Sinopsis Jodha Akbar Antv Episode 455. Jiwa Jodha berkata : “Guru Ji pernah mengatakan padaku bahwa waktu terburukmu akan membuatmu menjauh dari orang orang yang telah setia padamu selama ini, akan tetapi aku telah berjanji padamu untuk tetap menemanimu, namun saat itu aku harus pergi meninggalkanmu untuk memenuhi tugas tugas dan tanggung jawabku”
Jodha mulai meninggalkan istana dengan berat hati, sebagian hatinya merasa enggan untuk meninggalkan suaminya yang sangat dicintainya namun sebagian hati yang lain memaksanya untuk melaksanakan kewajibannya sebagai Mariam Uz Zamani, Jodha pergi di iikuti oleh Mehtab, Moti dan Zakira, sementara Jalal memandang kepergian Jodha tanpa berkedip dengan perasaan sedih dan haru.
Disebuah desa ada seorang wanita yang baru saja meminum air dari sumur, tiba tiba badannya menggigil dan terbatu batuk yang tak tertahankan, si wanita mencoba untuk meminta tolong namun tak ada seorangpun yang mau menolongnya “Kalau kita menolongnya, pasti kita akan tertular penyakitnya” para penduduk mulai bergunjing namun tak mau membantu, anak laki laki si wanita langsung mendekati ke wanita itu begitu tau ibunya sedang jadi bahan tontonan, sang anak segera menolong “Tolong bantulah kami, kami minta tolong, bantulah kami” namun tetap saja tak ada yang tergerak hatinya untuk menolong wanita malang itu.
Jodha mulai meninggalkan istana dengan berat hati, sebagian hatinya merasa enggan untuk meninggalkan suaminya yang sangat dicintainya namun sebagian hati yang lain memaksanya untuk melaksanakan kewajibannya sebagai Mariam Uz Zamani, Jodha pergi di iikuti oleh Mehtab, Moti dan Zakira, sementara Jalal memandang kepergian Jodha tanpa berkedip dengan perasaan sedih dan haru.
Disebuah desa ada seorang wanita yang baru saja meminum air dari sumur, tiba tiba badannya menggigil dan terbatu batuk yang tak tertahankan, si wanita mencoba untuk meminta tolong namun tak ada seorangpun yang mau menolongnya “Kalau kita menolongnya, pasti kita akan tertular penyakitnya” para penduduk mulai bergunjing namun tak mau membantu, anak laki laki si wanita langsung mendekati ke wanita itu begitu tau ibunya sedang jadi bahan tontonan, sang anak segera menolong “Tolong bantulah kami, kami minta tolong, bantulah kami” namun tetap saja tak ada yang tergerak hatinya untuk menolong wanita malang itu.
Sementara saat itu Salim mengunjungi Dargah, sedangkan diistana Jalal sedang berkumpul dengan para menterinya “Birbal, bagaimana dengan keamanan Ratu Jodha ?”, “Tenang Yang Mulia, Ratu Jodha selalu dalam pengawasan para prajurit prajurit kita yang terlatih, mereka akan selalu siap begitu Yang Mulia Ratu membutuhkan bantuan” tak lama kemudian Salim memasuki ruang sidang dan langsung memeluk ayahnya “ Yang Mulia, aku telah bekerja untuk menolong para penduduk akan tetapi kenapa kamu mengijinkan Mariam Uz Zamani pergi ? Kamu tahu kan situasi di negara kita ini ?” Jalal langsung menyuruh semua yang ada diruang sidang keluar meninggalkan mereka berdua “Sekhu Baba, ibumu datang padaku dan meminta padaku untuk mengijinkan dirinya untuk memenuhi tugas dan tanggung jawabnya sebagai Mariam Uz Zamani, itu adalah keinginan yang tepat maka aku tak bisa menghentikannya, jika aku bukan seorang Raja maka aku akan menghentikannya akan tetapi aku ini seorang Raja, Sekhu Baba.Jadi aku harus mengijinkan kamu untuk pergi berlayar menerjang badai” Jalal mencoba menjelaskan maksud kepergian Jodha “Ini bukan tentang aku, Yang Mulia.Aku adalah seorang ksatria, aku bisa bertarung melawan musuh” Salim geram “Kamu tak mengerti bagaimana ibumu, Sekhu Baba.ia memang lemah lembut akan tetapi ia juga bisa sangat tangguh, aku bisa bertarung dengan badai manapun itu semua karena dia, aku tak bisa menghentikan ibumu dari keinginannya untuk memenuhi tugas dan tanggung jawabnya, aku tahu kalau kamu sayang padanya, aku juga sangat mencintai ibumu akan tetapi sebagai Mariam Uz Zamani, ia mempunyai beberapa tugas dan tanggung jawab dan ia akan memenuhi semuanya, aku mohon mengertilah” Salim akhirnya bisa menerima alasan Jalal melepas kepergian Jodha “Baiklah, jika Mariam Uz Zamani bekerja untuk menolong para penduduk maka aku akan menolong para penduduk juga” Jalal menatap anaknya dengan pandangan haru dan bangga kemudian Salim berlalu dari hadapan Jalal.
