Sinopsis Jodha Akbar Antv Episode 492. Adegan dimulai dengan menampilkan suasana malam hari di tenda pasukan Mughal. Daniyal, Murad, Salim, Rahim dan Qutub sedang duduk mengelilingi api unggun. Daniyal mengatakan bahwa perang ini akan segera berakhir. Salim memuji keberhasilan Murad dalam pengalaman perang pertamanya. Murad mengucapkan terimakasihnya atas pujian Salim. Tampaknya cara cerdik Jalal untuk menyatukan kembali kakak-beradik yang bertikai ini membuahkan hasil. Tidak lama kemudian seorang prajurit datang menghampiri. Ia melaporkan: “Adab Shah Shah. Adab Sheshade Saiba. Shah Badakhshan ternyata berada diantara salah satu tawanan perang kita. Ia akan kami bawa kehadapan Shahenshah. Semua yang hadir bersorak gembira. Murad dan Salim diangkat-angkat dan diusung oleh para prajuritnya sambil semua meneriakan kemenangan: “Fateh! Fateh! Fateh!”
Jalal sedang di dalam tendanya ketika Mann Singh melapor. Mann Singh: “Shahenshah aku melaporkan bahwa kemenangan ada di tangan kita. Shah (Raja) Badakhshan berhasil kita tangkap dipertempuran. Mann Singh pamit keluar menjemput tawanan. Tak lama kemudian ia kembali bersama prajurit membawa masuk Shah Badakhshan. Ia duduk bersimpuh dihadapan Jalal. Lalu Jalal meminta agar prajurit melepaskan rantai yang mengikat Shah Badakhshan. Dengan congkak Shah Badakhshan mencemooh Jalal: “Kya hoa? Jan fateh kar kabhi Ḍar gaya ap? Ada apa? Setelah menang kau masih takut pada ku?” Jalal tersenyum memandangnya. Sedangkan Murad dan Salim terlihat gemas menahan amarah. Jalal kemudian dengan tenang menjawab: “Agar khaupha hōtā. Ap ko mar ḍal ja raha hai. Yang aku kuatirkan adalah justru kau terburu kubunuh karena aku tak dapat menahan emosi” Ia mendekat dan menepuk bahu Shah Badakhshan, bagaikan memperlakukan seorang teman. Jalal: “Aku hanya menginginkan kau mendengarkan perkataan ku ini. Aku tak menginginkan wilayah mu. Aku hanya menginginkan kau memihak kami melawan Iran” Shah Badkhshan menjawab: “Lalu jika aku menolak?” Wajah Mann Singh dan Abu Fazl tampak amat geram. Sedangkan Jalal tersenyum dan berkata: “Semua orang tahu aku tidak suka kekerasan. Akan tetapi jika keinginan ku tak dituruti maka aku bisa berubah menjadi sangat bengis mengerikan” Jalal mencengkram bahu Shah Badakhshan sampai ia meringis kesakitan, lalu melepaskannya dan mengusap kepalanya dan berkata: “Semoga keputusan yang kau ambil nanti akan mempertimbangkan kesejahteraan negeri dan diri mu sendiri”
Sementara di Agra Jodha tampak gelisah. Malam ini ia seorang diri berdiri memandang timbangan besar di halaman istana. Tampaknya ia sedang memikirkan apa yang harus diperbuat besok terhadap Hamida? Tiba-tiba dari belakang datang Salima menepuk bahu Jodha: “Sedang apa kau disini Jodha?” Jodha curhat kepada Salima: “Aku pikir aku telah melakukan kesalahan besar dalam hal ini. Tak seharusnya aku menanyakan Amijan tentang hal itu. Amijan mengira aku sengaja mendesak agar dirinya dibawa ke sidang” Salima menjawab: “Aku memahami hal ini” Jodha berkata: “Sekarang bagaimana aku harus menyelesaikan masalah ini? Bagi ku masalah keluarga tak selayaknya dibawa ke sidang kerajaan. Rakyat akan mengetahui bahwa ada perselisihan diantar kami berdua” Salima berusaha menenangkan Jodha: “Semua ini bukanlah kau yang menginginkan. Biarkanlah masalah ini diketahui. Kau ini seorang Malika Hindustan. Kau wajib menjalankan tugas mu sebagai seorang Malika Hindustan” Jodha: “Akan tetapi apakah perlu membawanya sampai ke sidang?” Salima meyakinkan Jodha sekali lagi: “Ya tentu saja. Karena semua orang berhak tahu apa yang dilakukan Mariam Makani. Kenapa diam-diam dia berhubungan dengan Iran? Jodha kau ini Malika Hindustan. Kau memiliki hak dan tanggung jawab untuk mempertanyakannya” Jodha masih sedih dan ragu: “Tapi aku tak seharusnya?” Salima: “Jodha disaat itu lupakanlah bahwa ia adalah Amijan. Saat disidang nanti dia hanya manusia biasa yang harus diadili dan diperoleh kebenarannya. Akibatnya kau dan Amijan memang bisa semakin menjauh. Akan tetapi sebagai Malika Hindustan kau harus menegakkan keadilan. Itu adalah tanggung jawab mu jika Shahenshah tidak ada disini. Aku mendoakan agar kau seterus nya nanti dapat menegakkan keadilan. Aku akan selalu berada di sisi mu Jodha” Jodha terdiam berdiri dengan wajah cemas.
