Sinopsis Full Jodha Akbar Episode 498. Adegan masih melanjutkan situasi di hutan. Tampak Abu Fazl dan para pengawal kebingunan kemana gerangan perginya Jalal? Akan tetapi tak lama kemudian muncul lelaki berkuda dari dalam kegelapan. Para pengawal langsung curiga dan bersiaga. Ternyata orang itu adalah Shahenshah. Abu Fazl berteriak: “Ruko kō shahenshah hei! Tunggu orang itu adalah Shahenshah! Ruko jao! Stop! Syukurlah kau kembali Shahenshah. Aku kuatir terjadi sesuatu pada mu?” Jalal menjawab:”Mengapa Abu Fazl-saab? Apakah kau mengira aku diculik hantu? Aku bertemu seorang perempuan yang butuh bantuan itu saja. tak ada apa-apa di dalam hutan itu kecuali memang dipenuhi semak belukar. Itulah makanya orang takut masuk kesana.Ayo kita lanjutkan menuju Agra” Sementara itu Laboni memperhatikan mereka dari kejauhan. Ia tampaknya akan melakukan siasat lain. Laboni masuk kedalam air danau lalu ia muncul dengan wajah yang lebih bersih. Ia memandang kearah Jalal dan berkata: “Tum kī nehi dō lō jaldī jao. Aku tak akan melepaskan mu dengan mudah. Kau akan kembali lagi kepada ku, Jalaluddin Muhammad Akbar” Pada saat yang sama Jalal merasakan ada orang yang memanggil namanya. Ia kaget dan berhenti. Ia berkata kepada Abu Fazl bahwa ia merasa ada yang memanggil. Abu Fazl meminta agar Shahenshah tak menghiraukan dan melanjutkan perjalanan. Sementara itu di danau Laboni tersenyum . Di Agra terlihat Jodha berada di kamar Hamida yang terbaring lemah. Ia pun memandangnya sedih dan berdoa. Tak lama kemudian Salima datang. Ia berpapasan dengan Jodha yang akan keluar. Jodha menanyakan bagaimanakah gerangan keadaan kesehatan Amijan? Salima mengatakan bahwa kondisi Hamida semakin memburuk. Tiba-tiba seorang pelayan datang mengabari kepada Jodha bahwa Tandunya telah siap menanti. Salima bertanya Jodha hendak pergi jauh kemana? Jodha menjawab bahwa ia akan pergi ke Kuil untuk mendoakan kesembuhan Amijan. Salima berkata semoga saja doa Jodha manjur. Salima lalu berkata: “Ap jana cahie. Baiklah selamat jalan” Jodha baru berjalan menuju keluar ketika tiba-tiba Salima memangggilnya kembali. Jodha terheran ada apa gerangan? Salima ternyata mau mengucapkan selamat merayakan hari Navroz mereka berpelukan dan Jodha pun mengucapkan yang sama untuk Salima. Salima lanjut berkata bahwa ia mendoakan agar segalanya menjadi lebih baik. Jodha berkata: “Ais svāsthya hoga. Isa bat paramē visyva. Semua akan baik-baik saja. Aku percaya Tuhan akan mendengarkan” Sementara itu dalam hati Jodha pun berkata: “Aku akan memastikan hal itu Salima” Ia pun kemudian pergi.
ak lama kemudian Jodha terlihat dihalaman luar istana. Ia berjalan mengenakan pakaian wanita Mughal yang pernah dipakainya saat ia batal pindah agama. Ia berjalan penuh -ragu dan raut wajahnya pun tampak cemas. Suara narator berkata bahwa tanpa diketahui siapapun Jalal sebenarnya sedang dalam perjalan pulang ke Agra. Sedangkan Jodha telah memutuskan untuk pindah agama demi Amijan. Jodha akhirnya naik ke tandu. Air mata tampak menetes di wajahnya.
