Sinopsis Jodha Akbar Antv Episode 464. Adegan dibuka masih meneruskan Jalal yang berbicara didepan rakyatnya. Ia menyuruh pengawal membawa pergi Jagdev. Jagdev masih berusaha minta pengampunan tapi dicuekin oleh Jalal. Kemudian tetua desa satu persatu minta maaf kepada Jalal. Kaushalia memohon maaf kepada Ruqaiya karena ia yang selalu ia menyeret2nya bekerja dan mengejeknya dengan kata2 “pemalas dan sok berlagak Maharani” Ruqaiya menjawab dengan ketus:”Tidak aku tak akan memaafkan mu. kamu harusnya dibawa ke Agra dan dihukum.. Hukuman mu adalah kamu harus mencicipi habis masakan ku” Ruks tersenyum2 menggoda Kaushalia. Jalal dan Jodha pun tersenyum bahagia. (Tampaknya pelajaran hidup selama di penampungan bisa juga menghasilkan sesuatu yang positif bagi Ruks yang keras kepala itu). Jalal meminta Birbal memeriksa desa2 lain siapa tahu ada orang2 semacam Jagdev disana yang membuat rakyat semakin menderita hidupnya.
Catatan saya Kembang Tanjoeng: sejarah yang sy baca Menteri Shah Manshur justru tokoh paling besar korupsinya disaat itu. Dia yang mengambil untung dari pembangunan benteng dan menimbun bahan pangan lalu berkhianat mendukung Mirza Hakim. Mungkin saja tokoh Jagdev dimaksudkan sebagai kaki tangan Shah Manshur? Tetapi kenapa nama Shah Manshur tak byk disebut2 selama episode2 di penampungan?) ()
Sharifuddin dan orang2nya sedang berbincang di hutan tak jauh dari desa penampungan . Ia bilang:”Kita harus menculik Jodha. kamu akan mengalihkan perhatian Jalal dengan cara melaporkan bahwa ada pendukung Mirza Hakim bersembunyi di bagian lain dihutan ini” Sharifuddin tiba2 mengeluarkan pisau belatinya dan melukai leher salah satu orang kepercayaannya: ”Ayo pergi sana ke Shahenshah dan berpura2 lah kamu mengadu kepadanya. Lalu alihkan perhatiannya agar dia menjauh dari penampungan!” .. Orang itu pun berlari menghampiri Jalal dan mengatakan bahwa di hutan sana ia diserang orang2 Mirza Hakim. Jalal, Birbal dan Abu Fazil pergi kehutan dan kemudian berpencar mencari persembunyian pendukung Mirza Hakim itu. Tak lama kemudian Birbal dan Abu Fazil kembali bertemu Jalal dan melaporkan bahwa mereka tak menemukan siapa2 disekitar sana. Birbal bilang jangan2 mereka dibohongi. Abu Fazil bertanya untuk apa orang itu berbohong? Jalal berkata mari kita tanyakan langsung kepada orang itu
Sementara itu Jodha dan Mehtab sedang berjalan di desa penampungan dikawal prajurit dan pelayan. Jodha bilang:” Satu masalah telah terselesaikan. Rakyat telah mengerti hati Jalal yang berniat baik dan mencintai mereka”. Tanpa disadari dibelakang mereka Sharifuddin dan orang2nya mengendap2 mengikuti. Salah seorang pengikut Sharifuddin berlari memanggil Jodha. Ia berpura2 kesakitan dan meminta pertolongan. Jodha menyuruh nya duduk dan tiba2 para pengawal diserang dari belakang. Jodha dan Mehtab tak menyadari bahwa para pengawal dan pelayan sdh tak berdiri disekitar mereka. Sharifuddin muncul dan menarik lengan kiri Jodha. Jodha dan Mehtab terkejut:”Siapa kau” teriak Jodha sambil menarik kain yang menutupi wajah Sharifuddin. Jodha meronta berusaha lepas dari genggaman Si Udin. .. Dan senyum “evil smile”nya si Kang Udin pun terlihat. Jodha amat kaget melihat wajah jahat Sharifuddin. Sementara itu Mehtab teringat wajah Sharifuddin ayahnya saat ia masih kecil. Ia ingat ayahnya menaruh pisau belati dilehernya sambil mengancam akan membunuhnya di depan Baksi Banu ibunya. Mehtab menarik lengan Sharifuddin agar Jodha bisa melarikan diri akan tetapi Sharifuddin membungkam mulut Jodha yang berteriak mintatolong. Sharifuddin bahkan kemudian mencekik Jodha dan menghempaskan Mehtab ke tanah. Ia menarik lengan Jodha. Jodha berteriak tapi tak ada yang mendengarnya. Jalal masih di hutan. Si Udin mengikat mulut Jodha dengan kain. Mehtab terus berusaha menolong tetapi kalah kuat dengan Sharifuddin. Mehtab mencengkram kaki Sharifuddin yang sedang menyeret Jodha. Ia geram karena Mehtab menghalangi2. Si Udin mencabut pisaunya lalu melukai leher Mehtab. Dan Mehtab pun terjerembab jatuh ke tanah dengan luka parah dilehernya. Jodha terkejut dan terus berusaha melawan Sharifuddin.
