Sinopsis Jodha Akbar ANTV Episode 119. Adham sedang melakukan pijat tubuh ketika seseorang melempar batu kearahnya. Sekali tak apa. Dua kali, adham mengirim penggawal untuk mencari pelempar itu. Tiga kali, adham pergi sendiri mencari pelakunya. Dan dia melihat tasneem sedang berusaha mengambil layangan yang nyangkut di pohon dengan melemparinya dengan batu. Melihat itu adham tersenyum dan menyuruh semua penjaga pergi. Adham mendekati tasneem. Melihat adham, Tasneem segera memberi hormat. Dari arah lain, muncul Jodha dan rombongan. Melihat Adham bersama Tasneem, Jodha berkata pada moti, "Moti, bukankah itu adham khan?" Moti menyahut, "ya. apa yang sedang dia lakukan di sini?" Pada Tasneem adham bertanya, "apa kamu melemparku dengan batu?" Tasneem dengan takut-takut menjawab, "tidak, tuan. saya sedang berusaha mengambil layang-layangku. Anda pasti terkena batu itu secara gak sengaja." Adham menatap layangan yang nyangkut di ranting pohon dan bertanya, "apakah kamu suka layang-layang?" Tasneem menjawab, "ya." Adham menyuruh Tasneem mendekat. Tasneem menurut. Adham kemudian berjalan ke belakang Tasneem dan memegang pinggangnya sambil berkata kalau dia akan membantu Tasneem mengambil layangan itu. Dengan tenaganya yang kuat, adham mengangkat tubuh tasneem dan mengulurkannya kearah layangan yang mengantung. Tasneem berteriak-teriak gak mau dan minta di turunkan. tetapi adham malah terlihat kesenangan. Jodha yang melihat adegan itu terkejut dan berkata pada moti, "Moti, kamu benar. Adham mempunyai niat buruk." Adham menyuruh tasneem meraih layangannya. Tasneem berteriak gak mau dan sambil berontak meminta adham menurunkannya. Adham lalu menurunkan tubuh tasneem. Begitu menginjak tanah, Tasneem segera berlari pergi. Adham menyerigai senang dan mengambil layangan dengan sekali tarik. Jodha melihat kelakuan Adham dengan tatapan marah.
Jalal dan Ruq sedang bermain catur. Saat giliran Jalal melangkah, dia terlihat sedang berpikir keras. Ruq bertanya, "ada apa jalal? Kenapa kamu gak fokus pada permainan?" Jalal menajwab kalau dia sedang memkirkan urusan politik. Sejak Sharifudin melarikan diri, beberapa wilayah bagian seperti Mewad, Marta, Ajmer dan Nagaur gak mempunyai komandan. Dan Jalal gak tahu siapa yang harus di tunjuknya sebagai komandan. Ruq memberi saran kalau Jalal akan menunjuk orang luar maka sebaiknya menunjuk orang berbeda untuk keempat wilayah itu. Jangan menunjuk satu orang saja. tetapi harus memecah kekuatan mereka. Jalal sangat menghargai saran Ruq dan memujinya. Jalal berkata akan membicarakan hal ini dengan Maham. Ruq berkata, "kita telah membuat kesalahan di masa lalu, apa kamu akan mengulanginya lagi? Jika kamu bahas masalah ini dengan Maham anga, dia akan menunjuk Adham untuk mengisi jabatan ini. -Resham menguping pembicaraan Ruq dari balik pintu- Semua orang tahu, Adham khan gak kompeten dan gak berhasil memimpin Malwa. Dia lebih sering berada di Agra dari pada di Malwa. Adham gak cocok untuk jabatan ini." Jalal menyahut, "tetapi adham adalah prajurit yang hebat. saya tak ragukan kemampuannya, semua orang takut padanya." Ruq menjawab, "memang benar. Adham prajurit hebat, karena itu sebaiknya mengirim dia ke medan perang. tetapi untuk menjadi komandan harus memiliki ketenangan dan kemampuan di bidang politik yang semua itu gak di punyai adham. Adham khan gak pernah berpikir dua kali dengan tindakannya. Dia gak mendengarkan siapapun. Ingatlah satu hal, mungkin Maham Anga menganggapmu seperti anaknya sendiri. Dia menyayangimu, tetapi rasa sayangnya itu berbeda dengan rasa sayangnya pada Adham." Mendengar kata-kata Ruq tentang Maham, Jalal menegur Ruq, "kau salah paham. saya tak ingin mendengar apapun yang menyinggung Maham Anga." Mendengar kata-kata jalal yang membela Maham, Resham mengangguk senang. Ruq dengan tenang menyahut, "baiklah. saya takkan menyinggung maham lagi. tetapi pertimbangkanlah saranku tentang komandan." Jalal melanjutkan permainan caturnya, "kau menjadi gak fokus karena perbincangan kita. Ini Skak-Mat." Ruq dengan santai menyahut kalau dirinya sengaja membiarkan Jalal menang, baik dalam sebuah permainan maupun dalam kehidupan, "aku senang menerima kekalahanku karena kamu akan mendapat kemenangan." Jalal menatap Ruq dengan tersenyum, kagum akan pemikirannya.
