Sinopsis Jodha Akbar Antv Episode 469. Fajar menyingsing di Agra. Salima terlihat sedang duduk di beranda istana ketika Haider datang menghampirinya. Haider berkata para prajurit kita terluka parah di medan perang begitu juga Salim. Dijawab oleh Salima bhw ia akan mengirim para pelayan2 perempuan untuk merawat mrk. Haider lanjut berkata bhw rasanya mustahil kita bisa menang dlm perang ini. .. Kekuatan pasukan Mirza Hakim terlalu besar dan jika ia menang maka ia akan segera menyerang istana Agra. Sedangkan Shahenshah tidak berada disini hanya ada Daniyal. Tak akan ada orang yang dapat melindungi kau. Salima membentak Haider: “Aku tak percaya apa yang keluar dr mulut mu Haider. Kau adalah putra Adam Khan yang gagah berani dan tak pernah kalah berperang? Diri ku adalah istri dari Jalaludin Muhammad Akbar. Salima lanjut berkata:”Salim, Jalal,Jodha, dan Ruqaiya sedang mengalami kesusahan dan mrk tetap menolong rakyat. Dan kau! Kau menghendaki aku pergi dr sini?” Haidar:” Maaf aku tak bermaksud begitu”. .. Salima berkata dirinya memiliki kewajiban terhadap rakyat. Haider di hrskan melaporkan perkembangan di kerajaan kpd Salima. Haidar merasa heran kenapa dirinya hrs melapor kpd Salima? Bukan kah dia cuma seorg perempuan saja?. .. Salima:”Jangan kau lupa Haider. Diri mu terlahir dari rahim seorg wanita. Para wanita termasuk MUZ, Mariam Makani, telah turut berperang untuk kerajaan ini”. Haidar meminta maaf dan pergi meninggalkan Salima. Anarkali datang menghampiri Salima. Salima berkata kpd nya bahwa Anarkali dan teman2 serta para pelayan wanita dibutuhkan untuk merawat para prajurit yang terluka di medan perang. Anarkali mengiyakan dan akan segera bersiap.
Sementara itu Jalal masih berjalan di hutan malam itu. Tiba2 ada seorg ibu yang berteriak2:” Bachav! Bachav!” (tolong tolong!) Ada seorg anak yang tercebur kedalam sumur yang dalam. Jalal segera menghampiri dan menawarkan pertolongan. Jalal turun dgn bantuan tali sementara anak lekaki itu panic minta tolong. Anak itu berhasil diselamatkan. Sang ibu amat berterimakasih kpd Jalal:” Musafir apne mere bache ko bachaya. Ab tere liye Khuda … (wahai pengelana kau telah menyelamatkan anak ku. Kau Tuhan penyelamat ku)”. .. Jalal berkata:”Hum … hum … Khuda nehi… (Aku …aku bukan Tuhan) Aku hanya manusia ciptaan Nya. Aku banyak berdosa kepada Nya” Jalal pun pergi sementara org banyak mengucapkan:” Musafir bohot bohot bahadur!” yang kira2 artinya ungkapan syukur atas kecekatan dan keberanian Jalal menolong anak itu. Jalal pun bergegas pergi melanjutkan perjalanannya. ..(rupanya ini ujian pertama dari REPENTANCE atau tahap mengkoreksi kesalahan danpenebusan dosa Jalal)
Adegan menampilkan Jodha dipembaringan sedang di kompres kepalanya oleh Hamida. Para tabib juga sedang membalur dan memijat kaki dan tangan Jodha dgn ramuan ayuverda. Nafas Jodha terlihat berat dan ia tampak gelisah dlm tidurnya. Rupanya ia sedang bermimpi melihat Jalal yang compang-camping berjalan tak tentu arah diantara mayat yang bergelempamgan di tanah. Lalu seorang pendeta melemparkan selimut kepadanya:”Ambil lah dan kenakan lah ini agar badan mu hangat” Dipembaringan tubuh Jodha terlihat gelisah.
