Sinopsis Jodha Akbar Antv Episode 516

Posted by

Sinopsis Jodha Akbar Antv Episode 516.  Dikamar'nya Laboni...
Laboni alias Lele alias Abon Sapi terlihat sedang membalut luka Dammo, ibu'nya.
Laboni berkata : “Tapi kenapa kau sampai memotong jari'mu sendiri?”

Dammo berkata : “Aku sudah tak punya cara lain lagi, Laboni. Kalau aku tak melakukan hal ini, maka semua'nya akan berakhir. Dan aku hanya ingin Shahenshah menjadi milik'mu. Itu sebab'nya aku mengambil sesuatu milik'nya (Sangram Singh).”

‪#‎flashback‬ in hamam...
Terlihat Sangram Singh sedang mandi dengan di bantu beberapa pelayan. Dammo masuk secara mengendap-endap, ia mengambil potongan kain dari pakaian Sangram Singh untuk keperluan ritual sihir'nya. ‪#‎flashbacktheend‬

Kembali ke Laboni dan Ibu'nya di kamar...
Laboni berkata dengan tampang sedih : “Dan kau melakukan semua ini, hanya untuk diri'ku?”

Dammo mengangguk-angguk (tapi ga' ajeb-ajeb pemirsah tongue emotikon ) Dammo berkata : “Jika kau sudah meminta, maka aku tak akan pernah bisa menolak'nya. Jadi kenapa tidak, aku melakukan ini untuk'mu. Jika kau bahagia, maka aku'pun akan bahagia.” (Sedih loh pemirsah dengar percakapan scene ini. Ucapan seorang ibu yang membuat aku berderai air mata. Apapun dia, bagaimana'pun dia, tapi tetep adjah seorang Ibu. Demi kebahagian anak'nya, ia rela melakukan apapun, termasuk kehilangan jari tangan'nya. Dammo oh Dammo, kau menyentuh hati'ku cry emotikon )

Laboni menatap sedih ibu'nya. Dammo lalu menoleh menatap Laboni dan lanjut berkata : “Berbahagialah, Laboni. Berbahagialah.”

Dammo kemudian berdiri, Laboni'pun ikut berdiri. Dammo mengajak Laboni ke arah jendela melihat bulan. Dammo berkata : “Lihat'lah, semua'nya sudah semakin menunjukan hasil'nya. Kesaktian'ku akan semakin bertambah. Tujuan kita sudah semakin dekat. Akan ada satu malam yang menjadi kesempatan'mu untuk memiliki Jalal.”

Laboni memilin rambut'nya dan kemudian berbalik, ia berjalan menghampiri meja rias'nya. Laboni mengambil boneka "Jalal" dan berkata : “Kau jangan khawatir, Ibu. Aku akan mendapatkan'nya dan tak akan melepaskan'nya. ia akan menjadi milik'ku segera.”

Laboni kemudian membelai lembut kepala boneka tersebut.
http://m.facebook.com/wulan.merindu.91

Di kamar'nya, Jalal yang sedang tertidur merasakan belaian itu, tapi ia mengigau dan berfikir kalau Jodha'lah yang sedang membelai diri'nya ketika tidur. Bang kumis bobo'nya sok imyut pake senyum-senyum gaje.

Dengan mata yang masih terpejam, bang kumis berkata : “Aku suka ketika kau melakukan ini padaku, Ratu Jodha.” (Maksud'nye adalah membelai-belai diri'nya ketika sedang bobo' ganteng grin emotikon )

Jalal mengira Jodha yang sedang membelai'nya. Padahal Jodha'pun sedang bobo' cantik di samping'nya dan tak melakukan apapun. Dengan mata yang juga terpejam, Jodha berkata : “hemm, melakukan apa...”

Mata'nya masih terpejam, Jalal berkata : “Saat kau membelai'ku dan lebih dekat padaku, aku sangat menyukai hal tersebut.” (Bang kumis bobo' adjah masih bisa modus, padahal yang membelai ia si Abon Sapi tuh dari jarak jauh. Hahahahahaaa_ pacman emotikon )

Jodha perlahan membuka mata'nya, ia melirik Jalal, tapi ternyata mata suami tercinta'nya masih terpejam. Jodha berkata : “Mata'mu terpejam, tapi masih slalu saja bersikap seperti ini. Apa kau ingin aku memijat kepala'mu?”

