ku?” Jodha menyerahkan anting milik Leela Palsu alias Labonbin kepada Yogi Udeynaat. Sang Yogi berkata bagus sekali. Ia menggenggam anting itu. Kamera memperlihatkan apa yang sedang dilakukan Labonbin.
Tampak Leela palsu sedang mengagumi anting -anting dan kalung itu di depan cermin dan tiba-tiba Jalal datang. Wajah Jalal tampak tak sehat dan pandangannya kosong. Buru-buru Labonbin menghampiri Jalal dan berkata bahwa ia telah menantikan kedatangan Jalal. Labonbin menarik lengan Jalal dan menuntunnya masuk. Ia menyuruh Jalal duduk dan Laboni mulai membelai-belai wajah Jalal. Labonbin dengan centil berkata mendayu-dayu kepada Jalal: “Kau adalah Raja. Oleh karena nya aku menyiapkan sesuatu istimewa untuk mu. Aku tahu kau menyukai lagu dan tarian. Aku akan melakukannyanya khusus demi diri mu” Laboni mulai menari sambil menyanyi dihadapan Jalal. Sementara Jalal lagi-lagi tetap hanya memandang kosong dan terdiam.
Di dalam gua Yogi Udeynaat mendapat penglihatan bagaimana Laboni membunuh Leela dihutan. Sang Yogi kaget lalu melempar anting itu ke tanah dan marah: “Bukan kah aku sudah bilang agar kau membawakan barang milik adik mu?” Jodha menjawab heran. Ia bilang bukankah ia sudah membawakan anting milik adiknya? Yogi Udeynaath berkata: “Bukan! Anting ini bukan milik adik mu. Adik mu Leela sudah meninggal!” Jodha terhentak kaget mendengar penjelasan sang Yogi. Jodha terus ngotot berkata: “Apa-apaan ini? Apa maksud mu? Adik ku Leela dan tunangannya Sanggram sekarang ada di istana. Dan Sangram pun mengenali nya bahwa ia memang Leela” Kamera memperlihatkan kembali Labonbin yang sedang menari merayu dihadapan Jalal yang masih bengong. Laboni mendekat dan memeluk Jalal. Adegan kembali ke gua Sang Yogi berkata: “Ap nehi janti Jodha begum. Kau tak mengetahuinya Jodha. Kekuatan besar Kali Jadu (sihir hitam) telah menguasai istana. Sangram juga telah berada dalam kuasa mantra persis seperti suami Jalal. Coba kau ingat kembali apa yang perubahan yang terjadi saat adik mu itu datang ke istana?” Jodha terlihat amat kaget dan berusaha mengingat kembali: “Sejak pertama Leela datang ke istana Jalal berubah. Ia sedang bermain dengan Aram Banu tiba-tiba saja ia menjatuhkannya.” Kamera kembali memperlihatkan Lanbonbin menari dan begitu selesai ia duduk bersimpuh dihadapan Jalal sambil memandang mesra ke arahnya. Yogi Udeynaat kemudian menambahkan bahwa: “Bukankah ia juga memaksa Shahenshah makan Khir buatannya? Hal ini berarti Kali Jaudnya telah sampai pada tahapan kedua. Shahenshah telah berada di dalam kuasanya. Tanda-tandanya akan tampak. Ia sering lupa dan tak tahu kemana serta apa yang telah diperbuatnya. Merasa selalu lelah. Bahkan ia berlaku dan berkata kasar!” Jodha semakin cemas dan menjawab: “Kau benar sekali. Shahenshah memang sering bertingkah laku seperti itu” Yogi Udeynaat berkata: “Kita tak memiliki waktu lagi. ia akan segera meningkat ke tahap ke tiga. Dan jika hal itu sampai terjadi maka Shahenshah sepenuhnya dalam kuasa sihir nya!!!” Jodha memohon agar Yogi Udeynaat untuk membantu. Sang Yogi berkata: “Kekuatan mantra mereka itu sangat hebat. Aku harus mengumpulkan segenap tenaga ku untuk bisa melawannya” Sang Yogi kemudian mengepalkan tangan kanannya dan ketika ia membukanya ada sebuah gelang benang suci di dalam nya. Ia pun memberikannya kepada Jodha: “Ambil lah benang suci ini ini dan ikatkan dilengan