Sinopsis Jodha Akbar ANTV Episode 109. Jalal dan Salima diiringi para pengawal menemui tabib yang mengatakan Kalo Jodha Hamil. Tabib segera berdiri dan memberi salam. Jalal dengan marah mengatakan Kalo dia datang bukan untuk mendengar salamnya. Tabib merasa heran mendengar Jalal mengatakan begitu. Jalal mengatakan, "saya menghormati usia dan pengalamanmu, Kalo gak saya sudah menghukummu." Tabib meminta Jalal agar tenang, dia mengatakan Kalo apapun perintah Jalal akan di laksanakannya, "tapi tolong katakan apa salahku?" Jalal berteriak dengan lantang, "kesalahanmu adalah kau mengatakan Kalo Ratu Jodha hamil, padahal saya gak pernah tidur dengan dia. Lalu saya menuduhnya berhubungan dengan orang lain. saya meragukan dan mempertanyakan karakternya, tapi apa yang kulihat, penjahat manapun gak akan pernah semarah dia. Dia terlihat sangat terluka dan itu membuktikan kejujurannya. Dan kau yang bertanggung jawab atas semua ini! saya dan Ratu Jodha yang menanggung semua kesalahanmu! Dia sedang sedih. Dia mengaku gak bersalah. Kadang saya mengatakan jujur untuk menghibur dia. Dan kadang saya bohong untuk selamatkan dia. Kau yang bertanggung jawab untuk ini! Sebelum saya memenggalmu, katakan padsaya yang sejujurnya! Kenapa kau melakukan ini? Siapa yang telah menyuapmu untuk berbohong? Katakan!" Tabib mengatakan Kalo dirinya gak bersalah dan dia juga gak menerima suap dari siapapun. Dia mengumumkan kehamilan Jodha berdasarkan kondisi dan gejala yang di alami Jodha. Kalaupun tabib lain yang memeriksanya, pasti akan memberikan kesimpulan yang sama. Salima bertanya pada tabib Kalo mungkin ada alasan lain yang bisa menjadi penyebab kondisi dan gejala yang dialami Jodha? Tabib menjawab Kalo keanehan alam sering terjadi. Seringkali gejalanya keliru. Kalo ratu Jodha gak hamil pasti ada hal lain yang jadi penyebabnya, "kadang beberapa makanan bisa menyembuhkan penyakit tapi bisa juga menyebabkan sakit. Bisa jadi Ratu Jodha memakan sesuatu atau seseorang mungkin telah memberi sesuatu yang akan membuat orang berpikir Kalo dia hamil." Jalal dan Salima terperanjat kaget. Mereka mungkin gak terpikir sampai kesitu. Tabib memberi contoh ramuan yang bisa menunjukan gejala kehamilan antara lain adalah campuran daun pisang dan akar. Tabib mengatakan Kalo dia pernah melihat kasus seperti itu beberpa tahun yang lalu. Tabib mengatakan Kalo kasus itu terjadi pada orang biasa, sedangkan Jodha adalah keluarga kerajaan yang pasti punya banyak musuh. Tabib juga mengatakan Kalo Ruq juga pernah mengalami hal yang sama. Jalal bertanya apakah ada obat penawarnya? Tabib mengatakan ada. dia memberikan obat pada Jalal dan menyuruh meminumkannya pada Jodha. Kalo setelah empat jam setelah meminum obat itu Jodha memuntahkan cairan biru makan artinya Jodha gak hamil. Tabib mengatakan tabib adalah manusia juga yang gak lepas dari kesalahan. Mereka membaca gejala untuk mengetahui penyakit dan obatnya. Jalal bertanya, "tapi bagaimana saya akan meminumkan ramuan ini pada ratu Jodha?" Salima mengatakan Kalo urusan itu serahkan pada dirinya saja. Jalal mengangguk. Tabib memberi salam. Jalal dan Salima kembali ke istana.
