Sinopsis Jodha Akbar ANTV Episode 362. Salim sedang memberikan air pada luka ditubuh merpati dan mengatakan "saya akan mengobati kamu" , gak berapa lama kemudian muncul anak anak lainnya ( yang dipanggil dengan nama Murad dan temannya) datang .
“Heiii .. Kembalikan ! itu adalah merpatiku ! saya yang memburunya tadi !” ujar Murad, “kau seharusnya tidak melakukan hal seperti itu, itu salah .lihat betapa lucunya dia” kata Salim ,
“Sudah ! bawa kesini merpatinya !” kata Murad lagi, “Tidak ! saya yang menyelematkannya, saya tidak akan memberikannya ke kau !” ujar Salim lantang, akhirnya mereka berdua Salim dan Murad terlibat perkelahian yang cukup sengit, mereka berdua saling memukul satu sama lain sampai akhirnya beberapa parajurit datang dan memisahkan mereka, lalu kata Murad : “Baiklah ! sekarang kita pergi ke ayah ! dia yang akan memutuskan hal ini !”
Saat itu ..Jalal sedang berlatih pedang dengan seseorang, keduanya berkelahi dengan menggunakan dua pedang, lawan main Jalal berhasil menyudutkan Jalal, “Bagus Khanekhana (mungkin panggilan utk Rahim dewasa) ! saya senang mendapatkan pelajaran dari kau !” ujar Jalal .
Lalu mereka menghentikan pertarungan dan beristirahat sebentar .
“Rahim .jangan berfikir menggunakan hati ketika kau sedang berada dalam peperangan !” ujar Jalal lagi, Rahim mencoba mendengarkan dengan seksama ilmu yang diajarkan oleh ayah angkatnya ini.
gak berapa lama kemudian Salim dan Murad beserta anak anak yang lain datang menemui mereka .. saat itu Salim membawa merpati yang terluka tadi
“Ayah ! Murad telah memburu merpati ini dan saya telah menyelamatkannya jadi merpati ini adalah milikku, bukan begitu kan ayah ?” kata Salim
“Heiii .. Kembalikan ! itu adalah merpatiku ! saya yang memburunya tadi !” ujar Murad, “kau seharusnya tidak melakukan hal seperti itu, itu salah .lihat betapa lucunya dia” kata Salim ,
“Sudah ! bawa kesini merpatinya !” kata Murad lagi, “Tidak ! saya yang menyelematkannya, saya tidak akan memberikannya ke kau !” ujar Salim lantang, akhirnya mereka berdua Salim dan Murad terlibat perkelahian yang cukup sengit, mereka berdua saling memukul satu sama lain sampai akhirnya beberapa parajurit datang dan memisahkan mereka, lalu kata Murad : “Baiklah ! sekarang kita pergi ke ayah ! dia yang akan memutuskan hal ini !”
Saat itu ..Jalal sedang berlatih pedang dengan seseorang, keduanya berkelahi dengan menggunakan dua pedang, lawan main Jalal berhasil menyudutkan Jalal, “Bagus Khanekhana (mungkin panggilan utk Rahim dewasa) ! saya senang mendapatkan pelajaran dari kau !” ujar Jalal .
Lalu mereka menghentikan pertarungan dan beristirahat sebentar .
“Rahim .jangan berfikir menggunakan hati ketika kau sedang berada dalam peperangan !” ujar Jalal lagi, Rahim mencoba mendengarkan dengan seksama ilmu yang diajarkan oleh ayah angkatnya ini.
gak berapa lama kemudian Salim dan Murad beserta anak anak yang lain datang menemui mereka .. saat itu Salim membawa merpati yang terluka tadi
“Ayah ! Murad telah memburu merpati ini dan saya telah menyelamatkannya jadi merpati ini adalah milikku, bukan begitu kan ayah ?” kata Salim
Melihat anak anaknya menghadap meminta keadilan padanya, Jalal lalu mengajak mereka untuk berkumpul disebuah tenda dan Jalal mencoba mendengarkan keluhan mereka .