Jalal terlihat masih berjalan di malam gelap ia sampai di sebuah kemah. Ada bbrp pendeta duduk mengelilingi api unggun. Mereka sdgn makan sambil istirahat. Jalal tertegun sejenak melihat mrk makan akan tetapi ia lalu melanjutkan berjalan. Salah seorgnya menegur Jalal: ”Ap kaham ja rahem heimusfair? Tum aram karle? (Hai musafit hendak kemana kau? Mari lah makan bersama kami dan istirahat sebentar). Jalal menjawab:”Aku sedang terburu2 mengejar waktu. Menyangkut hidup dan mati seseorang. Aku tak dpt tinggal diam disini. Pendeta itu mengerti:”Baiklah baiklah sebentar” dan sang Pendeta memberikannya makanan dan selimut. Ia berterima kasih dan Jalal pun langsung melanjutkan perjalannya.
Jalal sedang melanjutkan perjalanan nya ketika ia melihat seorg Ibu dan anaknya yang duduk ditepi sungai. Si anak berkata kpd Ibunya bhw dirinya lapar ingin makan. Sang Ibu hanya bisa menawarkan minum tetapi si anak bersikeras ia lapar. .. Pada awalnya Jalal berpikir ia tak punya waktu untuk membantu mereka krn ia terburu2. Akan tetapi ia teringat pesan Jodha agar Jalal memperbaiki kesalahan2nya. Jalal turun ke tepi sungai dan menawarkan makanannya kpod si Anak. Si Ibu amat berterimakasih krn mrk sdh tak makan selama 4 hari ini. .. Jalal pun kmd memberikan selimutnya untuk mereka berdua. Sang Ibu menangis terharu dan amat bersyukur atas bantuan Jalal dan mendoakan agar Jalal selalu diberikan kemudahan. Dan semua masalah apa pun dapat diselesaikan dengan baik. Jalal mengucapkan terimakasih dan melanjutkan perjalannya lagi. (dan adegan ini adalah ujian kedua REPENTANCE atau tahap mengkoreksikesalahan dan penebusan dosa Jalal)
Prajurit datang melapor. Diruang sidang istana ada Hamida, Todar Mal dan Abu Fazl. Prajurit itu tampak coreng moreng dan terluka. Ia melapor bahwa mereka kehilangan jejak Jalal ditengah badai yang mengamuk. Banyak dari mereka berjatuhan dan terpisah. Hamida berkata: ”Jalal seorang diri di gurun pasir sekarang ini. Ya Tuhan tolong lah lindungi anak ku. Todar Mal berusaha menenangkan Hamida dan berkata bhw Jalal seorang kesatria yang tangguh ia akan baik2 saja. Abu Fazl berkata ia akan mengirim pasukan untuk mencari Jalal.
Sementara itu Jalal terus berjalan menembus malam. Ia tampak jalan terhuyung2 dan terjatuh sambil menyebut:” Pani … pani..” Jalal kehausan. Jalal merangkak dan terguling kebawah lalu tergeletak. Tiba2 ada air mengucur dari atas dan Jalal pun meminumnya. Ternyata air itu mengucur dari bejana yang dibawa penampakan malaikat anak kecil. Spt biasanya malaikat itu tersenyum memandang Jalal. Setelah minum Jalal menengadah dan mengucap terimakasih. Jalal melihat bhw adalah sang Malaikat yang memberikannya air. .. Ia pun kaget: “Kau ternyata?" Malaikat itu menjawab:”Semua jawabannya ada pada mu Jalal. Jawabannya tak akan kau temukan di Mesjid atau di Mandir (tempat berdoa org Hindu) atau di Dargah (tempat makam org suci). .. Teruslah menolong orang2 yang butuh bantuan. Lakukan lah kebaikan dan biarkanlah Tuhan menolongmu. Saat ini adalah masa dimana kau hrs menjalani cobaan dan kau harus mampu melewatinya dengan baik. Jangan berhenti mengulurkan tangan mu bagi orang lain. Bantulah mereka maka niscaya Tuhan pasti akan membantu mu” Jalal lalu berkata:”Aku telah melakukan begitu banyak kesalahan. Berarti sekarang aku hrs memperbaiki semua kesalahan itu” Jalal pun mulai berdiri dan bergerak melanjutkan perjalannya. Ia menengok kebelakang dan penampakan Malaikat itu pun telah hilang.