Sementara itu, Hamida sedang menginterogasi Jodha dengan menanyakan siapa ayah bayi yang di kandungnya. Hamida mengatakan Kalo Jalal sudah menginginkan anak sejak lama dan mereka sedang menanti ahli waris tahta kerajaan. Mereka semua senang mendengar Jodha hamil, tapi kenyataan ini menghancurkan harapan mereka semua. Hamida bertanya, "Kalo jalal gak pernah berhubungan intim denganmu, bagaimana kau bisa hamil? Siapa ayah bayi ini?" Gulbadan dan Jiji anga terlihat tegang, begitu pula Moti. Sedangkan Maham tersenyum licik. Hamida mengatakan Kalo Jodha membuat kesalahan ini maka dia gak punya hak tinggal di istana dan menjadi bagian keluarga mughal. Hamida akan mengatakan pada dunia Kalo Jodha mati setelah jatuh dari kuil atau lompat di kolam kerajaan, apapun yang jelas dia gak akan mengijinkan Jodha tinggal di istana Agra lagi.
Sinopsis Jodha Akbar episode 109. Jodha dengan tatapan terluka berkata, "Ibu, selama ini kupikir hanya kau satu-satunya orang di Agra yang memahami diriku. Tapi pertanyaanmu ini telah membuktikan Kalo saya salah. Kau bertanya padsaya siapa ayah dari bayi ini?" Hamida menjawab, "benar! Itu yang saya ingin tahu! Karena saya yakin anakku gak akan pernah berbohong tentang sesuatu yang serius! Kenapa dia bilang Kalo dia gak pernah berhubungan intim denganmu?"
Jalal datang dan dengan tenang dia berkata, "kau telah salah sangaka, ibu. saya memang pernah berhubungan intim dengan Jodha." Semua orang terkejut mendengar penyataan Jalal. Maham anga terlihat gak terima. Dia mengatakan Kalo Jalal mengatakan itu untuk melindungi Jodha, karena Kalo benar jalal pernah tidur dengan Jodha kenapa muncul keraguan ini? Jalal mengatakan Kalo dirinya ragu bahwa seseorang bisa hamil hanya dengan satu kali berhubungan. Mendengar itu Jodha berusaha menenangkan dirinya, Hamida menatap Jalal dengan tatapan tak percaya. Lanjut Jalal, "Jadi kupikir Kalo Jodha berhubungan gelap dengan pria lain. Tapi sekarang saya yakin Kalo akulah ayah dari bayi ini." Jodha tak bisa menahan diri lagi, dengan geram dia berkata, "saya benci nasibku. Kenapa saya menikah dengan orang sepertimu. Kau bilang gak berhubungan denganku, sekarang kau bilang pernah. Kau menanyakan siapa ayah bayi ini, sekarang kau mengsaya Kalo ini bayimu. Katakan yang jelas, apa maumu? Apa tujuanmu? Ataukan saya benar tentang dirimu. Apakah ini hanya permainan bagimu? saya gak pernah katakan ini di depan siapapun. Tapi hari ini akau akan katakan di depan semua orang Kalo saya membencimu! saya benci padamu sejak saya menikah denganmu! saya benci malam di mana saya di perlakukan seperti ini dan saya benci bayi ini yang ada di kandungsaya gara-gara dirimu! Cih.. kau harus malu!" Dengan tangis penuh kebencian Jodha membalikan badan menjauhi Jalal.