“Kata ibu .kita tidak boleh memukul hewan, iya kan Ayah ?” ujar Salim lagi,
“tetetapi ayah juga suka berburu, iya kan ?” bela Murad .persis saat itu Jodha dan para pelayannya datang menemui mereka sambil membawa nampan parsad .
“Oooo .saya tau permasalahannya, Murad telah memburu merpati ini dan Salim telah menyelamatkannya, betul begitu ? nah .bagaimanapun juga seorang penyelamat itu lebih baik daripada seorang pemburu, jadi .merpati itu milik Salim” kata Jalal tetetapi begitu mendengar jawaban Jalal, Murad dan Adam langsung cemberut .
kemudian Jodha ikut menimpali “Kalian berdua ini saudara jadi kalian berdua tidak boleh saling berkelahi, seharusnya kalian berdua saling mencintai satu sama lain” kata Jodha sambil memberikan ‘parsad’ (persembahan) ke mereka semua satu per satu dan mereka langsung memakannya, kemudian Jodha juga memberikan ‘parsad’ ke Jalal dan Jalalpun memakannya, lalu anak anak pamit dari hadapan Jalal, waktu Salim mau beranjak pergi .
“Salim .kenapa kau bermain lumpur ?” tanya Jodha .“Biarkan .dia kan anak anak lagipula hari ini kan ulang tahun kakek Humayun, saya ingin memberikan sedekah untuk fakir miskin, nanti kita akan mengadakan perayaan “ ujarnya sambil berlalu dari sana, dan Jodha langsung menoleh ke anaknya “Salim .kau harus mandi sekarang !” kata Jodha, “Yaa ibuuu .sekarang ??” tanya Salim, “Iyaaa .sekarang ! ayo !” ujar Jodha sambil menggandeng tangan Salim
Saat itu Murad menemui Salima (Murad adalah anak angkat Salima) .“Ibuuu .kenapa ayah selalu selalu menolong Salim ? saya benci sama Salim !” kata Murad, “Heiii .kau itu yang salah, ayah benar, seorang penyelamat lebih baik dari pada seorang pemburu, Salim adalah kakak kamu, kau seharusnya menghormatinya” kata Salima,
“tetetapi saya kan juga anak ayah” ujar Murad .“Iyaaa .tetetapi Salim adalah pewaris tahta kerajaan Mughal, dialah nantinya yang akan menjadi seorang raja, kau sudah sepantasnya menghormati dia” kata Salima lagi, “saya yang memburu merpati itu seharusnya merpati itu adalah milikku, saya tidak melakukan kesalahan apa apa, ibu .“ kata Murad lagi , “kau ini .apa kau tidak dengar apa yang dikatakan ayah tadi ?” tanya Salima
Sementara itu didalam kamar mandi kerajaan, Jodha sedang memandikan Salim .“kau seharusnya bisa memberikan pengertian ke Murad, sayang .tetetapi tidak dengan berkelahi dengannya, kau seharusnya berbicara dengannya, dia adalah adik kamu, kau seharusnya tidak mengajaknya berkelahi” ujar Jodha, “Ibuuu .merpati itu bisa mati kalo saya ngobrol sama Murad” bela Salim
Dikamar Javeda, anak laki laki Javeda dan Adam almarhum datang menemuinya, “Ibuuu .Yang Mulia juga telah membunuh banyak merpati tetetapi kenapa dia mengatakan seorang penyelamat itu lebih baik ? saya pernah melihat kepala singa didalam kamarnya, Yang Mulia tidak adil !” katanya ,
“Heiii ,,, tidak baik berbicara seperti itu, nak .“ , “Kenapa tidak ? saya tahu siapa itu Yang Mulia, dialah yang telah membunuh ayahku, dia juga yang telah memasukan nenekku ke penjara, dia sekarang melawan saya !” kata Adam persis pada saat itu sebuah tamparan Javeda mendarat tepat di pipinya “ Cukup ! jangan katakan itu lagi , ibu tidak suka !” ujar Javeda
