Sinopsis Ashoka Antv Episode 17. Di hadapan semua orang achari Chanakya membeberkan yang sebenarnya, "kebenarannya adalah ketidakadilan itu terjadi pada Ashok. Ini bukan hukuman, tapi kekejaman..." Bindu melihat luka di punggung Ashok dengan hati perih. Charu terlihat putus asa. Chanakya masih terus bicara untuk Ashok. Sushim menunduk ketakutan. Ashok membalikkan badan. Bindusara dengan gusar menanyai Sushim, "mengapa kamu menyembunyikan semua ini dariku Sushim?" Sushim menjawab dengan gugup kalo Ashok menghina dirinya. Bindu berkata, "lalu kamu pukul ia hingga seperti ini? Mengapa kamu tak mengatakannya padaku?" Sushim hendak membela diri, tapi Bindu dengan suara tegas menyuruh Sushim meminta maaf pada Ashok. Semua orang terkejut. Ratu noor tersenyum mengejek. Sushim kaget, "a..apa?" Bindu kembali berkata, "minta maaf pada Ashok!" Charu dengan binggung menyela, "tak Samrat, apa yang kamu katakan?" Bindu menatap Charumitra dengan tajam, "ratu Charumitra, anakmu menyembunyikan kebenaran dariku dan ini seperti mencurangi aku. kalo achari chanakya tak memberitahuku tentang hal itu maka saya akan melakukan ketidakadilan. Sushim telah mempermalukan aku. Jika ia tak maaf pada Ashok. Maka saya yang akan meminta maaf padanya." Untuk yang terakhir kali, Bindu menyuruh Sushim meminta maaf pada Ashok. Sushim terlihat enggan dan hanyut dalam kemarahan. Tetapi rasa takut pada Bindu mengalahkan rasa takutnya. Sushim menatap Charu meminta dukungan. Charu mengangguk dengan sedih. Ratu Noor meyerigai senang. Ashok melirik Sushim yang berdiri disampingnya. Di saat bersamaan Sushim sedang menatapnya dengan marah. Lalu dengan sangat terpaksa, Sushim menyatukan tanganya di dada sambil berkata, "maafkan saya Ashok." Semua orang melihat dengan tatapan prihatin pada Sushim. Justin tersenyum melihat Noor menyerigai puas. Bindu memperingatkan Sushim kalo mulai sekarang ia tak ingin mendengar tentang kekejamannya lagi. Setelah itu ia menyuruh Sushim pergi dari hadapannya. Sebelum pergi, Sushim menyempatkan diri menatap Ashok dengan tatapan begis, lalu dengan geram meninggalkan ruang pengadilan. Ashok melirik Chanakya dan tersenyum. Chanakya mengangguk.
Di kandang kuda, anak-anak mengelu-elukan Ashok, "hidup samrat vanraj!" sambil membopong tubuh Ashok. Ashok tersenyum dan turun dari bopongan teman-temannya. Bal Ghovin berkata, "kau rela di persalahkan demi menyelamatkan kami semua. kamu pria sejati, Ashok." Anak-anak yang lain juga ikut memuji Ashok dan mengucapkan terima kasih. Mereka yakin mulai sekarang Sushim tak akan menyiksa mereka lagi. Ashok tersenyum. Mereka semua juga tertawa sambil mengelu-elukan Ashok lagi. Tiba-tiba muncul beberapa orang prajurit menemui Ashok, memberitahu kalo Bindusara memanggilnya. Ashok terlihat bingung, anak-anak menjadi cemas.