Haidar sedang bersama Qutub diteras taman tengah istana “Qutub, ini berarti kita harus pergi keluar dari Agra”, “Betul , Haidar.Kita harus pergi kemana saja untuk menolong para penduduk” Haidar dan Qutub tampak asyik ngobrol berdua, sementara dari kejauhan Nadira dan Shama, anaknya (saudara Javeda) sedang membicarakan tentang Haidar, Nadira berusaha untuk menunjukkan Shama ke Haidar namun sayangnya Shama selalu bertingkah kekanak kanakan yang sering membuat Nadira pusing tujuh keliling.
Narator : “Situasi dan tempat yang paling buruk adalah kota Manekpur, Jodha pergi kesana untuk menolong orang orang tersebut, Jodha melihat para penduduk yang menderita di Manekpur yang pada menangis dan sekarat dijalanan”
“Aku tak percaya pada apa yang terjadi pada rakyatku” Jodha kaget melihat kondisi rakyatnya, tak lama kemudian Jodha mendekati wanita yang muntah dan terbatuk batuk dari kemarin, Jodha dan para pelayannya menutup hidung dan mulut mereka dengan masker lalu mulai mengobati si wanita tersebut “Terima kasih, bu.Anda ini bagaikan malaikat, terima kasih telah menyelamatkan ibu saya” anak laki laki wanita itu sangat berterima kasih ke Jodha, ketika Jodha dan pelayannya keluar tenda, para penduduk mulai bergunjing tentang dirinya “Siapa ia ?” tanya salah seorang perempuan yang ada disana “Dia itu Radha, ia datang untuk menolong kita” ujar perempuan yang lain “Dia ini menolong kita tanpa pamrih sedangkan dilain pihak Yang Mulia Raja hidup bergelimpangan dengan kemewahan didalam istana, jika ia datang kesini maka kita tak akan membiarkan ia hidup !” Jodha dan para pelayanannya mendengar gunjingan orang orang tersebut, Zakira tak terima mereka mengata ngatai Jalal didepan Jodha “Ratu Jodha, aku akan menghardik mereka agar mereka tau sopan santun !” Jodha melarang Zakira “Zakira ! Jangan ! Jika mereka tahu tentang identitasku maka mereka tak akan mau menerima bantuan kita maka lebih baik kita diam saja, biarkan mereka mau berkata apa” Zakira akhirnya menuruti perintah Jodha.
Narator : “Waktupun terus berlalu dan tak terasa dua bulan sudah Jodha dan Jalal terpisah satu sama lain, Jalal sangat merindukan Jodha, Jalal selalu teringat pada kisah kisah romantis mereka berdua, tiap malam Jalal selalu memasuki kamar Jodha dan memperhatikan dupatta serta perhiasan yang ditinggalkan Jodha dikamar, Jalal teringat setiap waktu yang selalu mereka habiskan berdua, sementara itu ditempat Jodha, malam itu Jodha tak bisa tidur juga dan teringat bagaimana Jalal mengatakan padanya bahwa ia akan menunggu Jodha kembali ke istana, bagaimana ketika Jalal melakukan ritual aarti ke Jodha”
“Aku tak tahu bagaimana keadaan Yang Mulia saat ini, ya Kahnaa.berilah aku kekuatan sehingga aku bisa menghadapi penderitaan karena perpisahan ini”
Malam itu masih di kamar Jodha, Rukayah menemui Jalal disana dan memegang bahu Jalal “Ratu Jodha !” Jalal mengira yang datang adalah Jodha ternyata Rukayah “Maafkan aku Rukayah, aku kira Ratu Jodha yang datang” Rukayah hanya tersenyum “Aku tahu kalau kamu sangat merindukannya, aku juga rindu dengannya”, “Dia pergi untuk memenuhi tanggung jawab dan tugasnya sebagai Mariam Uz Zamani” Rukayah iba melihat kondisi Jalal “Kamu seharusnya melihatnya sesekali, Jalal.ayo kita kesana ! kita berdua bisa pergi dan menemui Ratu Jodha, bagaimana ? Dan lagi kita bisa membantu para penduduk disana” Jalal ragu dengan ide Rukayah “Akan tetapi para penduduk tak ingin melihat wajahku, Rukayah.Tapi kita bisa pergi dengan menyamar” Rukayah senang akhirnya Jalal mau menerima idenya “Aku akan bersiap siap, Jalal.Ini semua demi kamu”, “Terima kasih, Rukayah” Jalal lalu pergi meninggalkan Rukayah untuk bersiap siap, Rukayah tersenyum sinis dengan penuh kecemburuan.
