Sinopsis Jodha Akbar Antv Episode Kamis 7 Mei 2015

Posted by

Sinopsis Jodha Akbar Antv Episode Kamis 7 Mei 2015. Jodha Akbar Antv Episode 420. Siang itu akhirnya Salim keluar dari tendanya setelah 2 hari hanya mengurung diri. Salim menunggangi kuda'nya bergegas menemui Anarkali. Salim melintas di area taman, Salima, Jodha dan Zakira saat itu masih berada disana. Zakira melihat Salim dan langsung berujar : “Ratu Jodha, lihatah, Pangeran Salim keluar dari tendanya.”

Jodha dan Salima tersenyum sumringah melihat pangeran tampan nan songong ini sudah mau keluar. Terlebih Jodha, ia sangat-sangat bahagia.

Salima berkata : “Benar kan apa yang aku bilang, ia pasti akan keluar juga. Dan semuanya akan baik-baik saja seiring berjalan'nya waktu.”

Jodha sangat antusias, ia berkata : “Aku akan segera memberitahu Shahenshah.”

Adegan berpindah, di rumah Anarkali.  Sakina, sahabat Anarkali sejak kecil datang berkunjung ke rumah Anarkali. Mereka berbincang-bincang.
Sakina berkata : “Kau menolak lamaran dari seseorang? Sebenar'nya laki-laki seperti apa yang kau inginkan?”

Anarkali langsung teringat dengan Salim, tapi yang ia tau, Salim adalah Qutub. Anarkali berkata : “Laki laki yang menghargai cinta, yang rela berperang demi cinta, bahkan dia'pun rela mati demi cinta.”

Sakina : “Laki-laki seperti itu hanya ada didalam dongeng.”

Anarkali berseru : “Tidak! ia ada dalam kehidupan nyata.”

Sakina langsung paham akan arah tujuan bicara Anarkali, sakina berkata : “Jadi maksud'mu, laki-laki itu adalah Qutub?”

Zil Bahar mendengarkan semua perbincangan antara Anarkali dan Sakina.
Anarkali lanjut berkata : “Ya, ia orangnya. ia datang untuk menentang seluruh Keluarga Kerajaan Mughal demi cinta sahabatnya. Aku menginginkan laki-laki yang seperti itu.”

Zil Bahar datang menghampiri Anarkali dan Sakina, ia tersenyum seraya berkata : “Jadi kau ingin laki-laki yang seperti itu, Anarkali?”

Anarkali mengelak : “Bukan seperti itu, Ibu.”

Para pelayan membawakan makanan untuk Jalal, tapi Jalal menolak'nya, ia berkata dengan raut wajah murung dan sedih : “Aku tak ingin makan.”

Jodha datang dan langsung menghampiri Jalal seraya bertanya : “Lalu kapan kau mau makan, Shahenshah?”

Jalal : “Disaat anak'ku menahan lapar, bagaimana seorang ayah bisa makan?”

Jodha lalu duduk disebelah Jalal dan berkata : “Lalu kalau anak'nya sekarang sudah membaik, bagaimana? Salim sekarang sudah lebih baik. ia bahkan sudah keluar istana, jadi kau harus makan juga.”

Jalal langsung tersenyum senang mendengarnya, Jalal mengucap syukur : “Alhamdulilah, aku sudah katakan pada'mu bahwa ia pasti akan baik-baik saja.”

Jodha kembali murung, ia berkata dengan nada sedih : “Tapi ia masih berfikir bahwa kau'lah alasan dibalik semua ini.”

Jalal : “Aku akan menyelesaikan'nya. Akan tetapi, sampai kapan kau berhenti memikirkan dengan semua ini? Aku tahu, kau juga tak makan.”

Akhir'nya, adegan sweet'pun dimulai, Ammijan dan Abbujan saling menyuapi satu sama lain. Jalal menyuapi Jodha , Jodha'pun membalas menyuapi Jalal dengan penuh cinta.
Tak lama kemudian, Pelayan masuk menghadap Jalal dan memberitahukan bahwa para menteri'nya ada diluar ingin bertemu dengan'nya.