Resham menyampaikan apa yang di dengarnya kepada Maham. Maham yang sedang memberi makan merpati berkata, "Mewad, Merta, Ajmer dan Nagaur. Siapa yang lebih mampu memimpin selain Adham?" Resham berkata kalau jalal mudah terpengaruh Ratu Ruqaiya dan Ratu Ruqaiya gak senang dengan adham khan. Maham berdiri dari duduknya lalu berjongkok untuk memegang burung merpati sambil berkata, "sekarang ratu Ruqaiya ingin terlibat persoalan politik kerajaan kita. Dia ingin menggantikanku menjadi perdana menteri. tetapi politik gak mudah, seperti permainan catur." Resham menyarankan Maham agar melakukan sesuatu sebelum Jalal membuat keputusan, karena kalau sampai adham gak mendapatkan jabatan itu, Adham akan menyalahkan Maham. Maham berkata, "Jalal gak pernah membuat keputusan tanpa mendiskusikannya denganku. Ada satu hal yang harus saya lakukan. saya harus memberitahu Adham soal ini."
Di ruang sidang, Jalal sedang melakukan penunjukan komandan untuk wilayah-wilayah yang ditinggalkan Sharifudin. Jalal berkata, "pengkhianatan sharifudin adalah palajaran bagi kerajaan Mughal. Kerabat terdekatku ternyata seorang pengkhianat. tetapi ini gak akan mempengaruhi pemerintahan kerajaan kita. Wilayah yang ada di bawah pengawasan Sharifudin, akan ada komandan yang baru untuk menggantikannya." Atgah khan memberikan sebuah nama untuk posisi tersebut yaitu Husein, dia prajurit yang cocok untuk mengawasi mewad, "dia sudah lama bertugas di sana dan dapat menangani urusan pemerintahan juga." Jalal setuju dan menunjuk Husein sebagai komandan di Mewad. Jalal lalu bertanya pada Atgah, "siapa lagi yang akan kamu sarankan?" Atgah berkata kalau dia punya beberapa nama, tetapi tentu saja Jalal yang herus memutuskannya. Jalal melihat sekeliling dan bertanya kenapa penjabat kerajaan banyak yang tak terlihat, apakah mereka gak tahu tentang pertemuan ini? Atgah menjawab kalau mereka mungkin diam di rumah karena kondisi cuaca yang sangat dingin ini. Jalal menanyakan Adham Khan, karena dia seharusnya ada di sini dan gak bersantai di rumah. Jalal menyuruh Atgah mencari tahu kenapa Adham gak hadir di pertemuan ini.