Ketika Rukayah memasuki kamarnya sendiri, kamarnya penuh dengan asap, Rukayah segera berteriak memanggil Hoshiyar, lalu Rukayah menyuruh Hoshiyar untuk menyiapkan segala macam barang barang bawaannya yang mau dibawanya pergi bersama Jalal “Yang Mulia Ratu, kenapa kamu mau pergi ke orang orang sakit itu ?” Rukayah tersenyum sinis “Aku akan memenangkan hati Jalal dengan melakukan sesuatu seperti yang biasa Jodha lakukan, Hoshiyar.Aku akan menyamar sebagai rakyat biasa dan aku akan pergi berdua dengan Jalal” Hoshiyar ragu dengan rencana Rukayah “Yang Mulia Ratu, kamu itu tak bisa hidup sebagai rakyat biasa” Rukayah marah “Jika Jodha bisa, kenapa aku tak bisa ?”, “Ratu Jodha itu mempunya hati yang mulia, kamu juga baik akan tetapi kamu tak bisa hidup sebagai orang rendahan, Yang Mulia Ratu” Rukayah langsung membentak Hoshiyar “Hoshiyar ! Beraninya kamu bilang seperti itu ! Ayo cepat kerjakan tugasmu !” Rukayah bertekad membuktikan dirinya mampu seperti Jodha.
eesokan harinya, Salim dan para prajuritnya mendatangi tempat para penari dengan menyamar sebagai orang biasa, ia melihat para penari sedang bekerja untuk membangun kembali tempat tinggal para penari itu, ketika Salim turun dari kudanya, salah satu penari berkata padanya “Tidak ada satupun yang membantu kami” Salim terkejut mendengarnya “Aku telah memerintahkan untuk mengirim beberapa pekerja kesini untuk membantu mereka akan tetapi mereka tak datang kesini” bathinnya dalam hati “Aku akan menolong kalian” Salim segera menutupi mulut dan hidungnya dengan kain penutup dan mulai mengerjakan pembangunan tersebut, tak lama kemudian Anarkali datang kesana dengan membawa makanan untuk para pekerja “Rupanya ada orang orang baik juga disini yang mau menolong, seperti para pekerja ini yang telah bekerja untuk kita” Anarkali senang karena akhirnya ada yang mau membantu merenovasi tempat para penari, kemudian Anarkali membagikan makanan untuk para pekerja, makanan itu juga diberikannya ke Salim “Terima kasih, kamu telah melakukan pekerjaan yang baik” ujar Anarkali sambil memberikan makanan itu ke Salim kemudian berlalu meninggalkannya, Salim membuka kain penutup wajahnya dan memandang kepergian Anarkali.
Diistana kerajaan Mughal, para menteri khawatir dengan keselamatan Jalal yang akan bepergian jauh “Keamanan anda sangat penting, Yang Mulia.Saya tak akan membiarkan kamu pergi dari istana, jika orang orang itu bisa mengenali kamu maka mereka tak akan membiarkan kamu hidup, Yang Mulia.Atau bawa saya juga bersamamu” Birbal sangat mengkhawatirkan keadaan Jalal “Birbal, kamu itu dibutuhkan di istana, kamu harus mengawasi semuanya dari sini, aku akan menyamar jadi tak ada seorangpun yang akan menyakiti aku” Jalal dan Rukayah berpakaian layaknya rakyat biasa dan bergegas pergi meninggalkan istana.