Ashok menemui Bindu di ruang tahta. Mereka hanya berdua. Bindu berkata, "kau bisa mengeluh tentang Sushim padaku, tetapi tak kamu lakukan. Kenapa?" Dengan kalem Ashok menyahut, "bagaimana mungkin saya mengeluh tentang seorang anak pada ayahnya, samrat?" Bindu mengatakan kalo dirinya adalah raja dulu, baru ayah, "mengapa kamu tak mengatakan apa-apa di pengadilan?" Ashok menjawab, "anda selalu baik padaku. Ketika saya melihat kepercayaan dimata anda untuk Sushim, saya tak mau merusak kepercayaan anda dengan mengatakan yang sebenarnya." Bindu ingin minta maaf pada Ashok karena apa yang telah di lakukan Sushim. Ashok melarangnya, "tidak, Samrat, tak baik bagi seorang samrat meminta maaf dari seorang pelayan." kata Ashok dengan nada memohon. Samrat tersenyum, "bukan pada pelayan,...ini adalah permintaan maaf dari seorang samrat pada samrat lainnya." Ashok tersenyum, "kita sama-sama samrat. Sehingga kita adalah teman. Sesama teman tak perlu ada maaf." Bindu bertanya, "jadi.. maukah kamu menjadi temanku?" Bindu mengulurkan tanganya. Ashok tertawa, "aku akan melakukannya dan tak akan mengecewakan anda." Ashok menyambut tangan samrat, keduanya saling berjabatan tangan dan tertawa bahagia. Chanakya menyaksikan semua itu sambil tersenyum haru.
Di daerah kekuasaan Nikator, seorang utusan dari Magadha datang, dengan tatapan waspada ia menunjukan logo singa pada seorang petugas. Petugas itu menatap kiri kanan dengan waspada juga, setelah itu ia mengajak si utusan pergi bersamanya menemui Nikator. Pada Nikator utusan itu mengatakan kalo dirinya membawa pesan dari ratu Helena.
Charu sedang meliliti sebuah boneka dengan benang ketika Sushim datang menemuinya. Charu mengingatkan Sushim agar menyelamatkan masa depannya, "sudah kubilang kalo ayahmu tak pernah mencintaiku, tak pernah memfavoritkan aku. Hari ini, telah terukti kalo keadilan lebih penting baginya daripada anaknya sendiri. kalo kamu tak bisa menjadi samrat, maka kamu harus merebutnya. kamu harus menjadi seseorang yang layak menjadi samrat. Mengenai Ashok, saya akan melemparnya keluar sebentar lagi." Sushim tersenyum senang dan memeluk Charumitra yang balas memeluknya sambil meremas boneka kecil di tanganya dengan tatapan kejam.
Dharma menemui Bindusara untuk meminta maaf karena telah bicara dengan nada tinggi padanya. Bindu menyahut, "tidak. Karena dirimu saya bisa melakukan keadilan. saya yang marah padamu, karena itu saya yang minta maaf padamu." Dharma berkata kalo tak baik bagi seorang samrat meminta maaf pada pelayan. Bindu tersenyum, "ashok mengatakan hal yang sama." Dharma terkejut, "anda juga meminta maaf padanya?" Bindu menjawab, "ya. saya telah melihat banyak bakat Ashok beberapa hari ini. ia gemilang. saya ingin ia belajar banyak hal. saya akan mendaftarkannya di sekolah kerajaan." Mendengar rencana Bindusara, dharma terlihat cemas, karena itu artinya akan ada banyak masalah untuk Ashok.
Utusan yang menyampaikan pesan pada Nikator telah kembali, ia mengembalikan kuda ke kandang. Pelayan yang memata-matainya menjadi heran, karena utusan itu pergi keluar dengan kuda berwarna putih, tapi kembali dengan kuda berwarna hitam. Pelayan melaporkan penemuannya itu pada Chanakya. Di depan radhagupta dan Nirjara Chanakya mengungkapkan kerisauannya, "Ratu Helena mengirim surat pada Nikator, itu artinya ia sedang merencanakan sesuatu." Radhagupta mengangguk setuju. Pada Nirjara Chanakya memberi perintah agar ia selalu mengawasi Ashok, "jangan sampai ia terlibat masalah."
