Sinopsis Jodha Akbar ANTV Episode 89. Sukanya sedang di goda oleh kakak-kakak iparnya karena akan menikah dan pergi kerumah mertua sehingga tak punya waktu untuk mereka lagi. Sukanya tertunduk malu. Jodha datang. Sukanya senang melihatnya dan menyapa, "Jodha, kamu darimana?" Salah satu kakak ipar Sukanya menegurnya, "itu pertanyaan yang tidak sopan, Sukanya." Kakak ipar satau lagi amenimpali, "... jodha baru pertama kesini bersama suaminya setelah menikah, saya yakin dia bersamanya. Benarkan Jodha?" Jodha jadi salah tingkah mendengarnya. Sukanya bertanya, "kakak, ku pergi ke kuil dewi kali kan? bagaimana kunjungannya?" Jodha tersenyum dan menjawab, "saya merasa sangat tenang, saya berhasil memenuhi sumpahku." Sukanya bertanya, "sumpah apa?" Pelayan datang memberitahu kalau ratu mainawati memanggil kakak-kakak ipar Sukanya. kakak ipar berkata pada Sukanya, "kami pergi dulu, Sukanya. Ibu memanggil. kamu bisa bertanya pada Jodha apa yang ingin kamu ketahui." lalu mereka pergi meninggalkan Jodha dan Sukanya. Sukanya segera menghampiri Jodha memegang tangannya dan berkata, "kakak.." Jodha bertanya, "bagaimana perasaanmu? kamu akan memulai hubungan yang baru. " Sukanya mengatakan kalau dirinya sangat tsayat. Jodha bertanya kenapa tsayat? Dengan sedikit gugup Sukanya bertanya pada Jodha apakah dia boleh bertanya sesuatu? Sukanya berkata, "kakak, saya tidak.." Melihat Sukanya gugup, Jodha bertanya, "Ada apa sukanya? kenapa kamu terlihat gugup?" Sukanya melihat ke belakang Jodha, kearah pintu. Jodha ikut-ikutan menghadap.
Sukanya berkata, "kakak, kamu sudah menikah, saya yakin kamu tahu segalanya. saya tak tahu apapun. saya bahkan belum pernah bertemu calon suamiku. saya tak tahu apa yang harus kulsayakan setelah menikah, apa yang harus kami bicarakan. Apa yang harus kulsayakan jika dia mendekatiku untuk yang pertama kali. saya tak tahu apapun, Jodha. kakak ipar bilang kamu akan menjawab semua pertanyaanku." Jodha tertawa mendengarnya. Sukanya bengong dan bertanya kenapa Jodha tertawa? Jodha sambil menahan tawa menjawab, "karena ini lucu. saya cemas, ku pikir kamu gugup karena hal yang serius. Ayo ikutlah saya..." Jodha membawa Sukanya kedepan cermin. Jodha berkata, "lihatlah dirimu dicermin, kamu cantik sekali. kamu telihat sangat polos. Semua pria yang memandang mu akan jatuh cinta padamu. Semua orang di keluarga suamimu akan menyayangimu dan kamu akan mempelajari semuanya." Sukanya balik memuji Jodha, "kamu lebih cantik dariku, kamu bahkan terlihat lebih polos dariku. saya yakin kakak ipar langsung jatuh cinta padamu pada pandangan pertama." Jodha terlihat jengah, dan coba mengalihkan pembicaraan, "Suknaya, ini adalah pernikahanmu, bersiaplah, kita bisa terlambat." Sukanya menahan Jodha, "kenapa kamu mencoba menghindar dari percakapa ini? kamu tak perlu malu di depanku. Suamimu sangat mencintaimu kan? Itulah sebabnya, meski dia bangsa mughal, tapi dia tetap menemanimu ke kuil. Beritahu saya, apa yang harus kulsayakan untuk membuat suamiku senang? Apa yang harus kulsayakan untuk membuat dia semakin mencintaiku?" Jodha dengan perasaan jengah berkata, "Sukanya, saya tak tahu soal itu." Sukanya kaget, "apa?" Jodha menerangkan, "Ya. saya tak bisa menjawab pertanyaanmu." Sukanya tertegun dan bertanya, "apa itu artinya, kamu dan raja belum.." Keduanya saling memandang, Sukanya dengan rasa tak percaya, Jodha dengan rasa jengah. Jodha mengatakan, "Sukanya, ada hubungan tertentu yang berbeda. Hubungan kami sangat rumit. Mungkin takdir yang menyatukan dua insan. Tapi sebuah hubungan akan bertahan jika kedua insan itu cocok. kamu akan menikahi keturunan rajput, budaya dan sifat mereka mirip seperti kita. kamu tidak akan menghadapi masalah. Bagaimanapun juga, jodha akbar 89raja dan saya menganut agama yang berbeda. Itulah sebabnya sifat dan pandangan kami sangat berbeda satu sama lain. Lagi pula saya belum lama menikah dengan dia. " Sukanya berkata, "kakak, saya tak tahu butuh berapa lama bagi kedua insan menjadi akrab, tapi saya percaya sepenuhnya padamu. saya yakin, jika kita bertemu kamu pasti sudah bisa memnjawab pertanyaanku itu." Jodha mengelus pipi Sukanya penuh kasih danj berkata, "dan saya yakin, kamu sekarang sudah dewasa. saya yakin kamu tahu tak ada yang boleh tahu tentang apa yang kita bicarakan." Sukanya berjanji kalau dia tak akan bilang pada siapapun. Lalu keduanya berpelukan penuh rasa haru.