Jalal lalu menyuruh mereka semua masuk. Raja Maan Singh, Khane-e-Khana Rahim dan juga Haidar. Jodha langsung permisi untuk pergi dari sana.

Jalal bertanya pada mereka : “Apakah kalian sudah menemukan siapa yang membunuh Farhan?”

Man Singh berkata : “Kami menemukan bekas cakaran binatang buas di punggung'nya, Shahenshah.”

Rahim menyela : “Seperti'nya ia dibunuh oleh binatang buas.”

Sementara itu, Haidar yang sejak tadi hanya diam menyimak, teringat kembali bagaimana ia membunuh Farhan dengan senjata yang seperti sisir besi. (Kemarin senjata di skip ye sama ANTV, kagak di munculin, tau-tau Farhan tewas adjah di peluk Haidar.

Haidar menyela : “Mungkin juga seseorang telah membunuhnya. Aku curiga pada Raja Suku Tribal, ia mengatakan jika kau tak menikahi Bella, maka ia akan membunuh Farhan.”

Jalal : “Itu mungkin saja, tapi aku tak akan menghukumnya karna ia telah mendapat hukuman yang setimpal. Yaitu kehilangan putri'nya. Kita akan kembali ke Agra besok.”

Sementara itu, Salim sudah hampir sampai di rumah Anarkali. Dari kejauhan Salim melihat Anarkali sedang mengobrol dengan teman'nya. Salim terpesona akan kecantikan Batu Kali, dalam hati'nya ia berkata : “Hari ini aku akan mengatakan yang sebenarnya tentang perasaan yang ada di dalam hatiku ini untuk'mu.”
Salim hendak melangkah menuju rumah Anarkali, tapi tak lama kemudian, ibu'nya Anarkali keluar dari dalam rumah seraya berkata : “Nadira, ibu akan pergi keluar sebentar ya.”

Salim seketika terkejut mendengar nama Nadira yang di sebut oleh ibu'nya Anarkali. Ia lalu teringat bagaimana pertengkaran ia dengan Nadira ketika mereka masih sama-sama kecil. Salim juga teringat bagaimana dulu Nadira memberikan pernyataan tentang Salim yang tak sengaja memanah Qadir ketika kecil yang membuat Salim akhir'nya harus meninggalkan Istana dan bekerja dirumah salah seorang rakyat Jelata (nenek Fatimah).
*just my opinion : kalau di runut dari kejadian ketika kecil, sebenar'nya Salim kecanduan Opium dan akhir'nya berhasil di cuci otak'nya sama Ruqaiya itu juga karna ulah Nadira (Anarkali). Seandai'nya Nadira tak mengadukan Salim pada Jalal, dan seandai'nya Jalal tak menghukum Salim untuk tinggal di gubuk seorang rakyat jelata, mungkin Salim akan tetap menjadi anak yang manis. Karna kalau Salim berada di Istana, Ruqaiya tak akan bisa intens menemui Salim dan mencuci otak'nya. Salim juga akan tetap bersikap manis keada ayah ibu'nya. Bagaimana pendapat anda???*

Lanjut ke cerita sebenar'nya.
Salim benar-benar shock ketika mengetahu kenyata'an bahwa wanita yang di cintai'nya adalah wanita yang ketika kecil adalah musuh terbesar'nya dan penyebab penderita'an nya. Dalam hati'nya Salim berkata : “Dia adalah Nadira, gadis yang sama. Karna ia masa kecil'ku menjadi hancur berantakan. ia telah menyembunyikan jati diri'nya yang sebenarnya dari'ku. ia pengkhianat! sama saja seperti yang lain. Yaa Khudaa, berilah aku kekuatan untuk melupakan semua ini. Jangan biarkan aku melihat wajah'nya lagi.”

Salim mencengkram sebuah kayu yang berdiri tepat disebelah'nya, tak terasa tangan Salim berdarah dan dia'pun berlalu pergi meninggalkan tempat tersebut dan tak jadi menemui Batu Kali.