Jodha sedang siap berdandan dikamarnya dibantu oleh Shamshad dan Zakira .“Hari ini adalah ulang tahun Raja Humayun almarhum jadi Mariam Uz Zamani harus kelihatan cantik dan menarik” kata Zakira .gak lama kemudian Jalal datang menemui mereka “kau sudah siap, Ratu Jodha” tanya Jalal , “Iyaa .saya sudah siap, Yang Mulia” jawab Jodha, para pelayanpun berlalu dari hadapan mereka
lalu Jalal memandang istrinya yang cantik itu melalui cermin rias “Rasanya ada yang kurang .“ kata Jalal, “Apa ? ada yang kurang ?” tanya Jodha, lalu Jalal menaruhkan sebuah titik hitam dibelakang telinga Jodha “Semoga selalu dilindungi” ujar Jalal , “Heiii .mana Salim ? apakah dia belum siap ?” tanya Jalal,
“Iyaaa .dia belum siap” jawab Jodha, “Itulah anakku ! saya kagum ketika dia menyelamatkan merpati tadi, dia memang anakku” ujar Jalal , “Ooooh .lalu kalau dia nakal, dia adalah anakku iiya ?? sedangkan kalo dia berbuat kebaikan, dia adalah anakmu” gerutu Jodha .
“Dia sama seperti aku” kata Jalal, “Oooh yaa ? hari ini dia sudah menunjukkan sifat sifat yang sama seperti aku, Yang Mulia . dan saya punya 3 alasan untuk membuktikannya, pertama .dia berfikir menggunakan hati sama seperti aku, kedua .dulu waktu di Amer, saya juga menyelamatkan seekor merpati, ketiga .dulu waktu kau dan Ratu Rukayah mau membunuh seekor rusa di hutan, saya juga yang menyelamatkannya dengan membuat api dihutan” kata Jodha .
“Baiklah .saya menyerah kau memang benar, saya terima, dia memang seperti kamu, sekarang kau senang kan ?” goda Jalal sambil tersenyum, Jodhapun tersenyum bahagia.
Tidak berapa lama kemudian .Rukayah datang bersama pelayannya Hoshiyar dan Reesham menemui Jodha dan Jalal . “Dimana Salim, Ratu Jodha ? saya sudah menyiapkan baju yang special dan perhiasan yang indah buat dia” kata Rukayah .lalu Salim datang menemui mereka “Ibuuu .lihat saya kelihatan tampan mengenakan baju yang kau berikan ini, ini adalah warna kesukaanku” kata Salim, Jodha dan Jalal hanya tersenyum bahagia melihat anak mereka, sedangkan Rukayah masih berdiri diam mematung melihat kebahagiaan mereka.
“Salim .kau juga akan menyukai baju yang diberikan oleh ibu Rukayah, ayooo bilang terima kasih sama ibu Rukayah” ujar Jodha , “Tidak ! saya cuma mau mengenakan yang ini saja ! ini adalah warna kesukaanku” kata Salim lagi .Sementara itu Jalal hanya bisa tersenyum bahagia melihat ulah anaknya dan Rukayah hanya bisa diam memperhatikan Salim, sedangkan Jodha kurang enak hati melihat kelakuan anaknya seperti itu
“Baiklah .kalo Salim bahagia, saya juga bahagia, Salim kelihatan tampan sekali hari ini, dia adalah putra mahkota . jadi dia bisa berbuat sesuka hatinya” ujar Rukayah,
kemudian Rukayah menyuruh Hoshiyar untuk menaruh baju pemberiannya di sudut ruangan dan mencium pipi Salim sambil mengatakan “Semoga selalu dilindungi” ujar Rukayah sambil pamitan dan berlalu dari sana, Jodha dan Jalal hanya tersenyum melihat mereka Dikamar Ibu Ratu Hamida .