Bang kumis tersayang yang mata'nya masih terpejam tersenyum manis mengisyaratkan sebuah jawaban "iya". Jodha'pun tersenyum dan langsung terbangun. Ia memijat lembut kepala suami tercinta'nya dengan penuh cinta dan kasih sayang. Ahaaaaaayyyy... Matur thank you Laboni kiss emotikon Berkat diri'mu yang membelai bang kumis tersayang dari jarak jauh, aku jadi bisa nyengir-nyengir dan tepuk kaki melihat scene ranjang Jalal dan Jodha... Hihihihihihihiii_ grin emotikon *bukan scene yang sronok ye, tapi yang sweet menggemaskan*

Dengan mata yang masih terpejam menikmati pijatan lembut istri tercinta, Jalal berkata : “Aku sungguh sangat mencintai diri'mu, Ratu Jodha. Teruslah berada disisi'ku seperti ini.”

Jodha tersenyum dan berkata : “Aku tak akan pernah jauh dari'mu. tak akan.”

http://m.facebook.com/akdhalover
Udah pemirsah, scene'nya Jalal dan Jodha secuil duyu, nanti di lanjut'nya di Hamam, sekarang gantian ke Murad duyu yeee.

Terlihat Murad sedang minum-minum. Tapi Shabuddin sang provokator macam kompor mbleduk menghetikan'nya.

Shabuddin mengambil cawan(gelas) dari tangan Murad seraya berkata : “Apa yang kau lakukan, Shehzade?”

Murad berkata dengan raut wajah kesal : “Lalu aku harus bagaimana, Shabuddin Sahab?”

Murad menendang meja di depan'nya dan berkata dengan kesal : “Jika hanya Shah Shah yang berperang melawan Maharana Pratap, maka aku tak bisa terima semua ini.”

Murad berdiri membelakangi kompor mbleduk dan lanjut berkata dengan kesal : “Seharus'nya bukan Salim Bhajian!!! Tapi ia telah merebut semua'nya dari'ku. Dan Salim Bhaijan yang akan mendapatkan tahta ini sekarang.”

Waktu'nya beraksiiiii...
Shabuddin menaruh cawan(gelas) di meja dan langsung berjalan menghampiri Murad. Shabuddin mulai jadi kompor mbleduk, ia berkata : “Jika kau menginginkan tahta ini, maka kau masih bisa melakukan sesuatu yang lain, Shahzade.”

Murad berkata dengan tetap berdiri membelakangi Kompor mbleduk : “Aku tak mengerti”

Shabuddin : “Maksud'ku adalah itu karna Shehzade Salim lebih tua dari'mu, maka ia yang menjadi Shah Shah'nya. Tapi jika Shehzade Salim tak ada, sudah bisa di pastikan kau yang akan menggantikan'nya menjadi Shah Shah. Dan tahta ini juga pasti akan menjadi milik'mu, Shehzade.”

Murad langsung berbalik menatap tajam ke arah Shabuddin. Shabuddin masih terus lanjut cicit cuit ngomporin Murad, ia berkata : “Ini sungguh, Shehzade, kau tak akan kehilangan semua'nya. Kau harus menghabisi ia yang menghalangi'mu mendapatkan tahta. Bahkan kakek'mu Raja Humayun juga mendapatkan tahta ini dengan cara berperang melawan saudara'nya sendiri.” (Bohong Murad, Bohong, jangan percaya kompor mbleduk, pLiiiiiiiiisssss)

Murad tampak ragu, ia berkata : “Tapi bagaimana jika Shahenshah sampai tahu?”

Shabuddin : “Kau harus bermain cantik. Kau sungguh akan mendapatkan semua'nya, Shehzade. Karna kau yang lebih pantas daripada Salim untuk tahta ini”

Murad mulai terpengaruh sama kompor mbleduk, ia berkata : “Kalau Salim Bhaijan tak ada, pasti aku yang akan menggantikan'nya, jadi kenapa tak aku melakukan hal ini?”

Murad lalu berbalik dan lanjut berkata dengan tegas pada Shabuddin sambil memegang bahu'nya : “Aku butuh bantuan'mu. Kau harus mengirim orang khusus untuk menghabisi Salim Bhaijan dalam perang ini. Dan setelah itu jalan'ku akan mulus.”

Shabuddin langsung kegirangan karna ia berhasil ngomporin Murad untuk perang dengan kakak'nya sendiri demi tahta Kerajaan. (Aku sedih cry emotikon Mana Murad yang dulu yang pernah berkata kalau ia tak akan berperang dengan saudara'nya hanya untuk tahta??? Mana Murad yang manis dan baik hati??? Kenapa Murad sekarang kembali ke Murad kecil yang haus tahta??? Tak rela tak rela tak rela frown emotikon Tante Ekta, pLiiiissss kembalikan Murad yang cute dan bersikap manis saat Salim mendapat jabatan pewaris tahta untuk pertama kali setelah kembali ke istana saat dewasa cry emotikon )

Shabuddin berkata dengan girang'nya dan penuh semangat : “Ya, ya, kau tak perlu khawatir tentang itu.”