Adham sedang tidur terlentang di kamarnya sambil memegang layangan dan membayangkan Tasneem yang sangat rapuh, polos dan cantik seperti bidadari surga. Maham denga tergesa-gesa masuk ke kamar adham dan berkata dengan kesal, "Adham.. mengapa kamu masih berbaring? Mengapa tak hadiri pertemuan?" Adham menjawab kalau dirinya sedang gak ingin hadiri pertemuan. Maham menegur adham kalau sifat pemalasnya gak akan membantu. Dia adalah kepala komandan kerajaan mughal. Karena Sharifudin pergi, ada 4 wilayah yang kosong. Jika mereka menguasai salah satu dari wilayah itu, mereka tak kan gelisah selama hidupnya. Adham tak mengubrisnya. Maham berteriak marah dan menyuruh Adham pergi ke pertemuan sekarang juga.
Di ruang sidang, Atgah mengusulkan agar menunda keputusan sampai besok, dia akan menyuruh semua penjabat agar hadir di sidang. tetapi Jalal menolak usul itu, sebab dia tak mau menyisakan pekerjaan sampai besok. Dia sendiri yang akan memilih para komandan itu hari ini. Keputusan Jalal adalah dia memilih Khauja sebagai komandang Nagaur, Daulat sebagai komandan Merta dan Qutub Ali sebagai komandan Ajmer dan perintah itu harus segera di laksanakan. Dan sidangpun di tutup.
Resham yang besembunyi dibalik pintu mendengarkan hasil sidang. Maham masih memarahi Adham di kamarnya. Adham berkata kalau Maham gak perlu khawatir, dia pasti mendapatkan posisi komandan itu karena hanya dia yang mampu. Resham datang dan memberitahu Maham kalau Jalal sudah menunjuk ke empat komandan untuk wilayah-wilayah kosong itu. Maham sangat marah dan tersinggung karena jalal gak berdiskusi dulu dengannya dan menganggap Jalal gak adil.
Jodha selesai berdoa. tetapi pikirannya sedang entah kemana. Melihat itu moti bertanya, "Jodha, apa yang sedang kamu pikirkan?" Jodha menhjwab kalau dia sedang memikirkan Adham Khan, "aku belum bisa memahami apa yang telah kulihat. Tasneem masih anak-anak dan Adham bersikap gak senonoh padanya. Ini gak baik." Moti berkata kalau dia juga terkejut. tetapi itulah yang terjadi selama ini, pria selalu merendahkan dan melecehkan wanita, "ibunya Tasneem juga seorang pelayan. Mereka tak bisa berbuat apapun pada Adham khan. Seorang pelayan selalu di perlakukan seperti boneka untuk di permainkan." Jodha menyahut, "tapi saya bukan pelayan. saya adalah seorang ratu. Dan sebagai Ratu sudah menjadi tugasku untuk menghentikan adham khan sebelum dia melakukan kesalahan." Moti memperingatkan Jodha kalau Adham sangat kuat dan jahat. tetapi Jodha gak takut, dia tak bisa membiarkan harga diri gadis kecil di permainkan. Jodha segera bergegas pergi. Moti mengejarnya dan berkata kalau mereka sudah lalui banyak masalah, "kenapa kamu mengundang masalah lain lagi? Kumohon Jodha, berhentilah." Jodha dengan tegas berkata, "demi tuhan, saya takkan berhenti. saya meminta tolong pada dewa karena dia sang maha kuasa dan adil. Jadi, jika ada yang gak berdaya, sudah tugasku membantu mereka. Jika saya tak melakukan apa-apa mengetahui hal seperti ini terjadi, saya akan merasa sangat bersalah." Moti bertanya Jodha mau kemana? Jodha mengatakan dia akan kerumah Tasneem dan memberitahu ibunya. Karena dia satu-satunya yang bisa mengajukan keluhan tentang perilaku adham yang menyimpang dalam sebuah sidang. Dan Jodha yakin, Jalal akan memberikan keadilan. Moti ingin ikut. Jodha melarangnya. Moti memaksa, "jika kamu bisa menjalankan tugasmu sebagai ratu, maka saya akan jalankan tugasku sebagai pelayanmu." Jodha kemudian membiarkan Moti ikut.
