Sinopsis Mahabharata ANTV Episode 253. Kunti berlari ke medan perang sambil menangis. Dia meneriakkan nama Karna & Karna memanggilnya Ibu. Kunti menemukan Karna tergeletak di tanah. Ketika akan mendekati Karna, Kunti sampai terjatuh. Kunti menangis berduka melihat keadaan anaknya. Karna merasa sudah mendapat pembebasan atas dosa-dosanya. Namun Kunti mengeluh bagaimana dia bisa mendapat pembebasan atas dosa kematian Karna?
Arjuna yang masih di kereta kuda bingung melihat ibunya. Ketika Arjuna menanyakan ini pada Krishna...
Krishna: Permusuhan sudah selesai. Ini saatnya mengingat hubungan. Hubungan yang lahir dari air mata juga berakhir dengan air mata.
Arjuna: Maksudnya?
Krishna: Tanyakanlah pada ibumu sendiri.
Kunti berkata "Kau tak pernah meletakkan kepalamu di pangkuanku. Seumur hidup rasa keibuanku terpendam & itu membuatku menderita." Karna menjawab "Itu adalah kemalanganku." Karna juga minta maaf sebab dia tak menghormati & tak berbakti pada Kunti. Karna minta kepalanya diletakkan di pangkuan Kunti.
Pandawa mendekati Kunti. Pandawa bingung & kaget melihat Karna dipangku Kunti. Bima menyebut Karna musuh & Kunti meralatnya. Kunti berkata justru saya yang telah membuatnya menderita terus-menerus & memberi kehidupan yang penuh struggle. Nakula mempertanyakan kalimat kehidupan yang penuh struggle itu. Sebab menurutnya Karna justru mengangkat senjata terhadap Pandawa, membunuh Abhimanyu & bersumpah membunuh Pandawa. Kunti meralatnya lagi "Bukan, dia telah bersumpah padaku untuk membiarkan 5 putraku tetap hidup."
Yudhistira minta Kunti bicara yang jelas. Ketika Kunti akan bicara Karna melarangnya. Tentu ini menjadi semakin aneh bagi Yudhistira. Karna melarang Kunti bicara dengan berkata "Kehormatan, martabat, cinta & pengabdian semuanya bagai istana pasir. saya sudah siap untuk mati, Ibu. Apa yang akan Anda dapatkan dengan kehilangan kehormatan & apa yang juga akan ku dapatkan? Misteri takdir ini harus dikubur bersama waktu."
Pandawa semakin merasakan suatu keanehan. Arjuna walau dengan hati gemetar bertanya rahasia apa, kejahatan apa & hukuman apa?
"Ini adalah hasil dari kejahatanku. Kejahatan yang dilakukan sebelum menikah. Resi Durwasa sudah memperingatkan untuk tak sembarangan mengucap mantra. Bukannya menikmati buahnya, saya justru mendapatkan derita seumur hidup."
Ditampilkanlah flashback kelahiran Karna & saat Kunti membuang Karna ke sungai. Pandawa sangat terkejut mengetahui fakta ini.
Datanglah Radha & Vrushali. Radha menangis sejadi-jadinya & mengumpat Kunti. Dia menuduh Kunti ingin menghapus kenangan tentang Radha sebelum Karna meninggal. Radha menceritakan masa kecil Karna penuh dengan kedewataan. Dia sering melompat dari gunung-gunung. Karna juga yang menyambut Kunti dengan hujan teratai saat Kunti tiba di Hastina. Karna menenangkan ibu Radha dengan berkata:
"Jika ibu Kunti tak membuangku bagaimana saya bisa mendapatkanmu, ibu Radha? Basudewa Krishna juga punya 2 orang ibu. Kenapa saya tak bisa begitu?"
Sadewa: Raja Angga Karna adalah putramu?
Kunti: Ya, Raja Angga Karna adalah abang sulungmu.
Yudhistira: Menyembunyikan sesuatu adalah dosa & mengungkapkannya akan mendapat pahala. Agar kami mendapat pahala, Ibu justru membuat kami berdosa besar.
Nakula: Harusnya kami menyentuh kakinya tapi kami justru berani mengangkat senjata melawannya.
Bima: Orang yang seharusnya dipuja malah seumur hidup selalu ku hina. Dia harusnya menjadi permata di mahkota tapi saya selalu menganggapnya sebagai permata yang ada di sandal.
Arjuna: saya melakukan dosa yang sangat besar, abang tertua. Bagaimana bisa Ibu membuatku melakukan dosa itu?