Jalal menghampiri gajah kesayangannya. Dia menyapa gajah itu seolah-olah si gajah sahabatnya dan mengerti kata-katanya. Adham mengamatinya dari balik pepohonan dengan tatapan licik. Jalal berbicara dengan gajah, mengatakan kalau dia terlihat sedikit lemah. Das mengatakan kalau gajah ini sepertinya menyukai Jalal, bahkan Jalal sendiri sepertinya menyukai gajah ini. jalal berkata, "dia sangat menyayangiku. Hidupku berubah sejak dia datang." Jalal teringat ketika dia pertama kali memiliki gajah itu, dia langsung jatuh cinta padanya. Seseorang pernah mengatakan kalau Jalal sangat menyukai hewan. jalal muda menjawab kalau hewan berbeda dengan manusia, tak ada yang bisa menandingi kesetiaan mereka. jalal tersenyum mengingat kenangan itu.
Narator berkata kalau kata orang, orang hebat selalu mempunyai pikiran yang sama. Dan itu benar jika menyangkut Jalal dan Pratap. rajkumar pratap dan raja Jalal mempunyai kepribadian yang berbeda, tempat lahir berbeda, budaya dan pendidikan yang berbeda. Tapi dalam hal tertentu mereka mempunyai persamaan, mereka sama-sama menyukai hewan.
Di tempat lain, di waktu bersamaan, Pratap sedang memberi makan kuda putih kesayangannya. Didepan menterinya Pratap berkata, "hewan tidak mengerti bahasa manusia, itu sebabnya mereka tidak bisa bersumpah dan berjanji seperti kita. Tapi mereka selalu mendampingi pemiliknya apapun yang terjadi. saya sangat menyukai kuda ini, dia mengerti yang kukatakan, saya bisa bercerita apapun padanya. Di adalah teman bagi teman-temanku, dia musuh yang di tsayati oleh musuh ku." Seorang menteri memancing pratap dengan berkata, "kuharap dia bisa menyerang musuh seperti dirimu. Tempo hari kamu berhadapan dengan Jalal.." Pratap memotong kata-kata meteri itu, "itu perlu. Guru mengajariku agar saya mengenal musuhku dengan baik. Saat kamu melihat mata seseorang kamu akan tahu kekuatannya. Tapi sulit untuk memahami manusia." Menteri menyahut, "saya paham. Tapi menurutku itu bodoh, melewatkan kesempatan seperti itu. "Pratap berkata dengan tegas kalau dia belum menyerang Jalal karena dia di sini sebagai tamu, "Saat dia menantangku sebagai musuh, saya akan memberi dia pelajaran. Saat raja Rajput bersatu, tak akan ada musuh yang bisa mempertahankan dinastinya, bahkan bangsa mughal sekalipun."
jodha akbar 89aAdham masuk kekamarnya dalam keadaan sedikit mabuk. Dia melihat seorang wanita berpakaian rajvanshi dari belakang. Adham menduga itu pelayan. Dan karena ada di ruangannya, maka dia bisa melsayakan apapun padanya. Adham memeliuk wanita itu dari belakang dan berkata, "habiskan malam ini bersamsaya sayang. saya akan membayarmu, apapun yang kamu inginkan sebagai imbalannya. saya akanmemberimu emas yang sangat banyak." Javeda terlihat sangat senang. dia membalikan badan. Adham terkejut sekali, moodnya langsung hilang. Dengan polos Javeda berkata, "Ya allah, kamu sangat mencintaiku. Ini pertama kalinya kamu utarakan cintamu padsaya. Kurasa, kita harus sering meluangkan waktu keluar dari agra. Kita bisa menghabiskan waktu bersama ketika kamu sedang tidak bekerja.." Adham tertawa miring dan bertanya, "itu benar, tapi kenapa kamu berpakaian seperti ini?" Javeda bertanya, "kenapa kamu terkejut? Apakah kamu mengira saya seorang pelayan?" Adham sambil tertawa menjawab, "ya. saya kira..." javeda terkejut, "ya Allah, apakah begini kamu memperlsayakan pelayan? Apakah sikapmu terhadap mereka sama seperti padsaya? saya kesal sekali. saya akan beritahu ibu soal ini." Javeda bermaksud melangkah pergi, tapi Adham menarik tanganya dan berkata, "saya tidak mengira kamu orang lain. saya tahu itu adalah kamu Javeda, saya hanya bercanda." Javeda tetawa senang, "saya kira..." Adham menyerobot kata-kat aJaveda, "...saya memperlsayakanmu seperti pelayan?" javeda menyuruh Adham melupakan hal itu, "apa kamu bilang tadi kamu ingin menghabiskan malam bersamsaya?" Adham terlihat bingung dan mengalihkan pembicaraan. Dia bertanya siapa yang memberinya baju ini?" Javeda menjawab, "dadisa." Adham bertanya, "siapa?" javeda memberitahu Adham kalau yang meberi dia baju iniadalah dadisa, neneknya Jodha, "dadisa bilang padsaya, kalau saya cocok memakai baju ini. Dan dia benar, saat kamu melihatku, kamu tertarik padsaya." Adham tertawa terbaha-bahak.