Adegan pindah ketenda klinik medik di medan perang. Qutub membawa Salim kesana. Qutub berkata kpd Salim bhw dirinya terluka parah. Akan tetapi Salim bersikeras ia tak dpt meninggalkan prajuritnya di medan perang. Anarkali ada disana dan kaget mendengar nama Salim. Salim bertanya dari mana dtg nya para wanita ini? Qutub menjawab mrk diutus oleh Salima untuk merawat para prajurit yang terluka. Qutub memanggil salah seorg wanita yang ada disana untuk mengobati Salim dan Anarkali lah yang dtg menghampiri. KembangTanjoeng. (Hemm … lha iya lah siapa lagi hehehe). Qutub kaget melihatnya disana dan bilang ia hrs mencari Murad kmd ia meninggalkan mrk. Anarkali berdiri dibelakang Salim dan Salim melihatnya. Anarkali mulai merawat lukanya. Mereka diam tak berbicara. Salim mengucapkan terimakasih dan Anar menjawab ini adalah tugasnya lalu ia pergi. Catatan sy: Spt yang sdh sy pernah sebutkan sebelumnya di banyak sumber yang sy baca tokoh Anarkali diragukan kebenarannya oleh para ahli sejarah. Bahkan dianggap “urban legend” atau legenda. .. Bahkan di bahasan sejarah blog Mariam Uz Zamani disimpulkan bhw Salim justru amat mencintai istri pertama nya Mann Bai. Dan kematian Mann Bai bukanlah bunuh diri krn memendam sakit hati thdp perselingkuhan Salim dgn tokoh Anarkali. Akan tetapi krn pertengkaran yang tajam antara Salim dgn putra mrk yang bernama Kushrau. Hal ini mengakibatkan Mann Bai memendam kesedihan yang mendalam sehingga stress berat) ..
Jalal terlihat terus berjalan wajah dan badannya lusuh acak-acakan. Jalal tiba2 berhenti dan berkata pada dirinya sendiri bhw harus menghentikan penggusuran makam org suci itu. Sementara itu di tempat lain tampak Shah Mansur mulai memerintahkan prajuritnya untuk menggusur makam org suci itu. Para prajurit pun mulaibekerja menggali2. Jalal terus berlari dan tiba disana sebelum semua ituterlambat. Jalal berlari sambil berteriak dengan segenap tenaga: ”Hentikan! Hentikan semuanya! Aku tak akan membiarkan mu hidup jika kau bersikeras terus menggali” Shah Manshur kaget melihat Jalal yang compang-camping menghalangi dirinya:”Kau pikir kau ini siapa melarang ku? Lalu apa yang sanggup kau lakukan untuk mencegah ku? Anak mu kalah dlm pertempuran dgn Mirza Hakim dan aku! Sebentar lagi aku akan membunuh mu!” Jalal berkata: ”Akutak akan membiarkan mu!” Shah Manshur memerintahkan prajuritnya untuk menyerang Jalal. Maka Jalal sang kesatria pun bersiap bertarung melawan mereka.
Di istana Jodha terlihat kesulitan gelisah dan bernafas. Hamida, Ruks dan Tabib disamping Jodha yang terlihat bernafas berat tersengal2. Hamida dan Ruqaiya memohon agar Tabib berusaha semaksimal mungkin menyelamatkan Jodha. Ruqaiya tampak menangis dan berdoa kpd Tuhan untuk kelamatan Jodha. Hamida terlihat panik dan menangis tersedu2. Tabib dan Hamida memijat telapak tangan Jodha dengan ramuan ayuverda.