Jalal, Birbal dan Abu Fazil telah kembali ke penampungan mereka berjalan kearah tenda ketika tiba2 Jalal melihat tubuh Mehtab terluka parah dan terlentang di tanah. “Mehtab! Mehtab! Anak ku Mehtab. Kenapa? Siapa yang menyakiti mu?” Jalal berteriak memeluk Mehtab erat2. Jalal memapah tubuh Mehtab mencari pertolongan ia membawanya ke tenda klinik dimana Ruqaiya dan yang lain berada. Ruks histeris sambil menangis:”Ada apa Shahenshah? Kenapa dengan Mehtab? Bukankah dia tadi bersama Jodha? .. Tabib segera menangani luka Mehtab. Jalal panik karena istri tercintanya tak diketahui ada dimana:”Dimana Mariam Uz Zamani? Ruqaiya bilang mungkin Jodha berhenti di suatu tenda dan menolong orang sakit. Kaushalia datang ia bilang ia akan mencari MUZ. Jalal menyuruh Moti turut mencarinya juga. Jalal memerintahkan agar Tabib mengusahakan yang terbaik bagi Mehtab. Mehtab keponakannya sudah dianggapnya sebagai anaknya sendiri.
Di tempat persembunyian terlihat Si Udin. Ia menyuruh prajuritnya membawa masuk Jodha. Jodha dibawa kehadapannya. Sharifuddin seperti biasa memandang Jodha dengan pandangan nafsu jahatnya. Sharifuddin: ”Aku tak mampu melihat mu dalam kesakitan Jodha”. Jodha terlihat teramat geram tetapi apa daya mulutnya terikat kain. Seorang pengawal melepas ikatan lengan Jodha. .. Tanpa berpikir panjang Jodha langsung melayangkan sebuah tamparan keras ke wajah Si Udin. Prajurit hendak memukul Jodha akan tetapi dicegah si Udin. Ia malah tertawa jahat: ”Kau masih saja seperti yang dulu pemberani dan keras kepala. Itulah yang membuat ku tak bisa melupakan mu”. Sharifuddin membawa Jodha kedalam goa.
Dipenampungan Jalal panic mencari2 Jodha kesana kemari. Tiap tenda ditengoknya. “Jodha …Jodha…Jodha begum?” Birbal bilang dia akan mencari kearah lain dan mereka pun berpencar. Jalal, Birbal dan Abu Fazil kembali ke tenda dan tak satu pun menemukan Jodha. Jalal: ”Kemana gerangan Jodha?” Birbal menjawab: ”Shahensha hanya Mehtab yang bisa menjawab hal ini”. Jalal kelihatan kesal dan memegang2 kepalanya karena marah pada dirinya sendiri. Jalal memerintahkan agar semua prajurit mencari Jodha sampai kepelosok2 hutan.
Jodha terlihat berjalan masuk ke goa dan salah seorang pengawal mendorong Jodha hingga terjatuh ke tanah. Sharifuddin yang masih memendam rasa cintanya marah: ”Tahu kah kamu ini siapa? Beraninya kamu melecehkan. Dia adalah Ratu Mughal.” Kemudian si Udin berbicara kepada Jodha dengan lembut dan memandangi Jodha sambil senyum “evil smile” nya itu. Salah satu perkataan yang tertangkap Sharifuddin mengatakan:”Jodha begum humare dil mein jaane wala” Kaulah ratu dihati ku yang tak bisa ku lupakan. .. Lalu ia juga berkata: ”Dan sebentar lagi kamu akan menjadi milik ku seorang”. Wah-wah si Udin sempat2nya ngegombal. Dasar modus nih Udin. Rupanya ia masih dendam karena Jalal yang menikahi Jodha dan bukan diberikan kpdnya sebagai hadiah mengalahkan Kerajaan Amer. Mata Jodha kelihatan melotot dan wajahnya merah membara bagaikan mau meledak karena menahan amarahnya. Apa daya mulut dan tangannya terikat kencang.