Shabuddin lalu mengambil cawan (cangkir/gelas) yang tadi di ambil'nya dari Murad. Shabuddin memberikan'nya kepada Murad dan berkata : “Silahkan nikmati ini, Shehzade. Ini untuk semangat perang'mu.”

Murad mengambil'nya dan langsung menenggak minuman itu dengan tatapan tajam yang penuh amarah.
http://m.facebook.com/wulan.merindu.91

Adegan pindah ke Hamam (Kolam Pemandian)
Ciye-ciye, kenapa kalian langsung jadi 3S saat aku tulis adegan pindah ke Hamam???
Hayooooooooo, jangan-jangan udah pada ga' waras yah. Hihihihihihiii_ tongue emotikon

Di kolam pemandian, tampak sesosok wanita yang cantik nan anggun tengah menikmati mandi pagi'nya sebelum akang Jaka Tarub datang dan menyembunyikan pakaian'nya. wkwkwkwkwkwkkk_ tongue emotikon

Jodha berkata : “Pelayan, tolong siapkan pakaian ganti'ku.”

Tiba-tiba Akang Jaka Tarub muncul secara diam-diam dan meminta para pelayan untuk tak bersuara. Para pelayan'pun langsung pergi dan meletakkan pakaian ganti Jodha di ruangan tersebut. Jodha tak menyadari kalau ada sesosok laki-laki tampan nan rupawan tapi agak kurang tinggi mendekati bantet sedang diam-diam memperhatikan'nya mandi pagi. Jodha'pun tak mengetahui kalau para pelayan'nya sudah tak ada di ruangan mandi.

Jodha berkata : “Tolong ambilkan handuk'nya.”

Jalal berjalan mengambilkan pakaian ganti Jodha. Tapi bukan di berikan pada Jodha, ia malah membawa'nya kabur diam-diam. (Hihihihihihiii_ grin emotikon bang kumis mulai jahil menggemaskan dech kiss emotikon )

Jodha kembali berkata : “Mana handuk, untuk'ku?”

Jodha belum menyadari kalau ia hanya seorang diri di Hamam. Jodha tampak kesal karna pelayan tak mendengarkan'nya, ia kembali berkata dengan menekan'kan suara'nya : “Cepatlah, mana handuk untuk'ku?!”

Jodha berbalik dan eng ing eeeeeng...
Kagak ada seorang'pun disana. Para pelayan'nya entah menghilang kemana. Jodha terkejut, ia clingak-clinguk mencari pelayan'nya dan bertanya-tanya : “Hah??? Pergi kemana semua orang? Dan kenapa tak ada seorang'pun disini?”

Jodha berteriak memanggil pelayan'nya. Daaaaaaannnnn....... Bukan pelayan yang masuk, tapi suami'nya yang jahil masuk dengan membawa pakaian ganti Jodha.

Dengan suara sok imut bang kumis berkata : “Disiniiii”

Jodha menoleh, Jalal semakin berjalan mendekati Jodha dan berkata : “Malika-e-Hind ini pakaian ganti'mu.”

Melihat Jalal yang membawakan pakaian ganti'nya, Jodha terkejut, ia merasa malu. Jodha langsung bergeser ke tepi kolam dan menutup tubuh'nya dengan kedua tangan'nya, ia berkata : “Shahenshah, apa yang kau lakukan disini? Kau datang diam-diam ke hamam disaat aku sedang mandi.”

Jodha lalu meminta Jalal memberikan pakaian ganti'nya : “Sudahlah, cepet berikan padaku.”

Jalal mengejek menolak memberikan'nya, ia berkata : “Aku tak mau memberikan'nya pada'mu.”

Jodha malu-malu, ia menutup tubuh'nya dengan kedua tangan'nya dan berkata : “Shahenshah, tak baik bagi seorang suami datang diam-diam di saat istri'nya sedang mandi. Berikan pada'ku.”

Jalal kembali menjauhkan nampan yang berisi pakaian ganti Jodha dan berkata : “Kenapa? Bukan'kah kau akan melakukan puja kepada Dewa Kahna? Lalu kenapa kau tak cepat berdiri dan mengambil pakaian ganti'mu dari'ku?”

Jodha : “Kau tahu aku akan berdo'a pada Dewa, bukan?”

Jalal : “Ya aku tahu, kalau kau ingin segera berdo'a pada Dewa. Kau harus menuruti perintah'ku dulu. Atau kalau tidak, kau bisa terus saja berendam di air seperti itu.”