Kamera sillih berganti memperlihatkan keadaan Jodha & Jalal. Tampak Jalal berdoa dalam hati memohon bantuan Tuhan agar bisa mengalahkan mrk. Kamera kembali ke Jodha yang tampak kritis. Hamida, Tabib dan Ruqaiya kelihatan panic. Lalu adegan kembali ke Jalal yang bertarung melawan keroyokan Shah Mansur dan prajuritnya. Jalal mulai menang dan kemudian sekelompok lelaki datang membantu Jalal. Jalal bolak balik memandang kearah matahari. Ia pun merobohkan Shah Mansur ke tanah:”Aku tak akan menghabisi mu disini. Aku tak sudi merendahkan diri ku. Kau akan ku bawa ke Agra dan kau akan menghadapi hukuman mu disana. Jalal rupanya mencari2 Sang Malaikat yang selalu menampakan dirin kpd nya:”Hai lihat lah aku telah berhasil menyelamatkan makam ini”.
Adegan kembali keistana dimana semakin kritis dan tabib berusaha memberikan Jodha obat. Akantetapi kmd Jodha terlihat menghela nafas panjang seolah2 itu nafas terakhirnya. Tabib memeriksa nafas Jodha dan ia menggelangkan kepala menandakan Jodha sdhtak bernafas lagi. Tangan Jodha yang selama ini digenggam Hamida pun terlihat lunglai. Hamida shock dan menangisi Jodha. Semetara Ruqaiya yang sedari tadi berdiri disana tampak nya tak bisa menerima hal ini.
Ditempat lain Jalal terlihat memandang ke langit ia berkata:” Tuhan aku telah menjalankan tugas ku dan menyelamatkan makam ini. Aku mohon kau menyelamatkan Jodha”. .. Jalal pun bersimpuh dan menangis terseduh:”Aku merasakan sesuatu terjadi kpd isri tercinta ku Jodha. Tuhan aku mohon kan pertolongan mu ya Tuhan. Tuhan tolong selamatkan istri ku tercinta Jodha. Aku telah gagal menyelamatkan mu Jodha. Aku tak berhasil memperbaiki kesalahan2 ku”... Jalal terus bersimpuh memohon doa kpd Tuhan.
Soul Talk- arwah Jalal dimasa depan berkata:”Aku telah berjanji kpd mu Jodha. Aku akan selalu dibersama mu dalam hidup dan mati. Arwah Jodha dimasa depan menjawab:”Bertahun2 telah berlalu, begitu banyak pasangan kekasih yang muncul dalam berbagai masaakan tetapi tak satu pun yang memiliki apa yang seperi kita miliki berdua. Cinta mu tak pernah berubah. Bahkan kapan pun nama mu disebut orang maka nama ku pun akan mereka sebutkan bersama nama mu.
Adegan memperlihatkan Jalal sedang menangis dan seorang pendeta mendekatinya lalu berkata: ”Jangan kuatir Jalal. Jodha mu akan baik2 saja. Sang pendeta memberikan Jalal sebuah bungkusan daun. Torehkan ini di kening Jodha dan ia akan baik2 saja. Jalal mengucapan terimasih dan semoga Tuhan mengabulkan. Pendeta itu pun pergi.
cuplikan episode 470 Jalal telah kembali ke Istana dan Ia melihat semua prajurit tertunduk sedih. Ada apa gerangan kata Jalal. Sang Tabib memandang Jalal dan berkata:”Shahenshah … Jodha sudah tak ada lagi bersama kita” Jalal pun tercengang kehilangan kata2. Muncul penampakan Dewa yang masih kanak2 berdiri disamping arwah Jodha ia menarik tangan Jodha dan mengajaknya pergi. Baca Episode Selanjutnya : SINOPSIS JODHA AKBAR EPISODE 470
Adegan menampilkan Jodha dipembaringan sedang di kompres kepalanya oleh Hamida. Para tabib juga sedang membalur dan memijat kaki dan tangan Jodha dgn ramuan ayuverda. Nafas Jodha terlihat berat dan ia tampak gelisah dlm tidurnya. Rupanya ia sedang bermimpi melihat Jalal yang compang-camping berjalan tak tentu arah diantara mayat yang bergelempamgan di tanah. Lalu seorang pendeta melemparkan selimut kepadanya:”Ambil lah dan kenakan lah ini agar badan mu hangat” Dipembaringan tubuh Jodha terlihat gelisah.