Jodha dan Moti menemui Tasneem dan ibunya. Ibu Tasneem berkata, "aku mengerti, ratu Jodha. tetapi saya tak bisa berbuat apa-apa. Adham khan adalah seorang komandan. Dia telah berjanji kalau suamiku akan di tunjuk sebagai penjaga benteng. Karena itu suamiku berjanji memberikan apapun pada adham khan. Adham khan telah banyak membantu kami." Ibu tasneem kemudian menunjukan kalung mewah pemberian adham dan berkata kalau gak semua orang mau memberikan barang mewah pada orang lain, ini menunjukan kalau Adham orang yang baik. Jodha bertanya, "apakah ini caramu membalas kebaikan adham? Masa depan Tasneem dalam bahaya." Ibunda Tasneem memohon pada Jodha agar membiarkannya saja, karena Adham khan telah banyak membantu mereka dan dia tak bisa menentang janji suaminya. Jodha dengan penasaran bertanya, "apakah kamu tak merasa bertanggung jawab atas harga diri putrimu?" Ibunda Tasneem berkata, "kami hanya rakyat biasa, oleh karena itu tanggung jawab kami gak berarti. saya telah membesarkan dia, tetapi takdir yang akan menentukan masa depannya. Ayahnya telah membuat keputusan demi kebaikan dirinya. saya takkan ikut campur dengan masalah ini." Jodha tak tahu harus berkata apa lagi. Tasneem yang sedari tadi diam, akhirnya membuka mulut, "ibu, saya takut pada Adham khan. Dia mengangkatku dengan memegang pinggangku." Ibunya Tasneem membentak anaknya dan menyuruhnya diam. Tasneem berkata kalau dia gak bohong. Ibunya melarang tasneem berkata seperti itu tentang adham, karena mereka berhutang seumur hidup padanya. Melihat perdebatan ibu dan anak itu, Jodha berpikir, "dia merusak kehidupan Tasneem. Mengapa seroang wanita membiarkan harga diri putrinya seperti ini? saya harus lakukan sesuatu."
Jodha dan moti keluar dari rumah Tasneem. Dari arah lain, muncul Adham khan. Adham dan Jodha saling menatap. Adham turun dari kudanya dan memberi salam pada Jodha sambil bertanya, "apa yang anda lakukan di sini? Tempat ini gak cocok bagi seorang ratu." Dengan ketus Jodha menjawab, "seorang komandan juga harus mempunyai harga diri. Boleh saya tahu kenapa kamu kesini?" Adham berkata kalau dia ingin tahu keadaan rakyatnya karena itu dia datang kemari, "dan kau?" Jodha menjawab dengan jawaban yang sama seperti adham, "aku ingin tahu apakah mereka punya keluhan tentang prajurit kerajaan." Adham telihat tegang dan bertanya, apa maksud jodha? Jodha menjawab kalau Adham sudah tahu apa maksudnya, "dan saya juga tahu apa yang ada dipikiranmu. Percayalah, saya takkan biarkan kamu mendapatkan yang kamu inginkan." Setelah berkata begitu, Jodha segera masuk ke tandunya dan meninggalkan rumah Tasnem di ikuti pandangan geram dari adham khan.
Resham menyampaikan apa yang di dengarnya kepada Maham. Maham yang sedang memberi makan merpati berkata, "Mewad, Merta, Ajmer dan Nagaur. Siapa yang lebih mampu memimpin selain Adham?" Resham berkata kalau jalal mudah terpengaruh Ratu Ruqaiya dan Ratu Ruqaiya gak senang dengan adham khan. Maham berdiri dari duduknya lalu berjongkok untuk memegang burung merpati sambil berkata, "sekarang ratu Ruqaiya ingin terlibat persoalan politik kerajaan kita. Dia ingin menggantikanku menjadi perdana menteri. tetapi politik gak mudah, seperti permainan catur." Resham menyarankan Maham agar melakukan sesuatu sebelum Jalal membuat keputusan, karena kalau sampai adham gak mendapatkan jabatan itu, Adham akan menyalahkan Maham. Maham berkata, "Jalal gak pernah membuat keputusan tanpa mendiskusikannya denganku. Ada satu hal yang harus saya lakukan. saya harus memberitahu Adham soal ini."