Kamera memperlihatkan Jodha tiba diluar Dargah (makam orang suci Kwaja). Ia memasang cadarnya dan turun dari tandunya. Dilatar belakang terdengar alunan musik Sufi. Jodha memasuki Dargah dan terlihat para Darwis sedang menarikan tarian Sufi Mevlevi. Jodha teringat kembali ketika dahulu ia datang kesana bersama Jalal menemaninya berdoa. Jodha pun berkata dalam hatinya: “Wahai Allah disini aku datang kehadapan mu. Bimbinglah daku dan sembuhkanlah Amijan” Kemudian Jodha meminta pelayannya memanggil salah seorang Ulama disana. Jodha memandang kearah para Darwis yang sedang menari dan ia teringat kembali saat Jalal pernah menarikan tarian yang sama. Ia berkata dalam hati: “Nehi Jodha. Tum hī dil bala nehi ho hai. tak Jodha hati mu tak memang tak dipaksakan. Aku melaksanakan ini demi Amijan, putra ku dan demi kerajaan ini. Aku wajib melakukan ini” Seorang Ulama datang menghampiri nya disana dan meminta Jodha untuk menunggu sebentar. Tampaknya Sang Ulama tak mengetahui bahwa ia berhadapan dengan Malika Hindustan. Ulama itu berkata bahwa perbuatan baik maka akan lebih bagus jika dimulai dengan awal yang baik. Jodha mengiyakan dan menurutinya
Sementara itu tanpa diketahui siapapun Jalal bersama Abu Fazl diperjalanan sedang berkuda dan sudah dekat dengan Dargah itu. Jalal mengambil kantong air nya hendak minum tetapi ternyata air sudah habis. Mereka memutuskan untuk mencari desa terdekat dan mengisi kantong airnya. Memang nasib sudah menentukan maka Jalal dan Jodha akan bertemu disana. Akan tetapi nasib kali ini membawa mereka bertemu dalam situasi yang tak baik. Jalal memasuki desa dimana Dargah itu berada dan Jodha sedang menanti di dalam. Jalal dan Abu Fazl masuk kedalam Dargah dan meminum air. Padahal Jodha berdiri tak jauh dari Jalal tetapi keduanya tak saling melihat. Jalal dan Abu Fazl berbincang tentang bahwa hari ini perayaan hari Navroz. Sebuah hari yang baik untuk mereka bisa pulang ke Agra.
Sang Ulama menghampiri Jodha dan berkata bahwa mereka sudah siap. Jodha pun mengikutinya. Dalam hati Jodha berkata ia meminta maaf kepada Shahenshah atas keputusannya ini. Sementara itu Jalal dan Abu Fazl berjalan keluar meninggalkan Dargah. Jodha bertemu lagi dengan Ulama yang sama dengan waktu ia menolak pindah agama. Sang Ulama bertanya lagi pertanyaan yang sama. Apakah Jodha datang kesana karena dipaksa seseorang? Jodha berkata tidak. Ia telah siap menerima Islam. Apakah Mariam Makani yang memaksa Jodha? Bukankah sebelumnya Jodha menolak? Jodha menjawab ini adalah keputusan yang diambilnya sendiri. Sang Ulama berkata lagi bahwa ia ingin agar Jodha menjamin bahwa tindakan ini benar adanya. Ia mengatakan bahwa Islam memiliki 5 pilar utama (Rukun Islam). Pertama adalah Kalma mengucapkan dua kalimat Syahadat, bahwa Tuhan adalah satu dan Muhammad adalah Nabi Nya yang terakhir. Kedua adalah Namaz/Shalat 5 waktu, ketiga adalah berpuasa, ke empat berzakat, dan kelima adalah pergi berhaji jika kau mampu. Sang Ulama meminta Jodha nanti mengulang kata-katanya dan menerima Islam.
