Sinopsis Jodha Akbar ANTV Episode 403. Di sidang Dewan – E – Khaas, Salim mengatakan pada Jalal : “Aku belum siap untuk mengambil tanggung jawab ini” ujar Salim, semua yang hadir disana terkejut dan tegang, “Aku ingin berbicara dengan calon pewaris tahta kerajaan secara pribadi, tolong semuanya pergi” kata Jalal, semua yang hadir disana menuruti perintah Jalal, meninggalkan tempat sidang tersebut. “Aku gak bermaksud untuk menghinamu tapi saya belum siap” kata Salim, “Kenapa ?” tanya Jalal, “Kenapa ? jika kau menginginkan saya menjadi seorang Raja, lalu mengapa kau mengirimkan saya pergi jauh ? jika kau mencintai aku, lalu mengapa kau mengirimkan saya ke medan perang ? mengapa ???” tanya Salim, “Mengapa ? mengapa ? mengapa ?” ujar Jalal dan tanpa berkata apapun, Jalal langsung memanggil prajuritnya dan menyuruh mereka untuk menahan Salim, kemudian Jalal duduk disinggasananya. “Jangan dekati saya !” bentak Salim sambil mengacungkan pedangnya, “Tahan dia !” perintah Jalal dengan nada tinggi, sesaat kemudian Salim bertarung dengan para prajurit, segera Salim menyerang mereka dengan semangat yang tinggi dan mulai melumpuhkan mereka satu per satu. Jalal menatapnya dan akhirnya Salimpun menang, Jalal langsung menghampiri Salim “Para prajuritku terlihat lemah didepanmu tapi bukan karena kekuatanmu, ayah pikir kau tahu mengapa ayah mengirimkan kau ke medan perang, ayah ingin membuatmu menjadi seorang ksatria dan lihat sekarang kau adalah prajurit yang agung, kau sendirian sekarang tapi bisa melawan seluruh pasukan, tapi selain menjadi seorang prajurit, ayah juga ingin menjadikan kau sebagai seorang raja yang agung, itulah mengapa ayah memanggilmu ke sidang karena disini kau bisa belajar sesuatu, ayah berharap bersama kau anakku, ayah harap kau bisa mengerti semua ini” kata Jalal, “Dimasa kanak kanakku, kau yang memutuskan apa yang seharusnya saya pelajari tapi sekarang saya akan memutuskan apa yang akan saya pelajari dan jika kau mengira saya menghina kau lalu kau menghukum saya kembali, kirimkan saya ke medan perang lagi tapi sejujurnya adalah saya belum siap untuk menjadi calon pewaris tahta kerajaan” ujar Salim, kemudian dia berlalu dari hadapan Jalal, Jalal hanya bisa menatapnya sedih.
Salim keluar dari ruang Dewan – E – Khaas, Jodha berusaha untuk mengajaknya berbicara tapi dia gak memperdulikan Jodha, Salim terus berjalan. “Perasaanku rasanya nggak enak, Moti … mungkin Yang Mulia dan Salim bertengkar tadi” , “Mereka mempunyai pemikiran yang berbeda, Yang Mulia berfikiran seperti raja sedangkan pangeran Salim berfikir dengan hati” ujar Moti, “Aku gak ingin keluargaku hancur, saya gak akan membiarkan mereka bertengkar” kata Jodha.
Salim berjalan menuju teras yang berada ditengah taman istana, para putri mengikutinya dari belakang, sesampainya diteras dilihatnya beberapa pedang yang berderet disana, gak lama kemudian dia mencopot bajunya dan bertelanjang dada sekarang, diambilnya salah satu pedang yang ada dan dia mulai berlatih, semua putri memperhatikan Salim secara diam diam dengan seksama, “Kira kira siapa yaa akan menjadi istrinya ?” kata salah seorang putri.