 Adegan berpindah lagi. Kompor mbleduk datang menemui Haidar di tenda'nya. Kali ini kompor mbleduk'nye bukan Ruqaiya ye, tapi Shahabuddin. Siapa dia? ia adalah dulu'nya pengikut setia Adham khan, dan dia'lah orang yang menanam kebencian di hati Haidar terhadap Jalal dan Haidar memanggil'nya dengan sebutan Paman.

Shahabbudin berkata : “Kau tahu, aku jadi sangat terkesan dengan pemikiran'mu. Aku tak menyangka kau bisa berfikir sejauh itu.”

Haidar berkata : “Aku mempunyai dendam yang membara dalam hati'ku. Hal itu yang telah membakar'ku setiap saat dan membuat'ku mempelajari sesuatu juga. Ini juga bisa terjadi pada'mu jika kau terbakar oleh api dan menjadi kuat karna'nya.”

Haidar berkata dengan penuh dendam sambil mengambil obor yang menyala di ruangan tersebut. Shahabbudin kembali berkata : “Dengan melihat'mu saat ini, aku jadi teringat oleh nenek'mu, Maham Anga. ia itu sangat pintar dan cerdik. Tapi kalau ayah'mu Adam Khan, ia itu dulu'nya sangat ambisius, tapi nenek'mu sangat cerdas. Jika ia masih hidup, ia pasti akan sangat bangga pada'mu. Aku terkejut ketika kau berhasil membuat Salim dan Jalal jadi menjauh satu sama lain. Kau telah membunuh Farhan dan mengkambing hitamkan Kepala Suku Tribal. Kau itu memiliki kecerdasan Maham Anga dan kekuatan Adam Khan. Dan aku yakin kau akan bertindak lebih jauh lagi setelah ini.”

Adegan berpindah ke Salim yang dalam perjalanan pulang dari tempat Anarkali. Ia teringat kembali dengan pertemuan pertama'nya dengan Anarkali.

Sementara itu di kamar Jalal.
Jodha berkata : “Seperti'nya Salim masih berfikir bahwa kau'lah yang membunuh Farhan, Shahenshah. Kau harus bisa menyakinkan'nya bahwa sebenar'nya kau menginginkan Bella menikah dengan Farhan.”

Jalal berkata : “Dia masih sedikit trauma.”

Jodha bergelayut manja di bahu Jalal seraya berkata : “Itu karna ia tak tahu yang sebenar'nya. Jika kita mengulur-ulur waktu lagi, maka anak kita akan semakin jauh dari kita. Aku yakin jika kau bicara dengan'nya, pasti ia akan mengerti. Aku tahu ia selalu kasar saat berbicara dengan'mu, tapi bagaimana'pun juga ia anak kita. Dan dengan melihat kondisinya, kau seharus'nya bisa memaafkan'nya”

Jalal kemudian bertanya : “Dimana ia sekarang?”

Jodha : “Aku ingin semua'nya jelas untuk menghilangkan rasa curiga'nya sebelum kita kembali ke Agra.”

Jalal : “Baiklah, aku akan melakukan hal itu.”

Salim sudah tiba, ia langsung memasuki tendanya dan marah-marah,

Salim teringat kembali saat Zil Bahar memanggil Anarkali dengan nama Nadira. Salim berteriak kesal : “Tidaaaaaaaaaaaaaaaakkkkkkk!!!!!!!”

Salim teringat juga ketika Anarkali menolong'nya saat ia sedang terluka.
Salim kemudian melihat perhiasan kepala yang berbentuk burung merak dikamarnya. Diitatapnya perhiasan itu dengan penuh rasa amarah. Salim lalu melemparkan perhiasan kepala itu seraya berteriak : “Pergi kau dari'ku!!!”