Birbal berkata kepada Jalal bahwa ini pasti ulah licik Sharifuddin & Mirza Hakim. Jalal menyuruh agar orang yang tadi melapor dilukai pendudukung Mirza agar diinterogasi ulang. Hanya dia satu2nya yag tahu dimana Sharifuddin bersembunyi. Birbal menyesal kenapa ia membiarkan orang tadi pergi? Hanya dia yang bisa memberi informasi siapa sebenarnya dibalik ini semua. .. Jalal tak percaya Mirza bisa bertindak serendah itu. Jika memang terbukti ini ulah Mirza Hakim maka aku tak akan lagi menganggapnya sebagai adik ku lagi. Jalal memerintahkan agar Birbal dan Abu Fazil terus mencari. Ruks memberi semangat kpd Jalal. Ruqaiya bilang berdoalah kepada Tuhan agar Mehtab cepat sadarkan diri dan ia bisa mengatakanya kepada kita yang sebenarnya. Jalal menjawab: ”Siapa sebenarnya dibalik semua ini?” Tampaknya Jalal masih belum bisa menerima bahwa adik nya sendiri Mirza Hakim bisa berbuat keji semacam ini.
Di goa si Udin masih aja terfiksasi dengan Jodha. Ia mendekatinya sambil memuji kecantikan Jodha lalu membelai rambut Jodha. Kemudian ia melepas ikatan Jodha dan Jodha pun dengan geram membentak:” Sharifuddin! kamu akan mendapat balasannya dari Shahenshah. Tahukah kamu tadi yang kamu lukai itu adalah keturunan mu sendiri!” Kang Udin pun terkejut dan senyum “evil smile” nya tiba2 hilang dari wajahnya. Jodha terus memakinya:”Kau telah melampaui batas! kamu bukan manusia! kamu menculik ku. Maka lihat saja nanti pembalasan dari Jalal. .. Manusia macam apa yang menyakiti putrinya sendiri? Eh dasar Kang Udin aneh bin ajaib dia malah tertawa2:” Sejak pertama aku tak pernah menginginkan anak itu. Jika aku tahu dia Mehtab maka aku akan bertindak lebih kejam dari itu. Dia sdh mati sekarang. Untuk apa hidup tetapi bisu- tuli dan idiot? Aku sdh ingin membunuhnya saat ia lahir dahulu” Jodha berkata: ”Bagaimana kamu bisa sekeji itu terhadap darah daging mu sendiri? Jalal akan membalas mu!” Sharifuddin menjawab:”Hahaha Jalal justru akan datang merangkak ke hadapan ku dan memohon aku mengembalikan hal yang teramat berharga baginya. Ia terus saja mendekati Jodha yang sedari tadi sangat muak melihatnya. Sharifuddin sekali lagi membelai wajah Jodha dan Jodha pun menghindar dengan geram. Ia pun pergi meninggalkan Jodha sendiri di dalam goa.(Atuh kumaha ieu penulis skenario kok Si Udin gelo banyak dapat shoot bersama dalam satu frame sama Neng Jodha? Membelai2 wajah Neng Jodha segala lagi)
Jalal terlihat mondar-mandir di tenda. Ia sepertinya kesal pada dirinya sendiri dan memikirkan keselamatan istri tercintanya Jodha. Flash back pertemuan terakhirnya di hutan. Jodha waktu itu berkata:”Kau selalu berada disisi ku, kamu selalu menjaga ku dan membuat ku merasa aman. Tak seorang pun mampu memisahkan kita”. Di dalam goa terlihat Jodha berusaha melepaskan diri dari ikatannya. Akan tetapi ia tak sanggup. Jodha pun terdiam dan terbayang pertemuan terakhirnya dengan Jalal. .. Ia teringat saat memeluk Jalal. Mereka berdua bersamaan teringat saat Jalal memintanya membaringkan kepalanya di pangkuan Jalal. Di goa Jodha terlihat menangis dan Jalal ditendanya berdiri tertegun sedih lalu berdoa. Jalal berkata pada dirinya sendiri bahwa ia akan menemukan Jodha kembali apapun harus dilaluinya. Lagu Inn Ankhoon Mein Tum dengan irama sendu terdengar dilatar belakang selama adegan ini.
Ruks datang hendak memberi semangat kepada Jalal: ”Jodha seorang wanita yang tangguh ia pasti sangggup menjaga dirinya sendiri” Jalal: ”Aku tak bisa tinggal diam aku harus menemukannya segera!” Birbal dan Abu Fazil datang melapor mereka masih belum menemukan tanda2 dimana Jodha berada.