Sementara di kamarnya Ruqaiya sedang main catur sambil berbincang dengan Hoshiyar: “Kira-kira siapa ya yang akan menang di sidang Divan-i-Khas nanti? MUZ atau MM? Hoshiyar lugu keceplosan bicara: “Jodha Begum seorang yang amat pintar. Aku yakin dia akan mendapatkan cara terbaik menghadapi hal ini” Ruqaiya tumben tidak langsung menyentak Hoshiyar. Ruqaiya hanya melotot dan tampak kuatir. Sedangkan Hoshiyar menyadari dia salah bicara. Ia berkata dalam hati: “Lidah ku yang lancang ini bisa membuat diri ku terbunuh suatu saat nanti” Ruqaiya menyuruh Hoshiyar mengambilkannya kue-kue manis. Ruqaiya lalu menyuruh Hoshiyar ikut memakan kue itu: “Ap aise khao! Hume kaha khao! Kamu ayo makan kue ini! Aku bilang kau makan kue ini!” Hoshiyar ragu tetapi mengambil satu dan memakannya dengan ketakukan. Ia berkata: “Maafkan atas kelancangan perkataan ku tadi. Baiklah silahkan jika kau ingin menampar wajah ku” Ruqaiya menertawakannya: “Shabas Hoshiyar. Hebat Hoshiyar! Tahu kah kau? Inilah yang aku suka dari mu Hoshiyar. Kau selalu sudah siap menerima kemarahan ku jika kau lancang. Berdoalah agar apapun yang terjadi di Divan-i-Khas nanti tetap akan menguntungkan diri ku.
Sementara di kamarnya Ruqaiya sedang main catur sambil berbincang dengan Hoshiyar: “Kira-kira siapa ya yang akan menang di sidang Divan-i-Khas nanti? MUZ atau MM? Hoshiyar lugu keceplosan bicara: “Jodha Begum seorang yang amat pintar. Aku yakin dia akan mendapatkan cara terbaik menghadapi hal ini” Ruqaiya tumben tidak langsung menyentak Hoshiyar. Ruqaiya hanya melotot dan tampak kuatir. Sedangkan Hoshiyar menyadari dia salah bicara. Ia berkata dalam hati: “Lidah ku yang lancang ini bisa membuat diri ku terbunuh suatu saat nanti” Ruqaiya menyuruh Hoshiyar mengambilkannya kue-kue manis. Ruqaiya lalu menyuruh Hoshiyar ikut memakan kue itu: “Ap aise khao! Hume kaha khao! Kamu ayo makan kue ini! Aku bilang kau makan kue ini!” Hoshiyar ragu tetapi mengambil satu dan memakannya dengan ketakukan. Ia berkata: “Maafkan atas kelancangan perkataan ku tadi. Baiklah silahkan jika kau ingin menampar wajah ku” Ruqaiya menertawakannya: “Shabas Hoshiyar. Hebat Hoshiyar! Tahu kah kau? Inilah yang aku suka dari mu Hoshiyar. Kau selalu sudah siap menerima kemarahan ku jika kau lancang. Berdoalah agar apapun yang terjadi di Divan-i-Khas nanti tetap akan menguntungkan diri ku.