Diluar Jalal dan rombongan tiba-tiba berhenti. Ternyata Kuda yang ditunggani Jalal tak mau berjalan. Beberapa kali Jalal memerintahkan tetapi kuda itu tetap tak mau menurut. Jalal berkata: “Are kya hoa? Chalo! Cahlo! Aduh ada apa gerangan? Ayo jalan! Ayo jalan!” tetapi kuda itu tak mau bergerak maju. Abu Fazl berkata mungkin kuda itu lelah berjalan jauh. Jalal menjawab: “Tidak bukan begitu. Abu Fazl saab mungkin memang hal ini lah yang diinginkan Allah. Kita harus kembali ke arah Dargah. Kita akan berdoa dahulu disana mengucapkan rasa syukur atas kemenangan kita” Abu Fazl amat setuju dengan keputusan Shahensha tersebut. Mereka turun dari kuda dan berjalan kaki.
Di dalam Dargah Jodha sedang dipandu Ulama Senior untuk memulai menerima Islam. Jodha mengucapkan: “Bismillah”. Jalal sedang dalam perjalanan menuju kembali ke Dargah. Jodha mengucap: “Hirrahman”. Kamera memperlihatkan Jalal masih berjalan bersama Abu Fazl. Jodha menyebut: “Nirrahim” Sementara Jalal telah masuk kedalam Dargah bersama Abu Fazl, ia hendak membersihkan diri dan mengambil wudhu. Jodha kemudian dipandu Sang Ulama untuk mengucapkan: “La ilaha ila allah” Lalu Jodha mengikuti sang Ulama meneruskan mengucap: “Muhammadur …” tetapi Jodha berhenti dan terdiam. Ia tak melanjutkan mengucap “Rasulullah” Sang Ulama mengulang kata “Muhammadur rasulullah” dan meminta Jodha mengulangnya. Jodha tetap terdiam. Kemudian kamera menampakan Jalal masuk ke ruangan disisi sebelah Jodha. Mereka hanya dipisahkan dengan Jali screen (sekat). Jalal pergi berdoa disana. Jodha tetap diam dan ragu. Sang Ulama berkata: “Malika Hindustan jika kau ingin menerima Islam maka kau harus mengucapkan kalimat tadi seluruhnya” Sang Ulama mengulang kembali tetapi Jodha tetap diam
Jalal di ruang sebelah selesai berdoa dan ia berbalik melihat dari balik sekat bahwa ada seorang perempuan sedang duduk disana. Ia tak bisa melihat wajahnya. Jalal bertanya ada apa disana? Seorang Ulama lain disana menjawab wanita itu sedang menerima Islam. Jalal bertanya apakah ia menerimanya dengan suka rela tanpa paksaan? Sang Ulama muda itu berkata tak seorangpun memaksanya. Tampaknya nasib memang ingin mempertemukan Jalal dan Jodha disana saat itu juga. Momen yang serba salah dan sama sekali tak disangka. Sementara si Ulama muda tadi tak mengenal siapa Jodha. Jalal berkata ia ingin datang memberi selamat kepada wanita itu. Jalal: “Aku akan memberi selamat kepadanya. Jika ia menerima Islam sepenuh hatinya maka aku pun akan meyakinkannya bahwa dirinya akan aman selama berada di Kerajaan Mughal ini”
Jodha sementara itu masih terdiam dan belum mampu melanjutkan lafal kalimat syahadat secara lengkap. Jalal pergi menghampiri dan masuk ke ruang sebelahnya. Jalal langsung mengucapkan dengan lantang: “Mubārak hō kā tum. Aku ucapkan selamat kepada mu” Ia memandang kearah wanita itu dan terkejut begitu memandang wajahnya. Sedangkan Jodha yang sedari tadi tertunduk diam pun terkejut mendengar suara suami nya itu. Baca Selanjutnya Cuplikan Sinopsis Jodha Akbar Antv 499
ak lama kemudian Jodha terlihat dihalaman luar istana. Ia berjalan mengenakan pakaian wanita Mughal yang pernah dipakainya saat ia batal pindah agama. Ia berjalan penuh -ragu dan raut wajahnya pun tampak cemas. Suara narator berkata bahwa tanpa diketahui siapapun Jalal sebenarnya sedang dalam perjalan pulang ke Agra. Sedangkan Jodha telah memutuskan untuk pindah agama demi Amijan. Jodha akhirnya naik ke tandu. Air mata tampak menetes di wajahnya.
