Sinopsis Jodha Akbar ANTV Episode 197. adegan 1
Di mandir, sujamal berpikir apakah jodha mendapatkan pesannya. Prajurit lalu datang dan bertanya mengapa sujamal berada di mandir. Sujamal menjawab :”aku pengemis, saya hanya menumpang beristirahat di sini”. Prajurit lalu memerintahkan sujamal untuk jangan berkeliaran.
Jodha mau pergi meninggalkan istana.
Moti berkata dengan panik :”yang mulia akan marah jika ia mengetahui tentang hal ini jodha”
Jodha menegaskan :”aku harus mengambil keputusan moti, kamu awasi saja keadaan istana”
Jodha meyakinkan moti dan moti tak bisa berkata apa-apa lagi, wajah khawatir terlihat di wajah moti. Moti memberikan seledangnya kepada jodha. Jodha pergi dan moti melihatnya dengan khawatir. Jodha tak tahu kalau maham mengikutinya…
Di mandir, sujamal berpikir apakah jodha mendapatkan pesannya. Prajurit lalu datang dan bertanya mengapa sujamal berada di mandir. Sujamal menjawab :”aku pengemis, saya hanya menumpang beristirahat di sini”. Prajurit lalu memerintahkan sujamal untuk jangan berkeliaran.
Jodha mau pergi meninggalkan istana.
Moti berkata dengan panik :”yang mulia akan marah jika ia mengetahui tentang hal ini jodha”
Jodha menegaskan :”aku harus mengambil keputusan moti, kamu awasi saja keadaan istana”
Jodha meyakinkan moti dan moti tak bisa berkata apa-apa lagi, wajah khawatir terlihat di wajah moti. Moti memberikan seledangnya kepada jodha. Jodha pergi dan moti melihatnya dengan khawatir. Jodha tak tahu kalau maham mengikutinya…
Jodha menemui sujamal di mandir, jodha masih berpikir bahwa bagaimana sujamal tahu bahwa ia akan datang ke mandir. Sujamal menyambut kedatangan jodha, sujamal tersenyum dan meletakkan tangannya di bahu jodha dan berkata :”aku di sini jodha”. Jodha tersenyum tapi wajahnya memperlihatkan kecemasan. Sujamal melanjutkan :”tidak aman jika kita berbicara di sini, ayo kita pergi ke belakang mandir”. Mereka pun pergi ke belakang mandir. Jodha menangis dan memeluk sujamal. Maham yang dari tadi memperhatikan mereka terkejut.
Sujamal menghapus air mata jodha :”berhentilah menangis jodha”
Jodha berkata dengan air mata yang masih berlinang :”satu sisi ada suamiku, dan di satu sisi lagi ada saudaraku. saya harus bagaimana. Semua orang berpikir bahwa kaulah yang sudah menyerang yang mulia. Katakan padaku kak, kamu tak melakukannya”
Sujamal melihat jodha dengan penuh kasih :”ayo kita masuk ke dalam”. Mereka masuk ke dalam. Maham kembali terkejut melihat mereka masuk ke dalam.
Di dalam mandir.
Sujamal :”aku tak menyerang jalal jodha”. Jodha menarik nafas lega, wajahnya terlihat senang.
Sujamal melanjutkan :”aku sudah berjanji padamu bahwa saya akan selalu melindungi suamimu..”
Jodha :”lalu mengapa saat itu kamu ada di jashn kak?”
Sujamal :”untuk memenuhi janjiku” jodha terlihat tak mengerti. Sujamal melanjutkan :”seseorang berencana untuk membunuh jalal jodha”. Sujamal lalu menceritakan peristiwa di jashn saat jalal akan diserang. Jodha terlihat terkejut mendengar penjelasan sujamal.
Sujamal :”aku tak beruntung karena mereka menjadikan saya tersangka dalam kasus ini” sujamal berkata sedih.
Jodha memandang sujamal dengan prihatin :”kita akan bicara pada yang mulia”
Sujamal menggeleng :”dia tak akan percaya jodha”. Jodha lalu teringat kata –kata pahit jalal mengenai sujamal.
Sujamal :”semua orang meragukanku tapi saya akan selalu memenuhi janjiku padamu jodha”
Jodha memandang sujamal dengan mata yang berkaca-kaca. Sujamal berkata dengan wajah serius :”seseorang di dalam istana berencana memberontak jalal, jodha. Berjanjilah padaku bahwa kamu tak akan mengatakan pada jalal bahwa kamu datang menemuiku di sini”
Maham yang dari tadi menguping pembicaraan mereka terkejut dan tersenyum jahat. Rencana jahat terlihat dari senyumannya.