Jodha pun terlihat berjalan menuju Divan-i-Khas. Ia teringat saat ia berjanji kepada Shahenshah bahwa ia akan menjalankan tugas-tugas kenegaraan dan dipersidangan kerajaan. Sementara di Harem Ruqaiya bergossip dengan istri-istri lainnya. Salah seorangnya berkata bahwa MUZ telah salah langkah. Bahwa justru sekarang dia tak akan dapat berbaikan dengan MM lagi. Ruqaiya berkata bahwa dirinya yakin tak lama lagi Jodha akan terusir dari sini selamanya. Salima yang sedang berjalan diseberang mereka mendengar dan datang meghampiri. Salima mengatakan: “Justru kau salah Ruqaiya. Jodha tidak akan pergi kemana-mana. Jodha adalah cahaya yang menerangi istana ini. Ijazat tije Aku pamit” Salima pun pergi meninggal Ruqaiya yang bersungut-sungut karena sebal setengah mati.
Petugas mengumumkan kedatangan Malika Hindustan. Tampak Jodha memasuki Divan-i-Khas separuh wajahnya tertutup cadar tipis. Semua yang hadir memberi salam hormat kepadanya. Terlihat Raja Birbal, Todar Mal, Ruqaiya, Salima, Gulbadan dan Sheikh Mubarak hadir disidang. Kemudian ia membalas salam hormat kepada semua yang hadir disana. Sementara Ruqaiya memandang Jodha dengan sinis. Ia berkata pada dirinya sendiri: “Ap ki Malika Hindustan himper muskilata. Kau ini sang Malika Hindustan. Kau akan menanggung semua beban kesulitan ini jika kau membuat keputusan nanti” Petugas mengumumkan kehadiran Mariam Makani. MUZ dan semua yang hadir memberi salam hormat. Raja Birbal kemudian menyampaikan kepada Malika Hindustan bahwa Mariam Makani Hamida Begum ingin menyampaikan sesuatu dihadapan sidang ini. Jodha menjawab: “Baiklah aku persilahkan”
Hamida memberi salam kesemua orang, tetapi ia tak memandang MUZ sama sekali. Ia memulai dengan berkata bahwa: “ Tahta kerajaan ini didirikan oleh Raja Babur. Suami ku Humayun dahulu juga pernah menduduki di tahta ini. Anak ku Jalaluddin Muhammad Akbar sekarang duduk di tahta ini. Tahta Kerajaan ini adalah hal yang paling penting bagi ku. Aku akan menjawab pertanyaan Malika Hindustan. Semua orang kuatir saat Shahenshah menyatakan perang dengan Iran. Aku melakukan pertemuan dengan utusan Iran untuk menghentikan perang ini. Perang ini hanya akan membawa kehancuran dan merusak hubungan baik yang telah terjalin selama ini dengan Iran. Malika Hindustan seharusnya bisa saja menghentikan semua ini jika dia setuju pindah agama. Bagi Shahenshah Iran dipandang sebagai musuh akan tetapi bagi ku Iran adalah sahabat. Mereka telah membantu kita selama ini. Aku ingin menghentikan perang ini. Jika tindakan ku yang selalu mengutamakan kesejahteraan keluarga dan negeri adalah dosa maka hukumlah aku. Umumkan lah hukuman ku!!!” Sedari tadi Hamida berbicara dengan wajah bangga penuh emosi menyudutkan Jodha. Sedangkan raut wajah Jodha tampak tak percaya, bahwa kata-kata itu keluar dari mulut Hamida. Tetapi Jodha tetap menahan diri. Tiba-tiba Hamida terlihat kurang sehat dan nafasnya pun terengah. Hamida tetap bersikeras. Kamera bergerak mengelilingi MUZ dan MM memperlihatkan bahwa kepala MM mulai pusing. Jodha kaget dan memanggil nama Amijan. MM tetap meneruskan perkatannya: “Hentikan Malika Hindustan. Aku ini Mariam Makani. Aku melakukan semua ini demi bangsa ku. Tetapi apa yang kau lakukan? Kau tak memiliki hati nurani. Kau tak peduli pada pada prajurit yang beperang untuk mu. Kau bisa menghentikan semua ini tapi kau tidak melakukannya. Kau tak dapat memberi jawaban atas pertanyaan ku ini. Kau penyebab Salim menderita. Karena ulah mu bangsa kita akan menanggung derita. Ayo lah hukum aku!!!” Hamida terlalu emosional dan tiba tiba terjatuh tak sadarkan diri. Semua terkejut dan Ruqaiya berteriak memanggil Tabib.Baca Sekanjutnya Sinopsis Jodha Akbar Antv Episode 493
Sinopsis Jodha Akbar Antv Episode 492
Posted by Putri Viona
Tags:
Jodha Akbar,
Sinopsis
Terima Kasih sudah Membaca Sinopsis Jodha Akbar Antv Episode 492. Please share...!
Blog, Updated at: 17:32