Jalal sedang duduk di ranjang sambil mengelus keningnya dengan ujung pisau ~dalam sarungnya~ ketika Jodha datang. Jalal melihat Jodha dan berkata, "ayo, tanyalah!" Jodha heran, "bagaimana kamu bisa tahu kalau saya datang untuk menanyakan sesuatu?" Jalal menyahut, "saya sudah mengenalmu dengan baik, Jodha. kamu menemuiku hanya untuk mengeluh atau bertanya. Katakan!" Jodha mengajukan pertanyaanya, "yang mulia, akibat kamu ke kuil hari ini, bangsa mughal akan mengecammu. Mereka tidak akan setuju dengan apa yang kamu lsayakan hari ini." Jalal balik bertanya, "apakah ada yang memberitahumu kalau mereka tidak setuju dengan tindakanku?" Jodha menjawab, "tidak". Kata Jalal, "kalau begitu, tak perlu cemas. tak kan ada yang tanya padamu soal apa yang telah kulsayakan." Jodha berpikir apakah maham angga cerita semuanya pada Jalal? Tiba-tiba telinga Jodha menangkap suara yang mencurigakan. Dia segera naik ketempat tidur mendekati Jalal. Jalal melihatnya dengan heran. Jodha mengambil pisau Jalal dan menghunus di depan dadanya dengan siaga. Jodha terlihat tegang. Jalal yang tidak tahu apa maksud Jodha ikut melihat kearah yang di lihat Jodha dengan tatapn ingin tahu. Jalal bertanya,"ada apa Jodha?" Jodha memberinya isyarat agar bicara pelan. Dengan suara pelan, Jalal mengulang pertanyaanya, "ada apa ratu Johda?" Jodha berkata, "kurasa ada seseorang diluar ruangan ini." Joidha menyerahkan pisau pada Jalal dan memberi isyarat dengan mata agar Jalal memeriksanya.
Dengan penasaran, Jalal mengambil pisau itu dan turun dari tempat tidur, lalu melangkah ke arah yang di tunjuk Jodha. Jalal memeriksa keluar, Jodha bertanya, "siapa dia?" jalal menjawab kalau serombongan pasukan Amer sedang menyerangnya. Jodha segera berlari keluar. Jalal sedang bicara dengan anak-anak perempuan. jalal berkata, "kurasa saya sudah pernah bertemu kalian semua." Seorang anak menjawab, "ya. Anda bertemu kami saat anda kesini untuk menikah dengan kakak Jodha. Saat itu anda memberi kami hadiah dan manisan yang sangat banyak." Anak satu lagi berkata, "kali ini pernikahan putri sukanya, apakah kali ini anda akan berikan kami hadiah juga?" Jalal menyahut, "tentu saja. saya akan berikan hadiah apapun yang kalian inginkan. ~jalal mencubit pipi anak perempuan yang paling kecil~ Dan kamu, apa yang kamu inginkan?" Si anak menjawab, "saya kesini untuk melihatmu, saya dengar kamu orang yang pemberani dan juga tampan." Jalal tertawa senang. jodha akbar 89cJodha membuat muka dan melirik Jalal. Jalal segera menarik tangan anak-anak itu dan mengajaknya duduk di tempat tidur. JOdha duduk di sudut tempat tidur, dia berhadap-hadapan dengan Jalal. Anak-anak duduk di ranjang bersama Jalal dengan santainya. Jalal berkata, "saya akan memberi kalian hadiah yang sangat banyak, tapi sebelum itu saya akan ceritakan sebuah kisah pada kalian. Kisah tentang seorang putri yang pemarah." Jalal melirik Jodha. Jodha yang merasa tersindir mengakat wajahnya melihat jalal dengan tatapan tak terima. Anak-anak mendaulat Jalal untuk segera bercerita. Jalal menceritakan bahwa suatu hari hidup seorang putri, dia mudah sekali marah. Dia membenci warna hijau. Suatu hari putri bertemu sang raja yang sangat baik dan menawan. Jodha protes, "itu tidak benar!" Jalal melihat Jodha dan berkata, "ratu Jodha apakah kamu pernah mendengar kisah ini? Kurasa kamu yang harus melanjutkan kisah ini"