Ditempat Mirza Hakim, Mirza sedang bersama dengan Maan Sigh “Maan Sigh, ini adalah saat yang tepat untuk menyerang kesultanan Mughal, Jalal sedang lemah saat ini, kita bisa menyerang, Shah Abdullah telah mengirimkan surat untuk menyerang sekarang !” Maan Sigh terkejut setelah mengetahui bahwa Shah Abdullah (salah satu menteri Jalal) ternyata adalah mata mata Mirza Hakim selama ini “Tidakkah kamu berfikir kalau hal itu terlalu cepat ?”, “Tidak Maan Sigh ! Kita akan menyerang hanya saat ini saja !” ujar Mirza lalu berlalu meninggalkan Maan Sigh, Maan Sigh kaget “Aku harus melakukan sesuatu !” bathinnya dalam hati.
Sementara itu, Jalal dan Rukayah sedang dalam perjalanan ke tempat Jodha menggunakan gerobak sapi, mereka mulai memasuki hutan, tiba tiba Jalal menyuruh sais gerobak berhenti “Ada apa, Jalal ?” Jalal turun dari gerobak sapi “Perasaanku kurang enak, Rukayah .. Tolong ambilkan air” Rukayah segera mengambil botol berisi air namun ternyata botol air itu telah kosong “Jalal, airnya habis”, “Baiklah, kalau begitu kita akan ambil air dari danau itu” namun ketika mereka melihat ke danau “Jalal, air danau itu sangat kotor, itu bisa membuat kamu sakit lagi” Jalal terpana melihat keadaan danau tersebut “Jika aku meminumnya maka aku akan sakit namun kalau aku tak meminumnya maka aku akan mati kehausan” ketika Jalal sedang bingung tiba tiba diatas sebuah batu besar, Jalal melihat ada semangkok air bersih yang biasanya untuk memberi minum para burung merpati, mereka langsung meminum air tersebut, setelah minum Jalal penasaran dengan keberadaan mangkok tanah liat yang berisi air putih itu “Siapa yang telah menaruh air di mangkok tanah liat ini ? Sekarang aku mengerti aku mungkin menguasai seluruh negeri India akan tetapi saat ini aku sangat mengandalkan dua tetes air untuk bertahan hidup, seorang malaikat pasti telah meletakkan air ini disini untukku” Jalal masih terus penasaran dengan mangkok tanah liat itu, lama ia memandangi mangkok tersebut sebelum meninggalkan tempat itu, sepeninggal Jalal dari sana, tiba tiba seorang malaikat yang menyerupai seorang anak kecil keluar dari balik pohon sambil tersenyum memandangi kepergian Jalal kemudian mengambil mangkok tanah liat tadi....Baca Selanjutnya Sinopsis Jodha Akbar episoden 456
Haidar sedang bersama Qutub diteras taman tengah istana “Qutub, ini berarti kita harus pergi keluar dari Agra”, “Betul , Haidar.Kita harus pergi kemana saja untuk menolong para penduduk” Haidar dan Qutub tampak asyik ngobrol berdua, sementara dari kejauhan Nadira dan Shama, anaknya (saudara Javeda) sedang membicarakan tentang Haidar, Nadira berusaha untuk menunjukkan Shama ke Haidar namun sayangnya Shama selalu bertingkah kekanak kanakan yang sering membuat Nadira pusing tujuh keliling.
Narator : “Situasi dan tempat yang paling buruk adalah kota Manekpur, Jodha pergi kesana untuk menolong orang orang tersebut, Jodha melihat para penduduk yang menderita di Manekpur yang pada menangis dan sekarat dijalanan”
“Aku tak percaya pada apa yang terjadi pada rakyatku” Jodha kaget melihat kondisi rakyatnya, tak lama kemudian Jodha mendekati wanita yang muntah dan terbatuk batuk dari kemarin, Jodha dan para pelayannya menutup hidung dan mulut mereka dengan masker lalu mulai mengobati si wanita tersebut “Terima kasih, bu.Anda ini bagaikan malaikat, terima kasih telah menyelamatkan ibu saya” anak laki laki wanita itu sangat berterima kasih ke Jodha, ketika Jodha dan pelayannya keluar tenda, para penduduk mulai bergunjing tentang dirinya “Siapa ia ?” tanya salah seorang perempuan yang ada disana “Dia itu Radha, ia datang untuk menolong kita” ujar perempuan yang lain “Dia ini menolong kita tanpa pamrih sedangkan dilain pihak Yang Mulia Raja hidup bergelimpangan dengan kemewahan didalam istana, jika ia datang kesini maka kita tak akan membiarkan ia hidup !” Jodha dan para pelayanannya mendengar gunjingan orang orang tersebut, Zakira tak terima mereka mengata ngatai Jalal didepan Jodha “Ratu Jodha, aku akan menghardik mereka agar mereka tau sopan santun !” Jodha melarang Zakira “Zakira ! Jangan ! Jika mereka tahu tentang identitasku maka mereka tak akan mau menerima bantuan kita maka lebih baik kita diam saja, biarkan mereka mau berkata apa” Zakira akhirnya menuruti perintah Jodha.