Jalal menyodorkan pakaian ganti pada Jodha, Jodha berjalan mendekati'nya dari dalam kolam dan berkata dengan tampang melas : “Baiklah, apa yang harus aku lakukan? Aku tak bisa menuruti'mu jika aku belum berganti pakaian. Tolong berikan itu pada'ku.”

Saat Jodha ingin mengambil pakaian ganti'nya, Jalal kembali menjauhkan'nya dan berkata : “Kau harus menuruti perintah'ku dulu, Ratu Jodha.”

Jodha kesal, ia membentak : “Jika kau tak memberikan pakaian itu bagaimana aku....”

Jalal 3M (Manyun-Manyun Manja) karna Jodha berkata dengan ketus pada'nya. Jodha kemudian kembali memelankan suara'nya dan berkata dengan tampang yang lebih memelas yang membuat'nya jadi makin menggemaskan : “Tolong berikan itu pada'ku, ya?”

Bang Kumis sudah kehabisan cara untuk membuat istri tercinta'nya keluar basah-basahan dari kolam pemandian. Akhir'nya bang kumis tersayang meletak'kan pakaian ganti Jodha di meja yang agak jauh dari kolam seraya berkata : “Baiklah kalau jawaban'mu seperti itu, kau bisa mengambil'nya sendiri disini.”

Jalal tersenyum nakal dan langsung keluar dari sana. Jodha clingukan memastikan apakah suami tercinta'nya yang mulai ga' ada kerja'an karna kerja'nya sekarang ngerjain ia sudah benar-benar pergi atau belum. Jodha langsung tersenyum dan tepok jidat. Hahahahahahaaa_ sabar ye mpok, maka'nya smalem pas abis perayaan jangan ngerja'in bang kumis dengan pura-pura ngantuk, ga' enak'kaaaaan kalau di jahilin bales tongue emotikon

Tak lama kemudian, terlihat Jodha muncul dengan sudah berpakaian lengkap, ia mengambil handuk dan mengeringkan rambut'nya. Bang kumis tersayang'pun muncul lagi di hamam dan langsung merangkul Jodha dari belakang seraya berkata : “Kau sudah selesai?”

Jodha kesal, ia langsung menghempaskan tangan Jalal yang nemplok di bahu'nya dan melemparkan handuk yang ia gunakan untuk mengeringkan rambut'nya ke tepi kolam. Jodha diam tak berbicara dan memasang tampang kesal + marah. *cerita'nye mpok Jodha ngambek pemirsah grin emotikon *

Dengan tampang oon menggemaskan bang kumis tersayang bertanya : “Kau marah pada'ku?”

Jodha melirik tajam ke arah bang kumis dengan tampang jutek. Bang Kumis jadi salting, ia bertanya : “Apa yang telah aku lakukan pada'mu?”

Jodha : “Sekarang kau pura-pura tak menyadari apa salah'mu.”

Jalal menjadi serba salah karna Jodha ngambek, ia berkata : “Oke baiklah, jika kau marah pada'ku. Tapi apa salah'ku?”

Jodha : “Kau membuatku kesal, dan aku akan....”

Belum lagi Jodha melanjutkan ucapan'nya, Bang Kumis tersayang langsung menutup mulut Jodha (tapi tangan bang kumis ga' nempel mulut'nye mpok Jodha pemirsah frown emotikon )

Bang kumis menuding Jodha dan berkata : “Jangan katakan jika kau tak ingin bicara pada'ku lagi. Kau boleh melakukan apapun pada'ku tapi jangan pernah kau berhenti bicara padaku. Karna, aku tak akan sanggup jika kau sampai mogok bicara pada'ku.”

Jodha yang tadi'nya 3M (Manyun-Manyun Manja) karna ngambek Jalal jahilin dia, akhir'nya tersenyum melihat ketakutan suami'nya. (Hahahahahahaaa_ bang kumis ini loh, buat gemes adjah...
Penguasa Hindustan, ga' takut apapun. Tapi bisa tunduk dan takluk di hadapan istri'nya tongue emotikon Takut banget sih bang kalau mpok Jodha mogok bicara??? Gabung di club SSTI adjah bang tongue emotikon )

Jodha berkata : “Kau takut sekali jika aku sampai berhenti bicara pada'mu, Shahenshah.”

Bang kumis tersenyum salting, ia jadi malu-malu meong. Jodha lanjut berkata dengan ikutan malu-malu meong : “Aku tak akan pernah bisa marah pada'mu... Karnaaa.....”