Kamera memperlihatkan Jodha tiba diluar Dargah (makam orang suci Kwaja). Ia memasang cadarnya dan turun dari tandunya. Dilatar belakang terdengar alunan musik Sufi. Jodha memasuki Dargah dan terlihat para Darwis sedang menarikan tarian Sufi Mevlevi. Jodha teringat kembali ketika dahulu ia datang kesana bersama Jalal menemaninya berdoa. Jodha pun berkata dalam hatinya: “Wahai Allah disini aku datang kehadapan mu. Bimbinglah daku dan sembuhkanlah Amijan” Kemudian Jodha meminta pelayannya memanggil salah seorang Ulama disana. Jodha memandang kearah para Darwis yang sedang menari dan ia teringat kembali saat Jalal pernah menarikan tarian yang sama. Ia berkata dalam hati: “Nehi Jodha. Tum hī dil bala nehi ho hai. tak Jodha hati mu tak memang tak dipaksakan. Aku melaksanakan ini demi Amijan, putra ku dan demi kerajaan ini. Aku wajib melakukan ini” Seorang Ulama datang menghampiri nya disana dan meminta Jodha untuk menunggu sebentar. Tampaknya Sang Ulama tak mengetahui bahwa ia berhadapan dengan Malika Hindustan. Ulama itu berkata bahwa perbuatan baik maka akan lebih bagus jika dimulai dengan awal yang baik. Jodha mengiyakan dan menurutinya
Sementara itu tanpa diketahui siapapun Jalal bersama Abu Fazl diperjalanan sedang berkuda dan sudah dekat dengan Dargah itu. Jalal mengambil kantong air nya hendak minum tetapi ternyata air sudah habis. Mereka memutuskan untuk mencari desa terdekat dan mengisi kantong airnya. Memang nasib sudah menentukan maka Jalal dan Jodha akan bertemu disana. Akan tetapi nasib kali ini membawa mereka bertemu dalam situasi yang tak baik. Jalal memasuki desa dimana Dargah itu berada dan Jodha sedang menanti di dalam. Jalal dan Abu Fazl masuk kedalam Dargah dan meminum air. Padahal Jodha berdiri tak jauh dari Jalal tetapi keduanya tak saling melihat. Jalal dan Abu Fazl berbincang tentang bahwa hari ini perayaan hari Navroz. Sebuah hari yang baik untuk mereka bisa pulang ke Agra.
Sang Ulama menghampiri Jodha dan berkata bahwa mereka sudah siap. Jodha pun mengikutinya. Dalam hati Jodha berkata ia meminta maaf kepada Shahenshah atas keputusannya ini. Sementara itu Jalal dan Abu Fazl berjalan keluar meninggalkan Dargah. Jodha bertemu lagi dengan Ulama yang sama dengan waktu ia menolak pindah agama. Sang Ulama bertanya lagi pertanyaan yang sama. Apakah Jodha datang kesana karena dipaksa seseorang? Jodha berkata tidak. Ia telah siap menerima Islam. Apakah Mariam Makani yang memaksa Jodha? Bukankah sebelumnya Jodha menolak? Jodha menjawab ini adalah keputusan yang diambilnya sendiri. Sang Ulama berkata lagi bahwa ia ingin agar Jodha menjamin bahwa tindakan ini benar adanya. Ia mengatakan bahwa Islam memiliki 5 pilar utama (Rukun Islam). Pertama adalah Kalma mengucapkan dua kalimat Syahadat, bahwa Tuhan adalah satu dan Muhammad adalah Nabi Nya yang terakhir. Kedua adalah Namaz/Shalat 5 waktu, ketiga adalah berpuasa, ke empat berzakat, dan kelima adalah pergi berhaji jika kau mampu. Sang Ulama meminta Jodha nanti mengulang kata-katanya dan menerima Islam.