Jalal terlihat masih berjalan di malam gelap ia sampai di sebuah kemah. Ada bbrp pendeta duduk mengelilingi api unggun. Mereka sdgn makan sambil istirahat. Jalal tertegun sejenak melihat mrk makan akan tetapi ia lalu melanjutkan berjalan. Salah seorgnya menegur Jalal: ”Ap kaham ja rahem heimusfair? Tum aram karle? (Hai musafit hendak kemana kau? Mari lah makan bersama kami dan istirahat sebentar). Jalal menjawab:”Aku sedang terburu2 mengejar waktu. Menyangkut hidup dan mati seseorang. Aku tak dpt tinggal diam disini. Pendeta itu mengerti:”Baiklah baiklah sebentar” dan sang Pendeta memberikannya makanan dan selimut. Ia berterima kasih dan Jalal pun langsung melanjutkan perjalannya.
Jalal sedang melanjutkan perjalanan nya ketika ia melihat seorg Ibu dan anaknya yang duduk ditepi sungai. Si anak berkata kpd Ibunya bhw dirinya lapar ingin makan. Sang Ibu hanya bisa menawarkan minum tetapi si anak bersikeras ia lapar. .. Pada awalnya Jalal berpikir ia tak punya waktu untuk membantu mereka krn ia terburu2. Akan tetapi ia teringat pesan Jodha agar Jalal memperbaiki kesalahan2nya. Jalal turun ke tepi sungai dan menawarkan makanannya kpod si Anak. Si Ibu amat berterimakasih krn mrk sdh tak makan selama 4 hari ini. .. Jalal pun kmd memberikan selimutnya untuk mereka berdua. Sang Ibu menangis terharu dan amat bersyukur atas bantuan Jalal dan mendoakan agar Jalal selalu diberikan kemudahan. Dan semua masalah apa pun dapat diselesaikan dengan baik. Jalal mengucapkan terimakasih dan melanjutkan perjalannya lagi. (dan adegan ini adalah ujian kedua REPENTANCE atau tahap mengkoreksikesalahan dan penebusan dosa Jalal)
Prajurit datang melapor. Diruang sidang istana ada Hamida, Todar Mal dan Abu Fazl. Prajurit itu tampak coreng moreng dan terluka. Ia melapor bahwa mereka kehilangan jejak Jalal ditengah badai yang mengamuk. Banyak dari mereka berjatuhan dan terpisah. Hamida berkata: ”Jalal seorang diri di gurun pasir sekarang ini. Ya Tuhan tolong lah lindungi anak ku. Todar Mal berusaha menenangkan Hamida dan berkata bhw Jalal seorang kesatria yang tangguh ia akan baik2 saja. Abu Fazl berkata ia akan mengirim pasukan untuk mencari Jalal.
Sementara itu Jalal terus berjalan menembus malam. Ia tampak jalan terhuyung2 dan terjatuh sambil menyebut:” Pani … pani..” Jalal kehausan. Jalal merangkak dan terguling kebawah lalu tergeletak. Tiba2 ada air mengucur dari atas dan Jalal pun meminumnya. Ternyata air itu mengucur dari bejana yang dibawa penampakan malaikat anak kecil. Spt biasanya malaikat itu tersenyum memandang Jalal. Setelah minum Jalal menengadah dan mengucap terimakasih. Jalal melihat bhw adalah sang Malaikat yang memberikannya air. .. Ia pun kaget: “Kau ternyata?" Malaikat itu menjawab:”Semua jawabannya ada pada mu Jalal. Jawabannya tak akan kau temukan di Mesjid atau di Mandir (tempat berdoa org Hindu) atau di Dargah (tempat makam org suci). .. Teruslah menolong orang2 yang butuh bantuan. Lakukan lah kebaikan dan biarkanlah Tuhan menolongmu. Saat ini adalah masa dimana kau hrs menjalani cobaan dan kau harus mampu melewatinya dengan baik. Jangan berhenti mengulurkan tangan mu bagi orang lain. Bantulah mereka maka niscaya Tuhan pasti akan membantu mu” Jalal lalu berkata:”Aku telah melakukan begitu banyak kesalahan. Berarti sekarang aku hrs memperbaiki semua kesalahan itu” Jalal pun mulai berdiri dan bergerak melanjutkan perjalannya. Ia menengok kebelakang dan penampakan Malaikat itu pun telah hilang.