Jodha semakin malu-malu meong untuk melanjutkan ucapan'nya. Bang Kumis tersayang jadi penasaran dengan kelanjutan kata-kata Jodha, ia mengulang kata terakhir yang menggantung : “Karnaaa???”

Jodha semakin tersipu malu karna bang kumis tersayang tak lepas memandang'nya dengan tatapan penuh cinta.

Jodha berkata : “Karna.......”

Jodha menatap Jalal yang tak berkedip memandang'nya dan berkata : “Ai...Lobe Yu” (Aku cinta Kamu)

Jodha tersenyum tersipu malu dan langsung menjatuh'kan tubuh'nya di pelukan suami tercinta'nya. (Ahaaaaayyyy, manis banget kalian berdua ini kiss emotikon ) Jalal tersenyum sumringah dan langsung mendekap erat Jodha dalam pelukan'nya. Lagu "Inn Aan Khon Mein Tum" mengalun mengiringi keromantisan mereka berdua. Lumayan lama pemirsah pelukan'nya grin emotikon Setelah berpelukan, Jalal lalu menggandeng mesra tangan Jodha dan membawa'nya keluar dari Hamam.
http://m.facebook.com/wulan.merindu.91

*scene Hamam kali ini berhasil membuat'ku jadi gila beneran karna harus bolak-balik puter ulang video'nya dan mendengarkan dengan seksama dialog antara Jalal dan Jodha.
Written Update yang jadi acuan, ga' ada scene Hamam'nya frown emotikon
Jadi ini real hasil goyangan jari-jari lentik'ku yang ga' pegel mijitin BB tongue emotikon
Untung adjah ye ini kuping udah biasa dengerin bahasa hindi, jadi aku tetap bisa menangkap apa yang mereka bicarakan dan merangkum'nya menjadi sebuah dialog manis meski tanpa bantuan kamus atau apapun wink emotikon *

Terlihat Sangram Singh mendatangi kamar Lele alias Laboni. Sangram Singh memanggil-manggil nama Leela.

Sangram Singh masuk ke kamar Laboni dan clingukan mencari'nya seraya terus memanggil nama Leela : “Leela, Leela, Dimana kau? Leela...”

Laboni'pun muncul akhir'nya muncul di hadapan Sangram Singh. Sangram Singh menatap Lele tak berkedip seperti orang terhipnotis.

Laboni memilin rambut'nya layak'nya wanita penggoda dan berkata : “Aku bukan'lah Leela'mu. Tapi kau... Kau adalah budak'ku.”

Laboni terus menatap Sangram Singh yang tak berkedip menatap'nya. Laboni tertawa kecil dan lanjut berkata : “Kau adalah binatang peliharan'ku dan bukan seorang manusia lagi.”

Sangram Singh seketika langsung berlutut di hadapan Laboni, tatapan mata'nya tak lepas memandang si Lele. Sangram Singh benar-benar sudah berada di bawah pengaruh Laboni. Laboni membelai lembut kepala Sangram Singh yang berlutut di hadapan'nya dan berkata : “Kau adalah, binatang peliharaan'ku. Dan kau hanya boleh menuruti perintah'ku saja.”

Sangram Singh lalu bersikap seperti seekor anjing peliharan. Ia mengangkat kedua tangan'nya seperti anjing yang bermanja pada majikan'nya. Sangram Singh'pun mengeluarkan suara seperti suara anjing. Laboni tertawa kegirangan melihat Sangram Singh berada di bawah pengaruh sihir'nya.
http://m.facebook.com/akdhalover

Adegan berpindah...
Terlihat Pandit Balinat Ji, guru spiritual Jodha tengah meditasi di gubuk'nya. Ia mendengar suara burung kakak tua yang adalah milik Bengali Baba. Pandjit-Ji membuka mata'nya dan melihat burung kakak tua hijau bertengger di jendela. Pandjit-ji lalu memanggil seseorang dan meminta'nya untuk mengusir burung tersebut karna sudah mengganggu meditasi'nya.

Tiba-tiba seseorang yang selama ini kita kenal dengan nama Bengali Baba muncul bersama kakak tua yang bertengger di lengan'nya.

Bengali Baba berkata pada Kakak Tua'nya : “Apa yang kau lakukan, Jotak? Kita datang kesini, bukan untuk mengganggu. Kau pasti tak tahu, yang kau lakukan itu. Kau tak boleh mengganggu orang lain dengan kicauan'mu.”

Bengali Baba lalu menggoyangkan lengan'nya, dan sang parrot (kakak tua) terbang ke lantai.
Pandit-Ji bengong melihat kedatangan Bengali Baba bersama burung'nya.