Di ruang sidang, Jalal sedang melakukan penunjukan komandan untuk wilayah-wilayah yang ditinggalkan Sharifudin. Jalal berkata, "pengkhianatan sharifudin adalah palajaran bagi kerajaan Mughal. Kerabat terdekatku ternyata seorang pengkhianat. tetapi ini gak akan mempengaruhi pemerintahan kerajaan kita. Wilayah yang ada di bawah pengawasan Sharifudin, akan ada komandan yang baru untuk menggantikannya." Atgah khan memberikan sebuah nama untuk posisi tersebut yaitu Husein, dia prajurit yang cocok untuk mengawasi mewad, "dia sudah lama bertugas di sana dan dapat menangani urusan pemerintahan juga." Jalal setuju dan menunjuk Husein sebagai komandan di Mewad. Jalal lalu bertanya pada Atgah, "siapa lagi yang akan kamu sarankan?" Atgah berkata kalau dia punya beberapa nama, tetapi tentu saja Jalal yang herus memutuskannya. Jalal melihat sekeliling dan bertanya kenapa penjabat kerajaan banyak yang tak terlihat, apakah mereka gak tahu tentang pertemuan ini? Atgah menjawab kalau mereka mungkin diam di rumah karena kondisi cuaca yang sangat dingin ini. Jalal menanyakan Adham Khan, karena dia seharusnya ada di sini dan gak bersantai di rumah. Jalal menyuruh Atgah mencari tahu kenapa Adham gak hadir di pertemuan ini.
Adham sedang tidur terlentang di kamarnya sambil memegang layangan dan membayangkan Tasneem yang sangat rapuh, polos dan cantik seperti bidadari surga. Maham denga tergesa-gesa masuk ke kamar adham dan berkata dengan kesal, "Adham.. mengapa kamu masih berbaring? Mengapa tak hadiri pertemuan?" Adham menjawab kalau dirinya sedang gak ingin hadiri pertemuan. Maham menegur adham kalau sifat pemalasnya gak akan membantu. Dia adalah kepala komandan kerajaan mughal. Karena Sharifudin pergi, ada 4 wilayah yang kosong. Jika mereka menguasai salah satu dari wilayah itu, mereka tak kan gelisah selama hidupnya. Adham tak mengubrisnya. Maham berteriak marah dan menyuruh Adham pergi ke pertemuan sekarang juga.
Di ruang sidang, Atgah mengusulkan agar menunda keputusan sampai besok, dia akan menyuruh semua penjabat agar hadir di sidang. tetapi Jalal menolak usul itu, sebab dia tak mau menyisakan pekerjaan sampai besok. Dia sendiri yang akan memilih para komandan itu hari ini. Keputusan Jalal adalah dia memilih Khauja sebagai komandang Nagaur, Daulat sebagai komandan Merta dan Qutub Ali sebagai komandan Ajmer dan perintah itu harus segera di laksanakan. Dan sidangpun di tutup.
Resham yang besembunyi dibalik pintu mendengarkan hasil sidang. Maham masih memarahi Adham di kamarnya. Adham berkata kalau Maham gak perlu khawatir, dia pasti mendapatkan posisi komandan itu karena hanya dia yang mampu. Resham datang dan memberitahu Maham kalau Jalal sudah menunjuk ke empat komandan untuk wilayah-wilayah kosong itu. Maham sangat marah dan tersinggung karena jalal gak berdiskusi dulu dengannya dan menganggap Jalal gak adil.