Jodha dengan jengah mengatakan kalau dia tak pernah mendengarnya. Anak-anak mendaulat Jodha untuk bercerita. Jodha melihat anak-anak dengan salah tingkah. Jalal tertawa penuh kemenangan. jalal melanjutan ceritanya. Katanya, "kemudia putri yang mudah marah itu menikah dengan sang raja yang baik dan menawan itu. lalu... ~Jodha menanti kelanjutan kata-kata Jalal, jalal melihat Jodha~ lalu putri yang kejam itu membuat hidup sang raja menderita. Dia merenggut semua kebahagiaan sang raja, dia sering mengeluh dan bertengkar, dia pernah melompat ke danau. Bahkan dia pernah membuat sang raja melawan harimau.." Jodha tertawa lepas, Jalal melihat Jodha terpesona, dia ikut tertawa. Tapi bukan Jalal kalau tidak bisa membuat Jodha geram. Sambil mendengarkan tawa Jodha, Jalal berkata pada anak-anak, "coba dengar, apa kalian bisa mendengar suara sang putri?" Seorang anak berkata kalau suara sang putri seperti malaikat. Tapi Jalal membantahnya, menyuruh anak-anak mendengarkan dengan benar dan berkata kalau suara sang putri seperti suara penyihir. Jodha langsung diam dan melihat Jalal dengan kesal. Jalal tersenyum senang. jalal melanjutkan ceritanya lagi hingga anak-anak tertidur semuanya. Menawati datang ke kamar jalal dan terkejut melihat anak-anak tidur dalam pelukan Jalal. Menawati bermaksud menyuruh anak-anak bangun dan pindah kamar. Tapi Jalal melarangnya, dia tidak keberatan tidur dengan anak-anak. Menawati bertanya, bagaimana mereka akan tidur kalau ada anak-anak. jalal berkata dia tidak masalah. Tapi kalau Jodha keberatan, dia menyuruh Jodha pindah kekamar lain. Jodha menjawab kalau dirinya tidak masalah. Akhirnya menawati pergi dan membiarkan anak-anak tidur dengan Jalal. Jodha bangkit dan membenahi selimut jalal sambil berkata, "kamu harus bersitirahat yang cukup, jika kesehatanmu terganggu, ayah akan sangat Jalal dan Maan singh sedang berlatih memanah di lapangan. Jalal memberi saran pada Maan Singh tentang cara menggunakan senjata. jalal berkata, "kamu harus menganggap senjata sebagai bagian dari tubuhmu. Senjata itu akan mengikuti pikiranmu, begitu juga dengan tanganmu. Dengan cara itu kamu akan bisa melepaskan anak panah tepat pada sasarannya. kamu boleh membidik sekarang." Maan singh segera bersiap-siap membidik sasaran, dan ketika anak panah di lepaskan tepat mengenai target. Maan singh senang. Jalal juga melepaskan anak panahnya, dan tepat mengenai sasaran. kali ini anak-anak yang melihatnya bertepuk tangan. Jalal memanggil anak-anak agar mendekat. Seorang anak berkata memuji Jalal, "apakah kamu tahu, kamu semakin terlihat tampan setiap hari. kamu seperti raja dalam kisah itu. jalal mengucapkan terima kasih.
Dari dalam istana, Jodha keluar di temani oleh pelayannya. Mereka sedang membicarakan Maham Angga. Jodha melihat jalal sedang berbicara dengan anak-anak di tempat latihan. Anak yang pling kecil meminta Jalal agar mengajarinya cara memanah. Jalal tidak keberatan. Jodha bertanya apa yang dilsayakan anak-anak di lapangan. Saat itu Jalal sedang mengajari anak yang paling kecil cara memegang busur dan melepaskan target. Maan singh berkata kalau busur lebih tinggi dari dirinya, dan menyuruhnya pergi dari lapangan dan tidak mengganggu jalal. Tapi Jalal berkata tidak apa-apa. Dia senang menghabiskan waktu bersama anak-anak. Das yang melihat keakraban jalal dan anak-anak berkata pada Maan singh, "raja tidak sekejam seperti rumor yang beredar." Maan mengiyakan dan berkata kalau orang-orang yang meciptakan kabar itu terlalu melebih-lebihkan. Jodha melihat Jalal mengajari anak-anak memanah. Dia segera meyuruh pelayannya untuk pergi duluan, nanti dia akan menyusul sambil membawa anak-anak pergi dari tempat latihan. Jodha bergegas menghampiri Jalal.