Hamida dengan marah bertanya, "Jalal Kalo bayi ini anakku, kenapa kau mengatakan Kalo ini bukan?" Dengan tenang Jalal menjawab, "seperti yang kukatakan ibu, saya ingin tahu Kalo Jodha pernah berhubungan dengan pria lain selain aku" Hamida berteriak geram, "apakah ini lelucon bagimu? Kau ini kaisar, bukan pria biasa. Kalo raja melakukan kesalahan sekali saja, rakyat akan berpikir Kalo mereka juga boleh melakukan kesalahan yang sama." Jalal berkata, "ibu, kau..." Hamida memotong kata-kata Jala, "cukup! Jangan panggil saya ibu! Kau telah membuatku malu...." Hamida mengatakan gara-gara Jalal dia menjadi sangat malu pada Jodha karena telah menuduhnya yang bukan-bukan. Jalal mengatakan Kalo ibunya tak perlu marah, "apa yang salah Kalo saya ingin tahu apakah dia punya hubungan dengan pria lain? ~Jodha menatap Jalal dengan penuh kebencian~ saya tak punya bukti untuk membuktikan kesucian dia." Hamida mengangkat tanganya hendak menampar Jalal, semua orang kaget, "saya berharap gak mengatakan Kalo saya datang kesini sebagai mariam makani dan bukan sebagai ibumu. Kalo tidak, hari ini saya sudah menamparmu untuk pertama kalinya.." Hamida berharap Kalo jalal bukan penguasa, bukan kaisar. Dia berharap Kalo orang lain yang mengatakan ini. Hamida lalu mengusir Jalal agar pergi dari hadapannya sebelum dia melupakan kehormatan permaisuri dan kaisar. Lalu Jalal memberi hormat dan pergi meninggalkan mereka.
Hamida dengan perasaan menyesal dan malu mendekati Jodha dan memohon agar Jodha mau memaafkan dirinya karena telah salah sangka. Dia meminta Jodha menghukumnya. Jodha mengatakan Kalo orang tua hanya mendoakan anak muda, bukan meminta maaf dari mereka. Jodha mengatakan Kalo di gak marah pada Hamida, dia hanya marah pada Jalal. Karena dia gak menghargai kehormatan, kesucian dan kewajiban wanita. Mertua dan menantu itupun kemudian saling berpelukan. Melihat itu maham anga geleng-geleng kepala tak percaya.
Ruqaiya menemui Jalal. Jalal menyambutnya dengan senyuman dan mengatakan meskipun Ruq marah tapi dia tahu Ruq akan datang bertanya padanya. jalal menyuruh Ruq mengatakan apa pertanyaanya. Ruq bertanya kenapa Jalal memainkan permainan ini? Pertama dia bilang gak tidur dengan Jodha, lalu mengakuinya. Pertama meragukan bayi ini, lalu menerimanya, "kenapa kau memainkan permainan Jahat seperti ini, Jalal?" Jalal juga ingin tahu, ruq bilang dia gak percaya lagi pada temannya, tapi percaya pada Kaisar. Apapun yang di lakukannya, dia meminta Ruq agar menunggu, karena kebenaran pasti akan terungkap di saat yang tepat.
Salima mengunjungi Jodha sambil membawa segelas minuman. Melihat kesedihan Jodha, Salima mengatakan agar Jodha gak menahan air matanya, "menangislah Kalo kau mau. Itu akan membuatmu merasa lebih baik." Jodha mengusap ai mata yang terbendung di sudut matanya. Salima bertanya apakah Jodha percaya padanya? Jodha menjawab Kalo dia sangat percaya pada Salima. Salima meminta Jodha meminum jus mawar yang di bawanya. Jodha menolak karena dia merasa gak ingin minum apapun. Salima memaksa dan Kalo Jodha gak mau meminumnya juga dia akan menganggap Kalo Jodha marah padanya. Untuk menyenangkan hati Salima, Jodha meminum jus itu. Jodha memuji Kalo Jus itu sangat manis seperti Salima. Salima mengucapkan terima kasih dan pergi.