Jalal datang menengok keadaan Mehtab. Ia menggenggam tangan Mehtab dan membelai wajahnya. Mehtab terlihat sadarkan diri. Jalal menanyakan siapa yang melukai diri Mehtab. Jalal memanggil Tabib agar segera memeriksa Mehtab. Mehtab memberi tanda isyarat bayi. Ruqaiya bilang itu artinya Mehtab ingin mengatakan bahwa orang nya adalah ayahnya sendiri Sharifuddin. Jalal bertanya lagi ke Mehtab apakah benar? Mehtab terlihat tak sadarkan diri lagi. Jalal berkata ia sdh mengira ini pasti ulah Sharifuddin yang bergabung dengan Mirza Hakim. Jika begitu maka Mirza kamu akan merasakan akibatnya nanti.
Mirza Hakim dan pasukannya sudah siap berperang. Kerajaan Mughal akan sangat lemah karena Jalal sekarang tak berada di Agra. Siapa yang sanggup memimpin pasukan di medan perang nanti? Salah seorang kepercayaanya berkata Pangeran Salim yang mengambil alih tugas itu. Mirza dengan pede mencemooh :”Baguslah tak apa padahal aku sangat ingin berhadapan dengan Jalal sendiri! Aku akan dengan mudah mengalahkan Salim”
Di tempat lain Salim memberi wejangan kepada pasukannya: ”Kita akan berperang demi bangsa Mughal, Ayahku sang Raja sedang berada ditengah2 rakyat dan membantu mereka disana. Kita harus melawan musuh dan memenangkan pertarungan ini. .. Rakyat harus tahu kita berperang demi melindungi mereka. Demi kedaualatan negeri kita" Salim berterima kasih kepada Bhagwan Das yang telah mendukungnya. Bhagwan Das menjawab ini adalah sudah jadi kewajibannya. Sekarang ini kita akan terus mengawasi pergerakan Mirza dan pasukannya. Kita harus siap menyerang mereka mendadak kapan saja.
Anarkali datang berdoa di Dargah, ia mendoakan arwah ayahnya dan teringat Zil meminta untuk mendoakan Salim juga. Ia berdoa agar Kerajaan Mughal selalu dilindungi Tuhan.
Sementara itu dipersembunyian Maan Singh mendapat berita bahwa Salim sedang bersiap perang melawan Mirza Hakim. Ia bertanya kenapa bukannya Jalal? Orang itu berkata Jalal bersama Jodha sedang ditengah2 rakyat menolong mereka. Sharifuddin dan pasukannya sedang tak bersama Mirza Hakim. Aneh pikir Maan Singh. Bukankah mereka bersekutu? Kenapa mereka tak menggabungkan kekuatan? Maan Singh berpikir pasti ada sesuatu yang tak beres dibalik ini.
Jodha di goa sedang sedih memikirkan bagaimana keadaan Mehtab. Ia berdoa kepada Dewa Krishna. Sharifuddin muncul dan membawa makan serta minum untuk Jodha: ”Aku datang dengan penuh rasa cinta membawakan mu makanan”. Ia mendekat dan menaruh makanan dihadapan Jodha yang bete berat. Si Udin kelihatan senyum2 menggoda Jodha:”Bagaimana Ratu ku? Aku akan menyuapi mu dengan tangan ku sendiri” Ia melepas ikatan dimulut Jodha dan dengan lembut memintanya mencicip makanan. .. Sharifuddin mengambil sejumput makanan untuk disuapi ke Jodha. Sedangkan Jodha menatapnya tajam seperti Harimau yang mau menerkam. Jodha menolak disuapi. Sharifuddin:”Aku tak menyukai keegoisan mu!” dan Sharifuddin memegang wajah Jodha lalu memaksa menyuapinya. Jodha pun memuntahkan makanan itu ke tanah. Jodha memandang jijik ke arah Sharifuddin akan tetapi si Udin dengan lancang ia membelai wajah Jodha. .. Tiba2 seorang prajurit datang melapor dan Sharifuddin pun kesal dan memakinya karena merasa terganggu. orang itu datang membawa surat dari Mirza Hakim. Si Udin berdiri membacanya. Rupanya isi surat Mirza Hakim memarahi Sharifuddin karena menculik Jodha tanpa sepengetahuannya dan menyekap Jodha untuk dirinya sendiri. Mirza menulis ia tak bisa menerima hal ini. Dan jika Udin bersikeras menyandera Jodha maka ia akan memusuhi Sharifuddin juga. Wajah Sharifuddin langsung berubah menjadi marah seusai membaca isi surat itu. Ia berpikir bagaimana caranya meyakinkan Mirza bahwa mereka harus licik dan bertindak kotor agar bisa memenangkan perang. Ia pun pergi meninggalkan Jodha. Sementara itu Jodha terisak menangis sambil berdoa:”Shahenshah jaldi aye” yang artinya = Shahenshah cepatlah”.