Jodha menegur Jalal karena mengajari anak yang belum cukup umur memanah, mereka bia terluka. jalal berkata kalau dia hanya menuruti keinginan anak-anak. Jodha berkata kalau anak-anak masih terlalu muda untuk memahami bahaya, "kalau mereka di bebaskan, mereka semua bisa menunggangi kuda dan pergi dari sini." jalal tertawa. Das yang mendengar kata-kata Jodha menyahutinya, "semua orang di larang mengatakan ini. kamu sendiri tidak pernah betah berada di istana ini." Jalal melihat Jodha yang langsung terdiam mendengar kata-kata Das. Maan singh menimpali, "apakah anda tahu yang mulia? Bibi Jodha dulu sering melanggar peraturan, dia selalu menunggangi kuda kalau ada kesempatan. Prajurit kami harus mengejarnya dan membawanya kembali. Dia terkenal sering membelot." Jodha menegur maan singh, "Maan singh, kamu lebih muda dari saya, kamu tidak boleh membahas hal ini dengan orang lain." Maan singh mendekati Jalal dan berbisik di telinganya, "lihat itu yang mulia, bibi Jodha suka mendominasi." jalal tertawa dan setuju, "saya tahu itu , maan singh." Melihat itu Jodha melihat maan singh dengan geram. Anak-anak memberitahu Jalal kalau Jodha sangat pandai memanah. jalal berkata, "benar? saya tidak tahu dia punya bakat ini. ~bertanya pada Jodha~ apakah itu benar, ratu Jodha?" Das yang menjawab, "benar yang mulia. Jodha biasa bangun sebelum fajar dan datang kesini untuk berlatih seni perang. Dia sangat ahli menggunakan pedang, juga memanah." Jalal berkata kalau dia sudah tahu Jodha pandai main pedang, tapi dia tidak tahu kalau Jodha juga pandai memanah. Das menyuruh Jodha menunjukan keahlian memanahnya pada Jalal. jalal menyuruh anak-anak pergi, juga maan singh. Jalal memberikan busur pada Jodha yang ragu-ragu menerimanya. Jalal juga memberinya sebuah anak panah. Jodha melihat anak panah itu tapi tidak memgambilnya. Dia berjalan ketempat penyimpanan anak panah dan mengambil 3 buah. Jodha bersiap-siap membidikan anak panahnya. Ketika tali busur di lepas, anak panah meluncur tepat pada sasaran. Anak-anak bertepuk tangan. Jodha terlihat puas. Jalal tersnyum kagum dan berkata, "Masyaallah, bagus sekali. kamu sangat berbakat, ratu Jodha. Bermain catur, menggunakan pedang, ahli membidik atau berperang. kamu benar-benar mahir dan kejam." Jodha dengan pedas membalas kata-kata Jalal, "kamu juga mahir, saat memberi perintah untuk menyiksa orang, mahir melecehkan orang dan keras kepala." Setelah berkata begitu, jodha berbalik hendak melangkah pergi, tapi busurnya terbawa. Jodha membalikkan badan dan memberikan busur itu pada Jalal baru kemudian pergi. jalal melihat kepergian Jodha sambil tersenyum dan berkata, "tidak memahami seseorang sepertinya salah satu keahliannya juga." Sinopsis Jodha Akbar episode 90
Jalal menghampiri gajah kesayangannya. Dia menyapa gajah itu seolah-olah si gajah sahabatnya dan mengerti kata-katanya. Adham mengamatinya dari balik pepohonan dengan tatapan licik. Jalal berbicara dengan gajah, mengatakan kalau dia terlihat sedikit lemah. Das mengatakan kalau gajah ini sepertinya menyukai Jalal, bahkan Jalal sendiri sepertinya menyukai gajah ini. jalal berkata, "dia sangat menyayangiku. Hidupku berubah sejak dia datang." Jalal teringat ketika dia pertama kali memiliki gajah itu, dia langsung jatuh cinta padanya. Seseorang pernah mengatakan kalau Jalal sangat menyukai hewan. jalal muda menjawab kalau hewan berbeda dengan manusia, tak ada yang bisa menandingi kesetiaan mereka. jalal tersenyum mengingat kenangan itu.
Narator berkata kalau kata orang, orang hebat selalu mempunyai pikiran yang sama. Dan itu benar jika menyangkut Jalal dan Pratap. rajkumar pratap dan raja Jalal mempunyai kepribadian yang berbeda, tempat lahir berbeda, budaya dan pendidikan yang berbeda. Tapi dalam hal tertentu mereka mempunyai persamaan, mereka sama-sama menyukai hewan.
Di tempat lain, di waktu bersamaan, Pratap sedang memberi makan kuda putih kesayangannya. Didepan menterinya Pratap berkata, "hewan tidak mengerti bahasa manusia, itu sebabnya mereka tidak bisa bersumpah dan berjanji seperti kita. Tapi mereka selalu mendampingi pemiliknya apapun yang terjadi. saya sangat menyukai kuda ini, dia mengerti yang kukatakan, saya bisa bercerita apapun padanya. Di adalah teman bagi teman-temanku, dia musuh yang di tsayati oleh musuh ku." Seorang menteri memancing pratap dengan berkata, "kuharap dia bisa menyerang musuh seperti dirimu. Tempo hari kamu berhadapan dengan Jalal.." Pratap memotong kata-kata meteri itu, "itu perlu. Guru mengajariku agar saya mengenal musuhku dengan baik. Saat kamu melihat mata seseorang kamu akan tahu kekuatannya. Tapi sulit untuk memahami manusia." Menteri menyahut, "saya paham. Tapi menurutku itu bodoh, melewatkan kesempatan seperti itu. "Pratap berkata dengan tegas kalau dia belum menyerang Jalal karena dia di sini sebagai tamu, "Saat dia menantangku sebagai musuh, saya akan memberi dia pelajaran. Saat raja Rajput bersatu, tak akan ada musuh yang bisa mempertahankan dinastinya, bahkan bangsa mughal sekalipun."