Bengali Baba lalu masuk ke gubuk Pandit-Ji seraya berkata : “Maaf'kan aku Pandit Balinat Ji. Burung'ku pasti telah mengganggu meditasi'mu. Apa kau ingat siapa aku? Aku yakin kau tak ingat aku.”

Bengali Baba tersenyum lebar, Pandit-Ji berfikir sesaat dan kemudian berkata : “Jogi Abhay Naat, kau? Kemari Jogi kemari. Aku ucapkan selamat datang pada'mu.”

Bengali Baba yang ternyata bernama Jogi Abhay Naat tertawa dan langsung duduk di depan Pandit-Ji.

Pandit-Ji berkata : “Jogi aku tak tahu apa yang membawa'mu datang kemari.”

Jogi berkata : “Itu karna burung Kakak Tua'ku yang membawa'ku kemari.”

Pandit-Ji tak paham maksud'nya, Jogi kembali berkata : “Kau mungkin tak tahu, tapi Burung Kakak Tua ini dapat memberitahu masa depan pada'mu.”

Pandit Balinat Ji dan Jogi Abhay Naat'pun tertawa bersama. Pandit-Ji lalu berkata : “Kenapa kau tak pernah muncul, Jogi? Kau bersembunyi selama bertahun-tahun. Aku ingin kau segera menemui Shahenshah.”

Jogi tertawa mendengar ucapan Pandit-Ji. Jogi berkata : “Kau ingin aku bertemu dengan Shahenshah? ia nanti yang akan datang menemui'ku.”

Pandit-Ji tak mengerti maksud Jogi, ia bertanya : “Aku tak mengerti apa maksud'mu, Jogi. Kau harus bertemu dengan'nya, ia pasti akan senang bertemu dengan'mu.”

Jogi : “Apa kau masih belum mengerti maksud'ku Pandit-Ji?”

Pandit-Ji tersenyum. Jogi kemudian bertanya kepada burung'nya : “Kenapa, Jotak? Shahenshah akan bertemu dengan kita, bukan?”

Burung Kakak Tua'pun mengatakan sesuatu, Jogi tersenyum dan berkata kepada Pandit-Ji : “Lihat'lah, lihat ia memberikan jawaban'nya.”

Pandit-Ji tersenyum dan berkata : “Jogi Abhay Naat, aku tahu kau memiliki sesuatu yang dapat membuat orang datang menemui'mu. Aku hanya ingin kau tak hanya datang menemui'ku, tapi juga datang menemui Shahenshah. Kau selalu datang dan pergi sesuai keinginan hati'mu. Tapi ada 1 yang harus kau tahu, saat kau datang menemui Shahenshah, ia pasti akan senang pada'mu.”

Burung Kakak Tua kembali bersuara, Jogi berkata : “Jotak berkata, Shahenshah akan bertemu dengan'ku segera.”

Pandit-Ji bengong tak mengerti maksud Jogi yang sebenar'nya. Jogi mengulurkan tangan'nya, dan Burung Kakak Tua'nya langsung terbang dan kembali bertengger di lengan'nya. Jogi berdiri dan berjalan menuju pintu hendak pergi seraya berkata : “Dalam waktu dekat ini, ia pasti akan membutuhkan'ku. Dalam waktu dekat ini.”

Pandit-Ji bertanya : “Memang'nya apa yang telah kau lihat di masa depan? Bagaimana mungkin Shahenshah akan datang mencari'mu?”

Jogi berkata : “Shahenshah Jalal sedang berada dalam masalah besar saat ini. Dan aku telah mengetahui masalah terbesar'nya. Tapi seperti'nya aku memerlukan ilmu hitam untuk menangani'nya. Karna hanya ilmu hitam juga'lah yang bisa melawan sihir orang jahat ini. Ini hanya dapat ditangani dengan ilmu hitam, Pandit-Ji.”

Pandit-Ji terkejut mendengar penjelasan Jogi. Pandit-Ji berdiri dari duduk'nya dan berkata : “Jogi?”

Pandit-Ji berjalan menghampiri Jogi yang berdiri di depan pintu, Pandit-Ji tertawa dan berkata : “Ilmu hitam? tak Jogi, tidak. Shahenshah pasti bisa menghadapi siapa saja, karena Tuhan selalu bersama'nya.”

Jogi berkata : “Kau berfikir Shahenshah tak akan membutuh'kan bantuan'ku? Baiklah, kita lihat saja nanti, ia pasti akan datang mencari'ku ketika ia membutuhkan'ku.”

Jogi lalu beranjak pergi bersama Kakak Tua'nya : “Ayo, Jotak.”

Panjit-Ji masih terpaku di depan pintu, ia bertanya-tanya : “Apa yang ia maksud ini? Bagaimana bisa hal ini sampai terjadi?”