Adegan pindah ketenda klinik medik di medan perang. Qutub membawa Salim kesana. Qutub berkata kpd Salim bhw dirinya terluka parah. Akan tetapi Salim bersikeras ia tak dpt meninggalkan prajuritnya di medan perang. Anarkali ada disana dan kaget mendengar nama Salim. Salim bertanya dari mana dtg nya para wanita ini? Qutub menjawab mrk diutus oleh Salima untuk merawat para prajurit yang terluka. Qutub memanggil salah seorg wanita yang ada disana untuk mengobati Salim dan Anarkali lah yang dtg menghampiri. KembangTanjoeng. (Hemm … lha iya lah siapa lagi hehehe). Qutub kaget melihatnya disana dan bilang ia hrs mencari Murad kmd ia meninggalkan mrk. Anarkali berdiri dibelakang Salim dan Salim melihatnya. Anarkali mulai merawat lukanya. Mereka diam tak berbicara. Salim mengucapkan terimakasih dan Anar menjawab ini adalah tugasnya lalu ia pergi. Catatan sy: Spt yang sdh sy pernah sebutkan sebelumnya di banyak sumber yang sy baca tokoh Anarkali diragukan kebenarannya oleh para ahli sejarah. Bahkan dianggap “urban legend” atau legenda. .. Bahkan di bahasan sejarah blog Mariam Uz Zamani disimpulkan bhw Salim justru amat mencintai istri pertama nya Mann Bai. Dan kematian Mann Bai bukanlah bunuh diri krn memendam sakit hati thdp perselingkuhan Salim dgn tokoh Anarkali. Akan tetapi krn pertengkaran yang tajam antara Salim dgn putra mrk yang bernama Kushrau. Hal ini mengakibatkan Mann Bai memendam kesedihan yang mendalam sehingga stress berat) ..
Jalal terlihat terus berjalan wajah dan badannya lusuh acak-acakan. Jalal tiba2 berhenti dan berkata pada dirinya sendiri bhw harus menghentikan penggusuran makam org suci itu. Sementara itu di tempat lain tampak Shah Mansur mulai memerintahkan prajuritnya untuk menggusur makam org suci itu. Para prajurit pun mulaibekerja menggali2. Jalal terus berlari dan tiba disana sebelum semua ituterlambat. Jalal berlari sambil berteriak dengan segenap tenaga: ”Hentikan! Hentikan semuanya! Aku tak akan membiarkan mu hidup jika kau bersikeras terus menggali” Shah Manshur kaget melihat Jalal yang compang-camping menghalangi dirinya:”Kau pikir kau ini siapa melarang ku? Lalu apa yang sanggup kau lakukan untuk mencegah ku? Anak mu kalah dlm pertempuran dgn Mirza Hakim dan aku! Sebentar lagi aku akan membunuh mu!” Jalal berkata: ”Akutak akan membiarkan mu!” Shah Manshur memerintahkan prajuritnya untuk menyerang Jalal. Maka Jalal sang kesatria pun bersiap bertarung melawan mereka.
Di istana Jodha terlihat kesulitan gelisah dan bernafas. Hamida, Ruks dan Tabib disamping Jodha yang terlihat bernafas berat tersengal2. Hamida dan Ruqaiya memohon agar Tabib berusaha semaksimal mungkin menyelamatkan Jodha. Ruqaiya tampak menangis dan berdoa kpd Tuhan untuk kelamatan Jodha. Hamida terlihat panik dan menangis tersedu2. Tabib dan Hamida memijat telapak tangan Jodha dengan ramuan ayuverda.