Utusan menemui Helena dan menyerahkan surat balasan dari Nikator. Helena membaca surat itu dan tersenyum gembira. Helena tahu kalo Chanakya memata-matai nya karena itu ia menggunakan sandi saat menyampaikan pesannya. Helena memberitahu Justin kalo Nikator ingin menemui mereka.
Dharma memberitahu Chanakya kalo Bindusara akan mengirim Ashok ke sekolah kerajaan. Chanakya setuju dengan keputusan Bindu, "ini keputusan yang hebat. Ashok akan belajar banyak hal di sana." Dharma berkata kalo dirinya sangat senang Ashok pergi ke sekolah, "tapi disana ia akan belajar olah keprajuritan. Saya ingin Ashok bekerja untuk perdamaian, bukan kekerasan." Chanakya bertanya, "apa yang anda maksud dengan perdamaian? orang-orang berencana untuk menentang dirinya dan ia diam saja? Apakah menurut anda, Ashok harus diam saja melihat segala ketidakadilan ini? Di sekolah nanti, ia akan belajar bagaimana menghentikan ketidakadilan. Ini hak Ashok. Biarkan ia pergi kesana."
Keesokan harinya, Bindu memberitahu perdana menteri kalo dirinya telah mengambil keputusan untuk mendaftarkan Ashok di sekolah kerajaan, "Magadha akan mendapatkan seorang prajurit hebat." Perdana menteri terlihat keberatan, "kita bahkan tak tahu keluarga Ashok, latar belakangnya, kastanya. Lalu bagaimana kita bisa mendaftarkan ia ke sekolah kerajaan?" Chanakya menyela, "bagaimana latar belakang keluarga bisa di kaitkan dengan masalah pendidikan? Setiap anak punya hak untuk belajar dan ini tak ada hubungannya dengan asuhan." Bindu setuju dengan Chanakya, "anda benar, achari. Saya memberi anda tanggungjawab untuk mengirim Ashok kesana. Anda akan mengurus segala sesuatunya." Chanakya mengangguk dan berkata kalo dirinya suah menyiapkan segalanya untuk Ashok.
Helena lewat di depan Aula kerajaan, ia melihat Bindu, Chanakya dan perdana menteri yang sedang diskusi, ia menghampiri mereka. Bindu tersenyum menyambut Helena. PM memberi hormat hingga membungkuk. Hanya Chanakya yang terlihat sedikit tegang. Helena menyapa dan bertanya apa yang mereka diskusikan. Bindu dengan gembira memberitahu Helena kalo dirinya akan mengirim Ashok pergi kesekolah kerajaan. Helena dengan heran berkata, "tapi Ashok kerja di kandang kuda." Semua tertegun mendengar kata-kata Helena, begitu juga Chanakya. Tiba-tiba sebuah ide cemerlang terlintas di benak chanakya. ia memuji Helena di depan Bindu karena telah memberinya ide, "Maharaj, kenapa tak memberi Ashok nama baru? Semua orang memangil ia penjaga kuda. Di sekolah anak-anak akan mengejeknya kemudian Ashok akan merasa sedih karena ia tak berasal dari keluarga kerajaan. Mengapa tak membuat Ashok terlihat seperti anak-anak keluarga kerajaan? Memberinya pakaian kerajaan dan menyuruhnya tinggal di istana?" PM dan Helena tertegun mendengar ide Chanakya. Bindu terlihat berpikir sebentar lalu menganguk-angguk sambil tertawa gembira, "ide ini sangat bagus, achari." Chanakya turut tersenyum. Lalu ia menoleh kearah Helena yang terlihat kesal. Dalam hati Helena berkata, "..segera ia akan membuat Ashok duduk disinggasana, tapi saya tak akan membiarkan hal itu terjadi."