Salima duduk di kamarnya sambil berpikir, siapa yang ingin menciptakan perselisihan antara Jalal dan Jodha? Hubungan mereka berantakan. Rahim datang membawakan obat untuk Salima danmenyuruh meminumnya. Salima mengambil botol di tangan Rahim dan menuangnya, ternyata botol itu kosong. Salima tahu Kalo Rahim sedang berpura-pura sebagai tabib. Salima dengan gemas mencubit pipi Rahim dan tertawa. Ruqaiya datang menemui Salima dan bertanya kenapa Rahim memberinya obat. Salim mengatakan Kalo ibunya sakit, mual-mual dan muntah karena itu dia memberinya obat. Ruq mengatakan Kalo akhir-akhir ini banyak sekali yang sakit, Jodha lalu Salima. Ruq menemui Salima untuk menanyakan kenapa Jalal merubah kebiasaanya, bisanya dia membicarakan masalah penting dengan Ruq, tapi kini dengan Salima. Tapi yang paling gak di mengerti oelah Ruq adalah jalal sekarang sangat mentolerir perbuatan Jodha. Karena menurutnya, sesuai apa yang di katakan Jalal, Ruq yakin Kalo Jodha berselingkuh. Salima menegurnya karena mencurigai Jodha.
Jalal berdiri di depan timbangan besar dengan galau. Dia merasa Kalo waktu terbuang percuma untuk membuktikan Kalo Jodha tiak hamil. Jalal ingin segera memecahkan masalah itu. Jodha datang menghampirinya. Dengan penuh kebencian dia memandang Jalal yang tak mau balas menatapnya. Lama Jodha menunggu Jalal bersuara, tapi jalal hanya diam dan memandang ke tempat lain. Akhirnya Jodha yang berkata, "jangan kuatir, saya kesini bukan untuk mengutukmu karena telah merampas kehormatanku. Karena Kalo kau bisa ucapkan hal semacam itu pada ibumu, kau takkan bisa tunjukan rasa hormat padaku. Kau gak peduli tentang reputasi dan menuduhku di depan semua orang. Orang macam apa kau ini yang mulia? Pertama, kau manfaatkan situasi saat saya pingsan. Kau berhubungan intim denganku melawan kehendakku. Lalu kau menuduhku gak suci. Kau meragukan bayi ini. saya sangat membencimu!" Apapun yang dikatakan Jodha, Jalal gak bereaksi apa-apa. Dia gak membalas ataupun memandang Jodha. Wajah kerasnya seperti membeku. Melihat itu Jodha segera pergi meninggalkannya
Sepeninggal Jodha, jalal mendekati satu sisi timbangan, meletakan cincin Jodha di sana. lalu pergi ke satu sisi dan meletakan cincin yang lain di sana. Lalu Jalal berkata, "saya terpaksa melakukan itu untuk menyelamatkanmu dari dibenci semua orang. saya terpaksa berbohong untuk pertama kalinya di depan semua orang. Tak apa kau membenciku, saya terima itu"
SELANJUTNYA
Sinopsis Jodha Akbar episode 110
Sinopsis Jodha Akbar episode 109. Jodha dengan tatapan terluka berkata, "Ibu, selama ini kupikir hanya kau satu-satunya orang di Agra yang memahami diriku. Tapi pertanyaanmu ini telah membuktikan Kalo saya salah. Kau bertanya padsaya siapa ayah dari bayi ini?" Hamida menjawab, "benar! Itu yang saya ingin tahu! Karena saya yakin anakku gak akan pernah berbohong tentang sesuatu yang serius! Kenapa dia bilang Kalo dia gak pernah berhubungan intim denganmu?"
Jalal datang dan dengan tenang dia berkata, "kau telah salah sangaka, ibu. saya memang pernah berhubungan intim dengan Jodha." Semua orang terkejut mendengar penyataan Jalal. Maham anga terlihat gak terima. Dia mengatakan Kalo Jalal mengatakan itu untuk melindungi Jodha, karena Kalo benar jalal pernah tidur dengan Jodha kenapa muncul keraguan ini? Jalal mengatakan Kalo dirinya ragu bahwa seseorang bisa hamil hanya dengan satu kali berhubungan. Mendengar itu Jodha berusaha menenangkan dirinya, Hamida menatap Jalal dengan tatapan tak percaya. Lanjut Jalal, "Jadi kupikir Kalo Jodha berhubungan gelap dengan pria lain. Tapi sekarang saya yakin Kalo akulah ayah dari bayi ini." Jodha tak bisa menahan diri lagi, dengan geram dia berkata, "saya benci nasibku. Kenapa saya menikah dengan orang sepertimu. Kau bilang gak berhubungan denganku, sekarang kau bilang pernah. Kau menanyakan siapa ayah bayi ini, sekarang kau mengsaya Kalo ini bayimu. Katakan yang jelas, apa maumu? Apa tujuanmu? Ataukan saya benar tentang dirimu. Apakah ini hanya permainan bagimu? saya gak pernah katakan ini di depan siapapun. Tapi hari ini akau akan katakan di depan semua orang Kalo saya membencimu! saya benci padamu sejak saya menikah denganmu! saya benci malam di mana saya di perlakukan seperti ini dan saya benci bayi ini yang ada di kandungsaya gara-gara dirimu! Cih.. kau harus malu!" Dengan tangis penuh kebencian Jodha membalikan badan menjauhi Jalal.