Kembali ke jodha dan sujamal.
Jodha :”aku berjanji kak sujamal, saya tak akan pernah mengatakannya kepada yang mulia”
Maham yang menguping berkata :”acaaa…, jadi ia adalah sujamal. saya akan mengatakan ini pada jalal” maham berpikir sebentar dan berkata lagi :”o tak tidak , saya akan memainkan permainan yang lebih besar” maham tersenyum sinis dan puas dengan rencana jahat yang akan dilakukannya.
adegan 2
Di pagi hari, di kamar jodha.
Moti :”jodha, apa kamu akan mengatakan pada yang mulia tentang kakakmu(sujamal
)?”
Jodha mengeleng :”tidak moti, saya sudah berjanji pada kakakku bahwa saya tak akan pernah mengatakannya pada yang mulia”
Jalal datang dan berkata :”wajahmu begitu damai ratu jodha” kata jalal senyam senyum.
Jodha :”ini semua karenamu”
Jalal duduk di depan jodha :”ke mana kamu tadi malam ratu jodha? saya datang menemuimu tapi kamu tak ada”
jodha agak terkejut tapi dengan tenaang berkata :” malam tadi saya pergi ke mandir”
Jalal :”di malam hari?”
Jodha :”ya, karena sebelumnya saya tak pergi ke sana”
Jalal mengangguk :”baiklah ratu jodha, tanggung jawab harem memang tak kecil, kamu sedih dan kamu melupakan orang orang di bawah tanggung jawabmu” jalal tersenyum dan mengajak jodha untuk bermain catur.
Jodha menjawab dengan rasa bersalah :”maafkan saya yang mulia, malam tadi saya tak beristirahat dengan baik, jadi saya tak bisa menemanimu bermain”
Jalal :”hm, baiklah” jalal pergi…
Jodha menatp kepergiannya dengan wajah sedih dan rasa bersalah :”maafkan saya yang mulia, saya tak bisa mengatakan apapun padamu”
adegan 3
Javeda datang menemui ruks, bandhi mengatakan bahwa ruks sedang tidur. Javeda lalu mengatakan kepada bandhi bahwa ruks adalah teman dekatnya, dan meminta bandhi untuk mengatakan pada ruks bahwa ia ingin menemuinya. Bandhi lalu mempersilahkan javeda untuk masuk. Javeda dengan menggerutu masuk ke kamar ruks. Javeda melihat ruks sedang tertidur. Javeda mencoba untuk menyentuh seledang ruks, tapi kemudian ruks bangun dan berkata :”jika kamu bosan untuk hidup, maka sentuhlah”
Javeda terkejut :”kau bangun ratu ruqaiya… kamu bermain dengan sangat baik di chogan, tolong ajari saya dan kamu juga terlihat cantik memakai gaun itu” kata javeda dengan cara bicaranya yang cerewet.
Ruks berkata dengan malas :”aku sedang sibuk”
javeda tak menyerah :”kau sudah meninggalkan jabatanmu maka kamu bebas sekarang”
Ruks berkata marah :”aku meninggalkan jabatanku tapi bukan berarti saya bebas dan tak sibuk, pergilah!”
Javeda ikut marah :”kau begitu arogan, itulah mengapa jabatanmu di ambil ratu jodha”
Javeda berharap jodha tahu tentang permainan ini dan bisa mengajarinya, diapun pergi meninggalkan ruqaiya.
adegan 4
Maham datang menemui jalal.
Maham berkata dengan wajah serius sekaligus terlihat bingung (tentu saja bersandiwara):”aku ingin berbicara secara pribadi denganmu jalal”. Jalal memandang maham dengan penasaran. Maham melanjutkan :”aku tak tahu bagaimana caranya memberitahu dirimu. saya tak ingin mengganggu, saya tahu kamu dan ratu jodha semakin dekat akhir akhir ini. Apa kamu menanyakan padanya kemana ia pergi tadi malam?”
Jalal semakin penasaran dengan apa yang ingin dikatakan maham :”ya, ia berkata ia pergi ke mandir untuk berdoa”
Maham bingung(masih sandiwara) :”dia tak seharusnya pergi kesana di tengah malam ketika ada orang berbahaya di sana. saya tak meragukan kejujurannya jalal, kamu tahu itu”. Masih dengan wajah bingung, cemas dan seriusnya yang penuh sandiwara maham melanjutkan :”hanya untuk memastikan keselamatannya saya pergi mengikutinya tadi malam. Jalal, saya mohon jangan terkejut, jodha pergi ke sana untuk menemui seorang laki-laki”. Jalal terkejut bagai disambar petir. Maham makin memanasi jalal dengan memfitnah jodha :”dia adalah seorang istri raja, ia bisa bertemu siapapun dimanapun. saya tak meragukan keyakinannya, tapi saya hanya ingin tahu, apa ia mengatakan padamu bahwa ia ke sana untuk menemui seorang laki-laki?”