PRECAP – cuplikan episode 465 Abu Fazill membacakan surat dari Shariffudin yang berbunyi: ”Jika kamu menginginkan Jodha kembali dengan selamat maka kamu harus menukarkannya dengan Bakshi Banu!” Jalal teramat murka mendengar isi surat ini:” Aku akan membawa Jodha kembali dengan selamat dan sekaligus membawa mayat Sharifuddin.
Sharifuddin dan orang2nya sedang berbincang di hutan tak jauh dari desa penampungan . Ia bilang:”Kita harus menculik Jodha. kamu akan mengalihkan perhatian Jalal dengan cara melaporkan bahwa ada pendukung Mirza Hakim bersembunyi di bagian lain dihutan ini” Sharifuddin tiba2 mengeluarkan pisau belatinya dan melukai leher salah satu orang kepercayaannya: ”Ayo pergi sana ke Shahenshah dan berpura2 lah kamu mengadu kepadanya. Lalu alihkan perhatiannya agar dia menjauh dari penampungan!” .. Orang itu pun berlari menghampiri Jalal dan mengatakan bahwa di hutan sana ia diserang orang2 Mirza Hakim. Jalal, Birbal dan Abu Fazil pergi kehutan dan kemudian berpencar mencari persembunyian pendukung Mirza Hakim itu. Tak lama kemudian Birbal dan Abu Fazil kembali bertemu Jalal dan melaporkan bahwa mereka tak menemukan siapa2 disekitar sana. Birbal bilang jangan2 mereka dibohongi. Abu Fazil bertanya untuk apa orang itu berbohong? Jalal berkata mari kita tanyakan langsung kepada orang itu
Sementara itu Jodha dan Mehtab sedang berjalan di desa penampungan dikawal prajurit dan pelayan. Jodha bilang:” Satu masalah telah terselesaikan. Rakyat telah mengerti hati Jalal yang berniat baik dan mencintai mereka”. Tanpa disadari dibelakang mereka Sharifuddin dan orang2nya mengendap2 mengikuti. Salah seorang pengikut Sharifuddin berlari memanggil Jodha. Ia berpura2 kesakitan dan meminta pertolongan. Jodha menyuruh nya duduk dan tiba2 para pengawal diserang dari belakang. Jodha dan Mehtab tak menyadari bahwa para pengawal dan pelayan sdh tak berdiri disekitar mereka. Sharifuddin muncul dan menarik lengan kiri Jodha. Jodha dan Mehtab terkejut:”Siapa kau” teriak Jodha sambil menarik kain yang menutupi wajah Sharifuddin. Jodha meronta berusaha lepas dari genggaman Si Udin. .. Dan senyum “evil smile”nya si Kang Udin pun terlihat. Jodha amat kaget melihat wajah jahat Sharifuddin. Sementara itu Mehtab teringat wajah Sharifuddin ayahnya saat ia masih kecil. Ia ingat ayahnya menaruh pisau belati dilehernya sambil mengancam akan membunuhnya di depan Baksi Banu ibunya. Mehtab menarik lengan Sharifuddin agar Jodha bisa melarikan diri akan tetapi Sharifuddin membungkam mulut Jodha yang berteriak mintatolong. Sharifuddin bahkan kemudian mencekik Jodha dan menghempaskan Mehtab ke tanah. Ia menarik lengan Jodha. Jodha berteriak tapi tak ada yang mendengarnya. Jalal masih di hutan. Si Udin mengikat mulut Jodha dengan kain. Mehtab terus berusaha menolong tetapi kalah kuat dengan Sharifuddin. Mehtab mencengkram kaki Sharifuddin yang sedang menyeret Jodha. Ia geram karena Mehtab menghalangi2. Si Udin mencabut pisaunya lalu melukai leher Mehtab. Dan Mehtab pun terjerembab jatuh ke tanah dengan luka parah dilehernya. Jodha terkejut dan terus berusaha melawan Sharifuddin.