Tak lama kemudian Salim merasa pusing yang tak tertahankan, ia segera mencari opium'nya, tapi ternyata itu sudah kosong. Salim mencoba mencari opium yang lain disemua tempat di kamar'nya, tapi tak ditemukannya juga. Kamar'nya menjadi berantakan, semua barang-barang yang ada dikamar'nya dibongkar. Tapi tetap saja Salim tak menemukan opium'nya. Salim lalu teringat kalau ia menyimpan'nya dibawah lampu di meja kamar'nya, segera dibukanya lampu tersebut, dan akhir'nya Salim menemukan kotak opium'nya disana. Ketika Salim hendak menjilat opium tersebut, tiba-tiba Ruqaiya muncul seperti tuyul dan langsung merebut Opium itu dari Salim seraya membentak : “Apa yang kau lakukan, Salim? Kau mengkonsumsi opium?”

Salim memelas memohon pada Ruqaiya : “Tolong berikan itu padaku, Ibu”

Ruqaiya : “Apa yang terjadi pada'mu? Ini adalah kebiasaan buruk! Ternyata Resham telah membuat'mu kecanduan barang haram ini. Ibu berpikir kau sudah sembuh, tapi ternyata??? Ibu benar-benar terkejut. Kau ternyata masih kecanduan barang haram ini! Ibu tak akan membiarkan kau bermain-main dengan nyawa'mu sendiri. Ibu akan mengakhiri rasa kecanduan'mu. Kau harus hidup tanpa barang ini, Salim. Salim langsung berlutut di hadapan Ruqaiya dan memohon dengan sangat agar Ruqaiya mau memberi'nya sedikit opium itu, karna saat ini ia sudah benar-benar membutuhkan'nya.

 Salim berkata : “Aku benar-benar tak bisa hidup tanpa benda itu, Ibu.”

Salim terus mengiba dan memohon pada Ruqaiya agar memberi'nya Opium.

Ruqaiya berkata seraya menyodorkan kotak opium pada Salim : “Kau tak bisa hidup seperti ini terus, Salim. Jadi ini terakhir kali'nya Ibu memberikan'nya untuk'mu sedikit. Tapi lain kali ibu tak akan memberikan'nya pada'mu lagi.”

Salim seketika langsung mengkonsumsi Opium tersebut seperti orang kesetanan. Sementara itu Ruqaiya tersenyum sinis menatap Salim, seraya berkata dalam hati'nya : “Aku ingin kau menjadi pelayan'ku dan kau tak akan mengecewakan aku, Salim.”

Setelah Salim agak tenang, Ruqaiya mengajak'nya untuk duduk. Ruqaiya berkata : “Salim, dengarkan aku. Aku tahu saat ini hubungan'mu sedang renggang dengan ayah'mu. Tapi kenapa kau menghancurkan hidup'mu sendiri, nak? Ayahmu itu sangat mencintai'mu”

Salim berkata dengan penuh emosi : “Tidak, ia tak mencintai aku!!! Semua orang mengkhianati aku. Dan satu-satu'nya orang yang aku cintai juga memberikan luka yang dalamuntuk'ku. Jika Shahenshah memang menghargai cinta, ia tak akan membunuh seseorang yang sedang jatuh cinta. Dosa'nya sangat besar, tak ada seorang'pun yang bisa melawan'nya. Bahkan Mariam Uz-Zamani pun tak bisa mengutarakan pendapat'nya karna untuk melindungi posisi'nya sendiri agar tetap aman. Aku tahu mereka akan datang menemui'ku untuk menghibur'ku dengan mengatakan bahwa mereka itu selalu benar. Shahenshah bisa berbuat sesuka hatinya, bisa membunuh siapa saja, bisa menikahi wanita manapun, dan bisa melakukan apa saja.”

Dalam hati'nya Ruqaiya berkata : “Waaahhh, ternyata benih kebencian telah tertanam sekarang.”

Zil Bahar : “Ibu doakan agar kau mendapatkan seorang suami seperti yang kau inginkan.” Baca Selanjutnya Sinopsis Jodha Akbar Antv Episode 8 Mei 2015


Tags: Jodha Akbar, Sinopsis

Terima Kasih sudah Membaca Sinopsis Jodha Akbar Antv Episode Kamis 7 Mei 2015. Please share...!

Blog, Updated at: 01:53