Sementara itu Anarkali dan temannya sedang didalam perjalanan menggunakan gerobak sapi menuju ke Amer, “Gara gara kamu, kita gak bisa melihat pangeran Salim dari dekat tadi” kata teman Anarkali, “Apa sih yang special dari dia ?” tanya Anarkali, “Dia itu tampan sekali, seseorang yang memenuhi syarat dan raja berikutnya” , “Tapi dia gak punya hati, saya benci dengannya !” kata Anarkali, “Ada garis yang sangat tipis antara benci dan cinta dan kau gak melewati garis itu” kata teman Anarkali, , “Kita telah dekat dengan Amer dan saya dengar bahwa putri putri yang ada disini sedang menunggu pangeran Salim tapi kau malah membenci orang yang menjadi idaman setiap gadis” kata teman Anarkali lagi, “Yaa … dia juga impian buatku, sebuah nama yang membuat saya harus mengganti namaku juga, hari ini semua orang di Agra membenciku karena mereka pikir gara gara aku, Salim harus meninggalkan Agra, saya bahkan gak bisa menyelesaikan pendidikanku karena dia, itulah mengapa saya membenci dia” kata Anarkali sambil teringat kembali kisah masa lalunya ketika masih kanak kanak, ketika dia terjatuh dikolam, lalu bagaimana dia pergi meninggalkan Agra karena Salim. “Para gadis mungkin akan tergila gila dengan menikahinya tapi saya yakin siapapun yang nanti akan menikahinya akan hidup sengsara selama hidupnya, gadis itu akan mendapatkan semuanya kecuali satu kata yaitu cin – ta, Salim itu menjadi sangat kejam, dia gak mempunyai perasaan seperti raja, saya gak hanya mengatakan satu kata untuknya tapi sebuah kalimat bahwa dia itu pembenci bukan pecinta. Di istana Agra, Salim masih berlatih dengan pedangnya dengan penuh semangat.
Sementara itu Jodha menemui Jalal, “Apa yang kau katakan ke Salim, Yang Mulia ? tanya Jodha, “Aku hanya bertanya padanya mengapa dia nenolak saya ?” jawab Jalal, “Pikirannya gak sama dengan pikaranmu, Yang Mulia dan mengapa kau ingin menjadikan dia robotmu, yang selalu menuruti semua perintahmu layaknya orang buta, kau harus membimbingnya sesuai dengan jalannya, Yang Mulia” kata Jodha, “Aku gak ingin dia terlihat lemah, Ratu Jodha” ujar Jalal, “Berfikir menggunakan hati itu bukanlah suatu kelemahan, Yang Mulia … berikan dia waktu” pinta Jodha, “Aku telah memberikan dia waktu selama tujuh tahun, berapa lama lagi waktu yang dia butuhkan sekarang ?” tanya Jalal, “Waktu gak akan menghentikan seseorang, waktu terus berjalan dan Salim bisa tertinggal dibelakang, saya gak ingin Salim tertinggal dibelakang … kau tahu kan, saya mengambil tanggung jawab ini di usiaku yang masih sangat muda, saya telah mempelajari banyak hal, saya ingin Salim belajar hal yang sama, saya ingin Salim bisa mengendalikan waktu” kata Jalal, “Aku hanya khawatir tentang anakku saja sekarang, raja itu ibarat bapak bangsa, saya juga khawatir tentang anak anak yang lain juga, saya ingin memberikan seorang raja yang agung untuk mereka, agar mereka menghormati Salim, untuk itulah Salim harus mendengarkan aku, saya juga berharap, gak ada siapapun yang mencampuri urusan diantara kami berdua, saya gak mentoleransi itu” kata Jalal, Jodha sangat terkejut mendengarnya.