Jalal, Birbal dan Abu Fazil telah kembali ke penampungan mereka berjalan kearah tenda ketika tiba2 Jalal melihat tubuh Mehtab terluka parah dan terlentang di tanah. “Mehtab! Mehtab! Anak ku Mehtab. Kenapa? Siapa yang menyakiti mu?” Jalal berteriak memeluk Mehtab erat2. Jalal memapah tubuh Mehtab mencari pertolongan ia membawanya ke tenda klinik dimana Ruqaiya dan yang lain berada. Ruks histeris sambil menangis:”Ada apa Shahenshah? Kenapa dengan Mehtab? Bukankah dia tadi bersama Jodha? .. Tabib segera menangani luka Mehtab. Jalal panik karena istri tercintanya tak diketahui ada dimana:”Dimana Mariam Uz Zamani? Ruqaiya bilang mungkin Jodha berhenti di suatu tenda dan menolong orang sakit. Kaushalia datang ia bilang ia akan mencari MUZ. Jalal menyuruh Moti turut mencarinya juga. Jalal memerintahkan agar Tabib mengusahakan yang terbaik bagi Mehtab. Mehtab keponakannya sudah dianggapnya sebagai anaknya sendiri.
Di tempat persembunyian terlihat Si Udin. Ia menyuruh prajuritnya membawa masuk Jodha. Jodha dibawa kehadapannya. Sharifuddin seperti biasa memandang Jodha dengan pandangan nafsu jahatnya. Sharifuddin: ”Aku tak mampu melihat mu dalam kesakitan Jodha”. Jodha terlihat teramat geram tetapi apa daya mulutnya terikat kain. Seorang pengawal melepas ikatan lengan Jodha. .. Tanpa berpikir panjang Jodha langsung melayangkan sebuah tamparan keras ke wajah Si Udin. Prajurit hendak memukul Jodha akan tetapi dicegah si Udin. Ia malah tertawa jahat: ”Kau masih saja seperti yang dulu pemberani dan keras kepala. Itulah yang membuat ku tak bisa melupakan mu”. Sharifuddin membawa Jodha kedalam goa.
Dipenampungan Jalal panic mencari2 Jodha kesana kemari. Tiap tenda ditengoknya. “Jodha …Jodha…Jodha begum?” Birbal bilang dia akan mencari kearah lain dan mereka pun berpencar. Jalal, Birbal dan Abu Fazil kembali ke tenda dan tak satu pun menemukan Jodha. Jalal: ”Kemana gerangan Jodha?” Birbal menjawab: ”Shahensha hanya Mehtab yang bisa menjawab hal ini”. Jalal kelihatan kesal dan memegang2 kepalanya karena marah pada dirinya sendiri. Jalal memerintahkan agar semua prajurit mencari Jodha sampai kepelosok2 hutan.
Jodha terlihat berjalan masuk ke goa dan salah seorang pengawal mendorong Jodha hingga terjatuh ke tanah. Sharifuddin yang masih memendam rasa cintanya marah: ”Tahu kah kamu ini siapa? Beraninya kamu melecehkan. Dia adalah Ratu Mughal.” Kemudian si Udin berbicara kepada Jodha dengan lembut dan memandangi Jodha sambil senyum “evil smile” nya itu. Salah satu perkataan yang tertangkap Sharifuddin mengatakan:”Jodha begum humare dil mein jaane wala” Kaulah ratu dihati ku yang tak bisa ku lupakan. .. Lalu ia juga berkata: ”Dan sebentar lagi kamu akan menjadi milik ku seorang”. Wah-wah si Udin sempat2nya ngegombal. Dasar modus nih Udin. Rupanya ia masih dendam karena Jalal yang menikahi Jodha dan bukan diberikan kpdnya sebagai hadiah mengalahkan Kerajaan Amer. Mata Jodha kelihatan melotot dan wajahnya merah membara bagaikan mau meledak karena menahan amarahnya. Apa daya mulut dan tangannya terikat kencang.
Birbal berkata kepada Jalal bahwa ini pasti ulah licik Sharifuddin & Mirza Hakim. Jalal menyuruh agar orang yang tadi melapor dilukai pendudukung Mirza agar diinterogasi ulang. Hanya dia satu2nya yag tahu dimana Sharifuddin bersembunyi. Birbal menyesal kenapa ia membiarkan orang tadi pergi? Hanya dia yang bisa memberi informasi siapa sebenarnya dibalik ini semua. .. Jalal tak percaya Mirza bisa bertindak serendah itu. Jika memang terbukti ini ulah Mirza Hakim maka aku tak akan lagi menganggapnya sebagai adik ku lagi. Jalal memerintahkan agar Birbal dan Abu Fazil terus mencari. Ruks memberi semangat kpd Jalal. Ruqaiya bilang berdoalah kepada Tuhan agar Mehtab cepat sadarkan diri dan ia bisa mengatakanya kepada kita yang sebenarnya. Jalal menjawab: ”Siapa sebenarnya dibalik semua ini?” Tampaknya Jalal masih belum bisa menerima bahwa adik nya sendiri Mirza Hakim bisa berbuat keji semacam ini.