Trio maut sedang berkonspirasi, Guru, Justin dan Helena. Mereka sedang berencana akan keluar dari istana untuk menemui Nikator. Detail rencanapun di buat. Dengan mengenakan jubah agar tak ada yang mengenali, Helena dan Justin keluar dari istana melalui pintu rahasia yang ada di kamar Helena. Di luar pintu rahasia itu, Guru sudah menunggu. Bertiga mereka berjalan menyusuri lorong menuju istana Nikator. Nikator menyambut Helena dan Justin dengan senang hati. ia berkata, "Helena, kalo kamu meragukan achari Chanakya dan Ashok, maka itu akan menjadi masalah. Katakan, apa yang kamu inginkan." Helena mengatakan kalo dirinya ingin chanakya dan Ashok di singkirkan dari istana, "aku punya rencana yang akan membuat samrat bindusara percaya kalo Achari berencana menjadikan Ashok sebagai Samrat berikutnya. Dengan begitu, samrat bindusara akan menganggap mereka sebagai penipu dan akan memberi mereka hukuman mati." Justin berkata kalo Chanakya sangat cerdik, "dia tak akan membiarkan kita sukses." Nikator tersenyum tipis, "kalian tak akan memainkan game ini sendirian. saya memiliki seseorang yang akan melakukan tugas ini. ia adalah seseorang yang sangat membenci Achari Chanakya. Chanakya telah menipu dan mengalahkannya, kini ia akan punya kesempatan untuk balas dendam. Itu dia..!" Nikator menunjuk ke arah gerbang, di mana seorang pria dengan langkah panjang-panjang berjalan kearah mereka. Helena dan Justin serta Guru dengan penasaran menoleh kearah pria itu. Saat pria itu tiba di depan Nikator, ia memberi salam... Nikator memperkenalkan ia pada Helena dan Justin, "dia..Bhutprov Mahamatre Rakhasa, ia mengenal Chanakya dengan sangat baik." Justin dengan heran bertanya, "Mahamatre? saya tak pernah mendengar namanya." Guru memberitahu Justin kalo semua itu karena politik Chanakya, "di masa Dinasti Chana Nand ia adalah perdana menteri. Tetapi ketika Dinasti Maurya muncul dengan Rajanya Chandragupta Maurya yang di bantu achari, Rakhasa hendak dijadikan perdana menteri. Tapi Chanakya mencuranginya dan hanya menjadikan ia penjabat pengadilan saja. Mahamatre merasa terhina dan meninggalkan Magadha. Lalu beliau membangun kekuatan dan kini siap untuk membalas dendam."
Rakhasa berkata kalo dirinya akan membuat Chanakya kalah, "pertama kita harus mengirim pasuka ke Patliputra." Justin berkata kalo keamanan Patliputra sangat ketat. Rakhasa mengatakan kalo Guru yang akan melakukan itu. Guru mengangguk dan membayangkan kalo dirinya akan memberikan stempel kerajan pada beberapa prajurit Nikator agar bisa masuk ke patliputra. Rakhasa berkata kalo prajurit-prajurit itu akan menaruh berbagai jenis herbal ke dalam danau yang di gunakan sebagai sumber air minum. Sehingga yang meminum airnya akan jatuh sakit, "mereka tak akan mati, tapi akan membuat kekacauan. Chanakya akan menyelidiki danau itu dan menemukan penyebabnya. ia akan mencari pelakunya. Lalu prajurit akan memberi informasi tentang surat yang mengatakan kalo orang Yunani berencana menyerang Magadha.." Nikator melanjutkan, "lalu achari Chanakya akan memberitahu Bindu. Bindu akan marah, dan perang internal akan berlangsung dalam kota. Chanakya akan menyarankan agar Bindu mengirim utusan ke Yunani. Dan saya akan berkata kalo saya tak punya rencana untuk menyerang Patliputra. saya datang hanya untuk menemui putriku saja. Lalu Helena akan membisiki Bindu bahwa Chanakya ingin agar ia bertengkar dengan keluarganya..." Helena menyahut, "aku yang akan melakukan itu. Karena Bindu sangat bodoh, ia menganggap saya sebagai Yasodha." Justin berkata kalo Bindusara sangat mempercayai Chanakya, "apa jadi dengan achari Chanakya?" Rakhasa berkata kalo mereka akan membuat Ashok memiliki herbal itu sehingga Bindu akan menganggap ia pengkhianat. Justin yang akan meletakkan herbal itu bersama barang-barang Ashok, lalu mengirim pembunuh untuk menyerang Bindusara. Bindu akan menangkap pembunuh itu dan si pembunuh akan mengatakan kalo Chanakya yang mengutusnya untuk membunuh Bindu sehingga Ashok bisa jadi samrat. Helena berkata kalo dirinya yang akan mengisi kepala Bindu agar melawan Chanakya. Rakhasa berkata kalo setelah itu Bindu akan mengirim orang untuk menyelidiki chanakya dan menemukan bukti yang menentang Chanakya. Mereka akan meletakan surat palsu di kamar Chanakya yang menyatakan kalo Chanakya bersekongkol dengan orang kalinga untuk menjadikan Ashok sebagai samrat dan menggulingkan Bindusara. Justi menyerigai senang, "lalu Chanakya dan Ashok akan mendapat hukuman mati karena mencoba membunuh samrat Bindusara."