Jodha selesai berdoa. tetapi pikirannya sedang entah kemana. Melihat itu moti bertanya, "Jodha, apa yang sedang kamu pikirkan?" Jodha menhjwab kalau dia sedang memikirkan Adham Khan, "aku belum bisa memahami apa yang telah kulihat. Tasneem masih anak-anak dan Adham bersikap gak senonoh padanya. Ini gak baik." Moti berkata kalau dia juga terkejut. tetapi itulah yang terjadi selama ini, pria selalu merendahkan dan melecehkan wanita, "ibunya Tasneem juga seorang pelayan. Mereka tak bisa berbuat apapun pada Adham khan. Seorang pelayan selalu di perlakukan seperti boneka untuk di permainkan." Jodha menyahut, "tapi saya bukan pelayan. saya adalah seorang ratu. Dan sebagai Ratu sudah menjadi tugasku untuk menghentikan adham khan sebelum dia melakukan kesalahan." Moti memperingatkan Jodha kalau Adham sangat kuat dan jahat. tetapi Jodha gak takut, dia tak bisa membiarkan harga diri gadis kecil di permainkan. Jodha segera bergegas pergi. Moti mengejarnya dan berkata kalau mereka sudah lalui banyak masalah, "kenapa kamu mengundang masalah lain lagi? Kumohon Jodha, berhentilah." Jodha dengan tegas berkata, "demi tuhan, saya takkan berhenti. saya meminta tolong pada dewa karena dia sang maha kuasa dan adil. Jadi, jika ada yang gak berdaya, sudah tugasku membantu mereka. Jika saya tak melakukan apa-apa mengetahui hal seperti ini terjadi, saya akan merasa sangat bersalah." Moti bertanya Jodha mau kemana? Jodha mengatakan dia akan kerumah Tasneem dan memberitahu ibunya. Karena dia satu-satunya yang bisa mengajukan keluhan tentang perilaku adham yang menyimpang dalam sebuah sidang. Dan Jodha yakin, Jalal akan memberikan keadilan. Moti ingin ikut. Jodha melarangnya. Moti memaksa, "jika kamu bisa menjalankan tugasmu sebagai ratu, maka saya akan jalankan tugasku sebagai pelayanmu." Jodha kemudian membiarkan Moti ikut.
Jodha dan Moti menemui Tasneem dan ibunya. Ibu Tasneem berkata, "aku mengerti, ratu Jodha. tetapi saya tak bisa berbuat apa-apa. Adham khan adalah seorang komandan. Dia telah berjanji kalau suamiku akan di tunjuk sebagai penjaga benteng. Karena itu suamiku berjanji memberikan apapun pada adham khan. Adham khan telah banyak membantu kami." Ibu tasneem kemudian menunjukan kalung mewah pemberian adham dan berkata kalau gak semua orang mau memberikan barang mewah pada orang lain, ini menunjukan kalau Adham orang yang baik. Jodha bertanya, "apakah ini caramu membalas kebaikan adham? Masa depan Tasneem dalam bahaya." Ibunda Tasneem memohon pada Jodha agar membiarkannya saja, karena Adham khan telah banyak membantu mereka dan dia tak bisa menentang janji suaminya. Jodha dengan penasaran bertanya, "apakah kamu tak merasa bertanggung jawab atas harga diri putrimu?" Ibunda Tasneem berkata, "kami hanya rakyat biasa, oleh karena itu tanggung jawab kami gak berarti. saya telah membesarkan dia, tetapi takdir yang akan menentukan masa depannya. Ayahnya telah membuat keputusan demi kebaikan dirinya. saya takkan ikut campur dengan masalah ini." Jodha tak tahu harus berkata apa lagi. Tasneem yang sedari tadi diam, akhirnya membuka mulut, "ibu, saya takut pada Adham khan. Dia mengangkatku dengan memegang pinggangku." Ibunya Tasneem membentak anaknya dan menyuruhnya diam. Tasneem berkata kalau dia gak bohong. Ibunya melarang tasneem berkata seperti itu tentang adham, karena mereka berhutang seumur hidup padanya. Melihat perdebatan ibu dan anak itu, Jodha berpikir, "dia merusak kehidupan Tasneem. Mengapa seroang wanita membiarkan harga diri putrinya seperti ini? saya harus lakukan sesuatu."