Jalal hanya diam, terjadi pertarungan hebat di dalam dirinya, satu sisi ia sangat mempercayai jodha namun di satu sisi ia sangat mempercayai maham sang ibu angkatnya.
Maham :”aku mohon maaf karena sudah mengikutinya, tapi saya harus membuktikan keraguanku. Pagi kemarin seseorang mengirim pesan pada jodha melalui sehelai daun, karena itulah…”. Jalal lalu ingat bahwa ia memungut daun itu di lantai saat menemui jodha di kamarnya. Maham memandang jalal dengan pandangan jahatnya dan melanjutkan :”pesan itu mengatakan bahwa ratu jodha harus menemuinya di mandir dan mereka berbicara mengenai kenangan mereka di amer. Sangat aneh ada yang berbicara seperti itu pada ratu jodha, mereka kelihatan sangat dekat. Ini berat bagiku, Tapi sebagai perdana menteri saya pikir saya harus memberitahukannya padamu jalal…”. Maham tertawa dalam hati dan berkata :”aku berhasil memainkan permainan besar”
maham bisa melihat kemarahan di wajah jalal.
Jalal :”terima kasih bari ammi”
Maham :”kehormatan seorang wanita sedang dipertaruhkan, jadi kamu harus memberikan perlindungan ekstra…”
Jalal menjawab tanpa memandang maham :”jangan khawatir”
Maham pergi dengan rasa puas, sementara jalal masih berpikir keras tentang perkataan maham.
adegan 5
di kamarnya Atgah mau bangkit dari tempat tidurnya tapi jiji angga mencegahnya.
Jiji angga :”kau tak akan pergi kemanapun”
Atgah :”aku akan pergi untuk memenuhi tugasku pada yang mulia”
Jiji angga :”dia memerintahkanmu untuk beristirahat, jadi duduklah” kata jiji angga tegas kepada suaminya, jiji angga :”aku tahu kamu khwatir padanya, tapi ia raja yang pintar dan kamu juga harus mengurus dirimu sendiri dan juga aku”
Atgah terlihat menyesal :”aku minta maaf karena saya selalu tak mempunyai waktu untukmu istriku, tapi saya sudah memberikan hidupku untuk yang mulia”
Jiji angga :”aku juga mencintai yang mulia, karena saya adalah wanita yang menyusuinya”
Atgah :”dia terlihat sedih ketika melihat saya berbaring di kasur”
Jiji angga :”putra kita aziz juga melayaninya”
Atgah tersenyum :”putraku adalah orang yang taat dan bisa dipercaya”
Jiji angga :”tunjukkanlah tanggung jawabmu padanya suamiku”
Atgah mengangguk dan tersenyum.
sementara di kamarnya jalal sedang memikirkan perkataan maham mengenai jodha. ia berpikir :”aku mengetahui kepribadian ratu jodha, pasti ada alasannya kenapa ia pergi ke sana. ia pasti akan mengatakannya padaku di waktu yang tepat, tapi tak aman untuk pergi sendiri di malam hari, saya harus memperhatikan dan memberikan keamanan ekstra terhadap ratu jodha…” BACA SELANJUTNYA JODHA AKBAR EPISODE 198
Sujamal menghapus air mata jodha :”berhentilah menangis jodha”
Jodha berkata dengan air mata yang masih berlinang :”satu sisi ada suamiku, dan di satu sisi lagi ada saudaraku. saya harus bagaimana. Semua orang berpikir bahwa kaulah yang sudah menyerang yang mulia. Katakan padaku kak, kamu tak melakukannya”
Sujamal melihat jodha dengan penuh kasih :”ayo kita masuk ke dalam”. Mereka masuk ke dalam. Maham kembali terkejut melihat mereka masuk ke dalam.
Di dalam mandir.
Sujamal :”aku tak menyerang jalal jodha”. Jodha menarik nafas lega, wajahnya terlihat senang.
Sujamal melanjutkan :”aku sudah berjanji padamu bahwa saya akan selalu melindungi suamimu..”
Jodha :”lalu mengapa saat itu kamu ada di jashn kak?”