Terlihat selintas seorang laki-laki menutup patung Dewa Krishna menggunakan kain hitam dan mengatakan sesuatu yang entah apa aku ga' tau arti'nya. c0z Written Update buat mumed, banyak buanget adegan yang ga' di tulis frown emotikon
Memang sih, tiap aku buat Sinopsis itu baca Written Update'nya cuma sekali lewat adjah, hanya untuk cari tahu inti cerita'nya. Sisa'nya kenapa Sinopsis yang aku tulis bisa panjang dan dialog'nya lengkap, itu karna aku buat'nya luama, ga' 1-2 jam kelar. Bahkan nulis Sinopsis 1 episode itu bisa sampai 6jam lebih karna harus bolak-balik mendengarkan percakapan'nya sampe' kuping panas dan mata pedes frown emotikon
http://m.facebook.com/wulan.merindu.91

Adegan berpindah ke istana...
Terlihat Hamida, Salima, Ruqaiya dan ratu lain'nya sedang berkumpul di sebuah ruangan.

Salima bertanya : “Ammijan, apa kau tahu kenapa Shahenshah memanggil kita semua ke sini?”

Hamida : “Tidak Salima, tapi jika Jalal memanggil kita semua, itu pasti ada sesuatu yang penting.”

Tak lama kemudian Pengawal berseru : “Perhatian, Shahenshah Jalaluddin Muhammad Akbar telah tiba”

Jalal'pun berjalan memasuki ruangan bersama Jodha. Para Ratu berdiri dan memberi Salam hormat pada Jalal dan Jodha. Jalal tersenyum dan Jodha membalas memberi Salam : “Prenam”

Ratu Tercantik'nye Shahenshah penasaran, ia bertanya pada Ratu Tercinta'nya Shahenshah : “Ratu Jodha, Shahenshah sampai memanggil kita semua kesini, kenapa?”

Bang kumis cuma tersenyum sok imyut.

Jodha geleng-geleng dan berkata : “Aku juga tak tahu, Ratu Ruqaiya.”

Ruqaiya mengangguk, Jalal nyamber sambil senyum-senyum gaje', ia berkata : “Itu karna ada sesuatu yang Istimewa.”

Ruqaiya bertanya : “Apa itu, Shahenshah?”

Jalal : “Sudah lama sekali kita tak mengadakan Meena Bazar, itu sebab'nya aku ingin mengadakan Meena Bazar kembali.”

Semua Ratu bang kumis tersayang tampak tersenyum senang. Tiba-tiba Lele bin Laboni muncul tanpa di undang dan berkata : “Meena Bazar?”

Semua orang menatap ke arah Lele yang muka'nye menyebalkan tapi menunjukan senyum sok manis. Tampang Ratu Tercantik'nya Shahenshah seketika langsung berubah yang tadi senyum jadi manyun. Sementara Jodha tetap tersenyum dan menyapa : “Leela, kau?”

Lele tersenyum dan memberi Salam pada semua'nya. Jodha menjawab salam'nya dengan berkata : “Di berkatilah.”

Lele kemudian bertanya pada Jodha : “Jodha jhijisa, apa itu Meena Bazar?”

Jodha menjelaskan : “Ini adalah sebuah bazar. Semua istri harus membuat stand(kios). Dan stand(kios) yang menjual sesuatu yang paling menarik, dialah yang akan dipilih Shahensah sebagai pemenang'nya. Semua wanita di Istana, bisa ikut serta membuat stand(kios) disini.”

Ruqaiya menambahkan : “Tapi Bazar ini, hanya untuk Istri dan anak-anak Shahenshah, bukan untuk umum.”

Lele tersenyum antusias, ia berkata : “Wah, ini Bazar yang menarik.”

Jalal tersenyum dan berkata pada Lele : “Karna kau ada disini, kau juga bisa ikut berpasrtisipasi dalam bazar ini.”

Lele tersenyum senang, ia berkata : “Aku pasti akan ikut berpartisipasi”

Muka Ratu Tercantik'nye Shahenshah semakin jutek, ia lalu berkata : “Tapi ada 1 hal yang harus kau ketahui, Leela. Ratu Jodha'lah yang biasa'nya selalu menang dalam Bazar ini.”

Jodha tampak tersenyum tersipu malu karna ucapan Ruqaiya, semua menatap Jodha dengan senyuman di wajah'nya, terlebih bang kumis tersayang, aseeeekkk wink emotikon

Lele penasaran, ia bertanya : “Jhijisa, bagaimana bisa?”

Jodha : “Kenapa tidak?”