Kamera sillih berganti memperlihatkan keadaan Jodha & Jalal. Tampak Jalal berdoa dalam hati memohon bantuan Tuhan agar bisa mengalahkan mrk. Kamera kembali ke Jodha yang tampak kritis. Hamida, Tabib dan Ruqaiya kelihatan panic. Lalu adegan kembali ke Jalal yang bertarung melawan keroyokan Shah Mansur dan prajuritnya. Jalal mulai menang dan kemudian sekelompok lelaki datang membantu Jalal. Jalal bolak balik memandang kearah matahari. Ia pun merobohkan Shah Mansur ke tanah:”Aku tak akan menghabisi mu disini. Aku tak sudi merendahkan diri ku. Kau akan ku bawa ke Agra dan kau akan menghadapi hukuman mu disana. Jalal rupanya mencari2 Sang Malaikat yang selalu menampakan dirin kpd nya:”Hai lihat lah aku telah berhasil menyelamatkan makam ini”.
Adegan kembali keistana dimana semakin kritis dan tabib berusaha memberikan Jodha obat. Akantetapi kmd Jodha terlihat menghela nafas panjang seolah2 itu nafas terakhirnya. Tabib memeriksa nafas Jodha dan ia menggelangkan kepala menandakan Jodha sdhtak bernafas lagi. Tangan Jodha yang selama ini digenggam Hamida pun terlihat lunglai. Hamida shock dan menangisi Jodha. Semetara Ruqaiya yang sedari tadi berdiri disana tampak nya tak bisa menerima hal ini.
Ditempat lain Jalal terlihat memandang ke langit ia berkata:” Tuhan aku telah menjalankan tugas ku dan menyelamatkan makam ini. Aku mohon kau menyelamatkan Jodha”. .. Jalal pun bersimpuh dan menangis terseduh:”Aku merasakan sesuatu terjadi kpd isri tercinta ku Jodha. Tuhan aku mohon kan pertolongan mu ya Tuhan. Tuhan tolong selamatkan istri ku tercinta Jodha. Aku telah gagal menyelamatkan mu Jodha. Aku tak berhasil memperbaiki kesalahan2 ku”... Jalal terus bersimpuh memohon doa kpd Tuhan.
Soul Talk- arwah Jalal dimasa depan berkata:”Aku telah berjanji kpd mu Jodha. Aku akan selalu dibersama mu dalam hidup dan mati. Arwah Jodha dimasa depan menjawab:”Bertahun2 telah berlalu, begitu banyak pasangan kekasih yang muncul dalam berbagai masaakan tetapi tak satu pun yang memiliki apa yang seperi kita miliki berdua. Cinta mu tak pernah berubah. Bahkan kapan pun nama mu disebut orang maka nama ku pun akan mereka sebutkan bersama nama mu.
Adegan memperlihatkan Jalal sedang menangis dan seorang pendeta mendekatinya lalu berkata: ”Jangan kuatir Jalal. Jodha mu akan baik2 saja. Sang pendeta memberikan Jalal sebuah bungkusan daun. Torehkan ini di kening Jodha dan ia akan baik2 saja. Jalal mengucapan terimasih dan semoga Tuhan mengabulkan. Pendeta itu pun pergi.
cuplikan episode 470 Jalal telah kembali ke Istana dan Ia melihat semua prajurit tertunduk sedih. Ada apa gerangan kata Jalal. Sang Tabib memandang Jalal dan berkata:”Shahenshah … Jodha sudah tak ada lagi bersama kita” Jalal pun tercengang kehilangan kata2. Muncul penampakan Dewa yang masih kanak2 berdiri disamping arwah Jodha ia menarik tangan Jodha dan mengajaknya pergi. Baca Episode Selanjutnya : SINOPSIS JODHA AKBAR EPISODE 470