Jodha dan moti keluar dari rumah Tasneem. Dari arah lain, muncul Adham khan. Adham dan Jodha saling menatap. Adham turun dari kudanya dan memberi salam pada Jodha sambil bertanya, "apa yang anda lakukan di sini? Tempat ini gak cocok bagi seorang ratu." Dengan ketus Jodha menjawab, "seorang komandan juga harus mempunyai harga diri. Boleh saya tahu kenapa kamu kesini?" Adham berkata kalau dia ingin tahu keadaan rakyatnya karena itu dia datang kemari, "dan kau?" Jodha menjawab dengan jawaban yang sama seperti adham, "aku ingin tahu apakah mereka punya keluhan tentang prajurit kerajaan." Adham telihat tegang dan bertanya, apa maksud jodha? Jodha menjawab kalau Adham sudah tahu apa maksudnya, "dan saya juga tahu apa yang ada dipikiranmu. Percayalah, saya takkan biarkan kamu mendapatkan yang kamu inginkan." Setelah berkata begitu, Jodha segera masuk ke tandunya dan meninggalkan rumah Tasnem di ikuti pandangan geram dari adham khan.
Ibu Tasneem menyuruh Adham masuk. tetapi adham takmau. Dia hanya ingin bertemu tasneem. Ibunya TAsneem memanggil tasneem. tasneem keluar dan bersembunyi di belakang ibunya karena takut melihat adham. Adham bertanya apakah mereka meminta ratu Jodha untuk datang? ibunya tasneem menjawab tidak, "dia datang atas kemauannya sediri. saya memberitahu beliau kalau anda sudah banyak membantu kami." Adham dengan sedikit emosi berkata, "karena itu saya ingin tahu mengapa ratu Jodha datang kesini. Apa yang dia tanyakan? Apa kamu akan menjawabnya? Atau saya akan bertanya pada tasneem?" Tasneem terlihat ketakutan. ibunya menenangkan tasneem dan memberitahu adham tujuan kedatangan Jodha. Mendengar itu, Adham menjadi sangat marah, "beraninya dia lakukan ini!" Ibunya Tasneem meminta adham untuk tenang, karena dia dan keluarga menolak melakukan perintah Jodha dan hanya akan melakukan perintah Adham saja, karena Adham yang telah menjaga keluarganya. Adham berkata, "baiklah. saya ingin kamu datang ke istana sore ini. saya punya tugas penting untukmu." Ibunya tasneem menyanggupi. Adham menyuruh ibunya tasneem mengajak Tasneem juga. Adham hendak beranjak pergi, ketika dia ingat layangan di tangannya. Dia menyerahkan layangan itu pada Tasneem. Ibunya tasneem menarik tangan Tasneem agar mau menerima layangan itu. Tasnem mengulurkan tanganya, Adham menyerahkan layangan itu dan mendapat kesempatan untuk mengelus jemari tasneem. Tasneem bergidik ngeri. Sebelum pergi, adham mengingatkan ibunya tasneem agar jangan lupa mengajak tasneem malam ini. Sepeninggal Adham, dengan menagis Tasneem merobek layang-layang itu. Ibunya Tasneem memarahinya. Tasneem berlari masuk kedalam rumah.
Di istana, Resham menyuguhkan buah-buahan pada Maham. Maham dengan marah menepis piring buah ditangan Resham hingga jatuh berantakan. Maham dengan marah berkata, "aku kehilangan kekuatanku. Dan saya tak melakukan apapun untuk menghentikannya. Wewenangku di rebut oleh orang yang memberikan wewenang itu, yaitu Jalal. Mengapa saya merasa kalau Jalal sudah gak mempercayaiku lagi? Dia tak memberitahuku saat ratu Jodha di racuni, dia gak berdiskusi denganku saat menunjuk komandan untuk 4 wilayah, padahal sebagai perdana menteri saya punya wewenang untuk itu." Maham kemudian menatap Resham dan menyuruhnya mengambilkan kertas, pena dan tinta. Resham segera mematuhinya. Maham kemudian menulis sesuatu, mengecapnya dengan stempel dan menyerahkannya pada Resham sambil berkata, "berikan ini pada jalal dan bacakan dengan keras di depannya." Resham memberi hormat dan segera menjalankan perintah Maham.
SELANJUTNYA Sinopsis Jodha Akbar episode 120