Narator : “Waktupun terus berlalu dan tak terasa dua bulan sudah Jodha dan Jalal terpisah satu sama lain, Jalal sangat merindukan Jodha, Jalal selalu teringat pada kisah kisah romantis mereka berdua, tiap malam Jalal selalu memasuki kamar Jodha dan memperhatikan dupatta serta perhiasan yang ditinggalkan Jodha dikamar, Jalal teringat setiap waktu yang selalu mereka habiskan berdua, sementara itu ditempat Jodha, malam itu Jodha tak bisa tidur juga dan teringat bagaimana Jalal mengatakan padanya bahwa ia akan menunggu Jodha kembali ke istana, bagaimana ketika Jalal melakukan ritual aarti ke Jodha”
“Aku tak tahu bagaimana keadaan Yang Mulia saat ini, ya Kahnaa.berilah aku kekuatan sehingga aku bisa menghadapi penderitaan karena perpisahan ini”
Malam itu masih di kamar Jodha, Rukayah menemui Jalal disana dan memegang bahu Jalal “Ratu Jodha !” Jalal mengira yang datang adalah Jodha ternyata Rukayah “Maafkan aku Rukayah, aku kira Ratu Jodha yang datang” Rukayah hanya tersenyum “Aku tahu kalau kamu sangat merindukannya, aku juga rindu dengannya”, “Dia pergi untuk memenuhi tanggung jawab dan tugasnya sebagai Mariam Uz Zamani” Rukayah iba melihat kondisi Jalal “Kamu seharusnya melihatnya sesekali, Jalal.ayo kita kesana ! kita berdua bisa pergi dan menemui Ratu Jodha, bagaimana ? Dan lagi kita bisa membantu para penduduk disana” Jalal ragu dengan ide Rukayah “Akan tetapi para penduduk tak ingin melihat wajahku, Rukayah.Tapi kita bisa pergi dengan menyamar” Rukayah senang akhirnya Jalal mau menerima idenya “Aku akan bersiap siap, Jalal.Ini semua demi kamu”, “Terima kasih, Rukayah” Jalal lalu pergi meninggalkan Rukayah untuk bersiap siap, Rukayah tersenyum sinis dengan penuh kecemburuan.
Ketika Rukayah memasuki kamarnya sendiri, kamarnya penuh dengan asap, Rukayah segera berteriak memanggil Hoshiyar, lalu Rukayah menyuruh Hoshiyar untuk menyiapkan segala macam barang barang bawaannya yang mau dibawanya pergi bersama Jalal “Yang Mulia Ratu, kenapa kamu mau pergi ke orang orang sakit itu ?” Rukayah tersenyum sinis “Aku akan memenangkan hati Jalal dengan melakukan sesuatu seperti yang biasa Jodha lakukan, Hoshiyar.Aku akan menyamar sebagai rakyat biasa dan aku akan pergi berdua dengan Jalal” Hoshiyar ragu dengan rencana Rukayah “Yang Mulia Ratu, kamu itu tak bisa hidup sebagai rakyat biasa” Rukayah marah “Jika Jodha bisa, kenapa aku tak bisa ?”, “Ratu Jodha itu mempunya hati yang mulia, kamu juga baik akan tetapi kamu tak bisa hidup sebagai orang rendahan, Yang Mulia Ratu” Rukayah langsung membentak Hoshiyar “Hoshiyar ! Beraninya kamu bilang seperti itu ! Ayo cepat kerjakan tugasmu !” Rukayah bertekad membuktikan dirinya mampu seperti Jodha.