Hamida dengan marah bertanya, "Jalal Kalo bayi ini anakku, kenapa kau mengatakan Kalo ini bukan?" Dengan tenang Jalal menjawab, "seperti yang kukatakan ibu, saya ingin tahu Kalo Jodha pernah berhubungan dengan pria lain selain aku" Hamida berteriak geram, "apakah ini lelucon bagimu? Kau ini kaisar, bukan pria biasa. Kalo raja melakukan kesalahan sekali saja, rakyat akan berpikir Kalo mereka juga boleh melakukan kesalahan yang sama." Jalal berkata, "ibu, kau..." Hamida memotong kata-kata Jala, "cukup! Jangan panggil saya ibu! Kau telah membuatku malu...." Hamida mengatakan gara-gara Jalal dia menjadi sangat malu pada Jodha karena telah menuduhnya yang bukan-bukan. Jalal mengatakan Kalo ibunya tak perlu marah, "apa yang salah Kalo saya ingin tahu apakah dia punya hubungan dengan pria lain? ~Jodha menatap Jalal dengan penuh kebencian~ saya tak punya bukti untuk membuktikan kesucian dia." Hamida mengangkat tanganya hendak menampar Jalal, semua orang kaget, "saya berharap gak mengatakan Kalo saya datang kesini sebagai mariam makani dan bukan sebagai ibumu. Kalo tidak, hari ini saya sudah menamparmu untuk pertama kalinya.." Hamida berharap Kalo jalal bukan penguasa, bukan kaisar. Dia berharap Kalo orang lain yang mengatakan ini. Hamida lalu mengusir Jalal agar pergi dari hadapannya sebelum dia melupakan kehormatan permaisuri dan kaisar. Lalu Jalal memberi hormat dan pergi meninggalkan mereka.
Hamida dengan perasaan menyesal dan malu mendekati Jodha dan memohon agar Jodha mau memaafkan dirinya karena telah salah sangka. Dia meminta Jodha menghukumnya. Jodha mengatakan Kalo orang tua hanya mendoakan anak muda, bukan meminta maaf dari mereka. Jodha mengatakan Kalo di gak marah pada Hamida, dia hanya marah pada Jalal. Karena dia gak menghargai kehormatan, kesucian dan kewajiban wanita. Mertua dan menantu itupun kemudian saling berpelukan. Melihat itu maham anga geleng-geleng kepala tak percaya.
Ruqaiya menemui Jalal. Jalal menyambutnya dengan senyuman dan mengatakan meskipun Ruq marah tapi dia tahu Ruq akan datang bertanya padanya. jalal menyuruh Ruq mengatakan apa pertanyaanya. Ruq bertanya kenapa Jalal memainkan permainan ini? Pertama dia bilang gak tidur dengan Jodha, lalu mengakuinya. Pertama meragukan bayi ini, lalu menerimanya, "kenapa kau memainkan permainan Jahat seperti ini, Jalal?" Jalal juga ingin tahu, ruq bilang dia gak percaya lagi pada temannya, tapi percaya pada Kaisar. Apapun yang di lakukannya, dia meminta Ruq agar menunggu, karena kebenaran pasti akan terungkap di saat yang tepat.