jodha akbar 89aAdham masuk kekamarnya dalam keadaan sedikit mabuk. Dia melihat seorang wanita berpakaian rajvanshi dari belakang. Adham menduga itu pelayan. Dan karena ada di ruangannya, maka dia bisa melsayakan apapun padanya. Adham memeliuk wanita itu dari belakang dan berkata, "habiskan malam ini bersamsaya sayang. saya akan membayarmu, apapun yang kamu inginkan sebagai imbalannya. saya akanmemberimu emas yang sangat banyak." Javeda terlihat sangat senang. dia membalikan badan. Adham terkejut sekali, moodnya langsung hilang. Dengan polos Javeda berkata, "Ya allah, kamu sangat mencintaiku. Ini pertama kalinya kamu utarakan cintamu padsaya. Kurasa, kita harus sering meluangkan waktu keluar dari agra. Kita bisa menghabiskan waktu bersama ketika kamu sedang tidak bekerja.." Adham tertawa miring dan bertanya, "itu benar, tapi kenapa kamu berpakaian seperti ini?" Javeda bertanya, "kenapa kamu terkejut? Apakah kamu mengira saya seorang pelayan?" Adham sambil tertawa menjawab, "ya. saya kira..." javeda terkejut, "ya Allah, apakah begini kamu memperlsayakan pelayan? Apakah sikapmu terhadap mereka sama seperti padsaya? saya kesal sekali. saya akan beritahu ibu soal ini." Javeda bermaksud melangkah pergi, tapi Adham menarik tanganya dan berkata, "saya tidak mengira kamu orang lain. saya tahu itu adalah kamu Javeda, saya hanya bercanda." Javeda tetawa senang, "saya kira..." Adham menyerobot kata-kat aJaveda, "...saya memperlsayakanmu seperti pelayan?" javeda menyuruh Adham melupakan hal itu, "apa kamu bilang tadi kamu ingin menghabiskan malam bersamsaya?" Adham terlihat bingung dan mengalihkan pembicaraan. Dia bertanya siapa yang memberinya baju ini?" Javeda menjawab, "dadisa." Adham bertanya, "siapa?" javeda memberitahu Adham kalau yang meberi dia baju iniadalah dadisa, neneknya Jodha, "dadisa bilang padsaya, kalau saya cocok memakai baju ini. Dan dia benar, saat kamu melihatku, kamu tertarik padsaya." Adham tertawa terbaha-bahak.
Jalal sedang duduk di ranjang sambil mengelus keningnya dengan ujung pisau ~dalam sarungnya~ ketika Jodha datang. Jalal melihat Jodha dan berkata, "ayo, tanyalah!" Jodha heran, "bagaimana kamu bisa tahu kalau saya datang untuk menanyakan sesuatu?" Jalal menyahut, "saya sudah mengenalmu dengan baik, Jodha. kamu menemuiku hanya untuk mengeluh atau bertanya. Katakan!" Jodha mengajukan pertanyaanya, "yang mulia, akibat kamu ke kuil hari ini, bangsa mughal akan mengecammu. Mereka tidak akan setuju dengan apa yang kamu lsayakan hari ini." Jalal balik bertanya, "apakah ada yang memberitahumu kalau mereka tidak setuju dengan tindakanku?" Jodha menjawab, "tidak". Kata Jalal, "kalau begitu, tak perlu cemas. tak kan ada yang tanya padamu soal apa yang telah kulsayakan." Jodha berpikir apakah maham angga cerita semuanya pada Jalal? Tiba-tiba telinga Jodha menangkap suara yang mencurigakan. Dia segera naik ketempat tidur mendekati Jalal. Jalal melihatnya dengan heran. Jodha mengambil pisau Jalal dan menghunus di depan dadanya dengan siaga. Jodha terlihat tegang. Jalal yang tidak tahu apa maksud Jodha ikut melihat kearah yang di lihat Jodha dengan tatapn ingin tahu. Jalal bertanya,"ada apa Jodha?" Jodha memberinya isyarat agar bicara pelan. Dengan suara pelan, Jalal mengulang pertanyaanya, "ada apa ratu Johda?" Jodha berkata, "kurasa ada seseorang diluar ruangan ini." Joidha menyerahkan pisau pada Jalal dan memberi isyarat dengan mata agar Jalal memeriksanya.