Lele : “Karna aku, tak akan membiarkan'mu menang lagi kali ini.”

Jodha tersenyum dan berkata : “Benarkah?”

Jodha tertawa.
Dalam hati'nya Lele berkata : “Kali ini, aku yang akan memenangkan'nya Jodha.” (Ngimpiiiiii tongue emotikon )

Laboni melirik tajam ke arah Jodha dan tersenyum licik buat gw gerget pengen colok mata'nya + remet bibir'nya upset emotikon
http://m.facebook.com/akdhalover

Di kamarnya, tampak si mungil nan centil menggemaskan Aram Bano sedang duduk manis di ranjang, di hadapan'nya terhampar banyak boneka. Aram berkata : “Aduh bagaimana ini? aku ingin ikut berpartisipasi dalam Meena Bazar kali ini. Aku ingin kau mempersiapkan semua'nya.” Pinta Aram kepada seorang pelayan yang berdiri di samping ranjang.

Aram kembali sibuk dengan boneka'nya. Jodha datang dan berkata : “Aram Bano, apa kau akan membawa boneka-boneka ini di acara Meena Bazar?”

Si centil nan mungil menggemaskan Aram Bano menjawab : “Benar sekali, Ammijan. Aku akan menjual boneka dalam bazar ini.”

Jodha tersenyum dan langsung duduk di ranjang di samping si centil nan mungil menggemaskan Aram Bano. Jodha berkata : “Benarkah? Kau akan menjual semua boneka-boneka'mu dalam bazar?”

Aram Bano berkata dengan gaya'nya yang menggemaskan : “Aku sudah mempersiapkan semua'nya dengan baik. Lihatlah nanti, pasti aku bisa mengalahkan'mu kali ini.”

Jodha menghela nafas, ia memegang kepala'nya dan berkata : “Oh Dewa, apa yang harus aku lakukan sekarang? Ini semua boneka-boneka yang cantik. Sedangkan aku belum menyiapkan apapun, bagaimana aku bisa menang? Aku pasti kalah dengan'mu.”

Jodha manyun. Melihat ibu'nya cemberut ia berkata : “Ammijan, kau jangan bersedih begitu. Karna aku akan bersama'mu.”

Aram lalu mencubit dagu ibu'nya dan lanjut berkata dengan senyuman di wajah'nya : “Kita akan bersama-sama memangkan bazar kali ini.”

Jodha tersenyum dan berkata : “hmmm, baiklah.”

Jodha mencubit lembut pipi Aram Bano dan berkata : “Jadi sekarang aku bisa bersantai dan tak perlu risau, karna aku bersama Aram Bano yang pasti akan menang dengan semua boneka-boneka cantik ini. Benarkan?”

Aram : “Aku pasti bisa mengerti dan memenangkan hati kedua orang tua'ku.”

Jodha lalu bertanya mengalihkan pembicaraan dari Meena Bazar : “oh iya, Aram Bano. Apakah Leela sudah mengembalikan mata boneka'mu yang terlepas? Mata boneka yang terlihat aneh dan menyeramkan, apa itu milik'mu? Dan apakah Leela sudah memberikan'nya pada'mu?”

Aram : “Apa yang kau katakan, Ammijan? Semua boneka'ku tak ada yang rusak. Semua ada mata'nya dan masih bagus semua.”

Jodha menjadi bingung, ia kembali bertanya untuk menyakinkan : “Benarkah? Coba kau ingat-ingat lagi apakah ada boneka'mu yang rusak dan tak ada mata'nya. Mungkin kau lupa.”

Aram geleng-geleng kepala, ia berkata : “Tidak, Ammijan. tak ada boneka'ku yang mata'nya terlepas. Boneka'ku masih bagus-bagus semua'nya.”

Jodha flashback sesaat, ia teringat saat ia menemukan keong-keong aneh berbentuk mata di kamar Jalal dan menunjukan'nya pada Moti. Dan tiba-tiba Laboni muncul dan berkata kalau itu milik Aram Bano, dan ia yang akan mengembalikan'nya pada Aram.

Jodha berfikir, ia menjadi bertanya-tanya sendiri. Dalam hati'nya ia berkata : “Kalau itu bukan milik boneka Aram, lalu kenapa bisa aku menemukan keong-keong aneh itu di kamar Shahenshah? Dan kenapa Leela mengambil keong-keong aneh itu?” Baca Selanjutnya Sinopsis Jodha Akbar Antv Episode 517


Tags: Jodha Akbar, Sinopsis

Terima Kasih sudah Membaca Sinopsis Jodha Akbar Antv Episode 516. Please share...!

Blog, Updated at: 12:50