Salima mengunjungi Jodha sambil membawa segelas minuman. Melihat kesedihan Jodha, Salima mengatakan agar Jodha gak menahan air matanya, "menangislah Kalo kau mau. Itu akan membuatmu merasa lebih baik." Jodha mengusap ai mata yang terbendung di sudut matanya. Salima bertanya apakah Jodha percaya padanya? Jodha menjawab Kalo dia sangat percaya pada Salima. Salima meminta Jodha meminum jus mawar yang di bawanya. Jodha menolak karena dia merasa gak ingin minum apapun. Salima memaksa dan Kalo Jodha gak mau meminumnya juga dia akan menganggap Kalo Jodha marah padanya. Untuk menyenangkan hati Salima, Jodha meminum jus itu. Jodha memuji Kalo Jus itu sangat manis seperti Salima. Salima mengucapkan terima kasih dan pergi.
Salima duduk di kamarnya sambil berpikir, siapa yang ingin menciptakan perselisihan antara Jalal dan Jodha? Hubungan mereka berantakan. Rahim datang membawakan obat untuk Salima danmenyuruh meminumnya. Salima mengambil botol di tangan Rahim dan menuangnya, ternyata botol itu kosong. Salima tahu Kalo Rahim sedang berpura-pura sebagai tabib. Salima dengan gemas mencubit pipi Rahim dan tertawa. Ruqaiya datang menemui Salima dan bertanya kenapa Rahim memberinya obat. Salim mengatakan Kalo ibunya sakit, mual-mual dan muntah karena itu dia memberinya obat. Ruq mengatakan Kalo akhir-akhir ini banyak sekali yang sakit, Jodha lalu Salima. Ruq menemui Salima untuk menanyakan kenapa Jalal merubah kebiasaanya, bisanya dia membicarakan masalah penting dengan Ruq, tapi kini dengan Salima. Tapi yang paling gak di mengerti oelah Ruq adalah jalal sekarang sangat mentolerir perbuatan Jodha. Karena menurutnya, sesuai apa yang di katakan Jalal, Ruq yakin Kalo Jodha berselingkuh. Salima menegurnya karena mencurigai Jodha.
Jalal berdiri di depan timbangan besar dengan galau. Dia merasa Kalo waktu terbuang percuma untuk membuktikan Kalo Jodha tiak hamil. Jalal ingin segera memecahkan masalah itu. Jodha datang menghampirinya. Dengan penuh kebencian dia memandang Jalal yang tak mau balas menatapnya. Lama Jodha menunggu Jalal bersuara, tapi jalal hanya diam dan memandang ke tempat lain. Akhirnya Jodha yang berkata, "jangan kuatir, saya kesini bukan untuk mengutukmu karena telah merampas kehormatanku. Karena Kalo kau bisa ucapkan hal semacam itu pada ibumu, kau takkan bisa tunjukan rasa hormat padaku. Kau gak peduli tentang reputasi dan menuduhku di depan semua orang. Orang macam apa kau ini yang mulia? Pertama, kau manfaatkan situasi saat saya pingsan. Kau berhubungan intim denganku melawan kehendakku. Lalu kau menuduhku gak suci. Kau meragukan bayi ini. saya sangat membencimu!" Apapun yang dikatakan Jodha, Jalal gak bereaksi apa-apa. Dia gak membalas ataupun memandang Jodha. Wajah kerasnya seperti membeku. Melihat itu Jodha segera pergi meninggalkannya
Sepeninggal Jodha, jalal mendekati satu sisi timbangan, meletakan cincin Jodha di sana. lalu pergi ke satu sisi dan meletakan cincin yang lain di sana. Lalu Jalal berkata, "saya terpaksa melakukan itu untuk menyelamatkanmu dari dibenci semua orang. saya terpaksa berbohong untuk pertama kalinya di depan semua orang. Tak apa kau membenciku, saya terima itu"
SELANJUTNYA
Sinopsis Jodha Akbar episode 110