Sujamal :”untuk memenuhi janjiku” jodha terlihat tak mengerti. Sujamal melanjutkan :”seseorang berencana untuk membunuh jalal jodha”. Sujamal lalu menceritakan peristiwa di jashn saat jalal akan diserang. Jodha terlihat terkejut mendengar penjelasan sujamal.
Sujamal :”aku tak beruntung karena mereka menjadikan saya tersangka dalam kasus ini” sujamal berkata sedih.
Jodha memandang sujamal dengan prihatin :”kita akan bicara pada yang mulia”
Sujamal menggeleng :”dia tak akan percaya jodha”. Jodha lalu teringat kata –kata pahit jalal mengenai sujamal.
Sujamal :”semua orang meragukanku tapi saya akan selalu memenuhi janjiku padamu jodha”
Jodha memandang sujamal dengan mata yang berkaca-kaca. Sujamal berkata dengan wajah serius :”seseorang di dalam istana berencana memberontak jalal, jodha. Berjanjilah padaku bahwa kamu tak akan mengatakan pada jalal bahwa kamu datang menemuiku di sini”
Maham yang dari tadi menguping pembicaraan mereka terkejut dan tersenyum jahat. Rencana jahat terlihat dari senyumannya.
Kembali ke jodha dan sujamal.
Jodha :”aku berjanji kak sujamal, saya tak akan pernah mengatakannya kepada yang mulia”
Maham yang menguping berkata :”acaaa…, jadi ia adalah sujamal. saya akan mengatakan ini pada jalal” maham berpikir sebentar dan berkata lagi :”o tak tidak , saya akan memainkan permainan yang lebih besar” maham tersenyum sinis dan puas dengan rencana jahat yang akan dilakukannya.
adegan 2
Di pagi hari, di kamar jodha.
Moti :”jodha, apa kamu akan mengatakan pada yang mulia tentang kakakmu(sujamal
)?”
Jodha mengeleng :”tidak moti, saya sudah berjanji pada kakakku bahwa saya tak akan pernah mengatakannya pada yang mulia”
Jalal datang dan berkata :”wajahmu begitu damai ratu jodha” kata jalal senyam senyum.
Jodha :”ini semua karenamu”
Jalal duduk di depan jodha :”ke mana kamu tadi malam ratu jodha? saya datang menemuimu tapi kamu tak ada”
jodha agak terkejut tapi dengan tenaang berkata :” malam tadi saya pergi ke mandir”
Jalal :”di malam hari?”
Jodha :”ya, karena sebelumnya saya tak pergi ke sana”
Jalal mengangguk :”baiklah ratu jodha, tanggung jawab harem memang tak kecil, kamu sedih dan kamu melupakan orang orang di bawah tanggung jawabmu” jalal tersenyum dan mengajak jodha untuk bermain catur.
Jodha menjawab dengan rasa bersalah :”maafkan saya yang mulia, malam tadi saya tak beristirahat dengan baik, jadi saya tak bisa menemanimu bermain”
Jalal :”hm, baiklah” jalal pergi…
Jodha menatp kepergiannya dengan wajah sedih dan rasa bersalah :”maafkan saya yang mulia, saya tak bisa mengatakan apapun padamu”
adegan 3
Javeda datang menemui ruks, bandhi mengatakan bahwa ruks sedang tidur. Javeda lalu mengatakan kepada bandhi bahwa ruks adalah teman dekatnya, dan meminta bandhi untuk mengatakan pada ruks bahwa ia ingin menemuinya. Bandhi lalu mempersilahkan javeda untuk masuk. Javeda dengan menggerutu masuk ke kamar ruks. Javeda melihat ruks sedang tertidur. Javeda mencoba untuk menyentuh seledang ruks, tapi kemudian ruks bangun dan berkata :”jika kamu bosan untuk hidup, maka sentuhlah”
Javeda terkejut :”kau bangun ratu ruqaiya… kamu bermain dengan sangat baik di chogan, tolong ajari saya dan kamu juga terlihat cantik memakai gaun itu” kata javeda dengan cara bicaranya yang cerewet.
Ruks berkata dengan malas :”aku sedang sibuk”
javeda tak menyerah :”kau sudah meninggalkan jabatanmu maka kamu bebas sekarang”
Ruks berkata marah :”aku meninggalkan jabatanku tapi bukan berarti saya bebas dan tak sibuk, pergilah!”
Javeda ikut marah :”kau begitu arogan, itulah mengapa jabatanmu di ambil ratu jodha”
Javeda berharap jodha tahu tentang permainan ini dan bisa mengajarinya, diapun pergi meninggalkan ruqaiya.
adegan 4
Maham datang menemui jalal.