Ibu Ratu Hamida sedang berdoa untuk almarhum Raja Humayun, setelah selesai berdoa Salima datang menemuinya “Ini adalah perayaan dimana Salim akan memberikan sedekah untuk para fakir miskin, ibuu .” kata Salima, “Iyaa, lalu dimana Pangeran Salim ??” tanya Hamida tepat pada saat itu Salim datang ke sana dan memeluk neneknya .sementara Jodha mengikutinya dari belakang.
“saya disini Dadijaan (nenek) .saya tampan tidak ?” tanya Salim , “Hmm .kau tampan sekali sayang” ujar Hamida sambil menitikkan air mata, “Kenapa kau menangis nenek ? katakan padsaya apakah ada seseorang yang menyakiti nenek ? saya akan menghukumnya” ujar Salim,
“Ketika cucuku bersamsaya tidak ada seseorangpun yang akan melukai aku, sayang” ujar Hamida, kemudian Salim duduk di pangkuan Hamida sambil mengusap air mata dipipi Hamida .“saya tahu .kau pasti sangat merindukan kakek, jangan khawatir .saya akan menikahimu kalo saya besar nanti” ujar Salim,
Salima dan Jodha yang ada disana tertawa mendengarkan percakapan cucu dan neneknya .“kau tidak bisa menikahiku, sayang” ujar Hamida lagi .“Kenapa tidak ? kalo ayah bisa menikahi ibukku maka saya bisa menikahi ibunya ayah juga” kata Salim polos, “Sayang .seorang cucu tidak boleh menikahi neneknya” ujar Hamida ,
kemudian Salim bertanya ke Jodha, “Ibuu .kau selalu bilang kalo seorang istri harus membuatkan makanan untuk suaminya, dan nenek sering melakukannya untukku jadi kenapa saya tidak bisa menikahinya ?” tanya Salim, “Salim .jangan berkata seperti itu sama nenek” kata Jodha, “Salim .kelak nanti kalo kau sudah besar ketika kau siap untuk menikah, mungkin nenek sudah meninggalkan dunia ini” kata Hamida, “Tidaak !!! saya tidak akan membiarkanmu pergi, nenek” kata Salim sambil memeluk Hamida erat erat.
Salim sedang duduk di salah satu timbangan, di sisi lain timbangan terdapat banyak sekali emas yang sesuai dengan berat tubuhnya, Murad dan Adam sangat cemburu melihatnya. “Ibu saya juga ingin seperti Salim” kata Murad, “Sekarang giliran Salim terlebih dulu, nak” kata Salima,
kemudian kepingan emas terakhir diberikan oleh Jalal , Jodha dan Rukayah dan timbangan tersebutpun bergerak, lalu Jalal menyuruh Maan Sigh dan Rahim untuk menemani Salim untuk memberikan emas tersebut ke fakir miskin, merekapun setuju.
Salim sedang bersama Maan Sigh dan Rahim, dia menyentuh benda benda tersebut dan memberikannya ke fakir miskin, sesaat kemudian Salim mendengar ada sebuah alunan music yang menarik hatinya dan dia berbalik ingin melihatnya, kemudian Salim menuju ke arah suara tersebut berasal, Rahim mengawalnya dibelakang.
Salim terus mengikuti alunan music tersebut “kau mau kemana, Pangeran ?” tanya Rahim, “saya cuma ingin tahu dari mana alunan music ini berasal, Rahim” kata Salim, “Baiklah .saya akan berjaga disini” kata Rahim, kemudian Salim masuk ke sebuah ruangan dan menemukan banyak anak anak perempuan yang sedang belajar menari klasik ‘Kathak’, dan matanya lansung tertuju pada seorang anak perempuan yang sedang menari, Salim sangat senang melihatnya menari .