eesokan harinya, Salim dan para prajuritnya mendatangi tempat para penari dengan menyamar sebagai orang biasa, ia melihat para penari sedang bekerja untuk membangun kembali tempat tinggal para penari itu, ketika Salim turun dari kudanya, salah satu penari berkata padanya “Tidak ada satupun yang membantu kami” Salim terkejut mendengarnya “Aku telah memerintahkan untuk mengirim beberapa pekerja kesini untuk membantu mereka akan tetapi mereka tak datang kesini” bathinnya dalam hati “Aku akan menolong kalian” Salim segera menutupi mulut dan hidungnya dengan kain penutup dan mulai mengerjakan pembangunan tersebut, tak lama kemudian Anarkali datang kesana dengan membawa makanan untuk para pekerja “Rupanya ada orang orang baik juga disini yang mau menolong, seperti para pekerja ini yang telah bekerja untuk kita” Anarkali senang karena akhirnya ada yang mau membantu merenovasi tempat para penari, kemudian Anarkali membagikan makanan untuk para pekerja, makanan itu juga diberikannya ke Salim “Terima kasih, kamu telah melakukan pekerjaan yang baik” ujar Anarkali sambil memberikan makanan itu ke Salim kemudian berlalu meninggalkannya, Salim membuka kain penutup wajahnya dan memandang kepergian Anarkali.
Diistana kerajaan Mughal, para menteri khawatir dengan keselamatan Jalal yang akan bepergian jauh “Keamanan anda sangat penting, Yang Mulia.Saya tak akan membiarkan kamu pergi dari istana, jika orang orang itu bisa mengenali kamu maka mereka tak akan membiarkan kamu hidup, Yang Mulia.Atau bawa saya juga bersamamu” Birbal sangat mengkhawatirkan keadaan Jalal “Birbal, kamu itu dibutuhkan di istana, kamu harus mengawasi semuanya dari sini, aku akan menyamar jadi tak ada seorangpun yang akan menyakiti aku” Jalal dan Rukayah berpakaian layaknya rakyat biasa dan bergegas pergi meninggalkan istana.
Ditempat Mirza Hakim, Mirza sedang bersama dengan Maan Sigh “Maan Sigh, ini adalah saat yang tepat untuk menyerang kesultanan Mughal, Jalal sedang lemah saat ini, kita bisa menyerang, Shah Abdullah telah mengirimkan surat untuk menyerang sekarang !” Maan Sigh terkejut setelah mengetahui bahwa Shah Abdullah (salah satu menteri Jalal) ternyata adalah mata mata Mirza Hakim selama ini “Tidakkah kamu berfikir kalau hal itu terlalu cepat ?”, “Tidak Maan Sigh ! Kita akan menyerang hanya saat ini saja !” ujar Mirza lalu berlalu meninggalkan Maan Sigh, Maan Sigh kaget “Aku harus melakukan sesuatu !” bathinnya dalam hati.
Sementara itu, Jalal dan Rukayah sedang dalam perjalanan ke tempat Jodha menggunakan gerobak sapi, mereka mulai memasuki hutan, tiba tiba Jalal menyuruh sais gerobak berhenti “Ada apa, Jalal ?” Jalal turun dari gerobak sapi “Perasaanku kurang enak, Rukayah .. Tolong ambilkan air” Rukayah segera mengambil botol berisi air namun ternyata botol air itu telah kosong “Jalal, airnya habis”, “Baiklah, kalau begitu kita akan ambil air dari danau itu” namun ketika mereka melihat ke danau “Jalal, air danau itu sangat kotor, itu bisa membuat kamu sakit lagi” Jalal terpana melihat keadaan danau tersebut “Jika aku meminumnya maka aku akan sakit namun kalau aku tak meminumnya maka aku akan mati kehausan” ketika Jalal sedang bingung tiba tiba diatas sebuah batu besar, Jalal melihat ada semangkok air bersih yang biasanya untuk memberi minum para burung merpati, mereka langsung meminum air tersebut, setelah minum Jalal penasaran dengan keberadaan mangkok tanah liat yang berisi air putih itu “Siapa yang telah menaruh air di mangkok tanah liat ini ? Sekarang aku mengerti aku mungkin menguasai seluruh negeri India akan tetapi saat ini aku sangat mengandalkan dua tetes air untuk bertahan hidup, seorang malaikat pasti telah meletakkan air ini disini untukku” Jalal masih terus penasaran dengan mangkok tanah liat itu, lama ia memandangi mangkok tersebut sebelum meninggalkan tempat itu, sepeninggal Jalal dari sana, tiba tiba seorang malaikat yang menyerupai seorang anak kecil keluar dari balik pohon sambil tersenyum memandangi kepergian Jalal kemudian mengambil mangkok tanah liat tadi....Baca Selanjutnya Sinopsis Jodha Akbar episoden 456