Haidar sedang duduk duduk bareng paman dari ayahnya, kemudian Haidar melihat sepasang burung merpati yang berada didalam sangkar, kemudian dia mengambil salah satu burung tersebut dan mengeluarkannya dari sarangnya dan memisahkan kedua pasangan burung tersebut. “Apa yang sedang kau lakukan, Haidar ?” tanya paman Haidar , “Salim telah menghina Yang Mulia didepan banyak orang, itu artinya ada percikan api yang sedang membara diantara mereka dan api ini akan semakin dinyalakan oleh musuh musuh Jalal, sebagai teman saya akan mendukung Salim untuk semakin menjauhkan dari Jalal, bahkan bisa sangat jauh dari Jalal” kata Haidar.
Ketika Jalal dan Jodha masih ngobrol soal Salim, Todar Maal menemui mereka bersama Maan Sigh untuk memberitahukan soal surat dari Raja Bharmal, Todar Maal kemudian membacakan sebuah surat dari raja Bharmal untuk Jalal bahwa Maan Sigh akan diumumkan sebagai calon Raja Amer segera, Jodha dan Jalal sangat senang mendengarnya, dalam suratnya raja Bharmal mengundang Jalal dan keluarganya serta Maan Sigh untuk datang ke Amer, “Aku telah memberikan kau gelar Raja Maan Sigh dan kau pantas untuk gelar ini juga jadi saya siap untuk berangkat ke Amer tapi saya gak tahu apakah Salim akan siap pergi ke Amer atau tidak” kata Jalal, “Aku akan membuat dia setuju untuk menemani kita kesana” ujar Jodha.
Malam itu Jodha pergi ke kamar Salim namun ditengah jalan dia bertemu dengan Salima, “Kamu mau kemana, Ratu Jodha ?” tanya Salima, “Maan Sigh sebentar lagi akan diumumkan sebagai seorang Raja Amer jadi saya akan mengajak Salim untuk ikut ke Amer” jawab Jodha, “Ohh ,,, ya pergilah” kata Salima.
Sementara itu Salim sedang mengambil kotak opiumnya, tepat pada saat itu Jodha datang menemuinya, “Salim, apa yang terjadi diruang sidang tadi adalah suatu kesalahan, jika kau menemukan sesuatu yang salah kau bisa berbagi dengan ibu, saya adalah ibu kandungmu, nak” kata Jodha, “Aku gak apa yang ayah perintahkan, dia itu keras kepala dan selalu menginginkan agar saya mengikuti semua perintahnya, dia ingin menjadikan saya seperti robotnya” ujar Salim, “Ayahmu telah menerima semua yang kau inginkan, dia gak memaksamu, ada yang harus saya katakana padamu bahwa Maan Sigh akan segera diumumkan sebagai raja Amer, kita semua akan pergi kesana” kata Jodha, tepat pada saat itu tubuh Salim mulai merasakan kecanduan akan opium, “Aku gak ingin pergi ke sana, kalian semua pergilah” , “Maan Sigh adalah kakakmu, dia adalah pembimbingmu selama ini, jika kau gak pergi kesana, dia pasti akan merasa kecewa, tolong mengertilah … jangan marah, Salim” pinta Jodha, “Selama ini Maan Sigh lah yang selalu merawat dan memperhatikan kamu, dia salah satu menteri di kerajaan Mughal, jika kau gak pergi kesana dia akan merasa kecewa, nak” bujuk Jodha, “Sudah saya katakan pada ibu bahwa saya gak akan pergi kesana, apakah kau bisa mendengarkannya Mariam Uz Zamani ? tinggalkan saya seperti yang sudah kau lakukan tujuh tahun yang lalu !” kata Salim dengan nada tinggi, Jodha benar benar terkejut mendengarnya....BACA SELANJUTNYA Sinopsis Jodha Akbar episode 404
Salim berjalan menuju teras yang berada ditengah taman istana, para putri mengikutinya dari belakang, sesampainya diteras dilihatnya beberapa pedang yang berderet disana, gak lama kemudian dia mencopot bajunya dan bertelanjang dada sekarang, diambilnya salah satu pedang yang ada dan dia mulai berlatih, semua putri memperhatikan Salim secara diam diam dengan seksama, “Kira kira siapa yaa akan menjadi istrinya ?” kata salah seorang putri.