Dengan penasaran, Jalal mengambil pisau itu dan turun dari tempat tidur, lalu melangkah ke arah yang di tunjuk Jodha. Jalal memeriksa keluar, Jodha bertanya, "siapa dia?" jalal menjawab kalau serombongan pasukan Amer sedang menyerangnya. Jodha segera berlari keluar. Jalal sedang bicara dengan anak-anak perempuan. jalal berkata, "kurasa saya sudah pernah bertemu kalian semua." Seorang anak menjawab, "ya. Anda bertemu kami saat anda kesini untuk menikah dengan kakak Jodha. Saat itu anda memberi kami hadiah dan manisan yang sangat banyak." Anak satu lagi berkata, "kali ini pernikahan putri sukanya, apakah kali ini anda akan berikan kami hadiah juga?" Jalal menyahut, "tentu saja. saya akan berikan hadiah apapun yang kalian inginkan. ~jalal mencubit pipi anak perempuan yang paling kecil~ Dan kamu, apa yang kamu inginkan?" Si anak menjawab, "saya kesini untuk melihatmu, saya dengar kamu orang yang pemberani dan juga tampan." Jalal tertawa senang. jodha akbar 89cJodha membuat muka dan melirik Jalal. Jalal segera menarik tangan anak-anak itu dan mengajaknya duduk di tempat tidur. JOdha duduk di sudut tempat tidur, dia berhadap-hadapan dengan Jalal. Anak-anak duduk di ranjang bersama Jalal dengan santainya. Jalal berkata, "saya akan memberi kalian hadiah yang sangat banyak, tapi sebelum itu saya akan ceritakan sebuah kisah pada kalian. Kisah tentang seorang putri yang pemarah." Jalal melirik Jodha. Jodha yang merasa tersindir mengakat wajahnya melihat jalal dengan tatapan tak terima. Anak-anak mendaulat Jalal untuk segera bercerita. Jalal menceritakan bahwa suatu hari hidup seorang putri, dia mudah sekali marah. Dia membenci warna hijau. Suatu hari putri bertemu sang raja yang sangat baik dan menawan. Jodha protes, "itu tidak benar!" Jalal melihat Jodha dan berkata, "ratu Jodha apakah kamu pernah mendengar kisah ini? Kurasa kamu yang harus melanjutkan kisah ini"
Jodha dengan jengah mengatakan kalau dia tak pernah mendengarnya. Anak-anak mendaulat Jodha untuk bercerita. Jodha melihat anak-anak dengan salah tingkah. Jalal tertawa penuh kemenangan. jalal melanjutan ceritanya. Katanya, "kemudia putri yang mudah marah itu menikah dengan sang raja yang baik dan menawan itu. lalu... ~Jodha menanti kelanjutan kata-kata Jalal, jalal melihat Jodha~ lalu putri yang kejam itu membuat hidup sang raja menderita. Dia merenggut semua kebahagiaan sang raja, dia sering mengeluh dan bertengkar, dia pernah melompat ke danau. Bahkan dia pernah membuat sang raja melawan harimau.." Jodha tertawa lepas, Jalal melihat Jodha terpesona, dia ikut tertawa. Tapi bukan Jalal kalau tidak bisa membuat Jodha geram. Sambil mendengarkan tawa Jodha, Jalal berkata pada anak-anak, "coba dengar, apa kalian bisa mendengar suara sang putri?" Seorang anak berkata kalau suara sang putri seperti malaikat. Tapi Jalal membantahnya, menyuruh anak-anak mendengarkan dengan benar dan berkata kalau suara sang putri seperti suara penyihir. Jodha langsung diam dan melihat Jalal dengan kesal. Jalal tersenyum senang. jalal melanjutkan ceritanya lagi hingga anak-anak tertidur semuanya. Menawati datang ke kamar jalal dan terkejut melihat anak-anak tidur dalam pelukan Jalal. Menawati bermaksud menyuruh anak-anak bangun dan pindah kamar. Tapi Jalal melarangnya, dia tidak keberatan tidur dengan anak-anak. Menawati bertanya, bagaimana mereka akan tidur kalau ada anak-anak. jalal berkata dia tidak masalah. Tapi kalau Jodha keberatan, dia menyuruh Jodha pindah kekamar lain. Jodha menjawab kalau dirinya tidak masalah. Akhirnya menawati pergi dan membiarkan anak-anak tidur dengan Jalal. Jodha bangkit dan membenahi selimut jalal sambil berkata, "kamu harus bersitirahat yang cukup, jika kesehatanmu terganggu, ayah akan sangat Jalal dan Maan singh sedang berlatih memanah di lapangan. Jalal memberi saran pada Maan Singh tentang cara menggunakan senjata. jalal berkata, "kamu harus menganggap senjata sebagai bagian dari tubuhmu. Senjata itu akan mengikuti pikiranmu, begitu juga dengan tanganmu. Dengan cara itu kamu akan bisa melepaskan anak panah tepat pada sasarannya. kamu boleh membidik sekarang." Maan singh segera bersiap-siap membidik sasaran, dan ketika anak panah di lepaskan tepat mengenai target. Maan singh senang. Jalal juga melepaskan anak panahnya, dan tepat mengenai sasaran. kali ini anak-anak yang melihatnya bertepuk tangan. Jalal memanggil anak-anak agar mendekat. Seorang anak berkata memuji Jalal, "apakah kamu tahu, kamu semakin terlihat tampan setiap hari. kamu seperti raja dalam kisah itu. jalal mengucapkan terima kasih.