Shahenshah. Kekuatan cinta mu lah yang akan menjadi sumber perlawanan ini. Kau harus selalu mendampingi Shahenshah dan lindungilah dirinya akan tetapi jangan secara terbuka kau memperlihatkan bahwa menantang Kali Jadu itu. Karena jika mereka tahu bahwa kau tahu akan apa yang mereka lakukan maka mereka dengan mudah akan menyerang mu. Aku harus pergi ke suatu tempat untuk mengumpulkan tenaga dalam untuk melawan mereka. Selama aku tak berada disini maka tetaplah kau berada di sisi Shahenshah. Jadilah kau bayangannya. Kemana ia pergi kau harus mengamatinya” Jodha bertanya: “Akan tetapi bagaimana jika sebelum kau kembali mereka telah beranjak ke tahap ke tiga?” Yogi Udeynaat menjawab: “Tidak mungkin. Mereka tak bisa meningkatkan kekuatan semudah itu. Mereka butuh tenaga dari malam dimana bulan penuh. Aku akan kembali sebelum itu. Ku ingatkan kau jangan menantang mereka. Kau harus berusaha sebaik mungkin menjauhan Shahenshah dari mereka. Aku akan membantu mu tetapi semua bergantung kepada mu untuk menyelamatkan suami mu” Jodha mengiyakan dan memohon diri. Yogi Udeynaat berdoa: “Ya Tuhan berikanlah kekuatan kepadanya”
Jalal tampak berdiri didepan jendela kamarnya. Ia pandangan matanya seperti orang bingung. Dari belakang tampak Jodha datang memasuki kamar. Jodha bertanya kepada Jalal: “Shahenshah sudah kah kau minum Khada? (ramuan obat herbal) Mengapa kau tak menjawab?” Jalal menjawab marah: “Berani nya kau!!! Aku adakah Raja! Aku berhak melakukan apa saja! Aku akan menyiramkan Khada itu ke wajah mu jika kau berani memberikannya pada ku!!!” Jalal pindah dan duduk di tepi tempat tidurnya. Awalnya Jodha tampak kaget dan kesal mendengar tanggapan Jalal itu. Kemudian ia teringat pesan Yogi Udeynaat, bahwa kekuatan cinta Jodha lah satu-satunya yang dapat menyembuhkan Jalal.
Jodha menenang kan diri dan menghampiri Shahenshah. Ia duduk disampingnya. Sambil tersenyum ia berkata dengan lembut: “Shahenshah mengapa tak kau katakan pada ku bahwa kau tak menyukainya? Aku tentu tak akan memaksa mu meminumnya lagi” Lalu Jodha mengeluarkan gelang tali suci dari kantungnya. Ia berkata: “Aku membawakan kau sesuatu dari Mandir tadi. Aku akan mengikatkan gelang benang suci untuk mu” Jodha berdiri duduk ke sisi kanan dan meminta Jalal merentangkan tangannya. Jalal menurutinya dan perlahan Jodha mengikatkan benang suci itu dilengan kanan Jalal. Jodha lalu lanjut berkata: “Aku telah berdoa disana agar kau segera sehat kembali” Tiba-tiba wajah Jalal yang sedari tadi merengut berubah jadi lembut memandang Jodha. Ia pun membelai wajah Jodha. Jalal berkata: “Aku tak dapat membayangkan bagaimana jika kau tak ada di dalam hidup ku. Kau telah merawat ku dengan penuh dedikasi” Jodha pun memandang Jalal penuh rasa cinta dan menggenggam tangannya Jalal. Jodha berkata: “Aku akan bersama mu selalu. Ayo lah sebaiknya kau istirahat dan berbaring dahulu” Jodha membimbing Jalal untuk rebahan di tempat tidur dan menyelimutinya. Jodha duduk disamping Jalal dan membelai kepala Jalal dengan penuh kasih sayang. Jalal menggenggam erat tangan Jodha di dadanya kemudian berkata: “Janganlah kau meninggalkan diri ku. Kau harus selalu berada dekat dengan ku” Jodha menjawab lembut: “Aku akan selalu bersama mu Shahenshah. Ayo kau istirahat dan tidur lah” Jalal memejamkan mata dan terlelap. Jodha tampak cemas. Baca Episode Selanjutnya Sinopsis Jodha Akbar Antv Episode 520