Sementara itu Anarkali dan temannya sedang didalam perjalanan menggunakan gerobak sapi menuju ke Amer, “Gara gara kamu, kita gak bisa melihat pangeran Salim dari dekat tadi” kata teman Anarkali, “Apa sih yang special dari dia ?” tanya Anarkali, “Dia itu tampan sekali, seseorang yang memenuhi syarat dan raja berikutnya” , “Tapi dia gak punya hati, saya benci dengannya !” kata Anarkali, “Ada garis yang sangat tipis antara benci dan cinta dan kau gak melewati garis itu” kata teman Anarkali, , “Kita telah dekat dengan Amer dan saya dengar bahwa putri putri yang ada disini sedang menunggu pangeran Salim tapi kau malah membenci orang yang menjadi idaman setiap gadis” kata teman Anarkali lagi, “Yaa … dia juga impian buatku, sebuah nama yang membuat saya harus mengganti namaku juga, hari ini semua orang di Agra membenciku karena mereka pikir gara gara aku, Salim harus meninggalkan Agra, saya bahkan gak bisa menyelesaikan pendidikanku karena dia, itulah mengapa saya membenci dia” kata Anarkali sambil teringat kembali kisah masa lalunya ketika masih kanak kanak, ketika dia terjatuh dikolam, lalu bagaimana dia pergi meninggalkan Agra karena Salim. “Para gadis mungkin akan tergila gila dengan menikahinya tapi saya yakin siapapun yang nanti akan menikahinya akan hidup sengsara selama hidupnya, gadis itu akan mendapatkan semuanya kecuali satu kata yaitu cin – ta, Salim itu menjadi sangat kejam, dia gak mempunyai perasaan seperti raja, saya gak hanya mengatakan satu kata untuknya tapi sebuah kalimat bahwa dia itu pembenci bukan pecinta. Di istana Agra, Salim masih berlatih dengan pedangnya dengan penuh semangat.
Sementara itu Jodha menemui Jalal, “Apa yang kau katakan ke Salim, Yang Mulia ? tanya Jodha, “Aku hanya bertanya padanya mengapa dia nenolak saya ?” jawab Jalal, “Pikirannya gak sama dengan pikaranmu, Yang Mulia dan mengapa kau ingin menjadikan dia robotmu, yang selalu menuruti semua perintahmu layaknya orang buta, kau harus membimbingnya sesuai dengan jalannya, Yang Mulia” kata Jodha, “Aku gak ingin dia terlihat lemah, Ratu Jodha” ujar Jalal, “Berfikir menggunakan hati itu bukanlah suatu kelemahan, Yang Mulia … berikan dia waktu” pinta Jodha, “Aku telah memberikan dia waktu selama tujuh tahun, berapa lama lagi waktu yang dia butuhkan sekarang ?” tanya Jalal, “Waktu gak akan menghentikan seseorang, waktu terus berjalan dan Salim bisa tertinggal dibelakang, saya gak ingin Salim tertinggal dibelakang … kau tahu kan, saya mengambil tanggung jawab ini di usiaku yang masih sangat muda, saya telah mempelajari banyak hal, saya ingin Salim belajar hal yang sama, saya ingin Salim bisa mengendalikan waktu” kata Jalal, “Aku hanya khawatir tentang anakku saja sekarang, raja itu ibarat bapak bangsa, saya juga khawatir tentang anak anak yang lain juga, saya ingin memberikan seorang raja yang agung untuk mereka, agar mereka menghormati Salim, untuk itulah Salim harus mendengarkan aku, saya juga berharap, gak ada siapapun yang mencampuri urusan diantara kami berdua, saya gak mentoleransi itu” kata Jalal, Jodha sangat terkejut mendengarnya.