Di goa si Udin masih aja terfiksasi dengan Jodha. Ia mendekatinya sambil memuji kecantikan Jodha lalu membelai rambut Jodha. Kemudian ia melepas ikatan Jodha dan Jodha pun dengan geram membentak:” Sharifuddin! kamu akan mendapat balasannya dari Shahenshah. Tahukah kamu tadi yang kamu lukai itu adalah keturunan mu sendiri!” Kang Udin pun terkejut dan senyum “evil smile” nya tiba2 hilang dari wajahnya. Jodha terus memakinya:”Kau telah melampaui batas! kamu bukan manusia! kamu menculik ku. Maka lihat saja nanti pembalasan dari Jalal. .. Manusia macam apa yang menyakiti putrinya sendiri? Eh dasar Kang Udin aneh bin ajaib dia malah tertawa2:” Sejak pertama aku tak pernah menginginkan anak itu. Jika aku tahu dia Mehtab maka aku akan bertindak lebih kejam dari itu. Dia sdh mati sekarang. Untuk apa hidup tetapi bisu- tuli dan idiot? Aku sdh ingin membunuhnya saat ia lahir dahulu” Jodha berkata: ”Bagaimana kamu bisa sekeji itu terhadap darah daging mu sendiri? Jalal akan membalas mu!” Sharifuddin menjawab:”Hahaha Jalal justru akan datang merangkak ke hadapan ku dan memohon aku mengembalikan hal yang teramat berharga baginya. Ia terus saja mendekati Jodha yang sedari tadi sangat muak melihatnya. Sharifuddin sekali lagi membelai wajah Jodha dan Jodha pun menghindar dengan geram. Ia pun pergi meninggalkan Jodha sendiri di dalam goa.(Atuh kumaha ieu penulis skenario kok Si Udin gelo banyak dapat shoot bersama dalam satu frame sama Neng Jodha? Membelai2 wajah Neng Jodha segala lagi)
Jalal terlihat mondar-mandir di tenda. Ia sepertinya kesal pada dirinya sendiri dan memikirkan keselamatan istri tercintanya Jodha. Flash back pertemuan terakhirnya di hutan. Jodha waktu itu berkata:”Kau selalu berada disisi ku, kamu selalu menjaga ku dan membuat ku merasa aman. Tak seorang pun mampu memisahkan kita”. Di dalam goa terlihat Jodha berusaha melepaskan diri dari ikatannya. Akan tetapi ia tak sanggup. Jodha pun terdiam dan terbayang pertemuan terakhirnya dengan Jalal. .. Ia teringat saat memeluk Jalal. Mereka berdua bersamaan teringat saat Jalal memintanya membaringkan kepalanya di pangkuan Jalal. Di goa Jodha terlihat menangis dan Jalal ditendanya berdiri tertegun sedih lalu berdoa. Jalal berkata pada dirinya sendiri bahwa ia akan menemukan Jodha kembali apapun harus dilaluinya. Lagu Inn Ankhoon Mein Tum dengan irama sendu terdengar dilatar belakang selama adegan ini.
Ruks datang hendak memberi semangat kepada Jalal: ”Jodha seorang wanita yang tangguh ia pasti sangggup menjaga dirinya sendiri” Jalal: ”Aku tak bisa tinggal diam aku harus menemukannya segera!” Birbal dan Abu Fazil datang melapor mereka masih belum menemukan tanda2 dimana Jodha berada.
Jalal datang menengok keadaan Mehtab. Ia menggenggam tangan Mehtab dan membelai wajahnya. Mehtab terlihat sadarkan diri. Jalal menanyakan siapa yang melukai diri Mehtab. Jalal memanggil Tabib agar segera memeriksa Mehtab. Mehtab memberi tanda isyarat bayi. Ruqaiya bilang itu artinya Mehtab ingin mengatakan bahwa orang nya adalah ayahnya sendiri Sharifuddin. Jalal bertanya lagi ke Mehtab apakah benar? Mehtab terlihat tak sadarkan diri lagi. Jalal berkata ia sdh mengira ini pasti ulah Sharifuddin yang bergabung dengan Mirza Hakim. Jika begitu maka Mirza kamu akan merasakan akibatnya nanti.