Semua mengangguk puas dengan rencana yang mereka buat. Rakhasa berpesan agar mereka semua mengikuti rencana kata per kata karena kesalahan sekecil apapun akan menghancurkan keseluruhan rencana. Sinopsis Ashoka episode 18
Di kandang kuda, anak-anak mengelu-elukan Ashok, "hidup samrat vanraj!" sambil membopong tubuh Ashok. Ashok tersenyum dan turun dari bopongan teman-temannya. Bal Ghovin berkata, "kau rela di persalahkan demi menyelamatkan kami semua. kamu pria sejati, Ashok." Anak-anak yang lain juga ikut memuji Ashok dan mengucapkan terima kasih. Mereka yakin mulai sekarang Sushim tak akan menyiksa mereka lagi. Ashok tersenyum. Mereka semua juga tertawa sambil mengelu-elukan Ashok lagi. Tiba-tiba muncul beberapa orang prajurit menemui Ashok, memberitahu kalo Bindusara memanggilnya. Ashok terlihat bingung, anak-anak menjadi cemas.
Ashok menemui Bindu di ruang tahta. Mereka hanya berdua. Bindu berkata, "kau bisa mengeluh tentang Sushim padaku, tetapi tak kamu lakukan. Kenapa?" Dengan kalem Ashok menyahut, "bagaimana mungkin saya mengeluh tentang seorang anak pada ayahnya, samrat?" Bindu mengatakan kalo dirinya adalah raja dulu, baru ayah, "mengapa kamu tak mengatakan apa-apa di pengadilan?" Ashok menjawab, "anda selalu baik padaku. Ketika saya melihat kepercayaan dimata anda untuk Sushim, saya tak mau merusak kepercayaan anda dengan mengatakan yang sebenarnya." Bindu ingin minta maaf pada Ashok karena apa yang telah di lakukan Sushim. Ashok melarangnya, "tidak, Samrat, tak baik bagi seorang samrat meminta maaf dari seorang pelayan." kata Ashok dengan nada memohon. Samrat tersenyum, "bukan pada pelayan,...ini adalah permintaan maaf dari seorang samrat pada samrat lainnya." Ashok tersenyum, "kita sama-sama samrat. Sehingga kita adalah teman. Sesama teman tak perlu ada maaf." Bindu bertanya, "jadi.. maukah kamu menjadi temanku?" Bindu mengulurkan tanganya. Ashok tertawa, "aku akan melakukannya dan tak akan mengecewakan anda." Ashok menyambut tangan samrat, keduanya saling berjabatan tangan dan tertawa bahagia. Chanakya menyaksikan semua itu sambil tersenyum haru.
Di daerah kekuasaan Nikator, seorang utusan dari Magadha datang, dengan tatapan waspada ia menunjukan logo singa pada seorang petugas. Petugas itu menatap kiri kanan dengan waspada juga, setelah itu ia mengajak si utusan pergi bersamanya menemui Nikator. Pada Nikator utusan itu mengatakan kalo dirinya membawa pesan dari ratu Helena.