Haidar sedang duduk duduk bareng paman dari ayahnya, kemudian Haidar melihat sepasang burung merpati yang berada didalam sangkar, kemudian dia mengambil salah satu burung tersebut dan mengeluarkannya dari sarangnya dan memisahkan kedua pasangan burung tersebut. “Apa yang sedang kau lakukan, Haidar ?” tanya paman Haidar , “Salim telah menghina Yang Mulia didepan banyak orang, itu artinya ada percikan api yang sedang membara diantara mereka dan api ini akan semakin dinyalakan oleh musuh musuh Jalal, sebagai teman saya akan mendukung Salim untuk semakin menjauhkan dari Jalal, bahkan bisa sangat jauh dari Jalal” kata Haidar.
Ketika Jalal dan Jodha masih ngobrol soal Salim, Todar Maal menemui mereka bersama Maan Sigh untuk memberitahukan soal surat dari Raja Bharmal, Todar Maal kemudian membacakan sebuah surat dari raja Bharmal untuk Jalal bahwa Maan Sigh akan diumumkan sebagai calon Raja Amer segera, Jodha dan Jalal sangat senang mendengarnya, dalam suratnya raja Bharmal mengundang Jalal dan keluarganya serta Maan Sigh untuk datang ke Amer, “Aku telah memberikan kau gelar Raja Maan Sigh dan kau pantas untuk gelar ini juga jadi saya siap untuk berangkat ke Amer tapi saya gak tahu apakah Salim akan siap pergi ke Amer atau tidak” kata Jalal, “Aku akan membuat dia setuju untuk menemani kita kesana” ujar Jodha.
Malam itu Jodha pergi ke kamar Salim namun ditengah jalan dia bertemu dengan Salima, “Kamu mau kemana, Ratu Jodha ?” tanya Salima, “Maan Sigh sebentar lagi akan diumumkan sebagai seorang Raja Amer jadi saya akan mengajak Salim untuk ikut ke Amer” jawab Jodha, “Ohh ,,, ya pergilah” kata Salima.
Sementara itu Salim sedang mengambil kotak opiumnya, tepat pada saat itu Jodha datang menemuinya, “Salim, apa yang terjadi diruang sidang tadi adalah suatu kesalahan, jika kau menemukan sesuatu yang salah kau bisa berbagi dengan ibu, saya adalah ibu kandungmu, nak” kata Jodha, “Aku gak apa yang ayah perintahkan, dia itu keras kepala dan selalu menginginkan agar saya mengikuti semua perintahnya, dia ingin menjadikan saya seperti robotnya” ujar Salim, “Ayahmu telah menerima semua yang kau inginkan, dia gak memaksamu, ada yang harus saya katakana padamu bahwa Maan Sigh akan segera diumumkan sebagai raja Amer, kita semua akan pergi kesana” kata Jodha, tepat pada saat itu tubuh Salim mulai merasakan kecanduan akan opium, “Aku gak ingin pergi ke sana, kalian semua pergilah” , “Maan Sigh adalah kakakmu, dia adalah pembimbingmu selama ini, jika kau gak pergi kesana, dia pasti akan merasa kecewa, tolong mengertilah … jangan marah, Salim” pinta Jodha, “Selama ini Maan Sigh lah yang selalu merawat dan memperhatikan kamu, dia salah satu menteri di kerajaan Mughal, jika kau gak pergi kesana dia akan merasa kecewa, nak” bujuk Jodha, “Sudah saya katakan pada ibu bahwa saya gak akan pergi kesana, apakah kau bisa mendengarkannya Mariam Uz Zamani ? tinggalkan saya seperti yang sudah kau lakukan tujuh tahun yang lalu !” kata Salim dengan nada tinggi, Jodha benar benar terkejut mendengarnya....BACA SELANJUTNYA Sinopsis Jodha Akbar episode 404