Dari dalam istana, Jodha keluar di temani oleh pelayannya. Mereka sedang membicarakan Maham Angga. Jodha melihat jalal sedang berbicara dengan anak-anak di tempat latihan. Anak yang pling kecil meminta Jalal agar mengajarinya cara memanah. Jalal tidak keberatan. Jodha bertanya apa yang dilsayakan anak-anak di lapangan. Saat itu Jalal sedang mengajari anak yang paling kecil cara memegang busur dan melepaskan target. Maan singh berkata kalau busur lebih tinggi dari dirinya, dan menyuruhnya pergi dari lapangan dan tidak mengganggu jalal. Tapi Jalal berkata tidak apa-apa. Dia senang menghabiskan waktu bersama anak-anak. Das yang melihat keakraban jalal dan anak-anak berkata pada Maan singh, "raja tidak sekejam seperti rumor yang beredar." Maan mengiyakan dan berkata kalau orang-orang yang meciptakan kabar itu terlalu melebih-lebihkan. Jodha melihat Jalal mengajari anak-anak memanah. Dia segera meyuruh pelayannya untuk pergi duluan, nanti dia akan menyusul sambil membawa anak-anak pergi dari tempat latihan. Jodha bergegas menghampiri Jalal.
Jodha menegur Jalal karena mengajari anak yang belum cukup umur memanah, mereka bia terluka. jalal berkata kalau dia hanya menuruti keinginan anak-anak. Jodha berkata kalau anak-anak masih terlalu muda untuk memahami bahaya, "kalau mereka di bebaskan, mereka semua bisa menunggangi kuda dan pergi dari sini." jalal tertawa. Das yang mendengar kata-kata Jodha menyahutinya, "semua orang di larang mengatakan ini. kamu sendiri tidak pernah betah berada di istana ini." Jalal melihat Jodha yang langsung terdiam mendengar kata-kata Das. Maan singh menimpali, "apakah anda tahu yang mulia? Bibi Jodha dulu sering melanggar peraturan, dia selalu menunggangi kuda kalau ada kesempatan. Prajurit kami harus mengejarnya dan membawanya kembali. Dia terkenal sering membelot." Jodha menegur maan singh, "Maan singh, kamu lebih muda dari saya, kamu tidak boleh membahas hal ini dengan orang lain." Maan singh mendekati Jalal dan berbisik di telinganya, "lihat itu yang mulia, bibi Jodha suka mendominasi." jalal tertawa dan setuju, "saya tahu itu , maan singh." Melihat itu Jodha melihat maan singh dengan geram. Anak-anak memberitahu Jalal kalau Jodha sangat pandai memanah. jalal berkata, "benar? saya tidak tahu dia punya bakat ini. ~bertanya pada Jodha~ apakah itu benar, ratu Jodha?" Das yang menjawab, "benar yang mulia. Jodha biasa bangun sebelum fajar dan datang kesini untuk berlatih seni perang. Dia sangat ahli menggunakan pedang, juga memanah." Jalal berkata kalau dia sudah tahu Jodha pandai main pedang, tapi dia tidak tahu kalau Jodha juga pandai memanah. Das menyuruh Jodha menunjukan keahlian memanahnya pada Jalal. jalal menyuruh anak-anak pergi, juga maan singh. Jalal memberikan busur pada Jodha yang ragu-ragu menerimanya. Jalal juga memberinya sebuah anak panah. Jodha melihat anak panah itu tapi tidak memgambilnya. Dia berjalan ketempat penyimpanan anak panah dan mengambil 3 buah. Jodha bersiap-siap membidikan anak panahnya. Ketika tali busur di lepas, anak panah meluncur tepat pada sasaran. Anak-anak bertepuk tangan. Jodha terlihat puas. Jalal tersnyum kagum dan berkata, "Masyaallah, bagus sekali. kamu sangat berbakat, ratu Jodha. Bermain catur, menggunakan pedang, ahli membidik atau berperang. kamu benar-benar mahir dan kejam." Jodha dengan pedas membalas kata-kata Jalal, "kamu juga mahir, saat memberi perintah untuk menyiksa orang, mahir melecehkan orang dan keras kepala." Setelah berkata begitu, jodha berbalik hendak melangkah pergi, tapi busurnya terbawa. Jodha membalikkan badan dan memberikan busur itu pada Jalal baru kemudian pergi. jalal melihat kepergian Jodha sambil tersenyum dan berkata, "tidak memahami seseorang sepertinya salah satu keahliannya juga." Sinopsis Jodha Akbar episode 90