Karna: saya yang membuatmu melakukannya karena ingin membuktikan diriku lebih unggul darimu. Tapi saya bahagia karena saya berhasil membuktikan keunggulanku darimu. Makanya di saat terakhir untuk membunuhku kamu harus menggunakan tipuan.
BACA SELANJUTNYA CERITA MAHABARATA 254
Krishna: Permusuhan sudah selesai. Ini saatnya mengingat hubungan. Hubungan yang lahir dari air mata juga berakhir dengan air mata.
Arjuna: Maksudnya?
Krishna: Tanyakanlah pada ibumu sendiri.
Kunti berkata "Kau tak pernah meletakkan kepalamu di pangkuanku. Seumur hidup rasa keibuanku terpendam & itu membuatku menderita." Karna menjawab "Itu adalah kemalanganku." Karna juga minta maaf sebab dia tak menghormati & tak berbakti pada Kunti. Karna minta kepalanya diletakkan di pangkuan Kunti.
Pandawa mendekati Kunti. Pandawa bingung & kaget melihat Karna dipangku Kunti. Bima menyebut Karna musuh & Kunti meralatnya. Kunti berkata justru saya yang telah membuatnya menderita terus-menerus & memberi kehidupan yang penuh struggle. Nakula mempertanyakan kalimat kehidupan yang penuh struggle itu. Sebab menurutnya Karna justru mengangkat senjata terhadap Pandawa, membunuh Abhimanyu & bersumpah membunuh Pandawa. Kunti meralatnya lagi "Bukan, dia telah bersumpah padaku untuk membiarkan 5 putraku tetap hidup."
Yudhistira minta Kunti bicara yang jelas. Ketika Kunti akan bicara Karna melarangnya. Tentu ini menjadi semakin aneh bagi Yudhistira. Karna melarang Kunti bicara dengan berkata "Kehormatan, martabat, cinta & pengabdian semuanya bagai istana pasir. saya sudah siap untuk mati, Ibu. Apa yang akan Anda dapatkan dengan kehilangan kehormatan & apa yang juga akan ku dapatkan? Misteri takdir ini harus dikubur bersama waktu."
Pandawa semakin merasakan suatu keanehan. Arjuna walau dengan hati gemetar bertanya rahasia apa, kejahatan apa & hukuman apa?
"Ini adalah hasil dari kejahatanku. Kejahatan yang dilakukan sebelum menikah. Resi Durwasa sudah memperingatkan untuk tak sembarangan mengucap mantra. Bukannya menikmati buahnya, saya justru mendapatkan derita seumur hidup."
Ditampilkanlah flashback kelahiran Karna & saat Kunti membuang Karna ke sungai. Pandawa sangat terkejut mengetahui fakta ini.
Datanglah Radha & Vrushali. Radha menangis sejadi-jadinya & mengumpat Kunti. Dia menuduh Kunti ingin menghapus kenangan tentang Radha sebelum Karna meninggal. Radha menceritakan masa kecil Karna penuh dengan kedewataan. Dia sering melompat dari gunung-gunung. Karna juga yang menyambut Kunti dengan hujan teratai saat Kunti tiba di Hastina. Karna menenangkan ibu Radha dengan berkata:
"Jika ibu Kunti tak membuangku bagaimana saya bisa mendapatkanmu, ibu Radha? Basudewa Krishna juga punya 2 orang ibu. Kenapa saya tak bisa begitu?"
Sadewa: Raja Angga Karna adalah putramu?
Kunti: Ya, Raja Angga Karna adalah abang sulungmu.
Yudhistira: Menyembunyikan sesuatu adalah dosa & mengungkapkannya akan mendapat pahala. Agar kami mendapat pahala, Ibu justru membuat kami berdosa besar.
Nakula: Harusnya kami menyentuh kakinya tapi kami justru berani mengangkat senjata melawannya.
Bima: Orang yang seharusnya dipuja malah seumur hidup selalu ku hina. Dia harusnya menjadi permata di mahkota tapi saya selalu menganggapnya sebagai permata yang ada di sandal.
Arjuna: saya melakukan dosa yang sangat besar, abang tertua. Bagaimana bisa Ibu membuatku melakukan dosa itu?
Karna: saya yang membuatmu melakukannya karena ingin membuktikan diriku lebih unggul darimu. Tapi saya bahagia karena saya berhasil membuktikan keunggulanku darimu. Makanya di saat terakhir untuk membunuhku kamu harus menggunakan tipuan.
BACA SELANJUTNYA CERITA MAHABARATA 254