Maham berkata dengan wajah serius sekaligus terlihat bingung (tentu saja bersandiwara):”aku ingin berbicara secara pribadi denganmu jalal”. Jalal memandang maham dengan penasaran. Maham melanjutkan :”aku tak tahu bagaimana caranya memberitahu dirimu. saya tak ingin mengganggu, saya tahu kamu dan ratu jodha semakin dekat akhir akhir ini. Apa kamu menanyakan padanya kemana ia pergi tadi malam?”
Jalal semakin penasaran dengan apa yang ingin dikatakan maham :”ya, ia berkata ia pergi ke mandir untuk berdoa”
Maham bingung(masih sandiwara) :”dia tak seharusnya pergi kesana di tengah malam ketika ada orang berbahaya di sana. saya tak meragukan kejujurannya jalal, kamu tahu itu”. Masih dengan wajah bingung, cemas dan seriusnya yang penuh sandiwara maham melanjutkan :”hanya untuk memastikan keselamatannya saya pergi mengikutinya tadi malam. Jalal, saya mohon jangan terkejut, jodha pergi ke sana untuk menemui seorang laki-laki”. Jalal terkejut bagai disambar petir. Maham makin memanasi jalal dengan memfitnah jodha :”dia adalah seorang istri raja, ia bisa bertemu siapapun dimanapun. saya tak meragukan keyakinannya, tapi saya hanya ingin tahu, apa ia mengatakan padamu bahwa ia ke sana untuk menemui seorang laki-laki?”
Jalal hanya diam, terjadi pertarungan hebat di dalam dirinya, satu sisi ia sangat mempercayai jodha namun di satu sisi ia sangat mempercayai maham sang ibu angkatnya.
Maham :”aku mohon maaf karena sudah mengikutinya, tapi saya harus membuktikan keraguanku. Pagi kemarin seseorang mengirim pesan pada jodha melalui sehelai daun, karena itulah…”. Jalal lalu ingat bahwa ia memungut daun itu di lantai saat menemui jodha di kamarnya. Maham memandang jalal dengan pandangan jahatnya dan melanjutkan :”pesan itu mengatakan bahwa ratu jodha harus menemuinya di mandir dan mereka berbicara mengenai kenangan mereka di amer. Sangat aneh ada yang berbicara seperti itu pada ratu jodha, mereka kelihatan sangat dekat. Ini berat bagiku, Tapi sebagai perdana menteri saya pikir saya harus memberitahukannya padamu jalal…”. Maham tertawa dalam hati dan berkata :”aku berhasil memainkan permainan besar”
maham bisa melihat kemarahan di wajah jalal.
Jalal :”terima kasih bari ammi”
Maham :”kehormatan seorang wanita sedang dipertaruhkan, jadi kamu harus memberikan perlindungan ekstra…”
Jalal menjawab tanpa memandang maham :”jangan khawatir”
Maham pergi dengan rasa puas, sementara jalal masih berpikir keras tentang perkataan maham.
adegan 5
di kamarnya Atgah mau bangkit dari tempat tidurnya tapi jiji angga mencegahnya.
Jiji angga :”kau tak akan pergi kemanapun”
Atgah :”aku akan pergi untuk memenuhi tugasku pada yang mulia”
Jiji angga :”dia memerintahkanmu untuk beristirahat, jadi duduklah” kata jiji angga tegas kepada suaminya, jiji angga :”aku tahu kamu khwatir padanya, tapi ia raja yang pintar dan kamu juga harus mengurus dirimu sendiri dan juga aku”
Atgah terlihat menyesal :”aku minta maaf karena saya selalu tak mempunyai waktu untukmu istriku, tapi saya sudah memberikan hidupku untuk yang mulia”
Jiji angga :”aku juga mencintai yang mulia, karena saya adalah wanita yang menyusuinya”
Atgah :”dia terlihat sedih ketika melihat saya berbaring di kasur”
Jiji angga :”putra kita aziz juga melayaninya”
Atgah tersenyum :”putraku adalah orang yang taat dan bisa dipercaya”
Jiji angga :”tunjukkanlah tanggung jawabmu padanya suamiku”
Atgah mengangguk dan tersenyum.
sementara di kamarnya jalal sedang memikirkan perkataan maham mengenai jodha. ia berpikir :”aku mengetahui kepribadian ratu jodha, pasti ada alasannya kenapa ia pergi ke sana. ia pasti akan mengatakannya padaku di waktu yang tepat, tapi tak aman untuk pergi sendiri di malam hari, saya harus memperhatikan dan memberikan keamanan ekstra terhadap ratu jodha…” BACA SELANJUTNYA JODHA AKBAR EPISODE 198