Charu sedang meliliti sebuah boneka dengan benang ketika Sushim datang menemuinya. Charu mengingatkan Sushim agar menyelamatkan masa depannya, "sudah kubilang kalo ayahmu tak pernah mencintaiku, tak pernah memfavoritkan aku. Hari ini, telah terukti kalo keadilan lebih penting baginya daripada anaknya sendiri. kalo kamu tak bisa menjadi samrat, maka kamu harus merebutnya. kamu harus menjadi seseorang yang layak menjadi samrat. Mengenai Ashok, saya akan melemparnya keluar sebentar lagi." Sushim tersenyum senang dan memeluk Charumitra yang balas memeluknya sambil meremas boneka kecil di tanganya dengan tatapan kejam.
Dharma menemui Bindusara untuk meminta maaf karena telah bicara dengan nada tinggi padanya. Bindu menyahut, "tidak. Karena dirimu saya bisa melakukan keadilan. saya yang marah padamu, karena itu saya yang minta maaf padamu." Dharma berkata kalo tak baik bagi seorang samrat meminta maaf pada pelayan. Bindu tersenyum, "ashok mengatakan hal yang sama." Dharma terkejut, "anda juga meminta maaf padanya?" Bindu menjawab, "ya. saya telah melihat banyak bakat Ashok beberapa hari ini. ia gemilang. saya ingin ia belajar banyak hal. saya akan mendaftarkannya di sekolah kerajaan." Mendengar rencana Bindusara, dharma terlihat cemas, karena itu artinya akan ada banyak masalah untuk Ashok.
Utusan yang menyampaikan pesan pada Nikator telah kembali, ia mengembalikan kuda ke kandang. Pelayan yang memata-matainya menjadi heran, karena utusan itu pergi keluar dengan kuda berwarna putih, tapi kembali dengan kuda berwarna hitam. Pelayan melaporkan penemuannya itu pada Chanakya. Di depan radhagupta dan Nirjara Chanakya mengungkapkan kerisauannya, "Ratu Helena mengirim surat pada Nikator, itu artinya ia sedang merencanakan sesuatu." Radhagupta mengangguk setuju. Pada Nirjara Chanakya memberi perintah agar ia selalu mengawasi Ashok, "jangan sampai ia terlibat masalah."
Utusan menemui Helena dan menyerahkan surat balasan dari Nikator. Helena membaca surat itu dan tersenyum gembira. Helena tahu kalo Chanakya memata-matai nya karena itu ia menggunakan sandi saat menyampaikan pesannya. Helena memberitahu Justin kalo Nikator ingin menemui mereka.
Dharma memberitahu Chanakya kalo Bindusara akan mengirim Ashok ke sekolah kerajaan. Chanakya setuju dengan keputusan Bindu, "ini keputusan yang hebat. Ashok akan belajar banyak hal di sana." Dharma berkata kalo dirinya sangat senang Ashok pergi ke sekolah, "tapi disana ia akan belajar olah keprajuritan. Saya ingin Ashok bekerja untuk perdamaian, bukan kekerasan." Chanakya bertanya, "apa yang anda maksud dengan perdamaian? orang-orang berencana untuk menentang dirinya dan ia diam saja? Apakah menurut anda, Ashok harus diam saja melihat segala ketidakadilan ini? Di sekolah nanti, ia akan belajar bagaimana menghentikan ketidakadilan. Ini hak Ashok. Biarkan ia pergi kesana."