Diluar Jalal dan rombongan tiba-tiba berhenti. Ternyata Kuda yang ditunggani Jalal tak mau berjalan. Beberapa kali Jalal memerintahkan tetapi kuda itu tetap tak mau menurut. Jalal berkata: “Are kya hoa? Chalo! Cahlo! Aduh ada apa gerangan? Ayo jalan! Ayo jalan!” tetapi kuda itu tak mau bergerak maju. Abu Fazl berkata mungkin kuda itu lelah berjalan jauh. Jalal menjawab: “Tidak bukan begitu. Abu Fazl saab mungkin memang hal ini lah yang diinginkan Allah. Kita harus kembali ke arah Dargah. Kita akan berdoa dahulu disana mengucapkan rasa syukur atas kemenangan kita” Abu Fazl amat setuju dengan keputusan Shahensha tersebut. Mereka turun dari kuda dan berjalan kaki.
Di dalam Dargah Jodha sedang dipandu Ulama Senior untuk memulai menerima Islam. Jodha mengucapkan: “Bismillah”. Jalal sedang dalam perjalanan menuju kembali ke Dargah. Jodha mengucap: “Hirrahman”. Kamera memperlihatkan Jalal masih berjalan bersama Abu Fazl. Jodha menyebut: “Nirrahim” Sementara Jalal telah masuk kedalam Dargah bersama Abu Fazl, ia hendak membersihkan diri dan mengambil wudhu. Jodha kemudian dipandu Sang Ulama untuk mengucapkan: “La ilaha ila allah” Lalu Jodha mengikuti sang Ulama meneruskan mengucap: “Muhammadur …” tetapi Jodha berhenti dan terdiam. Ia tak melanjutkan mengucap “Rasulullah” Sang Ulama mengulang kata “Muhammadur rasulullah” dan meminta Jodha mengulangnya. Jodha tetap terdiam. Kemudian kamera menampakan Jalal masuk ke ruangan disisi sebelah Jodha. Mereka hanya dipisahkan dengan Jali screen (sekat). Jalal pergi berdoa disana. Jodha tetap diam dan ragu. Sang Ulama berkata: “Malika Hindustan jika kau ingin menerima Islam maka kau harus mengucapkan kalimat tadi seluruhnya” Sang Ulama mengulang kembali tetapi Jodha tetap diam
Jalal di ruang sebelah selesai berdoa dan ia berbalik melihat dari balik sekat bahwa ada seorang perempuan sedang duduk disana. Ia tak bisa melihat wajahnya. Jalal bertanya ada apa disana? Seorang Ulama lain disana menjawab wanita itu sedang menerima Islam. Jalal bertanya apakah ia menerimanya dengan suka rela tanpa paksaan? Sang Ulama muda itu berkata tak seorangpun memaksanya. Tampaknya nasib memang ingin mempertemukan Jalal dan Jodha disana saat itu juga. Momen yang serba salah dan sama sekali tak disangka. Sementara si Ulama muda tadi tak mengenal siapa Jodha. Jalal berkata ia ingin datang memberi selamat kepada wanita itu. Jalal: “Aku akan memberi selamat kepadanya. Jika ia menerima Islam sepenuh hatinya maka aku pun akan meyakinkannya bahwa dirinya akan aman selama berada di Kerajaan Mughal ini”
Jodha sementara itu masih terdiam dan belum mampu melanjutkan lafal kalimat syahadat secara lengkap. Jalal pergi menghampiri dan masuk ke ruang sebelahnya. Jalal langsung mengucapkan dengan lantang: “Mubārak hō kā tum. Aku ucapkan selamat kepada mu” Ia memandang kearah wanita itu dan terkejut begitu memandang wajahnya. Sedangkan Jodha yang sedari tadi tertunduk diam pun terkejut mendengar suara suami nya itu. Baca Selanjutnya Cuplikan Sinopsis Jodha Akbar Antv 499