SELANJUTNYA
Sinopsis Jodha Akbar episode 363
“Kata ibu .kita tidak boleh memukul hewan, iya kan Ayah ?” ujar Salim lagi,
“tetetapi ayah juga suka berburu, iya kan ?” bela Murad .persis saat itu Jodha dan para pelayannya datang menemui mereka sambil membawa nampan parsad .
“Oooo .saya tau permasalahannya, Murad telah memburu merpati ini dan Salim telah menyelamatkannya, betul begitu ? nah .bagaimanapun juga seorang penyelamat itu lebih baik daripada seorang pemburu, jadi .merpati itu milik Salim” kata Jalal tetetapi begitu mendengar jawaban Jalal, Murad dan Adam langsung cemberut .
kemudian Jodha ikut menimpali “Kalian berdua ini saudara jadi kalian berdua tidak boleh saling berkelahi, seharusnya kalian berdua saling mencintai satu sama lain” kata Jodha sambil memberikan ‘parsad’ (persembahan) ke mereka semua satu per satu dan mereka langsung memakannya, kemudian Jodha juga memberikan ‘parsad’ ke Jalal dan Jalalpun memakannya, lalu anak anak pamit dari hadapan Jalal, waktu Salim mau beranjak pergi .
“Salim .kenapa kau bermain lumpur ?” tanya Jodha .“Biarkan .dia kan anak anak lagipula hari ini kan ulang tahun kakek Humayun, saya ingin memberikan sedekah untuk fakir miskin, nanti kita akan mengadakan perayaan “ ujarnya sambil berlalu dari sana, dan Jodha langsung menoleh ke anaknya “Salim .kau harus mandi sekarang !” kata Jodha, “Yaa ibuuu .sekarang ??” tanya Salim, “Iyaaa .sekarang ! ayo !” ujar Jodha sambil menggandeng tangan Salim
Saat itu Murad menemui Salima (Murad adalah anak angkat Salima) .“Ibuuu .kenapa ayah selalu selalu menolong Salim ? saya benci sama Salim !” kata Murad, “Heiii .kau itu yang salah, ayah benar, seorang penyelamat lebih baik dari pada seorang pemburu, Salim adalah kakak kamu, kau seharusnya menghormatinya” kata Salima,
“tetetapi saya kan juga anak ayah” ujar Murad .“Iyaaa .tetetapi Salim adalah pewaris tahta kerajaan Mughal, dialah nantinya yang akan menjadi seorang raja, kau sudah sepantasnya menghormati dia” kata Salima lagi, “saya yang memburu merpati itu seharusnya merpati itu adalah milikku, saya tidak melakukan kesalahan apa apa, ibu .“ kata Murad lagi , “kau ini .apa kau tidak dengar apa yang dikatakan ayah tadi ?” tanya Salima
Sementara itu didalam kamar mandi kerajaan, Jodha sedang memandikan Salim .“kau seharusnya bisa memberikan pengertian ke Murad, sayang .tetetapi tidak dengan berkelahi dengannya, kau seharusnya berbicara dengannya, dia adalah adik kamu, kau seharusnya tidak mengajaknya berkelahi” ujar Jodha, “Ibuuu .merpati itu bisa mati kalo saya ngobrol sama Murad” bela Salim
Dikamar Javeda, anak laki laki Javeda dan Adam almarhum datang menemuinya, “Ibuuu .Yang Mulia juga telah membunuh banyak merpati tetetapi kenapa dia mengatakan seorang penyelamat itu lebih baik ? saya pernah melihat kepala singa didalam kamarnya, Yang Mulia tidak adil !” katanya ,
“Heiii ,,, tidak baik berbicara seperti itu, nak .“ , “Kenapa tidak ? saya tahu siapa itu Yang Mulia, dialah yang telah membunuh ayahku, dia juga yang telah memasukan nenekku ke penjara, dia sekarang melawan saya !” kata Adam persis pada saat itu sebuah tamparan Javeda mendarat tepat di pipinya “ Cukup ! jangan katakan itu lagi , ibu tidak suka !” ujar Javeda