Keesokan harinya, Bindu memberitahu perdana menteri kalo dirinya telah mengambil keputusan untuk mendaftarkan Ashok di sekolah kerajaan, "Magadha akan mendapatkan seorang prajurit hebat." Perdana menteri terlihat keberatan, "kita bahkan tak tahu keluarga Ashok, latar belakangnya, kastanya. Lalu bagaimana kita bisa mendaftarkan ia ke sekolah kerajaan?" Chanakya menyela, "bagaimana latar belakang keluarga bisa di kaitkan dengan masalah pendidikan? Setiap anak punya hak untuk belajar dan ini tak ada hubungannya dengan asuhan." Bindu setuju dengan Chanakya, "anda benar, achari. Saya memberi anda tanggungjawab untuk mengirim Ashok kesana. Anda akan mengurus segala sesuatunya." Chanakya mengangguk dan berkata kalo dirinya suah menyiapkan segalanya untuk Ashok.
Helena lewat di depan Aula kerajaan, ia melihat Bindu, Chanakya dan perdana menteri yang sedang diskusi, ia menghampiri mereka. Bindu tersenyum menyambut Helena. PM memberi hormat hingga membungkuk. Hanya Chanakya yang terlihat sedikit tegang. Helena menyapa dan bertanya apa yang mereka diskusikan. Bindu dengan gembira memberitahu Helena kalo dirinya akan mengirim Ashok pergi kesekolah kerajaan. Helena dengan heran berkata, "tapi Ashok kerja di kandang kuda." Semua tertegun mendengar kata-kata Helena, begitu juga Chanakya. Tiba-tiba sebuah ide cemerlang terlintas di benak chanakya. ia memuji Helena di depan Bindu karena telah memberinya ide, "Maharaj, kenapa tak memberi Ashok nama baru? Semua orang memangil ia penjaga kuda. Di sekolah anak-anak akan mengejeknya kemudian Ashok akan merasa sedih karena ia tak berasal dari keluarga kerajaan. Mengapa tak membuat Ashok terlihat seperti anak-anak keluarga kerajaan? Memberinya pakaian kerajaan dan menyuruhnya tinggal di istana?" PM dan Helena tertegun mendengar ide Chanakya. Bindu terlihat berpikir sebentar lalu menganguk-angguk sambil tertawa gembira, "ide ini sangat bagus, achari." Chanakya turut tersenyum. Lalu ia menoleh kearah Helena yang terlihat kesal. Dalam hati Helena berkata, "..segera ia akan membuat Ashok duduk disinggasana, tapi saya tak akan membiarkan hal itu terjadi."
Trio maut sedang berkonspirasi, Guru, Justin dan Helena. Mereka sedang berencana akan keluar dari istana untuk menemui Nikator. Detail rencanapun di buat. Dengan mengenakan jubah agar tak ada yang mengenali, Helena dan Justin keluar dari istana melalui pintu rahasia yang ada di kamar Helena. Di luar pintu rahasia itu, Guru sudah menunggu. Bertiga mereka berjalan menyusuri lorong menuju istana Nikator. Nikator menyambut Helena dan Justin dengan senang hati. ia berkata, "Helena, kalo kamu meragukan achari Chanakya dan Ashok, maka itu akan menjadi masalah. Katakan, apa yang kamu inginkan." Helena mengatakan kalo dirinya ingin chanakya dan Ashok di singkirkan dari istana, "aku punya rencana yang akan membuat samrat bindusara percaya kalo Achari berencana menjadikan Ashok sebagai Samrat berikutnya. Dengan begitu, samrat bindusara akan menganggap mereka sebagai penipu dan akan memberi mereka hukuman mati." Justin berkata kalo Chanakya sangat cerdik, "dia tak akan membiarkan kita sukses." Nikator tersenyum tipis, "kalian tak akan memainkan game ini sendirian. saya memiliki seseorang yang akan melakukan tugas ini. ia adalah seseorang yang sangat membenci Achari Chanakya. Chanakya telah menipu dan mengalahkannya, kini ia akan punya kesempatan untuk balas dendam. Itu dia..!" Nikator menunjuk ke arah gerbang, di mana seorang pria dengan langkah panjang-panjang berjalan kearah mereka. Helena dan Justin serta Guru dengan penasaran menoleh kearah pria itu. Saat pria itu tiba di depan Nikator, ia memberi salam... Nikator memperkenalkan ia pada Helena dan Justin, "dia..Bhutprov Mahamatre Rakhasa, ia mengenal Chanakya dengan sangat baik." Justin dengan heran bertanya, "Mahamatre? saya tak pernah mendengar namanya." Guru memberitahu Justin kalo semua itu karena politik Chanakya, "di masa Dinasti Chana Nand ia adalah perdana menteri. Tetapi ketika Dinasti Maurya muncul dengan Rajanya Chandragupta Maurya yang di bantu achari, Rakhasa hendak dijadikan perdana menteri. Tapi Chanakya mencuranginya dan hanya menjadikan ia penjabat pengadilan saja. Mahamatre merasa terhina dan meninggalkan Magadha. Lalu beliau membangun kekuatan dan kini siap untuk membalas dendam."