Mirza Hakim dan pasukannya sudah siap berperang. Kerajaan Mughal akan sangat lemah karena Jalal sekarang tak berada di Agra. Siapa yang sanggup memimpin pasukan di medan perang nanti? Salah seorang kepercayaanya berkata Pangeran Salim yang mengambil alih tugas itu. Mirza dengan pede mencemooh :”Baguslah tak apa padahal aku sangat ingin berhadapan dengan Jalal sendiri! Aku akan dengan mudah mengalahkan Salim”
Di tempat lain Salim memberi wejangan kepada pasukannya: ”Kita akan berperang demi bangsa Mughal, Ayahku sang Raja sedang berada ditengah2 rakyat dan membantu mereka disana. Kita harus melawan musuh dan memenangkan pertarungan ini. .. Rakyat harus tahu kita berperang demi melindungi mereka. Demi kedaualatan negeri kita" Salim berterima kasih kepada Bhagwan Das yang telah mendukungnya. Bhagwan Das menjawab ini adalah sudah jadi kewajibannya. Sekarang ini kita akan terus mengawasi pergerakan Mirza dan pasukannya. Kita harus siap menyerang mereka mendadak kapan saja.
Anarkali datang berdoa di Dargah, ia mendoakan arwah ayahnya dan teringat Zil meminta untuk mendoakan Salim juga. Ia berdoa agar Kerajaan Mughal selalu dilindungi Tuhan.
Sementara itu dipersembunyian Maan Singh mendapat berita bahwa Salim sedang bersiap perang melawan Mirza Hakim. Ia bertanya kenapa bukannya Jalal? Orang itu berkata Jalal bersama Jodha sedang ditengah2 rakyat menolong mereka. Sharifuddin dan pasukannya sedang tak bersama Mirza Hakim. Aneh pikir Maan Singh. Bukankah mereka bersekutu? Kenapa mereka tak menggabungkan kekuatan? Maan Singh berpikir pasti ada sesuatu yang tak beres dibalik ini.
Jodha di goa sedang sedih memikirkan bagaimana keadaan Mehtab. Ia berdoa kepada Dewa Krishna. Sharifuddin muncul dan membawa makan serta minum untuk Jodha: ”Aku datang dengan penuh rasa cinta membawakan mu makanan”. Ia mendekat dan menaruh makanan dihadapan Jodha yang bete berat. Si Udin kelihatan senyum2 menggoda Jodha:”Bagaimana Ratu ku? Aku akan menyuapi mu dengan tangan ku sendiri” Ia melepas ikatan dimulut Jodha dan dengan lembut memintanya mencicip makanan. .. Sharifuddin mengambil sejumput makanan untuk disuapi ke Jodha. Sedangkan Jodha menatapnya tajam seperti Harimau yang mau menerkam. Jodha menolak disuapi. Sharifuddin:”Aku tak menyukai keegoisan mu!” dan Sharifuddin memegang wajah Jodha lalu memaksa menyuapinya. Jodha pun memuntahkan makanan itu ke tanah. Jodha memandang jijik ke arah Sharifuddin akan tetapi si Udin dengan lancang ia membelai wajah Jodha. .. Tiba2 seorang prajurit datang melapor dan Sharifuddin pun kesal dan memakinya karena merasa terganggu. orang itu datang membawa surat dari Mirza Hakim. Si Udin berdiri membacanya. Rupanya isi surat Mirza Hakim memarahi Sharifuddin karena menculik Jodha tanpa sepengetahuannya dan menyekap Jodha untuk dirinya sendiri. Mirza menulis ia tak bisa menerima hal ini. Dan jika Udin bersikeras menyandera Jodha maka ia akan memusuhi Sharifuddin juga. Wajah Sharifuddin langsung berubah menjadi marah seusai membaca isi surat itu. Ia berpikir bagaimana caranya meyakinkan Mirza bahwa mereka harus licik dan bertindak kotor agar bisa memenangkan perang. Ia pun pergi meninggalkan Jodha. Sementara itu Jodha terisak menangis sambil berdoa:”Shahenshah jaldi aye” yang artinya = Shahenshah cepatlah”.
PRECAP – cuplikan episode 465 Abu Fazill membacakan surat dari Shariffudin yang berbunyi: ”Jika kamu menginginkan Jodha kembali dengan selamat maka kamu harus menukarkannya dengan Bakshi Banu!” Jalal teramat murka mendengar isi surat ini:” Aku akan membawa Jodha kembali dengan selamat dan sekaligus membawa mayat Sharifuddin.