Jodha sedang siap berdandan dikamarnya dibantu oleh Shamshad dan Zakira .“Hari ini adalah ulang tahun Raja Humayun almarhum jadi Mariam Uz Zamani harus kelihatan cantik dan menarik” kata Zakira .gak lama kemudian Jalal datang menemui mereka “kau sudah siap, Ratu Jodha” tanya Jalal , “Iyaa .saya sudah siap, Yang Mulia” jawab Jodha, para pelayanpun berlalu dari hadapan mereka
lalu Jalal memandang istrinya yang cantik itu melalui cermin rias “Rasanya ada yang kurang .“ kata Jalal, “Apa ? ada yang kurang ?” tanya Jodha, lalu Jalal menaruhkan sebuah titik hitam dibelakang telinga Jodha “Semoga selalu dilindungi” ujar Jalal , “Heiii .mana Salim ? apakah dia belum siap ?” tanya Jalal,
“Iyaaa .dia belum siap” jawab Jodha, “Itulah anakku ! saya kagum ketika dia menyelamatkan merpati tadi, dia memang anakku” ujar Jalal , “Ooooh .lalu kalau dia nakal, dia adalah anakku iiya ?? sedangkan kalo dia berbuat kebaikan, dia adalah anakmu” gerutu Jodha .
“Dia sama seperti aku” kata Jalal, “Oooh yaa ? hari ini dia sudah menunjukkan sifat sifat yang sama seperti aku, Yang Mulia . dan saya punya 3 alasan untuk membuktikannya, pertama .dia berfikir menggunakan hati sama seperti aku, kedua .dulu waktu di Amer, saya juga menyelamatkan seekor merpati, ketiga .dulu waktu kau dan Ratu Rukayah mau membunuh seekor rusa di hutan, saya juga yang menyelamatkannya dengan membuat api dihutan” kata Jodha .
“Baiklah .saya menyerah kau memang benar, saya terima, dia memang seperti kamu, sekarang kau senang kan ?” goda Jalal sambil tersenyum, Jodhapun tersenyum bahagia.
Tidak berapa lama kemudian .Rukayah datang bersama pelayannya Hoshiyar dan Reesham menemui Jodha dan Jalal . “Dimana Salim, Ratu Jodha ? saya sudah menyiapkan baju yang special dan perhiasan yang indah buat dia” kata Rukayah .lalu Salim datang menemui mereka “Ibuuu .lihat saya kelihatan tampan mengenakan baju yang kau berikan ini, ini adalah warna kesukaanku” kata Salim, Jodha dan Jalal hanya tersenyum bahagia melihat anak mereka, sedangkan Rukayah masih berdiri diam mematung melihat kebahagiaan mereka.
“Salim .kau juga akan menyukai baju yang diberikan oleh ibu Rukayah, ayooo bilang terima kasih sama ibu Rukayah” ujar Jodha , “Tidak ! saya cuma mau mengenakan yang ini saja ! ini adalah warna kesukaanku” kata Salim lagi .Sementara itu Jalal hanya bisa tersenyum bahagia melihat ulah anaknya dan Rukayah hanya bisa diam memperhatikan Salim, sedangkan Jodha kurang enak hati melihat kelakuan anaknya seperti itu
“Baiklah .kalo Salim bahagia, saya juga bahagia, Salim kelihatan tampan sekali hari ini, dia adalah putra mahkota . jadi dia bisa berbuat sesuka hatinya” ujar Rukayah,
kemudian Rukayah menyuruh Hoshiyar untuk menaruh baju pemberiannya di sudut ruangan dan mencium pipi Salim sambil mengatakan “Semoga selalu dilindungi” ujar Rukayah sambil pamitan dan berlalu dari sana, Jodha dan Jalal hanya tersenyum melihat mereka Dikamar Ibu Ratu Hamida .