Rakhasa berkata kalo dirinya akan membuat Chanakya kalah, "pertama kita harus mengirim pasuka ke Patliputra." Justin berkata kalo keamanan Patliputra sangat ketat. Rakhasa mengatakan kalo Guru yang akan melakukan itu. Guru mengangguk dan membayangkan kalo dirinya akan memberikan stempel kerajan pada beberapa prajurit Nikator agar bisa masuk ke patliputra. Rakhasa berkata kalo prajurit-prajurit itu akan menaruh berbagai jenis herbal ke dalam danau yang di gunakan sebagai sumber air minum. Sehingga yang meminum airnya akan jatuh sakit, "mereka tak akan mati, tapi akan membuat kekacauan. Chanakya akan menyelidiki danau itu dan menemukan penyebabnya. ia akan mencari pelakunya. Lalu prajurit akan memberi informasi tentang surat yang mengatakan kalo orang Yunani berencana menyerang Magadha.." Nikator melanjutkan, "lalu achari Chanakya akan memberitahu Bindu. Bindu akan marah, dan perang internal akan berlangsung dalam kota. Chanakya akan menyarankan agar Bindu mengirim utusan ke Yunani. Dan saya akan berkata kalo saya tak punya rencana untuk menyerang Patliputra. saya datang hanya untuk menemui putriku saja. Lalu Helena akan membisiki Bindu bahwa Chanakya ingin agar ia bertengkar dengan keluarganya..." Helena menyahut, "aku yang akan melakukan itu. Karena Bindu sangat bodoh, ia menganggap saya sebagai Yasodha." Justin berkata kalo Bindusara sangat mempercayai Chanakya, "apa jadi dengan achari Chanakya?" Rakhasa berkata kalo mereka akan membuat Ashok memiliki herbal itu sehingga Bindu akan menganggap ia pengkhianat. Justin yang akan meletakkan herbal itu bersama barang-barang Ashok, lalu mengirim pembunuh untuk menyerang Bindusara. Bindu akan menangkap pembunuh itu dan si pembunuh akan mengatakan kalo Chanakya yang mengutusnya untuk membunuh Bindu sehingga Ashok bisa jadi samrat. Helena berkata kalo dirinya yang akan mengisi kepala Bindu agar melawan Chanakya. Rakhasa berkata kalo setelah itu Bindu akan mengirim orang untuk menyelidiki chanakya dan menemukan bukti yang menentang Chanakya. Mereka akan meletakan surat palsu di kamar Chanakya yang menyatakan kalo Chanakya bersekongkol dengan orang kalinga untuk menjadikan Ashok sebagai samrat dan menggulingkan Bindusara. Justi menyerigai senang, "lalu Chanakya dan Ashok akan mendapat hukuman mati karena mencoba membunuh samrat Bindusara."
Semua mengangguk puas dengan rencana yang mereka buat. Rakhasa berpesan agar mereka semua mengikuti rencana kata per kata karena kesalahan sekecil apapun akan menghancurkan keseluruhan rencana. Sinopsis Ashoka episode 18