Ibu Ratu Hamida sedang berdoa untuk almarhum Raja Humayun, setelah selesai berdoa Salima datang menemuinya “Ini adalah perayaan dimana Salim akan memberikan sedekah untuk para fakir miskin, ibuu .” kata Salima, “Iyaa, lalu dimana Pangeran Salim ??” tanya Hamida tepat pada saat itu Salim datang ke sana dan memeluk neneknya .sementara Jodha mengikutinya dari belakang.
“saya disini Dadijaan (nenek) .saya tampan tidak ?” tanya Salim , “Hmm .kau tampan sekali sayang” ujar Hamida sambil menitikkan air mata, “Kenapa kau menangis nenek ? katakan padsaya apakah ada seseorang yang menyakiti nenek ? saya akan menghukumnya” ujar Salim,
“Ketika cucuku bersamsaya tidak ada seseorangpun yang akan melukai aku, sayang” ujar Hamida, kemudian Salim duduk di pangkuan Hamida sambil mengusap air mata dipipi Hamida .“saya tahu .kau pasti sangat merindukan kakek, jangan khawatir .saya akan menikahimu kalo saya besar nanti” ujar Salim,
Salima dan Jodha yang ada disana tertawa mendengarkan percakapan cucu dan neneknya .“kau tidak bisa menikahiku, sayang” ujar Hamida lagi .“Kenapa tidak ? kalo ayah bisa menikahi ibukku maka saya bisa menikahi ibunya ayah juga” kata Salim polos, “Sayang .seorang cucu tidak boleh menikahi neneknya” ujar Hamida ,
kemudian Salim bertanya ke Jodha, “Ibuu .kau selalu bilang kalo seorang istri harus membuatkan makanan untuk suaminya, dan nenek sering melakukannya untukku jadi kenapa saya tidak bisa menikahinya ?” tanya Salim, “Salim .jangan berkata seperti itu sama nenek” kata Jodha, “Salim .kelak nanti kalo kau sudah besar ketika kau siap untuk menikah, mungkin nenek sudah meninggalkan dunia ini” kata Hamida, “Tidaak !!! saya tidak akan membiarkanmu pergi, nenek” kata Salim sambil memeluk Hamida erat erat.
Salim sedang duduk di salah satu timbangan, di sisi lain timbangan terdapat banyak sekali emas yang sesuai dengan berat tubuhnya, Murad dan Adam sangat cemburu melihatnya. “Ibu saya juga ingin seperti Salim” kata Murad, “Sekarang giliran Salim terlebih dulu, nak” kata Salima,
kemudian kepingan emas terakhir diberikan oleh Jalal , Jodha dan Rukayah dan timbangan tersebutpun bergerak, lalu Jalal menyuruh Maan Sigh dan Rahim untuk menemani Salim untuk memberikan emas tersebut ke fakir miskin, merekapun setuju.
Salim sedang bersama Maan Sigh dan Rahim, dia menyentuh benda benda tersebut dan memberikannya ke fakir miskin, sesaat kemudian Salim mendengar ada sebuah alunan music yang menarik hatinya dan dia berbalik ingin melihatnya, kemudian Salim menuju ke arah suara tersebut berasal, Rahim mengawalnya dibelakang.
Salim terus mengikuti alunan music tersebut “kau mau kemana, Pangeran ?” tanya Rahim, “saya cuma ingin tahu dari mana alunan music ini berasal, Rahim” kata Salim, “Baiklah .saya akan berjaga disini” kata Rahim, kemudian Salim masuk ke sebuah ruangan dan menemukan banyak anak anak perempuan yang sedang belajar menari klasik ‘Kathak’, dan matanya lansung tertuju pada seorang anak perempuan yang sedang menari, Salim sangat senang melihatnya menari .
SELANJUTNYA
Sinopsis Jodha Akbar episode 363